A. Hasil Penelitian
1. Identitas Responden
responden dari sampel yang telah terpilih secara acak (random). Angket
terdiri dari lembar identitas dan lembar pernyataan. Untuk data identitas
62
(dari 42 responden
SMP Negeri)
d. SMP 1. Kelas VII 21 34,62%
Swasta (dari 21 responden
kelas VII)
2. Kelas VIII 16 30,76%
(dari 18 responden
kelas VIII)
3. Kelas IX 19 34,62%
(dari 19 responden
kelas IX)
e. SMP 1. Kelas VII 13 43,33%
Negeri (dari 14 responden
kelas VII)
2. Kelas VIII 9 30,00%
(dari 14 responden
kelas VIII)
3. Kelas IX 8 26,67%
(dari 14 responden
kelas IX)
f. Umur 1. < 17 Tahun 85 98,84%
2. ≥ 17 Tahun 1 1,16%
g. Pekerjaan 1. Buruh 43 50%
Orang Tua 2. PNS 11 12,79%
3. Wiraswasta 8 9,30%
4. Pedagang 7 8,14%
5. Swasta 7 8,14%
6. Petani 5 5,81%
7. TNI/POLRI 5 5,81%
h. Anggota 1. Ayah dan Ibu 72 83,72%
Keluarga 2. Tanpa Ayah dan 6 6,98%
Ibu
3. Tanpa Ayah 4 4,65%
4. Tanpa Ibu 4 4,65%
Jika data identitas responden tersebut (lihat tabel 12), disajikan tiap
63
a. Kendaraan
120%
100%
80%
60%
100%
40%
20%
0%
0%
Sepeda Motor Mobil
64
b. Jenis Kelamin
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
54.85%
45.15%
20.00%
10.00%
0.00%
Laki-Laki Perempuan
65
c. Sekolah
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
57.48%
20.00% 42.52%
10.00%
0.00%
SMP Swasta SMP Negeri
lebih rendah daripada pelajar SMP Negeri, karena pelanggaran lalu lintas
66
d. SMP Swasta
SMP SWASTA
35.00%
34.00%
33.00%
32.00%
34.62% 34.62%
31.00%
30.00%
30.76%
29.00%
28.00%
KELAS VII KELAS IX KELAS VIII
siswa kelas IX, semua responden (19 responden) pernah membawa sepeda
pernah membawa sepeda motor sendiri (30,76%). Jadi untuk pelajar SMP
Swasta, kesadaran hukum berlalu lintas pelajar kelas 9 dan pelajar kelas 7
lintas lebih didominasi oleh pelajar kelas 9 dan pelajar kelas 7 daripada
pelajar kelas 8.
67
e. SMP Negeri
SMP NEGERI
50.00%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
43.33%
20.00%
15.00% 30.00%
26.67%
10.00%
5.00%
0.00%
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
(26,67%). Jadi untuk SMP Negeri, kesadaran hukum berlalu lintas pelajar
kelas 7 lebih rendah dibandingkan dengan pelajar kelas 8 dan pelajar kelas
68
f. Umur
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
98.84%
40.00%
20.00%
1.16%
0.00%
<17 tahun ≥17 tahun
(8,84%) dan hanya ada 1 responden saja yang umurnya lebih dari 17 tahun
(1,16%).
69
g. Pekerjaan Orang Tua
60%
50%
40%
30%
50%
20%
10%
12.79%
9.30% 8.14% 8.14%
5.81% 5.81%
0%
orang tua responden (43 orang) bekerja sebagai buruh (50%). Selain itu,
ada 11 orang tua responden yang bekerja sebagai PNS (12,79%), 8 orang
70
h. Anggota keluarga
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00% 83.72%
30.00%
20.00%
10.00%
6.98% 4.65% 4.65%
0.00%
Ayah & Ibu Tanpa Ayah & Tanpa Ayah Tanpa Ibu
Ibu
mereka masing-masing (Ayah dan Ibu). Selain itu ada 6 responden yang
tinggal di rumah tanpa ayah dan ibu (6,98%), 4 responden tinggal di rumah
tanpa ayah (4,65%), dan 4 responden juga tinggal dirumah tanpa ibu
(4,65%).
71
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kesadaran Hukum
Berlalu Lintas
Yogyakarta terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Data rendahnya
kesadaran hukum berlalu lintas pelajar tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Jika tabel diatas disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada
gambar berikut:
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
55.39%
44.61%
20.00%
10.00%
0.00%
Faktor Intern Faktor Ekstern
72
Jika faktor ekstern diatas (lihat tabel 13) disajikan dalam bentuk
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00% 29.20%
10.00%
15.41%
5.00%
0.00%
Latar Belakang Keluarga Latar Belakang Masyarakat
Yogyakarta diatas (lihat tabel 13) dianalisis tiap faktor, dapat dilihat pada
tabel berikut:
73
a. Faktor Intern
74
-Pelang 12 7 13 7 5 4 48 10,86%
garan
norma
sekitar
Sukar 1 1 3 2 - - 7 1,58%
didik
Jumlah Persentase Personality Individu Remaja Sendiri 100%
Jika tabel diatas disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada
gambar berikut:
25.00%
20.00%
15.00%
10.00% 19.23%
15.38%
13.12%
10.86% 10.86% 10.63%
5.00%
7.70%
75
b. Faktor Ekstern
Tabel 15: Data Rendahnya Kesadaran Hukum Berlalu Lintas Ditinjau
dari Faktor Ekstern
Faktor Indikator Swasta Negeri Total Persentase
9 8 7 9 8 7
76
Kekanga 1 2 1 2 1 - 7 5,69%
n sekolah
yang
tidak
menentu
Lingkung 15 12 13 12 9 7 68 55,28%
an sosial
yang
tidak
menentu
Jumlah Persentase Latar Belakang Masyarakat 100%
Jika tabel diatas disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada
gambar berikut:
25.00%
20.00%
15.00%
21.89%
10.00% 18%
15.02% 14.16%
5.00% 9.88%
8.15% 8.15%
4.30%
0.00%
77
Faktor latar belakang keluarga yang paling tinggi pengaruhnya
keluarga yaitu bahwa orang tua mereka tidak dapat selalu memenuhi
TNI/POLRI
5,88% PNS
5,88%
Wiraswasta
5,88% Buruh
Petani Pedagang
5,88% Buruh Swasta
54,90% Petani
Swasta Wiraswasta
9,80% TNI/POLRI
PNS
Pedagang
11,76%
78
Selain itu, faktor latar belakang keluarga yang mempunyai
pengaruh cukup tinggi yaitu keluarga broken home (lihat gambar 13).
Keluarga yang broken home yaitu bahwa mereka jarang sekali dapat
besar dari mereka tinggal bersama kedua orang tua mereka (orang tua
gambar berikut:
Tanpa
Ibu, 5.26%
Tanpa Ayah
&
Ibu, 15.79%
79
2) Latar Belakang Masyarakat
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
55.28%
20.00%
26.02%
10.00%
13.01%
5.69%
0.00%
Lingkungan Pengaruh peer Media massa Kekangan
sosial yang group sekolah yang
tidak menentu tidak menentu
80
B. Pembahasan
Yogyakarta
Yogyakarta terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Dari hasil
faktor ekstern (44,61%) (lihat gambar 10). Untuk faktor ekstern yang
kesadaran hukum berlalu lintas pelajar tersebut dianalisis dari faktor yang
a. Faktor Intern
81
lintas pelajar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa
tahun dan 1 siswa berusia 17 tahun) dari total 86 siswa yang pernah
Hal ini berarti hanya ada 1 siswa yang tidak memberontak terhadap
82
Faktor kedua dari faktor personality individu remaja sendiri
adalah individu itu sendiri yang memang tidak suka mentaati norma
utama pada siang hari (berdasarkan ketentuan Pasal 107 ayat 2UU
menyalakan lampu utama pada siang hari walaupun itu telah menjadi
adalah impulsif yang mencapai 13,12% (lihat gambar 12). Dalam hal
minimal. Hal ini terbukti dari hasil penelitian terhadap 86 siswa yang
83
pernah mengemudikan sepeda motor, 58 siswa mengaku masih suka
orang tua mereka karena mereka tidak patuh dengan orang tua
peraturan sekolah.
84
siswa mengaku tidak suka memakai helm. Padahal helm disini
psikis yang tidak tepat yang mencapai 10,63% (lihat gambar 12).
lebih tertib dan aman, namun nampaknya mereka lebih takut dengan
polisi yang memantau jalannya lalu lintas karena polisi tentu dapat
85
Faktor ketujuh dari faktor personality individu remaja sendiri
karena merasa lebih tertib dan aman jika mematuhinya, tetapi disisi
merah juga.
masih suka membolos sekolah jika mereka sedang merasa malas dan
86
dengan polisi hingga mereka marah (emosi) kepada polisi karena
yaitu destruktif yang mencapai 2,50% (lihat gambar 12). Ada aturan
rambu lalu lintas, marka jalan, APILL, alat penerangan jalan, dll
yaitu yaitu merokok pada usia awal yang mencapai 2,49% (lihat
merokok.
87
pelajar SMP Se-Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
yaitu pelajar yang sukar didik yang mencapai 1,58% (lihat gambar
lalu lintas dan berurusan dengan polisi (ditilang) lebih dari satu kali.
b. Faktor Ekstern
dari pekerjaan orang tua mereka (lihat gambar 14), ternyata sebagian
besar orang tua mereka itu bekerja sebagai buruh yang mencapai
88
18,45% (lihat gambar 13). Dari 86 siswa, 43 siswa mengaku
sendiri.
tua yang mengajari mereka berkelahi, dan yang paling sering orang
teman mereka.
89
Dari 86 siswa, 33 siswa mengatakan bahwa mereka pernah
orang tua kerja seharian yang mencapai 9,88% (lihat gambar 13).
keluarga broken home yang mencapai 8,15% (lihat gambar 13). Dari
mereka tinggal bersama dengan kedua orang tua mereka (orang tua
90
sedangkan 3 siswa mengatakan mereka tinggal di rumah tanpa ayah
tua mereka.
91
2) Latar Belakang Masyarakat
untuk tidak membawa sepeda motor jika belum memiliki Surat Izin
Mengemudi (SIM).
pengaruh peer group yang mencapai 26,02% (lihat gambar 16). Dari
motor. Padahal dalam Pasal 106 ayat 9 UU No.22 tahun 2009 ada
92
Faktor ketiga dari latar belakang masyarakat yang
(mempraktekannya).
sepeda motor jika belum memiliki SIM, tetapi jika ada kegiatan
ada siswa yang membawa sepeda motor sendiri. Sekolah juga tidak
pilih kasih (ada yag diberi sanksi/hukuman, ada yang tidak) atau
93
2. Hasil Data Penunjang
sepeda motor sendiri (45,15%) (lihat gambar 3). Jadi, pelajar yang
kesadaran hukum berlalu lintas yang lebih rendah daripada pelajar SMP
94