BAB VI
LAPORAN
Menurut Gorys Keeraf dalam bukunya Komposisi (1980:284) laporan adalah suatu
pemecahan suatu problem atau jawaban atas suatu pertanyaan yang didukung oleh
persamaan. Laporan itu ditulis oleh seseorang atau beberapa orang (tim) atau
suatu badan untuk disampaikan kepada seseorang atau suatu tim atau suatu badan
laporan. Hanya saja laporan haruslah memiliki data yang dapat dipertanggung-
jawabkan kebenarannya.
dibedakan antara laporan biasa dengan laporan ilmiah. Seorang ketua kelas yang
biasa. Artinya ketua kelas hanya mencatat mengenai kehadiran mahasiswa, apakah
mahsiswa di kelas tersebut hadir semua atau ada yang tidak hadir. Dari laporan
ini kemudian diketahui, misalnya, berapa mahasiswa yang hadir dan berapa
BAB I LAPORAN 53
54
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
mahasiswa yang tidak hadir. Data mengenai kehadiran mahasiswa ini, tentu saja
dapat dibuktikan kebenarannya. Akan tetapi laporan seperti ini hanya laporan
biasa. Dikatakan laporan biasa, karena laporan seperti ini tidak berangkat dari
mahasiswa pada suatu kelas. Laporan seperti ini haruslah berangkat dari suatu
sebuah laporan. Dalam penelitian ini mahasiswa tersebut haruslah berangkat dari
Dengan demikian, laporan ini juga memuat data yang dapat dibuktikan
laporan ilmiah.
Sebuah laporan biasa memiliki tiga dasar, yaitu pembuat laporan, penerima
laporan, dan tujuan laporan. Berikut ini akan dijelaskan ketiga dasar laporan
tersebut.
Pada pembuatan laporan yang tentunya melibatkan orang atau pihak yang
sekelompok orang (tim) yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Selain itu,
laporan dapat pula dibuat oleh suatu badan untuk disampaikan kepada
BAB I LAPORAN 54
55
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
Contoh laporan yang dibuat oleh suatu badan, misalnya suatu instansi yang
Laporan bukan hanya dibuat seorang, sekelompok, atau suatu badan, tetapi
atau suatu badan. Penerima laporan bisa seorang, sekelompok, atau suatu
badan yang menugaskan atau yang dianggap pelu untuk mendapatkan laporan
itu.
Contoh laporan yang diterima oleh seorang atau sekelompok (tim), misalnya
tim apabila mata kuliah tersebut dipegang oleh suatu tim/beberapa orang
Contoh laporan yang diterima oleh suatu badan, misalnya laporan yang dibuat
Pada dasarnya tujuan sebuah laporan tergantung dari situasi yang ada antara
pembuat laporan dan penerima laporan. Bila pembuat laporan adalah orang yang
BAB I LAPORAN 55
56
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
laporan. Sebaliknya, bila pembuat laporan tidak menerima tugas khusus, maka
Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut ; untuk mengatasi
laporan dibuat berdasarkan permintaan, baik oleh seorang atau kelompok atau
suatu badan, maka si pembuat laporan haruslah memenuhi apa yang dikehendaki
oleh si penerima laporan. Begitu pula dengan tujuannya, tujuan haruslah dibuat
Namun sebaliknya jika sebuah laporan dibuat oleh si pembuat laporan bukan
karena tugas khusus, maka si pembuat laporan bebas menentukan tujuan laporan
yang dibuatnya. Dalam hal ini, si penerima laporan bukanlah seseorang atau suatu
badan yang menugaskan secara khusus kepada si pembuat laporan, tetapi hanya
seseorang atau suatu badan yang menurut si pembuat laporan dianggap perlu
pmbuat laporan, melainkan hanya suatu badan yang menurut si pembuat laporan
perpustakaan.
BAB I LAPORAN 56
57
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
Seperti halnya dengan semua jenis tulisan yang lain, sebuah laporan akan
dianggap baik atau buruk tergantung dari keberhasilan si pembuat laporan dalam
Hasil yang diharapkan pada sebuah laporan hanya mungkin dicapai bila sifat
laporan itu baik. Laporan yang baik tentu saja harus ditulis dalam bahasa yang
baik dan jelas, sehingga dapat menimbulkan pengertian yang tepat, bukan kesan
atau sugesti. Disamping itu isinya harus diurutkan dan dikembangkan sekian
macam sehingga dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan
(1) Laporan itu harus mengandung imaginasi. Pengertian imaginasi di sini meliputi
masalah : pelapor harus tahu secara tepat siapa yang akan menerima laporan
(2) Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit, yang berarti tidak boleh ada
hal-hal yang diabaikan bila hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan
dalam laporan itu. Laporan yang baik juga tidak boleh memasukkan hal-hal yang
BAB I LAPORAN 57
58
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
(3) Laporan juga harus disajikan secara menarik. Penulis laporan bukan hanya
penerima laporan memerlukan laporan itu, tetapi karena nilainya bagi penerima
laporan itu.
dilihat dari bentuk dan maksudnya dapat dibagi menjadi tujuh macam, yaitu :
Biasanya berbentuk blanko daftar isian yang sudah disediakan oleh si penerima
laporan yang isinya biasanya diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai.
Laporan semacam ini biasanya bersifat rutin, dan seringkali berbentuk angka-
Laporan berbentuk surat tidak jauh berbeda dengan surat biasa, kecuali ada
subjek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh si penerima laporan.
Laporan seperti ini biasanya tidak banyak mengandung table, angka atau
sesuatu hal lain yang digolongkann dalam table dan angka. Apabila pemberi
nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan penting, seperti
BAB I LAPORAN 58
59
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
halnya dengan surat-surat lainya. Hanya saja laporan berbentuk surat biasanya
yang berbentuk surat, hanya saja laporan yang berbentuk memorandum ditulis
dengan singkat; biasanya ditulis antara atasan dengan bawahannya dalam suatu
yang bersifat darurat”, namun tidak terlalu demikian halnya. Ada juga
memorandum yang memang dipakai untuk meminta sesuatu bahan yang segera
diperlukan, tetapi dapat juga terjadi bahwa bahan laporan yang diberikan
bersifat formal.
dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
adalah mengambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
Dengan demikian, perbedaan antara kedua macam laporan itu terletak pada
terjadi dari permulaan sampai saat laporan itu dibuat, sedangkan laporan
Keadaan lebih menekankan kondisi yang ada sebagai akibat dari kejadian-
kejadian yang telah dicapai sebelum sampai saat laporan itu dibuat.
BAB I LAPORAN 59
60
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
Laporan berkala atau laporan periodis biasanya selalu dibuat dalam jangka
waktu tertentu secara terus menerus, misalnya setiap bulan, triwulan, catur
wulan, atau setiap tahun. Bila laporan itu dibuat dalam hubungan dengan sebuah
proyek, maka dapat juga dinamakan laporan perkembangan. Dalam bentuk yang
sederhana, laporan berkala ini dapat dibuat dalam bentuk formulir isian atau
hasil percobaan dilaporkan tanpa referensi mengapa laporan itu dibuat. Dalam
suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku petunjuk penulisan
laporan. Sebaliknya, jika laporan itu tidak memuat satu atau dua persyaratan
Jika laporan itu tidak memenuhi sama sekali persyaratan tertentu, maka
laporan seperti ini disebut laporan non-formal. Apabila laporan itu bersifat
pribadi dan bentuknya mana suka sesuai dengan keinginan penulis, maka laporan
BAB I LAPORAN 60
61
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
daftar isi;
e) Ada bagian yang disebut Pendahuluan, sebagai suatu informasi awal bagi
pembaca;
tersendiri;
g) Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda;
i) Kalau perlu laporan formal disertai pula table-tabel dan angka-angka, baik
periodis ini dibuat misalnya setiap bulan, triwulan, catur wulan, atau setiap
tahun.
BAB I LAPORAN 61
62
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
misalnya laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau kompleks
Laporan ini diserahkan guna memberi tahu tentang penemuan yang tidak
Keraf maupun Brotowidjoyo, dilihat dari bentuk, maksud atau sifatnya, laporan itu
pada dasarnya dapat dibedakan antara laporan biasa dengan laporan ilmiah.
Laporan seperi laporan berbentuk formulir isian, laporan berbentuk surat, laporan
BAB I LAPORAN 62
63
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
keadaan, laporan berkala atau laporan periodis, pada dasarnya termasuk laporan
biasa.
semi-formal, laporan hasil uji, laporan rekomendasi, dan laporan penelitian pada
dasarnya termasuk laporan ilmiah. Namun bisa pula suatu laporan termasuk
laporan biasa atau ilmiah, tergantung pada teknik laporan itu disampaikan
(1) Pembacanya seseorang atau sekumpulan orang tertentu. Laporan dibuat atas
dasar permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas
prakarsa penulis, misalnya untuk mendapat kritik dari para ahli. Adakalanya
laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca umum. Jika ditujukan
(2) Bentuk lapoan yang disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya
berupa laporan panjang atau laporan pendek. Laporan panjang biasanya terdiri
dari halaman judul, surat penyerakan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok,
penutup dan sering juga disertai lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri
dari judul pokok dan nomor-nomor dengan perlengkapan seperti biasa dalam
(3) Laporan itu bersifat sangat obyektif, maksudnya terutama untuk menyajikan
fakta. Jika ditarik kesimpulan, maka kesimpulan itu berupa induksi berdasar
atas bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, maka pendapat
BAB I LAPORAN 63
64
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Apabila data laporan itu tak
cukup atau bertentangan satu sama lain, maka pembaca dipersilahkan untuk
(4) Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat dan
terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus
tidak ada ungkapan pergaulan. Bahasa kasar atau makian, atau susunan kata
(5) Judul, sub judul dan sub-sub judul disusun dan diatur dengan perencanaan yang
mantik. Laporan yang disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.
sebuah laporan yang ditulis atas permintaan atau perintah. Laporan seperti ini
sekelompok orang tertentu; dalam hal ini terutama (para) dosen yang ada pada
Laporan yang ditulis oleh mahasiswa seperti diatas, biasanya disajikan dalam
laporan yang berbentuk panjang. Laporan seperti ini dibuat harus secara obyektif,
bahasa dan nadanya formal, kemudian judul, sub judul dan sub-sub judul, harus
disusun dan diatur dengan perencanaan yang mantic. Laporan yang ditulis oleh
mahasiswa seperti ini, dapat dikatakan sebagai laporan ilmiah, karena laporannya
BAB I LAPORAN 64
65
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
mahasiswa sendiri, bukan cuplikan atau plagiat. Selain itu, apa yang dilaporkan
hendaknya sesuatu yang baru, bukan hal – masalah – yang sebenarnya sudah
a) Apakah benar masalah yang ditentukan itu belum pernah dicari jawabnya?
(orisinilitas masalah).
c) Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi jawaban lima macam kata
e) Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk memberi jawaban masalah
BAB I LAPORAN 65
66
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
Dalam menyusun laporan, mahasiswa hendaknya memiliki sifat tekun dan teliti,
jangan sampai apa yang dilaporkan ada yang ketinggalan. Semua kesimpulan
tepat. Apabila ada hal-hal yang tak lengkap, penulis laporan harus menyebutkan
Semua data atau fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan
menemukan pernyataan yang salah dalam laporan yang disusun oleh pembuat
yang meragukan lebih baik dibuang, atau dijelaskan bahwa hal itu meragukan.
diperoleh. Data yang diperoleh ini hendaknya dilaporkan secara apa adanya;
jangan dikurangi dan jangan juga ditambah. Biarkan data bebicara sendiri,
meskipun konklusi dan rekomentasi yang diperoleh berlainan dengan apa yang
diharapkan. Pembuat laporan itu seperti sebuah “mesin pemikir”, yaitu bekerja
menunjukkan kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu
BAB I LAPORAN 66
67
DIKTAT TATA TULIS LAPORAN Dra. Rusmini Sri Maryati
yang diperoleh, atau membuang data yang dianggap tidak mendukung terhadap
laporan yang dibuat. Apa yang dilaporkan, istilah apa yang dipakai, ilustrasi,
isi laporan itu dapat dipahami oleh pembaca – penerima laporan – dengan baik.
Selain itu, masalah yang dilaporkan (diteliti) hendaknya masalah yang memang
BAB I LAPORAN 67