Anda di halaman 1dari 19

Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Kelompok 7:
Fardhan Anushi Setyahadi 11.6658
Heny Suryani Wira 11.6695
Nurul Ardhiani 11.6835
Vievien Abigail Damu Djara 11.6945
Yosta Rambu Lika Enga 11.6962

UTILITY MAXIMIZATION AND CHOICE

Utility Maximization dan Lightning Calculations


Sebelum membahas tentang maksimalisasi utility dan pilihan, alangkah lebih baik jika
kita membuang 2 komplain tentang pendekatan ekonomi yang akan kita pelajari. Komplain
yang pertama adalah tuduhan bahwa tidak ada orang yang dapat membuat “lightning
calculations"untuk memaksimalkan utility. Berdasarkan komplain tersebut, ketika berjalan di
lorong supermarket, orang-orang hanya mengambil apa yang tersedia tanpa mengetahui pola
atau tujuan yang nyata atas tindakan mereka. Sementara itu, para ahli ekonomi tidak
terpengaruh oleh komplain tersebut. Mereka meragukan bahwa setiap orang mempunyai
perilaku yang acak (tiap orang terikat oleh kendala anggaran), sehingga mereka merasa
komplain tentang “lightning calculations"adalah sebuah kesalahan. Hal itu disebabkan,
model maksimalisasi utility dapat memprediksi banyak aspek dari perilaku. Sehingga, para
ahli ekonomi berasumsi bahwa orang-orang berperilaku seolah-olah mereka membuat
perhitungan/kalkulasi tersebut, sehingga tuduhan bahwa perhitungan tersebut tidak mungkin
dapat dibuat tidaklah benar.

Altruism dan Selfishness


Komplain kedua adalah model pilihan ekonomi yang menyebabkan munculnya
keegoisan yang tinggi karena tidak adanya tujuan/keinginan bersama. Adam Smith
mengatakan bahwa “kita belum siap untuk menduga setiap orang menjadi kurang egois”,
tuduhan ini juga merupakan kesalahan. Hal itu dikarenakan, model maksimalisasi utility tidak
menghalangi individu memperoleh kepuasan dari “melakukan kebaikan”, karena “melakukan
kebaikan"juga diasumsikan sebagai aktivitas untuk menyediakan utility. Sesungguhnya, para
ahli ekonomi telah menggunakan model maksimalisasi utility secara panjang lebar untuk
mempelajari beberapa persoalan, seperti mendonasikan waktu dan uang untuk acara amal,
meninggalkan warisan kepada anak, mendonorkan darah, dan lain-lain.

An Initial Survey
Optimization Principle
Untuk memaksimalkan utility, seorang individu yang mempunyai pendapatan tetap
akan membeli barang dan jasa yang dapat menghabiskan total pendapatannya. Selain itu,

1
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

pendapatan tersebut dapat digunakan untuk menjual suatu barang dengan tetap menjaga
tingkat utility yang sama (MRS) dengan barang lain yang akan ditukar di pasar.
Menghabiskan semua pendapatan tersebut diperlukan untuk memaksimalkan utility,
karena barang ekstra menyediakan utility yang ekstra juga. Sehingga meninggalkan sisa
pendapatan (jika tidak ada keperluan/penggunaan lain) merupakan kegagalan dalam
maksimalisasi utility.

Ilustrasi Numerik
Asumsikan bahwa MRS individu = 1 dan tidak ada individu yang telah menyamakan
MRS dengan rasio harga-harga barang. Setelah itu, individu tersebut akan memperdagangkan
1 unit x untuk 1 unit y dengan jumlah yang sama. Asumsikan juga bahwa harga 1 unit x = $2
dan y = $1. Dari kasus tersebut, dapat kita lihat bahwa individu tersebut dapat melakukan
perdagangan/pertukaran yang lebih baik, yaitu dengan menukar 1 unit x dengan 2 unit y di
pasar. Oleh karena itu, pengeluaran individu tidak bisa dialokasikan secara optimal di
sembarang tempat. Kasus diatas dapat digunakan jika MRS dan rasio harga ( P x / P y ) berbeda.

Kasus 2 Barang: Analisis Grafik


Kendala Anggaran
Asumsikan bahwa seorang individu memiliki I dollars untuk membeli barang x dan y.
Jika P x adalah harga dari barang x, dan P y adalah harga dari barang y. Maka fungsi kendala
dari individu tersebut adalah :
P xx + P y y = I (4.1)
Gambar 4.1 Kendala anggaran untuk 2 barang

Dari gambar 4.1, dapat dinyatakan bahwa pengeluaran individu tersebut untuk barang x dan y
tidak bisa melebihi I. Individu tersebut hanya mampu memilih kombinasi dari x dan y dari
grafik tersebut. Jika dia menghabiskan semua I untuk barang x, maka dia akan membeli I / P x

2
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

unit x. Sebaliknya, jika dia menghabiskan semua I untuk barang y, maka dia akan membeli
I / P y unit y. Slope dari fungsi kendala tersebut = - P x / P y . Slope tersebut menunjukkan
bagaimana y dapat ditukar dengan x di pasar. Jika P x = 2 dan P y = 1, maka 2 unit y akan
ditukar untuk 1 unit x.

Kondisi Perlakuan Pertama Untuk Maksimum


Gambar 4.2 Grafik Maksimalisasi Utility

Quantity of Y

Quantity of X

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik A merupakan titik utility paling rendah. Oleh
karena itu, seorang individu dapat memperoleh utility yang lebih tinggi dengan mengeluarkan
sebagian porsi pendapatannya yang sedang tidak digunakan. Asumsi non kejenuhan
menyatakan bahwa seorang individu harus menghabiskan seluruh pendapatannya untuk
memperoleh utility yang maksimum. Sehingga, dengan mengalokasikan ulang pengeluaran
maka individu tersebut dapat mendapatkan utility yang lebih baik dari titik B. Titik D
merupakan titik yang berada diluar jangkauan individu tersebut, karena pendapatannya tidak
mencukupi untuk membeli barang pada titik D. Jadi, titik yang menjadi utility maksimal
adalah titik C, karena titik C merupakan satu-satunya titik pada kurva indiferen U 2 yang
dapat dibeli dengan I dollars. Titik C juga merupakan titik persinggungan antara kendala
anggaran dan kurva indiferen. Oleh karena itu, di titik C

Px
Slope dari kendala anggaran = - = Slope dari indifference curve
Py

dy
|U= constant
= dx (4.2)

3
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Px dy
|
atau Py = - dx U= constant = MRS (x untuk y) (4.3)

Untuk memaksimal utility, semua pendapatan harus dihabiskan dan MRS harus sama dengan
rasio harga barang. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka individu bisa berbuat lebih baik
dengan mengalokasikan ulang pengeluaran.

Kondisi Perlakuan Kedua Untuk Maksimum


Gambar 4.3 Contoh kurva indifferen yang kondisi titik singgung tidak menjamin maksimum

Quantity of y

I = p x x + py y

C
Quantity of X

Di titik singgung A dan B kemungkinan mencapai utilitas, namun di titik B merupakan titik
dimana maksimum utility bisa di capai dibanding titik A. Jika kurva indifferen tidak
memenuhi asumsi pengurangan MRS, tidak semua titik singgung akan menjadi titik kepuasan
maksimum. Agar kondisi yang diperlukan untuk maksimum juga cukup,biasanya
mengasumsikan MRS berkurang, bisa dikatakan bahwa fungsi utilitas sangat concave
(cekung). Jika MRS diasumsikan berkurang, kondisi singgung merupakan sebuah syarat perlu
dan cukup untuk maksimum (karena asumsi pengurangan MRS adalah ekuivalen untuk
mengasumsikan quasi-concavity, kondisi yang diperlukan untuk subjek maksimum kendala
linier juga cukup). Tanpa asumsi ini, sesorang akan sangat berhati-hati dalam menerapkan
aturan singgung.

Solusi Sudut
Dalam beberapa situasi, preferensi sesorang mungkin dapat memaksimalkan utilitas dengan
memilih untuk mengkonsumsi satu barang saja. Jika seseorang tidak suka ayam goreng, maka
dia tidak akan mengalokasikan pengeluarannya untuk membeli ayam goreng.
Gambar 4.4 Solusi Sudut untuk kepuasan maksimum

4
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Utility is maximized at point A

Kepuasan maksimum adalah di titik A yang mana kurva indifferent tidak menyinggung
budget constraint (kendala anggaran), dimana jumlah y yang dikonsumsi adalah 0 (x = A dan
y = 0) titik-titik di bawah kurva budget constraint dimana y dikonsumsi tingkat kepuasannya
lebih rendah dibandingkan di titik A dan di titik A. Kondisi perlakuan pertama untuk
maksimum harus dimodifikasi sedikit untuk mengakomodasi kemungkinan solusi sudut.

Kasus n-Barang
Kasus n barang bisa ditunjukkan bahwa untuk kepuasan maksimum interior, MRS antara 2
barang manapun harus sama dengan rasio harga barang tersebut.

Kondisi Perlakuan Pertama Untuk Maksimum


Dengan n barang, seseorang akan memaksimumkan utility:
utility=U ( x 1 , x 2 , … , xn ) (4.4)

budget constrain : I=p 1 x 1+ p 2 x 2 +…+ pn x n (4.5)


atau
I − p1 x 1− p2 x 2−…−p n x n=0(4.6)

dimasukkan ke persamaan Lagrange:


L=U ( x 1 , x 2 , … , x n ) + λ ( I −p 1 x 1+ p 2 x 2 +…+ pn x n ) (4.7)

Turunan parsial dari L terhadap x1, x2, …, xn sama dengan 0


∂L ∂U
= −λ p1=0
∂ x1 ∂ x1
∂L ∂U
= −λ p2 =0 ( 4.8 )
∂ x 2 ∂ x2
.
.
.
∂L
=I− p1 x 1+ p2 x 2+ …+ pn x n =0
∂λ
Persamaan diatas tidak cukup untuk maksimum. Keadaan perlakuan kedua untuk maksimum
menentukan maksimum itu adalah relative kompleks dan harus di tetapkan kedalam matriks.
Apalagi, asumsi pengurangan MRS dalam kasus 2 barang adalah cukup untuk menentukan
beberapa titik yang merupakan titik maksimum sebenarnya.

Implikasi dari Keadaan Perlakuan Kedua Untuk Maksimum


Dari persamaan turunan parsial L terhadap x1, x2, …, xn sama dengan 0, untuk xi dan xj

5
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

∂U
∂ x i pi
= ( 4.9)
∂U pj
∂ xj
Pada bab 3, sudah ditunjukkan bahwa rasio marginal utility 2 barang adalah sama dengan
tingkat marginal substitusi diantara 2 barang tersebut. Oleh karena itu, kondisi pengakolasian
pendapatan yang optimal menjadi :
pi
MRS ( x i untuk x j )= (4.10)
pj
Dari sini, telah diketahui bahwa untuk memaksimalkan kepuasan, seseorang harus
menyamakan tingkat pertukaran fisik dengan tingkat pertukaran pasar.

Menginterpretasi Multiplier Lagrangian


∂U ∂U ∂U
∂ x1 ∂ x2 ∂ xn
λ= = =…= ( 4.11)
p1 p2 pn
Atau
MU x1 MU x2 MU xn
λ= = =…=
p1 p2 pn
λ adalah marginal utility dari uang pengeluaran tambahan untuk konsumsi (marjinal utility
dari pendapatan). Persamaan ini menyatakan tentang kepuasan maksimum, setiap barang
yang dibeli harus menghasilkan marginal utility yang sama per harga yang di habiskan untuk
membeli barang tersebut, jika tidak sama maka dana tidak teralokasi optimal.
Pada margin, harga barang menggambarkan evaluasi kepuasan konsumen dari barang
terakhir dikonsumsi (seberapa banyak keinginan konsumen untuk membayar barang terakhir)
MU xi
pi= (4.12)
λ
Solusi Sudut
Ketika solusi sudut terlibat, maka keadaan perlakuan pertama untuk maksimum harus
dimodifikasi :
∂L ∂U
= −λ pi ≤ 0(i=1 … n)( 4.13)
∂ xi ∂ xi
Dan, jika
∂L ∂U
= −λ pi <0( 4.14)
∂ xi ∂ xi
Maka
x i=0( 4.15)

Untuk menginterpretasikan kondisi ini, kita dapat menuliskan kembali persamaan 4.14
sebagai:
∂U
∂ x i MU xi
pi > = (4.16)
λ λ
Sehingga, kondisi optimal sama seperti sebelumnya, kecuali untuk barang yang harganya (pi)
melebihi marginal valuenya terhadap konsumen ( MU xi / λ ¿ tidak akan dibeli (xi = 0). Jadi,
hasil secara matematika sesuai dengan ide umum bahwa seorang individu tidak akan membeli

6
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

barang - barang yang tidak senilai dengan uangnya. Walaupun solusi yang ada tidak
menyajikan fokus utama bagi analisis kita di buku ini, para pembaca harus tetap mengingat
kemungkinan untuk solusi - solusi yang timbul dan interpretasi ekonomi yang dapat dikaitkan
dengan kondisi optimal dalam beberapa kasus.

Contoh 4.1
Fungsi Permintaan Cobb-Douglas
Seperti yang telah ditunjukkan pada Chapter 3, fungsi utilitas Cobb-Douglas dapat
dinyatakan sebagai berikut:
U ( x , y )=x α y β (4.17)
dimana, untuk kemudahan5, kita asumsikan α +β=1. Sekarang kita dapat menyelesaikan nilai
pemaksimalan utilitas dari x dan y untuk setiap tingkat harga (px, py) dan pendapatan (I).
Bentuk persamaan Lagarange:
α β
L=x y + λ ( I −p x x− p y y ) (4.18)
menghasilkan kondisi perlakuan pertama:
∂L α−1 β
=αx y − λ p x =0
∂x
∂L α β −1
= βx y −λ p y =0(4.19)
∂y
∂L
=I − p x x − p y y=0
∂λ
Dengan menyamakan rasio dari 2 persamaan pertama, diperoleh:
αy p x
= (4.20)
βx p y
atau:
β 1−α
p y y= p x x= p x x ( 4.21)
α α
dimana persamaan terakhir diperoleh karena α + β=1. Substitusi persamaan 4.21 ke kendala
anggaran akan menghasilkan:
I= p x x + p y y= p x x +
1−α
α (
p x x= p x x 1+
1−α
α ) 1
= p x x(4.22)
α

Penyelesaian untuk x akan menghasilkan:


¿ αI
x= (4.23)
px
dengan manipulasi yang sama, maka diperoleh:
βI ¿
(4.24) y=
py
Hasil ini menunjukkan bahwa seorang individu yang fungsi utilitasnya ditunjukkan seperti
pada Fungsi 4.17 akan selalu memilih untuk mengalokasikan α persen dari pendapatannya
p x p y
untuk membeli barang x (dimana x =α ) dan β persen untuk membeli barang y ( y =β ).
I I
Walaupun Fungsi Cobb-Douglas ini sering memudahkan penyelesaian permasalahan
sederhana, namun fungsi ini memiliki keterbatasan dalam menjelaskan perilaku konsumsi
yang sebenarnya. Karena alokasi pendapatan yang digunakan untuk barang - barang tertentu
sering berubah secara signifikan sebagai akibat perubahan kondisi ekonomi, sebuah fungsi
yang lebih umum (general) dapat memberikan pengertian yang tidak dijelaskan oleh Fungsi

7
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Cobb-Douglas. Kita mengilustrasikan sebagian contohnya pada Contoh 4.2, dan topik umum
mengenai budget share akan dijelaskan lebih rinci pada kelanjutan dari chapter ini.
Contoh Numerik. Pertama, perhatikan contoh numerik untuk kasus Cobb-Douglas. Anggap
barang x dijual dengan harga $1 dan barang y dijual dengan harga $4 dan pendapatan total
adalah $8. Atau dengan singkat, p x =1, p y =4 , I =8 . Anggap pula bahwa α =β=0,5 sehingga
individu ini membagi pendapatannya secara merata untuk kedua barang. Sekarang,
Persamaan Permintaan 4.23 dan 4.24 menjadi:
αI 0,5( 8)
x ¿= = =4 (4.25)
px 1
¿ βI 0,5( 8)
y= = =1
py 4
dan, dengan pilihan x dan y optimal yang diminta tersebut, maka:
0,5 0,5 0,5 0,5
Utility (Utilitas)=x y =( 4 ) ( 1 ) =2( 4.26)
Perhatikan pula bahwa kita dapat menghitung nilai Lagrangian multiplier (pengali
Langrange) yang sesuai dengan alokasi pendapatan ini dengan menggunakan Persamaan
4.19:
α−1 β
αx y 0,5 ( 4 )0,5−1 ( 1 )0,5
λ= = =0,25( 4.27)
px 1
Nilai ini menyatakan secara tidak langsung bahwa setiap perubahan kecil pada pendapatan
akan meningkatkan utilitas sekitar seperempat dari jumlah perubahan tersebut. Anggaplah,
sebagai contoh seseorang memiliki pendapatan lebih sebesar 1 persen ($8,08). Dalam kasus
seperti ini orang tersebut akan memilih x=4,04 dan y=1,01, dan utilitas akan menjadi (4,040,5)
(1,010,5) = 2,02. Sehingga, peningkatan sebesar $0,08 pada pendapatan akan meningkatkan
utilitas sebesar 0,02 sesuai dengan yang diprediksi oleh λ=0.25 .

Pertanyaan: Dapatkan perubahan pada py mempengaruhi kuantitas x yang diminta pada


Persamaan 4.23? Jelaskan jawaban anda secara matematika. Juga, kembangkan penjelasan
intuitif berdasarkan dugaaan bahwa share of income yang digunakan untuk barang y
dinyatakan oleh paremeter fungsi utilitas, β .

Contoh 4.2
Pemintaan CES
Untuk mengilustrasikan kasus - kasus dimana budget share berpengaruh akibat keadaan
ekonomi, perhatikan 3 contoh spesifik dari fungsi CES berikut.
Kasus 1. δ=0,5 . Dalam kasus ini, utilitas adalah:
U ( x , y )=x 0,5 + y 0,5 (4.28)

Bentuk persamaan Lagrange:


0,5 0,5
L=x + y + λ ( I − p x x −p y y ) (4.29)
menghasilkan kondisi perlakuan pertama berikut untuk nilai maksimum:
∂L
=0,5 x −0,5 −λ p x =0(4.30)
∂x
∂L −0,5
=0,5 y − λ p y =0
∂y
∂L
=I − p x x− p y y=0
∂λ
Pembagian 2 persamaan pertama menghasilkan:

8
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

()
y
0,5
px
= (4.31)
x py
Dengan mensubstitusi persamaan baru ini ke kendala anggaran dan melakukan beberapa
manipulasi aljabar, kita dapat menurunkan fungsi permintaan yang sesuai dengan fungsi
utilitas ini:
I
x ¿= (4.32)
p x 1+
px
py [ ]
¿ I
y= (4.33)
p y 1+
py
px [ ]
Responsivitas Harga. Pada fungsi - fungsi permintaan ini, perhatikan bahwa share of income

( )
px x 1
dimana =
yang dihabiskan, misalkan pada barang x I p x , adalah tidak konstan dan
1+
py
px
tergantung pada rasio harga . Semakin tinggi harga x, semakin kecil share of income yang
py
akan dihabiskan untuk barang tersebut. Dengan kata lain, permintaan terhadap barang x
sangat berpengaruh akibat harga barang itu dimana peningkatan pada harganya akan
mengurangi total pengeluaran pada x. Kenyataan bahwa permintaan terhadap barang x
tersebut sangat responsif (berpengaruh) akibat harga dapat pula diilustrasikan dengan
membandingkan eksponen yang dinyatakan pada px dalam fungsi permintaan pada Persamaan
4.32 (-2) dengan px pada Persamaan 4.23 (-1). Pada Chapter 5 kita akan lebih banyak
membicarakan observasi ini ketika kita mempelajari konsep elastisitas secara terinci.
Kasus 2. δ =−1. Sebagai kemungkinan lain, perhatikan fungsi permintaan dengan sifat
substitusi yang lebih kecil daripada Cobb-Douglas. Jika δ=−1, fungsi utilitas dinyatakan
sebagai:
−1 −1
U ( x , y )=−x − y (4.34 )
dan dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa kondisi perlakuan pertama untuk nilai
maksimum membutuhkan:
y
x
=
p x 0,5
py ( )
(4.35)

Substitusi persamaan ini ke dalam kendala anggaran dengan beberapa manipulasi aljabar,
sehingga menghasilkan fungsi permintaan:
¿ I
x= (4.36)

I
p x 1+
px[ ( )]
p y 0,5

¿
y=

[ ( )]
0,5
px
p y 1+
py

Kenyataan bahwa fungsi - fungsi permintaan ini kurang responsif (berpengaruh) akibat harga
dapat dilihat dari 2 cara. Pertama, share of income yang dihabiskan untuk barang x

9
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

( )
px x 1
dimana =

( )
I py 0,5
berpengaruh secara positif akibat peningkatan px. Seiring dengan
1+
px
peningkatan harga barang x, pemotongan terhadap barang x hanya sedikit, sehingga total
pengeluaran untuk barang tersebut meningkat. Kenyataan bahwa fungsi permintaan pada
Persamaan 4.36 kurang responsif (berpengaruh) akibat harga daripada Cobb-Douglas juga
diilustrasikan oleh eksponen yang relatif kecil dari setiap harga barang (-0,5).

Kasus 3. δ=−∞. Ini adalah kasus penting dimana x dan y harus dikonsumsi dalam proporsi
yang tetap. Anggaplah sebagai contoh, setiap unit barang y harus dikonsumsi bersamaan
dengan tepat 4 unit barang x. Fungsi utilitas yang menggambarkan situasi ini adalah:
U ( x , y )=Min ( x , 4 y ) (4.37)
Dalam situasi ini, orang yang memaksimalkan utilitas hanya akan memilih kombinasi 2
barang dimana x=4y (dimana pemaksimalan utilitas menyatakan secara tidak langsung bahwa
orang ini akan memilih untuk berada pada vertex kurva - kurva indiferensnya yang berbentuk
L. Dengan mensubstitusi kondisi ini ke dalam kendala anggaran akan menghasilkan:
x
I = p x x+ p y y =p x x+ p y =( px +0,25 p y ) x (4.38)
4
Sehingga:
¿ I
x= ( 4.39)
p x + 0,25 p y
dan dengan substitusi yang serupa akan menghasilkan:
I
y¿= ( 4.40)
4 p x+ p y
Dalam kasus ini, share of budget seseorang yang digunakan untuk, katakanlah, barang x
meningkat dengan cepat seiring peningkatan harga barang x karena barang x dan y harus
dikonsumsi dalam proporsi yang tetap. Contohnya, jika kita menggunakan nilai yang
diasumsikan pada Contoh 4.1 ( p x =1, p y =4 , I =8 ), Persamaan 4.39 dan 4.40 akan
memprediksi x* = 4, y* = 1, dan seperti sebelumnya, 1/2 dari pendapatan akan dihabiskan untuk
setiap barang. Namun jika kita menggunakan p x =2, p y =4 , I =8 , kita akan mendapatkan x* =

8
/3, y = /3 dan orang ini menghabiskan /3
* 2 2

( ¿
px x
I
2
=
8
( 83 ) ) pendapatannya untuk barang x.

Mencoba beberapa angka lain memberi kesan bahwa share of income yang digunakan untuk
barang x akan mendekati 1 seiring dengan peningkatan harga barang x.

Pertanyaan: Apakah perubahan pada pendapatan mempengaruhi expenditure share pada


berbagai fungsi CES yang didiskusikan? Bagaimana perilaku expenditure share yang
berkaitan dengan sifat homothetic dari fungsi ini?

Indirect Utility Function


Contoh 4.1 dan 4.2 menggambarkan prinsip bahwa hal ini sering mungkin untuk
memanipulasi kondisi perlakuan pertama untuk utility-maximization problem dibatasi untuk
memecahkan nilai optimal x1 ,x2, …, xn. Nilai-nilai yang optimal pada umumnya akan
tergantung pada harga semua barang dan pendapatan individu. Yaitu,

10
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

X*1 = x1(p1,p2,…,pn,I)
X*2 = x2(p1,p2,…,pn,I) (4.41)


X*n = xn(p1,p2,…,pn,I)
Dalam bab berikutnya kita akan menganalisis secara lebih rinci set fungsi permintaan,
yang menunjukkan ketergantungan jumlah masing-masing xi demanded on p1, p2, .., pn dan I.
Di sini kita menggunakan nilai optimal x itu dari persamaan 4.42 untuk menggantikan dalam
fungsi utilitas asli untuk menghasilkan
Maximum utility = U(x*1,x*2,…,x*n) (4.42)
= V(p1,p2,…,pn,I) (4.43)
Karena keinginan individu untuk memaksimalkan utilitas,dengan kendala anggaran, tingkat
optimal utilitas diperoleh secara tidak langsung akan tergantung pada harga barang yang
dibeli dan pendapatan individu. Ketergantungan ini tercermin oleh indirect utility function v.
Jika harga atau pendapatan mengalami perubahan, tingkat utilitas yang dapat dicapai juga
akan terpengaruh. Kadang-kadang, dalam teori konsumen dan dalam banyak konteks lain,
adalah mungkin untuk menggunakan pendekatan ini secara tidak langsung untuk mempelajari
bagaimana perubahan keadaan ekonomi mempengaruhi beragam jenis hasil, seperti utilitas
atau (dalam buku ini) biaya perusahaan.

The Lump Sum Principle


Banyak wawasan ekonomi berasal dari pengakuan bahwa utilitas akhirnya tergantung
pada pendapatan individu dan pada harga yang mereka hadapi. Salah satu yang paling
penting dari ini adalah apa yang disebut lump sum prinsiple yang menggambarkan
keunggulan pajak atas daya beli umum seseorang untuk pajak atas barang spesifik. Wawasan
yang terkait adalah bahwa hibah pendapatan umum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
akan meningkatkan utilitas akan lebih dari jumlah uang yang sama yang dihabiskan untuk
subsidi barang spesifik. Di sisi lain, pajak atau subsidi atas barang spesifik baik mengurangi
daya beli seseorang dan mendistorsi pilihan mereka karena harga buatan tergabung dalam
skema tersebut. Karenanya, pajak penghasilan umum dan subsidi yang lebih disukai jika
efisiensi adalah kriteria penting dalam kebijakan sosial.
Prinsip lump sum yang berlaku untuk perpajakan diilustrasikan pada gambar 4.5.
Awalnya orang ini memiliki pendapatan I dan memilih untuk mengkonsumsi kombinasi x*,
y*. Pajak pada barang x akan menaikkan harga, dan pilihan pemaksimalan utilitas akan
beralih ke kombinasi x1, y1. Pemungutan pajak akan t. x1 (dimana t adalah tarif pajak yang
dikenakan pada barang x). Alternatif, pajak pendapatan yang menggeser batasan anggaran ke
dalam untuk I’ juga akan mengumpulkan jumlah pendapatan yang sama. Tetapi utilitas yang
disediakan oleh pajak penghasilan (U2) melebihi yang disediakan oleh pajak pada x saja (U 1).
Karenanya, kami telah menunjukkan bahwa beban utilitas dari pajak penghasilan lebih kecil.
Argumen serupa dapat digunakan untuk menggambarkan keunggulan hibah pendapatan
subsidi pada barang-barang spesifik.

11
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Gambar 4.5 The Lump Sum Principle Of Taxation


Pajak pada barang x akan menggeser pilihan pemaksimalan utilitas dari x*, y* menjadi x1, y1.
Pajak pendapatan yang dikumpulkan dengan jumlah yang sama akan menggeser batasan
anggaran ke I'. Utilitas akan lebih tinggi (U 2) dengan pajak penghasilan dibandingkan dengan
pajak pada x saja (U1).
Quantity of y

y1 I’

y*

y2 I
U3

U2
U1
Quantity of x
*
X1 X X2

Contoh 4.3
Indirect Utility And The Lump Sum Principle
Dalam contoh ini kita menggunakan konsep indirect utility function untuk mengilustrasikan
prinsip lump sum yang berlaku untuk perpajakan. Pertama kita harus menurunkan indirect
utility function untuk dua kasus ilustratif.
Case 1. Cobb douglas-. Dalam contoh 4.1 kita menunjukkan bahwa untuk fungsi utilitas cobb
douglas-dengan α = β = 0,5 pembelian optimal
I I
x∗¿ y∗¿ (4.44)
2 px 2 py
Sehingga fungsi utilitas tidak langsung dalam hal ini adalah
I (4.45)
V ( p x , p y , I )=U ( x *, y∗)=( x* )0 .5 ( y* )0 .5 =
2 p 0.x 5 p0y .5
8
Ktika Px=1, Py=4, I=8, maka V= =2
2.1.2

Case 2. Fixed proportion. Di kasus ketiga pada Contoh 4.2, kita telah mendapatkan bahwa:
¿ I
x= ( 4.46)
p x + 0,25 p y
¿ I
y=
4 px+ p y
Jadi, dalam kasus ini indirect utility adalah:
I
V ( p x , p y , I )=Min( x*, 4 y∗)= x*=
p x +0 . 25 p y
12
4 I
=4 y∗¿ =
4 p x + p y px +0.25 p y
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

(4.47)

dan dengan Px=1, Py=4, I=8 indirect utility adalah V=4, seperti yang telah kita hitung
sebelumnya..

The lump sum principle. Mempertimbangkan pertama menggunakan kasus cobb douglas-
untuk mengilustrasikan prinsip lump sum. Misalkan pajak sebesar $1 diberlakukan pada x
baik. Persamaan 4.45 menunjukkan bahwa utilitas tidak langsung dalam kasus ini akan jatuh
dari 2 menjadi 1,41 [= 8/(2 . 20,5 . 2)]. Karena orang ini memilih x*=2 dengan pajak.
Pemungutan pajak total akan menjadi $2. Laporan pajak penghasilan pendapatan yang sama
akan karena mengurangi laba bersih menjadi $6, dan utilitas tidak langsung akan menjadi 1,5
[=6/(2 . 1 . 2)]. Sehingga pajak penghasilan adalah perbaikan yang jelas atas kasus di mana x
saja dikenakan pajak. Pajak atas x baik mengurangi utilitas karena dua alasan-mengurangi
daya beli seseorang dan bias nya pilihan dari x baik. Dengan pajak penghasilan hanya efek
pertama dirasakan, sehingga pajak yang lebih efisien.
Kasus tetap proporsi mendukung intuisi ini. Dalam kasus itu, pajak $1 pada x baik akan
mengurangi utilitas tidak langsung dari 4 menjadi 8/3 [=8/(2+1). Dalam hal ini x* = 8/3 dan
tax collection would be $8/3. An income tax that collected $8/3 akan meninggalkan
konsumen ini dengan $16/3 laba bersih dan pendapatan yang akan menghasilkan sebuah
16/ 3
utilitas tidak langsung v= 8/3 [= ¿ . Maka utilitas setelah pajak adalah sama di bawah
1+1
kedua cukai dan pajak penghasilan. Alasan hasil lump sum tidak muncul dalam hal ini adalah
bahwa dengan tetap utilitas proporsi, cukai tx tidak mendistorsi pilihan karena preferensi
begitu kaku.
Pertanyaan: kedua fungsi utilitas tidak langsung digambarkan di sini menunjukkan bahwa
dua kali lipat dari pendapatan dan semua harga akan meninggalkan utilitas tidak langsung
berubah. Menjelaskan mengapa anda harapkan ini menjadi milik semua fungsi utilitas tidak
langsung.

Expenditure minimization
Dalam bab 2 kami menunjukkan bahwa banyak constrained maximum problems telah
dikaitkan “dual" constrained minimum problems. Untuk kasus maksimisasi utilitas, terkait
dual minimization problem concern mengalokasikan pendapatan sedemikian rupa untuk
mencapai tingkat utilitas yang diberikan dengan pengeluaran minimal. Masalah ini jelas
analogus untuk masalah utilitas - maksimisasi utama, namun tujuan dan kendala dari masalah
telah terbalik. Figur 4.6 mengilustrasikan masalah ini ganda pengeluaran - minimalisasi. Ada
individu harus mencapai tingkat utilitas pengeluaran tingkat e1 jelas U 2 - sekarang ini adalah
kendala dalam masalah. Tiga jumlah pengeluaran mungkin (E1, E2, dan E3) akan ditampilkan
sebagai tiga "kendala anggaran "garis dalam gambar. Expenditure level E 1 terlalu kecil untuk
mencapai U2, sehingga tidak dapat memecahkan masalah ganda. Dengan pengeluaran yang
diberikan oleh E3, individu dapat mencapai U2 (di salah satu dari dua titik b atau c), tetapi ini

13
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

bukan, E2 jelas memberikan bukan tingkat pengeluaran minimal yang diperlukan. Hanya
cukup pengeluaran total untuk mencapai U2 (pada titik a), dan ini sebenarnya solusi untuk
masalah ganda. Dengan membandingkan angka 4.2 dan 4.6, jelas bahwa kedua pendekatan
utilitas - maksimisasi primer dan pendekatan ganda pengeluaran minimisasi menghasilkan
solusi yang sama (x*, y*) - mereka adalah cara hanya alternatif melihat proses yang sama.
Sering pendekatan pengeluaran minimisasi adalah lebih berguna, namun karena pengeluaran
secara langsung diamati, sedangkan utilitas tidak. "terkendala masalah minimal. Untuk kasus
maksimisasi utilitas, masalah terkait minimisasi ganda menyangkut pendapatan
mengalokasikan sedemikian rupa untuk mencapai tingkat utilitas yang diberikan dengan
pengeluaran minimal.

Figure 4.6 the dual expenditure – minimization problem


Dual dari masalah utilitas-maksimisasi adalah untuk mencapai tingkat utilitas tertentu (U 2)
dengan pengeluaran minimal. Tingkat pengeluaran E1 tidak mengizinkan U2 dicapai,
sedangkan E3 menyediakan daya beli lebih dari yang dibutuhkan. Dengan pengeluaran E 2
orang ini hanya bisa mencapai U2 dengan mengkonsumsi x* dan y*.

Quantity of y

E3
B

E2
E1

y* A
U2
C

Quantity of x
x*
Ini adalah cara untuk memperlihatkan proses yang sama. Seringkali pendekatan
meminimalkan pengeluaran lebih berguna, namun, karena pengeluaran secara langsung
diamati, sedangkan utilitas tidak.

Pernyataan matematika
14
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Lebih formal, masalah dual expenditure-minimisasi individu adalah memilih x1, x2,..., xn
sehingga dapat meminimalkan
Total pengeluaran = E= p1x1 + p2x2 +... + pnxn (4.48)
sesuai dengan harga tersebut
Utilitas = U = U(x1, x2,..., xn) (4.49)
Jumlah optimal x1, x2,..., xn dipilih dalam masalah ini akan tergantung pada harga dari
berbagai barang (p1, p2,..., pn) dan pada tingkat kepuasan yang diperlukan U2. Jika ada harga
yang berubah atau jika individu memiliki utilitas "target"yang berbeda, bundel komoditas lain
akan optimal. Kebergantungan ini dapat diringkas oleh fungsi pengeluaran.

DEFINISI
Fungsi Pengeluaran. Fungsi pengeluaran individu menunjukkan pengeluaran minimal yang
diperlukan untuk mencapai tingkat utilitas tertentu untuk kumpulan harga tertentu. Artinya,
Pengeluaran minimal = E (p1, p2,..., pn, U) (4.50)
Defenisi ini menunjukkan bahwa fungsi pengeluaran dan fungsi utilitas tidak langsung adalah
fungsi invers satu sama lain (bandingkan Persamaan 4.43 dan 4.50). Keduanya tergantung
pada harga pasar tetapi melibatkan kendala yang berbeda (pendapatan atau utilitas). Dalam
bab berikutnya kita akan melihat bagaimana hubungan ini sangat berguna dalam
memungkinkan kita untuk menguji teori tentang bagaimana individu merespon perubahan
harga. Pertama, mari kita lihat dua fungsi pengeluaran.

Contoh 4.4
Dua Fungsi Pengeluaran
Ada dua cara yang bisa menghitung fungsi pengeluaran. Pertama, metode paling rumit akan
menyatakan masalah memeinimalkan pengeluaran secara langsung dan menerapkan teknik
Lagrangian. Beberapa masalah pada akhir bab ini meminta Anda untuk melakukan tepat itu.
Namun, di sini kita akan mengadopsi lebih merampingkan prosedur dengan mengambil
keuntungan dari hubungan antara pemberian fungsi pengeluaran dan fungsi utilitas tidak
langsung. Karena ini dua fungsi invers satu sama lain, perhitungan satu sangat memudahkan
perhitungan lainnya. Tapi telah dihitung fungsi utilitas tidak langsung untuk dua kasus
penting dalam Contoh 4.3. Mengambil fungsi pengeluaran terkait aljabar sederhana.
Kasus 1. Utilitas Cobb-Douglas. Persamaan 4.45 menunjukkan bahwa secara langsung
fungsi utilitas untuk 2 barang, kasus Cobb-Douglas adalah
I
V(px, py, I) = 0,5 0,5
2 px py
Jika sekarang kita melakukan pertukaran peran utilitas (yang sekarang kita perlakukan
sebagai konstan dilambangkan dengan U) dan pendapatan (yang kita sekarang akan
mengistilahkan "pengeluaran", E, dan memperlakukan sebagai fungsi parameter dari
masalah ini), kita memiliki fungsi pengeluaran:
E(p1, p2, U)= 2 p0,5 0,5
x py U

Cocokkan dengan hasil sebelumnya, sekarang kita gunakan target utilitas U = 2 dengan,
sekali lagi, px=1, py= 4. Dengan parameter ini, Persamaan 4.52 memprediksi pengeluaran
minimal yang dibutuhkan adalah $ 8 (= 2.10,5 . 4 0,5 .2 ). Tidak mengherankan kedua masalah

15
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

the primal utility-maximization dan masalah dual expenditure-minimization adalah identik


secara formal.
Kasus 2. Proporsi tetap. Untuk kasus proporsi tetap, Persamaan 4.47 memberikan fungsi
utilitas tidak langsung sebagai
I
V(px, py, I)= 0,5 0,5
2 px py
Jika kita kembali beralih peran utilitas dan pengeluaran, kita dengan cepat memperoleh
fungsi utilitas pengeluaran:
E(p1, p2, U)= 2 p0,5 0,5
x py U

Sebuah cek dari nilai hipotesis yang digunakan dalam contoh 4.3 (px=1, py=4, U=4) kembali
menunjukkan bahwa biaya $8 (= 1+0,25.4).4) untuk mencapai taget utilitas 4.
Kompensasi untuk perubahan harga. Ini fungsi pengeluaran memungkinkan untuk
menyelidiki bagaimana seseorang dapat kompensasi untuk perubahan harga. Secara khusus,
misalkan harga tthe y baik yang meningkat dari $ 4 sampai $ 5. Hal ini jelas akan mengurangi
utilitas seseorang sehingga kita bisa bertanya, apa jumlah kompensasi moneter akan
mengurangi kerugian tersebut. Karena fungsi pengeluaran tha memungkinkan utilitas yang
akan diadakan terus-menerus, memberikan estimasi langsung dari jumlah ini. Secara khusus,
dalam kasus Cobb - Douglas, pengeluaran akan harus meningkat dari $ 8 sampai $ 8,94 (= 2
0,5 0,5
.1 . 5 .2) untuk memberikan daya beli yang cukup ekstra untuk mengkompensasi tepat
untuk harga ini naik. Dengan tetap proporsi, pengeluaran harus ditingkatkan dari $ 8 sampai $
9 untuk mengkompensasi kenaikan harga. Oleh karena itu, kompensasi yang hampir sama
dalam kasus-kasus sederhana.
Tidak ada perbedaan penting antara dua contoh, namun. Dalam kasus proporsi tetap, $ 1
kompensasi tambahan hanya memungkinkan orang ini untuk kembali ke bundel konsumsi
sebelum nya (x=4, y=1). Itulah satu-satunya cara untuk mengembalikan utilitas untuk U = 4
untuk orang ini kaku. Dalam kasus Cobb - Douglas, bagaimanapun, orang ini tidak akan
menggunakan kompensasi ekstra untuk kembali ke nya atau bundel konsumsi sebelum nya.
Sebaliknya, maksimalisasi utilitas akan mengharuskan $ 8,94 dialokasikan sehingga x = 4,47,
y = 0,894. Ini masih akan memberikan tingkat utilitas U = 2, tetapi orang ini akan menghemat
pada barang y yang sekarang lebih mahal.
Pertanyaan: bagaimana seharusnya seseorang harus kompensasi untuk penurunan harga ?
apakah kompensasi jangka akan diperlukan jika harga barang y turun dari $ 4 sampai $ 3?

Sifat fungsi pengeluaran


Karena fungsi pengeluaran yang secara luas digunakan dalam ekonomi terapan, itu berguna
untuk beberapa sifat yang dimiliki oleh semua fungsi seperti mengerti. Di sini kita melihat
tiga sifat tersebut. Semua ini mengikuti langsung dari fakta bahwafungsi pengeluaran
berdasarkan maksimalisasi utilitas individu.
1. Homogenitas: Untuk kedua fungsi diilustrasikan dalam Contoh 4.4, dua kali lipat dari
semua harga justru akan melipatgandakan nilai pengeluaran yang dibutuhkan. Secara
teknis, ini fungsi pengeluaran yang "homogen derajat satu"di semua harga. Ini adalah
properti cukup umum fungsi pengeluaran. Karena kendala anggaran individu linear dalam
harga, setiap peningkatan proporsional dalam harga dan daya beli akan memungkinkan

16
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

orang untuk membeli bundel komoditas pemaksimalan utilitas yang sama yang dipilih
sebelum kenaikan harga. Dalam bab 5 kita akan melihat bahwa, untuk alasan ini, fungsi
permintaan yang homogen dari nol gelar dalam semua harga dan pendapatan.
2. Fungsi pengeluaran bersifat nondecreasing dalam harga: properti ini dapat singkat
diringkas oleh pernyataan matematis:

∂E
≥0 untuk setiap barang, i
∂ pi
Hal ini tampaknya jelas secara intuitif. Karena fungsi pengeluaran melaporkan
pengeluaran minimum yang diperlukan untuk mencapai tingkat utilitas tertentu, kenaikan
harga apapun harus meningkatkan minimal ini. Lebih formal, misalkan pi mengambil satu
dua nilai: pai dan pbi dengan pbi ≥ pia dengan semua harga lainnya yang radurisasi antara
negara dan b. Juga, misalkan x bundel pembelian barang dalam sebuah negara a, dan y
bundel yang dibeli di negara b. Dengan defenisi fungsi pengeluaran, kedua bundel barang
harus menghasilkan utilitas target yang sama. Jelas bundel y biaya lebih dengan harga
negarab daripada harga di negara a. Tapi kita tahu bahwa bundel x adalah biaya terendah
untuk mencapai tingkat utilitas sasaran dengan kondisi harga. Oleh karena itu,
pengeluaran untuk bundel y harus lebih besar dari pada bundel x. Demikian pula,
penurunan harga tidak harus meningkatkan pengeluaran.
3. Fungsi pengeluaran cekung dalam harga: Dalam Bab 2 kita membahas fungsi cekung
sebagai fungsi yang selalu terletak di bawah bersinggungan dengan mereka. Meskipun
kondisi matematika yang menggambarkan fungsi seperti yang rumit, itu relatif sederhana
untuk menunjukkan bagaimana konsep berlaku untuk fungsi pengeluaran dengan
mempertimbangkan variasi pada satu harga. Gambar 4.7 menunjukkan pengeluaran
¿
individu sebagai fungsi dari harga tunggal, pi. Pada harga awal, pi , pengeluaran orang ini
¿
diberikan oleh E( pi …). Sekarang mempertimbangkan harga yang lebih tinggi atau lebih
¿
rendah dari pi . Jika orang ini terus membeli bundel barang yang sama, pengeluaran akan
meningkat atau decrase linear sebagai perubahan harga. Hal ini akan menimbulkan
pseudo--pengeluaran fungsi E pseudo semu pada gambar. Baris ini menunjukkan tingkat
pengeluaran yang akan memungkinkan orang ini untuk membeli bundel asli barang
meskipun perubahan nilai pi. Jika, seperti yang tampaknya lebih mungkin, orang ini
disesuaikan nya atau pembelian sebagai perubahan pi, kita tahu (karena pengeluaran
minimisasi) pengeluaran aktual tthat akan kurang dari jumlah ini semu. Oleh karena itu,
fungsi pengeluaran aktual, E, akan berbaring di mana-mana di bawah E pseudo semu dan
fungsi akan cekung .11 cekung dari fungsi pengeluaran adalah properti berguna untuk
sejumlah aplikasi, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan nomor indeks (lihat
kelanjutan Bab 5)

Gambar 4.7 Fungsi Pengeluaran Cekung di Harga


¿ ¿
Pada p1 seseorang menghabiskan E( pi …). Jika seseorang ini terus membeli sekumpulan
barang yang sama seperti perubahan p1, maka pengeluaran akan diberikan oleh E pseudo .

17
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

Karena pola konsumsi seseorang tersebut kemungkinan akan berubah karena perubahan p1,
pengeluaran yang sebenarnya akan kurang dari ini.

Ringkasan
Dalam bab ini kita menjelajahi model ekonomi dasar subjek utilitas maksimisasi untuk
kendala anggaran. Meskipun kami mendekati masalah ini dalam berbagai cara, semua
pendekatan ini mengarah pada hasil dasar yang sama:
• Untuk mencapai maksimum yang terbatas, seorang individu harus menghabiskan semua
pendapatan yang tersedia dan harus memilih bundel komoditas sehingga MRS antara dua
barang adalah sama dengan rasio harga pasar barang-barang. Ini singgung dasar akan
menghasilkan individu menyamakan rasio dari utilitas marjinal dengan harga pasar untuk
setiap barang yang sebenarnya consummed. Hasil tersebut adalah umum untuk masalah
optimasi yang paling terbatas.
• Kondisi singgung hanya kondisi orde pertama untuk maksimum dibatasi unik, namun.
Untuk memastikan bahwa kondisi ini juga cukup, indiference peta kurva individu harus
menunjukkan MRS berkurang. Secara formal, fungsi utilitas harus benar-benar kuasi -
cekung.
• Kondisi singgung juga harus dimodifikasi untuk memungkinkan solusi sudut di yang
tingkat optimal konsumsi beberapa barang adalah nol. Dalam hal ini, rasio utilitas
marjinal terhadap harga untuk suatu yang baik akan berada di bawah rasio umum
marginal benefit cost - marjinal untuk barang-barang yang dibeli.

18
Chapter 4 Utility Maximization and Choice

• Konsekuensi dari asumsi dibatasi maksimalisasi utilitas adalah pilihan yang optimal
individu akan tergantung implicity pada parameter nya atau kendala anggaran nya. Itu
adalah pilihan amati akan fungsi implisit dari semua harga dan pendapatan. Utilitas
karena itu akan juga menjadi fungsi tidak langsung parameter ini.
• Dualisasi masalah pemaksimalan utilitas yang terbatas adalah untuk meminimalkan
pengeluaran yang diperlukan untuk kaya target utilitas yang diberikan. Meskipun
pendekatan ini ganda menghasilkan solusi optimal yang sama seperti masalah maksimum
terbatas utama, juga menghasilkan wawasan tambahan ke dalam teori pilihan. Secara
khusus, pendekatan ini menyebabkan fungsi pengeluaran dimana pengeluaran yang
dibutuhkan untuk mencapai sasaran utilitas yang ada yang tergantung pada harga pasar.
Oleh karena itu, fungsi pengeluaran pada prinsipnya dapat diukur.

19

Anda mungkin juga menyukai