Anda di halaman 1dari 23

Volume ….. No…..

ISSN :

JURNAL
GLOBAL MEDIKA
THE JOURNAL OF ACTUALITY

JURNAL VOL 1 NO 1 HAL. Denpasar ISSN :


GLOBAL Januari 2011
MEDIKA
Volume …. No. ISSN :

JURNAL GLOBAL MEDIKA

THE JURNAL OF ACTUALITY

SUSUNA DEWAN PENYUNTING JURNAL GLOBAL MEDIKA

Penanggung Jawab
Ketua Stikes Wira Medika PPNI Bali

KETUA PENYUNTING
I Ketut Suarja

WAKIL KETUA PENYUNTING


Ni Nyoman Guna Hariati

PENYUNTING AHLI
AA Sudewa Jelantik

I Gusti Lanang Rudiarta

Ni Made Nursari

Ni Wayan Mulati

PENYUNTING PELAKSANA
Adreng Pamungkas

Ir. Made Sudiari

Putu Gede Subaktiyasa

Dewa Gede Arwidiana

Rahayu Wilujeng

Yahya Ansori

SEKRETARIAT
Hendro Wahyudi S
Kiki Rizky Fista Andriana

Alamat redaksi

Jalan Kecak no 9 A Gatot Subroto Timur Denpasar

Telpon 0361 427699,E-mail :stikes-wikabali a yahoo. co.id

PENGANTAR PENYUNTING
Kepada seluruh siding pembaca diucapkan selamat berjumpa
dan berdialog lewat JURNAL GLOBAL MEDIKA yang diterbitkan
oleh STIkes Wira Medika PPNI Bali.
JURNAL GLOBAL MEDIKA merupakan sebuah jurnal baru
bahkan edisinyapun baru pertama. Jurnal ini direncanakan
terbit setengah tahunan (setiap Januari dan Juli) ini merupakan
hasil penelitian para dosen di lingkungan STIkes Wira Medika
PPNI Bali. Jurnal ini digagas oleh I Wayan Mulati didampingi
oleh Drs. I Ketut Suarja, M.Si dan NS. Ni Nyoman Guna Hariati,
S.Kep, MM, beserta para Pembantu Ketua di lingkungan STIkes
Wira Medika PPNI Bali.
Sesuai dengan semangatnya sebagai “penyebarluasan
gagasan teoritis, metode hasil penelitian lapangan, dan
informasi kesehatan secara umum”, edisi perdana ini berisi
artikel-artikel teoritis dan hasil penelitian lapangan. Para
penulis untuk edisi perdana ini hanya berasal dari keluarga
besar (dosen, mahasiswa, dan lulusan) STIkes Wira Medika
PPNI Bali. Ayuningsih dan Guna Hariati menulis “Analisis Nyeri
Pinggang Perawat Berdasarkan Sistem Pemindahan Pasien
Saat Posisi Tidur di IRNA RSUP Sanglah Denpasar” dan “
Analisis Nyeri Pinggang Staff Berdasarkan Kesalahan Posisi
Pada Saat Melakukan Tindakan Pengangkatan di IRNA RSUP
Sanglah Denpasar Tahun 2010”. Serta “Analysis Fatigue Level
Nurse Evaluation Based On Patients At High Bathing Place To
Sleep In Patients In RSUP Sanglah Denpasar”,

Analisis Nyeri Pinggang Perawat Berdasarkan Sistem Pemindahan Pasien Saat Posisi Tidur di IRNA
RSUP Sanglah Denpasar
Ni Nyoman AYUNINGSIH, * Ni Nyoman GUNAHARIATI **

Stikes Wira Medika PPNI Bali

Analisa situasi yang dilakukan di IRNA C yang berhubungan dengan sistem kerja perawat yang
kurang ergonomis adalah saat perawat melaksanaakan tindakan memindahkan pasien dalam posisi
tidur. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti
pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan
otot tubuh. Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun nyeri pinggang jika
dilakukan dalam posisi yang salah. Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian mengenai
nyeri pinggang perawat berdasarkan sistem pemindahan pasien saat posisi tidur Di IRNA RSUP
Sanglah Denpasar. Penelitian telah dilaksanakan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar pada bulan
Februari 2010. Responden didapatkan dengan cara purposive sampling, dengan jumlah responden
yang berpartisipasi adalah 30 responden. Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung untuk nyeri
pinggang adalah 7.327 dengan korelasi berbanding lurus, sedang kan nilai t tabel di cari dengan
derajat bebas (df) = N – 2 = 30 - 2 = 28. Maka dinyatakan nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95%
(signifikansi 5%) adalah 1.701. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka dinyatakan
koefesien regresi signifikan, atau frekuensi perawat memindahkan pasien dalam posisi tidur
berpengaruh terhadap intensitas nyeri perawat saat itu secara signifikan dengan taraf kepercayaan
95%.

Pendahuluan

Perawat merupakan satu jenis profesi yang dewasa ini banyak dibutuhkan. Oleh karena itu, organisasi
tempat para perawat bekerja senantiasa mengusahakan peningkatan kualitas profesionalisme mereka. Tugas
pokok seorang perawat adalah merawat pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Seorang perawat,
karena pekerjaannya yang dinamis, perlu memiliki kondisi tubuh yang baik, sehat, dan mempunyai energi yang
cukup. Kondisi tubuh yang kurang menguntungkan akan berakibat seorang perawat mudah patah semangat
bilamana saat bekerja ia mengalami kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental (Andarika, 2004).

Pekerjaan seorang perawat sangatlah berat, dari satu sisi seorang perawat harus menjalankan tugas yang
menyangkut kelangsungan hidup pasien yang dirawatnya, di sisi lain keadaan fisik perawat sendiri juga harus tetap
terjaga. Jika lingkungan kerja perawat tidak mendukung, maka sangatlah mudah seorang perawat mengalami
kelelahan. Salah satu penyebab kelelahan perawat adalah kondiri lingkungan kerja yang tidak ergonomis.
Pekerjaan perawat yang paling sering dilakukan adalah tindakan memandikan pasien di tempat tidur. Tujuan
memandikan adalah memberikan kebersihan, kenyamanan dan mendukung proses pengobatan pasien di rumah
sakit. Tindakan memandikan memerlukan waktu antara 15-20 menit dengan asuhan langsung ke pasien.

Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin, metode kerja dan lingkungan. Elemen-
elemen tersebut saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi performansi sistem tersebut. Ergonomi
merupakan pendekatan ilmiah interdisiplin dari penerapan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk perancangan
sistem manusia-mesin yang diarahkan pada penyesuaian terhadap mesin dan peralatan bantu, untuk memperbaiki
performan dengan kondisi yang aman, nyaman, efisien, sehat dan selamat dalam bekerja.

Menurut seorang ilmuwan bernama DR. Roger W. Pease Jr. (Sander & Cormick, 1987) merekomendasikan
defini dari ergonomi sebagai berikut: “Ergonomi adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan
karakteristik manusia yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan,
sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif”.
Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk (1) Memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja,
keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan), (2)
Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”,
dan (3) Memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja.

Salah satu analisa situasi yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap C yang berhubungan dengan sistem kerja
perawat yang kurang ergonomis adalah saat perawat melaksanakan tindakan memindahkan pasien dalam posisi
tidur. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan
dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Pekerjaan ini
membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu. Usaha fisik ini banyak
mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun nyeri pinggang jika dilakukan dalam posisi yang salah, yang menjadi isu
besar di negara-negara industri belakangan ini. Untuk mengetahui hal tersebut maka dapat dijelaskan pada
ilustrasi di bawah ini :

Nyeri pinggang merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan
oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara
langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan
telah terjadinya gangguan fisiologikal.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa nyeri pinggang perawat saat memindahkan pasien
dapat yang disebabkan karena berbagai faktor, seperti monotoni, kerja otot statis, alat dan sarana kerja yang
tidak sesuai dengan anthropometri pemakainya, stasiun kerja yang tidak ergonomis, sikap paksa dan pengaturan
waktu kerja–istirahat yang tidak tepat. Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian mengenai nyeri
pinggang perawat berdasarkan sistem pemindahan pasien saat posisi tidur Di IRNA RSUP Sanglah Denpasar.

Metode

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah termasuk penelitian analitik yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Setiadi,
2007). Kemudian dilanjutkan dengan eksperimental dengan Model Pendekatan subjek yang digunakan adalah
cohort (prospektif) yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara situasi yang
lalu dan mendatang melalui pendekatan longitudinal kedepan (Nursalam, 2003). Penelitian ini mempelajari
perbedaan antara variabel sama subyek dengan cara pendekatan pretest-posttest, untuk mengetahui efektifitas
alternatif penyelesaian masalah terhadap nyeri pinggang yang dapat terjadi pada perawat saat memindahkan
pasien dalam posisi tidur dan dilakukan pada responden yang sama (Same subject).

Penelitian dilaksanakan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Adapun pengumpulan data dilaksanakan pada
bulan Februari 2010. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,
2003).

Pada penelitian ini populasi adalah seluruh perawat pelaksana di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Pada
penelitian ini, sampel diambil dari perawat pelaksana yang melakukan pemindahan pasien dalam posisi tidur di
IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Dengan pemilihan sampel secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel
dengan mencari kelompok tertentu yang dalam hal ini merupakan perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar
yang sedang memberikan terapi injeksi. Besar sampel yang diambil dengan jumlah minimal 30 sampel maka hasil
data sudah dapat dikategorikan data yang representative (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner pada perawat yang dilaksanakan pada bulan
Februari 2010 di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar.

Hasil

Setelah dilaksanakan pengumpulan data selama bulan Februari 2010 terhadap 30 perawat di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar, responden diambil dengan cara purposive sampling. Data didapatkan dengan melalui
pengisian kuesioner mengenai frekuensi perawat melaksanakan pemindahan pasien pada saat posisi tidur pada
hari itu dan intensitas nyeri yang dirasakan. Sebelum data dianalisis akan disajikan terlebih dahulu ke dalam tebel
deskriptif untuk menjelasakan karakteristik masing-masing responden. Adapun paparan karakteristik responden
secara deskriptif adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


1 Berdasarkan karakteristik jenis
3
% kelamin dari 30 responden ditemukan
sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan yaitu 26
responden (87%), sisanya 4
LAKI
responden (13%) berjenis kelamin
PEREMPUAN
laki-laki.

8
7
%

2. Karakteristik responden berdasarkan usia


Berdasarkan karakteristik usia dari 30
responden ditemukan sebagian besar
responden berusia 26-30 tahun yaitu
10 responden (34%).
13 3% 3% 27
% %
20-25
26-30
31-35
20 36-40
%
41-45
46-50

33
%

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Berdasarkan karakteristik pendidikan
7% 3% dari 30 responden ditemukan
sebagian besar responden
berpendidikan D-III Keperawatan
SPK yaitu 27 responden (90%).
D-III
S-I

90%

Setelah diksanakan pengamatan dengan pengisian kuesioner tentang frekuensi dan intensitas nyeri
perawat saat memindahkan pasien dalam posisi tidur didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Frekuensi perawat memindahkan pasien dalam posisi tidur


27 27 Berdasarkan frekuensi perawat
% 3% % memindahkan pasien dalam posisi
tidur hari itu, dari 30 responden
1 kali didapatkan 8 responden (27%)
2 kali memindahkan pasien dalam posisi
3 kali hari itu 1 kali, 13 responden (43%)
4 kali memindahkan pasien dalam posisi
hari itu 2 kali, 8 responden (27%)
memindahkan pasien dalam posisi
43% hari itu 3 kali, 1 responden (3%)
memindahkan pasien dalam posisi
2. Tingkat nyeri pinggang perawat saat itu
Berdasarkan tingkat Nyeri yang
37 dirasakan 30 orang perawat pada hari
% 7% 7%
itu didapatkan 2 responden (7%)
TIDAK NYERI
tidak merasakan nyeri, 15 responden
NYERI RINGAN
(50%) merasakan nyeri ringan, 11
NYERI SEDANG
NYERI BERAT responden (36%) merasakan nyeri
TERKONTROL sedang, 2 responden (7%) merasakan
nyeri berat yang terkontrol.
50
%

Analisis/Diskusi

Untuk mengetahui pengaruh frekuensi perawat memindahkan pasien dalam posisi tidur terhadap
intensitas nyeri perawat saat itu, maka dilakukan uji analisis Regresi Sederhana, dengan menggunakan bantuan
komputer. Adapun hasil analisiny adalah sebagai berikut :

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 73.196 1 73.196 53.692 .000a
Residual 38.171 28 1.363
Total 111.367 29
a. Predictors: (Constant), FREKUENSI PERAWAT MEMINDAHKAN PASIEN DALAM
POSISI TIDUR
b. Dependent Variable: INTENSITAS NYERI YANG DIRASAKAN

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.534 .582 -.917 .367
FREKUENSI PERAWAT
MEMINDAHKAN PASIEN 1.919 .262 .811 7.327 .000
DALAM POSISI TIDUR
a. Dependent Variable: INTENSITAS NYERI YANG DIRASAKAN
Nilai t hitung untuk frekuensi perawat memindahkan pasien dalam posisi tidur adalah 7.327 dengan
korelasi berbanding terbalik, sedang kan nilai t tabel di cari dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 30 - 2 = 28. Maka
dinyatakan nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1.701.

Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka dinyatakan koefesien regresi signifikan, atau frekuensi
perawat memindahkan pasien dalam posisi tidur berpengaruh terhadap intensitas nyeri perawt saat itu secara
signifikan dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan jika semakin tinggi frekuensi
perawat memindahkan pasien dalam posisi tidur dengan posisi yang salah akan meningkatkan intensitas nyeri
pinggang perawat saat itu.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas nyeri perawat saat memindahkan yaitu dengan
melaksanakan latihan gerak tubuh dan memberikan sistem pemindahan pasien dengan menarik pasien saat
posisi tidur menggunakan alat bantu sederhana (slide sheet). Hal ini akan dapat mengurangi keluhan nyeri
pinggang yang dapat terjadi.
Analisis Nyeri Pinggang Staff Berdasarkan Kesalahan Posisi Pada Saat Melakukan Tindakan
Pengangkatan Di IRNA RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2010

Ni Nyoman AYUNINGSIH, * Ni Nyoman GUNAHARIATI **

Stikes Wira Medika PPNI Bali

Salah satu analisa situasi yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap C yang berhubungan dengan sistem
kerja staff yang kurang ergonomis adalah saat melaksanakan proses pengangkatan benda. Staff
sering melakukan pengangkatan benda dengan posisi yang tidak sesuai sehingga beberapa satff
sering mengeluh mengalami nyeri pinggang. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang
bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan
lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan
kerja ataupun nyeri pinggang jika dilakukan dalam posisi yang salah. Untuk itu penulis tertarik
melaksanakan penelitian mengenai nyeri pinggang staff berdasarkan kesalahan sistem
pengangkatan benda oleh staff Di IRNA RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian telah dilaksanakan di
IRNA C RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Februari 2010. Responden didapatkan dengan cara
purposive sampling, dengan jumlah responden yang berpartisipasi adalah 30 responden. Hasil
analisis menunjukkan nilai t hitung untuk tinggi tempat tidur adalah 9.226 dengan korelasi
berbanding lurus, sedang kan nilai t tabel di cari dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 30 - 2 = 28.
Maka dinyatakan nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1.701. Oleh
karena t hitung lebih besar dari t tabel maka dinyatakan koefesien regresi signifikan, atau frekuensi
staff melakukan pengangkatan benda dalam posisi yang salah berpengaruh terhadap intensitas
nyeri staff saat itu secara signifikan dengan taraf kepercayaan 95%.

Pendahuluan

Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin, metode kerja dan lingkungan. Elemen-
elemen tersebut saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi performansi sistem tersebut. Ergonomi
merupakan pendekatan ilmiah interdisiplin dari penerapan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk perancangan
sistem manusia-mesin yang diarahkan pada penyesuaian terhadap mesin dan peralatan bantu, untuk memperbaiki
performan dengan kondisi yang aman, nyaman, efisien, sehat dan selamat dalam bekerja.

Menurut seorang ilmuwan bernama DR. Roger W. Pease Jr. (Sander & Cormick, 1987) merekomendasikan
defini dari ergonomi sebagai berikut: “Ergonomi adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan
karakteristik manusia yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan,
sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif”.
Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk (1) Memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja,
keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan), (2)
Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”,
dan (3) Memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja.
Salah satu analisa situasi yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap C yang berhubungan dengan sistem kerja
staff yang kurang ergonomis adalah saat melaksanakan proses pengangkatan benda. Staff sering melakukan
pengangkatan benda dengan posisi yang tidak sesuai sehingga beberapa satff sering mengeluh mengalami nyeri
pinggang. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti
pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh.
Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu. Usaha fisik ini
banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun nyeri pinggang jika dilakukan dalam posisi yang salah, yang
menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini. Untuk mengetahui hal tersebut maka dapat dijelaskan
pada ilustrasi di bawah ini :

Nyeri pinggang merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan
oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara
langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan
telah terjadinya gangguan fisiologikal.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa nyeri pinggang staff saat saat melaksanakan
pengangkatan barang dapat yang disebabkan karena berbagai faktor, seperti monotoni, kerja otot statis, alat dan
sarana kerja yang tidak sesuai dengan anthropometri pemakainya, stasiun kerja yang tidak ergonomis, sikap
paksa dan pengaturan waktu kerja–istirahat yang tidak tepat. Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian
mengenai nyeri pinggang staff berdasarkan kesalahan posisi saat pengangkatan benda Di IRNA RSUP Sanglah
Denpasar.
Metode

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah termasuk penelitian analitik yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Setiadi,
2007). Kemudian dilanjutkan dengan eksperimental dengan Model Pendekatan subjek yang digunakan adalah
cohort (prospektif) yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara situasi yang
lalu dan mendatang melalui pendekatan longitudinal kedepan (Nursalam, 2003). Penelitian ini mempelajari
perbedaan antara variabel sama subyek dengan cara pendekatan pretest-posttest, untuk mengetahui efektifitas
alternatif penyelesaian masalah terhadap nyeri pinggang yang dapat terjadi pada staff berdasarkan kesalahan
posisi saat pengangkatan benda dan dilakukan pada responden yang sama (Same subject).

Penelitian dilaksanakan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Adapun pengumpulan data dilaksanakan pada
bulan Februari 2010. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,
2003).

Pada penelitian ini populasi adalah seluruh staff di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Pada penelitian ini,
sampel diambil dari staff yang melakukan pengangkatan benda dalam posisi tubuh yang salah di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar. Dengan pemilihan sampel secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan mencari
kelompok tertentu yang dalam hal ini merupakan staff di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar yang sedang melakukan
pengangkatan benda yang ada di bawah. Besar sampel yang diambil dengan jumlah minimal 30 sampel maka
hasil data sudah dapat dikategorikan data yang representative (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner pada staff yang dilaksanakan pada bulan
Februari 2010 di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar.

Hasil

Setelah dilaksanakan pengumpulan data selama bulan Februari 2010 terhadap 30 staff di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar dengan ukuran tinggi tempat tidur yang berbeda-beda, responden diambil dengan cara
purposive sampling. Data didapatkan dengan melalui pengisian kuesioner mengenai frekuensi staff melaksanakan
pengangkatan barang dengan posisi yang salah pada hari itu dan intensitas nyeri yang dirasakannya. Sebelum
data dianalisis akan disajikan terlebih dahulu ke dalam tebel deskriptif untuk menjelasakan karakteristik masing-
masing responden. Adapun paparan karakteristik responden secara deskriptif adalah sebagai berikut :

4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


27 Berdasarkan karakteristik jenis
% kelamin dari 30 responden
ditemukan sebagian besar
responden berjenis kelamin
perempuan yaitu 22 responden
LAKI
PEREMPUAN (73%), sisanya 8 responden (27%)
berjenis kelamin laki-laki.

73
%
5. Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan karakteristik usia dari 30
13 responden ditemukan sebagian besar
3% %
6% 3% 20-25 responden berusia 31-35 tahun yaitu
6%
26-30 12 responden (39%).
29 31-35
%
36-40
41-45
46-50
>.50
39
%

Setelah diksanakan pengamatan dengan pengisian kuesioner tentang frekuensi dan intensitas nyeri staff
mengangkat benda dalam posisi yang salah didapatkan hasil sebagai berikut :

3. Frekuensi staff mengangkat benda dalam posisi yang salah hari itu
Berdasarkan frekuensi staff
13 20 mengangkat benda dalam posisi yang
% 3% %
salah hari itu, dari 30 responden
1 kali
didapatkan 1 responden (3%)
2 kali
3 kali melakukan 1 kali, 6 responden (20%)
33 4 kali melakukan 2 kali, 5 responden (17%)
% 5 kali melakukan 3 kali, 4 responden (13%)
17 6 kali melakukan 4 kali, 10 responden (34%)
%
melakukan 5 kali, 4 responden (13%)
13% melakukan 6 kali,
4. Tingkat nyeri pinggang staff saat itu
Berdasarkan tingkat Nyeri yang
37
17 % dirasakan 30 orang staff pada hari itu
7%
% didapatkan 2 responden (7%) tidak
TIDAK NYERI merasakan nyeri, 11 responden (36%)
NYERI RINGAN merasakan nyeri ringan, 12
NYERI SEDANG
responden (40%) merasakan nyeri
NYERI BERAT
TERKONTROL sedang, 5 responden (17%)
merasakan nyeri berat yang
40
% terkontrol.

Analisis/Diskusi

Untuk mengetahui pengaruh frekuensi staff melakukan pengangkatan benda dalam posisi yang salah
terhadap intensitas nyeri staff saat itu, maka dilakukan uji analisis Regresi Sederhana, dengan menggunakan
bantuan komputer. Adapun hasil analisiny adalah sebagai berikut :

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 112.772 1 112.772 85.122 .000a
Residual 37.095 28 1.325
Total 149.867 29
a. Predictors: (Constant), FREKUENSI STAFF MELAKUKAN PENGANGKATAN BENDA
DALAM POSISI YANG SALAH
b. Dependent Variable: INTENSITAS NYERI YANG DIRASAKAN

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.293 .604 -2.140 .041
FREKUENSI STAFF
MELAKUKAN
PENGANGKATAN 1.329 .144 .867 9.226 .000
BENDA DALAM POSISI
YANG SALAH
a. Dependent Variable: INTENSITAS NYERI YANG DIRASAKAN

Nilai t hitung untuk frekuensi staff melakukan pengangkatan benda dengan posisi yang salah adalah 9.226
dengan korelasi berbanding lurus, sedang kan nilai t tabel di cari dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 30 - 2 = 28.
Maka dinyatakan nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1.701.
Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka dinyatakan koefesien regresi signifikan, atau frekuensi
staff melakukan pengangkatan benda dalam posisi yang salah berpengaruh terhadap intensitas nyeri staff saat itu
secara signifikan dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan jika semakin tinggi
frekuensi staff melakukan pengangkatan benda dalam posisi yang salah akan meningkatkan intensitas nyeri
pinggang staff saat itu.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas nyeri staff saat memindahkan yaitu dengan
melaksanakan latihan gerak tubuh dan memberikan sistem pengangkatan benda yang benar dengan pelatihan
kepada staff. Hal ini akan dapat mengurangi keluhan nyeri pinggang yang dapat terjadi.
Analysis Fatigue Level Nurse Evaluation Based On Patients At High Bathing Place To Sleep In Patients
In RSUP Sanglah Denpasar

Ni Nyoman AYUNINGSIH, * Ni Nyoman GUNAHARIATI **

Tikes Wira Medika PPNI Bali

Salah satu analisa situasi yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap C yang berhubungan dengan sistem
kerja perawat yang kurang ergonomis adalah saat perawat melaksanaakan tindakan keperawatan
langsung kepada pasien yang dihubungkan dengan tinggi tempat tidur pasien. Beban tubuh yang
ditopang setiap perawat saat memberikan asuhan keperawatan langsung dengan posisi
membungkuk, cenderung menyebabkan perawat mengalami kelelahan jika dilakukan dengan posisi
yang tidak ergonomis. Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian mengenai posisi kerja
perawat saat melakukan asuhan keperawatan langsung di IRNA C yang berdampak terhadap tingkat
kelelahan perawat saat pergantian shift. Penelitian telah dilaksanakan di IRNA C RSUP Sanglah
Denpasar pada bulan Februari 2010. Responden didapatkan dengan cara purposive sampling,
dengan jumlah responden yang berpartisipasi adalah 30 responden. Hasil analisis menunjukkan
nilai t hitung untuk tinggi tempat tidur adalah -7.604 dengan korelasi berbanding terbalik, sedang
kan nilai t tabel di cari dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 30 - 2 = 28. Maka dinyatakan nilai t tabel
pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1.701. Oleh karena t hitung lebih besar dari t
tabel maka dinyatakan koefesien regresi signifikan, atau tinggi tempat tidur berpengaruh terhadap
kelelahan perawat saat memandikan pasien secara signifikan dengan taraf kepercayaan 95%.

Pendahuluan

Perawat merupakan satu jenis profesi yang dewasa ini banyak dibutuhkan. Oleh karena itu, organisasi
tempat para perawat bekerja senantiasa mengusahakan peningkatan kualitas profesionalisme mereka. Tugas
pokok seorang perawat adalah merawat pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Seorang perawat,
karena pekerjaannya yang dinamis, perlu memiliki kondisi tubuh yang baik, sehat, dan mempunyai energi yang
cukup. Kondisi tubuh yang kurang menguntungkan akan berakibat seorang perawat mudah patah semangat
bilamana saat bekerja ia mengalami kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental (Andarika, 2004).

Pekerjaan seorang perawat sangatlah berat, dari satu sisi seorang perawat harus menjalankan tugas yang
menyangkut kelangsungan hidup pasien yang dirawatnya, di sisi lain keadaan fisik perawat sendiri juga harus tetap
terjaga. Jika lingkungan kerja perawat tidak mendukung, maka sangatlah mudah seorang perawat mengalami
kelelahan. Salah satu penyebab kelelahan perawat adalah kondiri lingkungan kerja yang tidak ergonomis.
Pekerjaan perawat yang paling sering dilakukan adalah tindakan memandikan pasien di tempat tidur. Tujuan
memandikan adalah memberikan kebersihan, kenyamanan dan mendukung proses pengobatan pasien di rumah
sakit. Tindakan memandikan memerlukan waktu antara 15-20 menit dengan asuhan langsung ke pasien.
Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin, metode kerja dan lingkungan. Elemen-
elemen tersebut saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi performansi sistem tersebut. Ergonomi
merupakan pendekatan ilmiah interdisiplin dari penerapan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk perancangan
sistem manusia-mesin yang diarahkan pada penyesuaian terhadap mesin dan peralatan bantu, untuk memperbaiki
performan dengan kondisi yang aman, nyaman, efisien, sehat dan selamat dalam bekerja.

Menurut seorang ilmuwan bernama DR. Roger W. Pease Jr. (Sander & Cormick, 1987) merekomendasikan
defini dari ergonomi sebagai berikut: “Ergonomi adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan
karakteristik manusia yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan,
sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif”.
Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk (1) Memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja,
keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan), (2)
Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”,
dan (3) Memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja.

Salah satu analisa situasi yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap C yang berhubungan dengan sistem kerja
perawat yang kurang ergonomis adalah saat perawat melaksanaakan tindakan keperawatan langsung kepada
pasien yang dihubungkan dengan tinggi tempat tidur pasien. Beban tubuh yang ditopang setiap perawat saat
memberikan asuhan keperawatan langsung dengan posisi membungkuk, cenderung menyebabkan perawat
mengalami kelelahan jika dilakukan dengan posisi yang tidak ergonomis. Untuk mengetahui hal tersebut maka
dapat dijelaskan pada ilustrasi di bawah ini :
Gejala kelelahan kerja adalah adanya perasaan lelah, penurunan kesiagaan, persepsi yang lambat dan
lemah disamping penurunan kerja fisik dan mental. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan
otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot (perasaan nyeri pada otot).
Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan
karena monoton, intensitas, lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan
keadaan gizi (Grandjean, 1993).

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelelahan biasanya terjadi pada akhir jam kerja yang
disebabkan karena berbagai faktor, seperti monotoni, kerja otot statis, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai
dengan anthropometri pemakainya, stasiun kerja yang tidak ergonomis, sikap paksa dan pengaturan waktu kerja–
istirahat yang tidak tepat. Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian mengenai posisi kerja perawat saat
melakukan asuhan keperawatan langsung di IRNA C yang berdampak terhadap tingkat kelelahan perawat saat
pergantian shift.

Metode

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah termasuk penelitian analitik yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Setiadi,
2007). Kemudian dilanjutkan dengan eksperimental dengan Model Pendekatan subjek yang digunakan adalah
cohort (prospektif) yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara situasi yang
lalu dan mendatang melalui pendekatan longitudinal kedepan (Nursalam, 2003). Penelitian ini mempelajari
perbedaan antara variabel sama subyek dengan cara pendekatan pretest-posttest, untuk mengetahui efektifitas
alternatif penyelesaian masalah terhadap kelelahan perawat berdasarkan posisi / tinggi tempat tidur dan
dilakukan pada responden yang sama (Same subject).

Penelitian dilaksanakan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Adapun pengumpulan data dilaksanakan pada
bulan Februari 2010. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,
2003).

Pada penelitian ini populasi adalah seluruh perawat pelaksana di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Pada
penelitian ini, sampel diambil dari perawat pelaksana yang sedang memberikan terapi injeksi pada pasien di IRNA
C RSUP Sanglah Denpasar. Dengan pemilihan sampel secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan
mencari kelompok tertentu yang dalam hal ini merupakan perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar yang
sedang memberikan terapi injeksi. Besar sampel yang diambil dengan jumlah minimal 30 sampel maka hasil data
sudah dapat dikategorikan data yang representative (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner pada perawat yang telah memandikan pasien
yang dilaksanakan pada bulan Februari 2010 di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar.

Hasil

Setelah dilaksanakan pengumpulan data selama bulan Februari 2010 terhadap 30 perawat di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar dengan ukuran tinggi tempat tidur yang berbeda-beda, responden diambil dengan cara
purposive sampling. Data didapatkan dengan melalui pengisian kuesioner mengenai keluhan kelelahan perawata
setelah memandikan pasien. Sebelum data dianalisis akan disajikan terlebih dahulu ke dalam tebel deskriptif
untuk menjelasakan karakteristik masing-masing responden. Adapun paparan karakteristik responden secara
deskriptif adalah sebagai berikut :

6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


1 Berdasarkan karakteristik jenis
3
% kelamin dari 30 responden ditemukan
sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan yaitu 26
responden (87%), sisanya 4
LAKI
responden (13%) berjenis kelamin
PEREMPUAN
laki-laki.

8
7
%

7. Karakteristik responden berdasarkan usia


Berdasarkan karakteristik usia dari 30
13 3% 3% 27 responden ditemukan sebagian besar
% %
responden berusia 26-30 tahun yaitu
20-25 10 responden (34%).
26-30
31-35
20 36-40
%
41-45
46-50

33
%

8. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Berdasarkan karakteristik pendidikan
dari 30 responden ditemukan
sebagian besar responden
berpendidikan D-III Keperawatan
yaitu 27 responden (90%).
7% 3%

SPK
D-III
S-I

90%

Setelah diksanakan pengamatan dengan pengisian kuesioner tentang kelelahan perawat setelah
memandikan pasien di atsa tempat tidur berdasarkan tinggi tempat tidur didapatkan hasil sebagai berikut :

5. Tinggi tempat tidur pasien


17 Berdasarkan tinggi tempat tidur dari
23
% 10% % 30 responden didapatkan 3
responden (10%) memandikan
dengan tinggi tempat tidur 45 cm, 5
45 cm
50 cm responden (17%) memandikan
60 cm dengan tinggi tempat tidur 50 cm, 8
70 cm responden (27%) memandikan
80 cm dengan tinggi tempat tidur 60 cm, 7
responden (23%) memandikan
27 dengan tinggi tempat tidur 70 cm, 7
23 % responden (23%) memandikan
%
6. Tingkat kelelahan perawat setelah memandikan
17 30 Berdasarkan tingkat kelelahan 30
% % orang perawat setelah memandikan
13
% didapatkan 9 responden (30%)
SAMA SEKALI menyatakan sama sekali tidak lelah
TIDAK MERASA
LELAH setelah memandikan, 12 responden
TIDAK TERLALU (40%) mengatakan tidak terlalu lelah,
LELAH 5 responden (17%) mengatakan
CUKUP LELAH
cukup lelah dan 4 responden (13%0
LELAH
mengatakan lelah.
40%

Analisis/Diskusi

Untuk mengetahui pengaruh tinggi tempat tidur terhadap tingkat keleahan perawat saat memandikan
maka dilakukan uji analisis Regresi Sederhana, dengan menggunakan bantuan komputer. Adapun hasil analisiny
adalah sebagai berikut :

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5831.363 1 5831.363 57.821 .000a
Residual 2823.837 28 100.851
Total 8655.200 29
a. Predictors: (Constant), TINGGI TEMPAT TIDUR SAAT MEMANDIKAN
b. Dependent Variable: SKOR KELELAHAN PERAWAT SETELAH MEMANDIKAN

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 104.512 10.021 10.430 .000
TINGGI TEMPAT TIDUR
-1.174 .154 -.821 -7.604 .000
SAAT MEMANDIKAN
a. Dependent Variable: SKOR KELELAHAN PERAWAT SETELAH MEMANDIKAN
Nilai t hitung untuk tinggi tempat tidur adalah -7.604 dengan korelasi berbanding terbalik, sedang kan nilai
t tabel di cari dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 30 - 2 = 28. Maka dinyatakan nilai t tabel pada taraf
kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1.701.

Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka dinyatakan koefesien regresi signifikan, atau tinggi
tempat tidur berpengaruh terhadap kelelahan perawat saat memandikan pasien secara signifikan dengan taraf
kepercayaan 95%.

Dari hasil tersebut dapat dinyatakan jika semakin rendah tinggi tempat tidur akan meningkatkan kelelahan
perawat saat memandikan. Untuk itu pengaturan terhadap tinggi tempat tidur perlu dilakukan sebelum
melaksanakan tindakan memandikan pasien.

Anda mungkin juga menyukai