Anda di halaman 1dari 11

Laporan Kegiatan Observasi “Sungai Cisadane”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Science Environment Technology and Society

Dosen Pembimbing:
Muhammad Taufik A, M.Pd.

Oleh:
Aulia Abdurahman Hakim 031121042
Khadijah Muhammad Alseggaf 031130032
Lailatul Rizki Fadilah 031121041
Najwa Hilmiyah Kosasih 031121025
Raisha Putri Berliana Purnomo 031121034
Siti Dini Fitriani 031121040
Siti Julia Marline 031121038
Siti Nafisah Ramaliah Mosii 031121039
Susi Aslamiyah 031121028
Tri Sukma Aprilya 031121030

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pakuan
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami selaku kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas “Laporan Kegiatan
Observasi Sungai Cisadane”. Tujuan dari penulisan laporan kegiatan observasi ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Science Environment Technology and Society.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Taufik A,
M.Pd. selaku dosen Science Environment Technology and Society yang telah memberikan
tugas Observasi Sungai Cisadane sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Bogor, 15 Maret 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 6
C. Metode ........................................................................................................................................ 6
BAB II..................................................................................................................................................... 7
ISI LAPORAN ........................................................................................................................................ 7
A. Tema ........................................................................................................................................... 7
B. Waktu dan Tempat Kegiatan....................................................................................................... 7
C. Narasumber ................................................................................................................................. 7
D. Hasil Observasi ........................................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................................................... 10
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sampah dan limbah beracun dan berbahaya (B3) sudah diakui menjadi permasalahan
nasional. Masalah sampah dan limbah B3 berhubungan dengan pertambahan penduduk,
pembangunan dan industrialisasi, gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Akibatnya
volume, jenis, dan karakteristik sampah dan limbah akan bertambah setiap tahunnya. Menurut
KLHK dan Kementerian Perindustrian tahun 2016, jumlah timbulan sampah di Indonesia
sudah mencapai 65,2 juta ton/tahun. Sedangkan dari limbah B3, sisa industri yang dikelola
tahun 2017 sebesar 60,31 juta ton, dan secara akumulasi dari tahun 2015 hanya mencapai
kurang dari 40% dari target pengelolaan limbah B3 sebesar 755,6 juta ton di 2019. Jenis usaha
yang mengelola limbah B3 terbesar adalah pertambangan, energi dan mineral.

Sejalan dengan itu, permasalahan lingkungan dan kesehatan akibat sampah dan limbah juga
bertambah. Kualitas air sungai di Indonesia umumnya berada pada status tercemar berat. Tahun
2018 sekitar 25,1% desa mengalami pencemaran air, dan sekitar 2,7% desa tercemar tanahnya.
Sampah juga berkontribusi terhadap kejadian banjir yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
pada 2016 dan 2017 sebanyak 1.805 banjir terjadi di Indonesia serta menimbulkan 433 korban
jiwa. Kondisi yang mengkhawatirkan adalah angka kematian (CFR) akibat kejadian luar biasa
diare pada 2016 sebesar 3,04%, padahal CFR diharapkan kurang dari 1%.

Kasus pencemaran sampah dan limbah tersebut sedang membingkai DAS Kali Cisadane
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pencemaran DAS Cisadane dari tahun ke tahun
semakin meluas. Bahwa pencemaran itu diawali dengan kondisi semakin mengkota,
tumbuhnya permukiman dan industri semakin massif sehinga terjadi perubahan pemanfaatan
lahan. Dulu secara historis Kali Cisadane merupakan kebanggaan yang disakralkan karena
mempunyai kaitan dengan peradaban masa lampau. Menurut Wikipedia, bahwa Ci Sadane
adalah salah satu sungai besar di Tatar Pasundan, Pulau Jawa, yang bermuara ke Laut Jawa.
Pada masa lalu, sungai ini juga disebut dengan nama Ci Gede (Chegujde, Cheguide),
setidaknya pada bagian di sekitar muaranya. Sungai Cisadane memiliki mata air di Gunung
Kendeng dan umumnya hulu sungai ini berada di lereng Gunung Pangrango dengan beberapa
anak sungai yang berawal di Gunung Salak, melintas di sisi barat Kabupaten Bogor, terus ke
arah Kabupaten Tangerang dan bermuara di sekitar Tanjung Burung.

4
Cisadane merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati beberapa wilayah
kabupaten dan kota di Jawa Barat (Bogor dan Depok), DKI Jakarta, serta kabupaten dan kota
di Tanggerang-Banten. Selama ratusan tahun, pedagang Tionghoa memanfaatkan aliran sungai
Cisadane dari pesisir Laut Jawa untuk berlayar masuk ke pedalaman daerah Tangerang.
Sebelum disebut Cisadane, sungai ini dulunya bernama “Sadane”.

Kata “Sadane” jika diartikan dalam Bahasa Sanskerta berarti “Istana Kerajaan”. Mungkin
saja maksudnya adalah Kerajaan Pajajaran dengan Ibukota di Pakuan, Bogor, Jawa Barat.
Cisadane dulunya menjadi sungai suci bagi masyarakat Hindu Kerajaan Pajajaran. Aliran
Sungai Cisadane berasal dari anak-anak sungai yang berhulu di lereng Gunung Pangrango dan
Gunung Salak di Bogor.

Berdasarkan hasil analisis luas total wilayah DAS Cisadane mencapai 161.147 hektar, dari
luasan tersebut terbagi dua yaitu kawasan lindung seluas 58.905 hektar dan kawasan bukan
lindung seluas 102.242 hektar (KLH, 2007). Sumber air DAS Cisadane berasal dari Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Taman Nasional Halimun Salak (TNGHS).
Aliran sungai induk (Sungai Cisadane) mengalir sejauh 1.047 Km dari kawasan hulu hingga
hilir. Aliran sungai ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar
bantaran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan pola pemanfaatan yang
beragam. Kali Cisadane mengalami perubahan-perubahan akibat aktivitas penduduk dan
pemukimannya, pembangunan dan industrialisasi, dan lain-lain. Hal ini terjadi di wilayah
daerah aliran sungai Cisadane, bahwa aktivitas perkotaan berdampak pada alih fungsi lahan
pertanian menjadi permukiman (transformasi penggunaan lahan).

Pola Ruang dalam RT/RW Kabupaten Bogor telah menetapkan ketentuan dominasi
kawasan pertanian lahan basah didasarkan potensi dan karakteristik wilayah, namun yang
terjadi adalah penggunaan lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan
perumahan/permukiman. Kualitas air sungai Cisadane disebabkan meningkatnya kawasan
industri dan kawasan pemukiman kumuh, sehingga diperlukan dasar perencanaan lanskap
dalam menentukan Kota Tangerang sebagai Kota Layak Huni.

Air sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber baku air PDAM, pertanian perikanan, dan
perindustrian dalam skala kecil maupun besar. Yang menjadi persoalan pada air sungai ini
adalah tingkat pencemaran yang masih tinggi, terutama limbah industri, meskipun banyak
instansi yang telah berperan dalam pengelolaan kualitas air Sungai Cisadane baik di Tingkat
Pusat, Tingkat Provinsi Banten, maupun Tingkat Kota Tangerang. Pencemaran Kali Cisadane

5
mulai massif tahun 2000-an. Tahun 2019 pencemaran dan kerusakan lingkungan makin parah
dan mengkhawatirkan di zona Kali Mati Cisadane. Air Cisadane dari zona Kali Mati hingga
Teluk Burung sudah tak bisa dimanfaatkan, apalagi pada musim kemarau panjang. Airnya
tampak hitam pekat dan sangat bau.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami dapat mengidentifikasikan rumusan masalah


yang berkaitan dengan pencemaran air di Sungai Cisadane.

1. Factor apa saja yang menyebabkan pencemaran air di sungai Cisadane?


2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tersebut?
3. Bagaimana upaya dalam memecahkan masalah di DSA Cisadane?

C. Metode

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah :

1. Observasi
2. Wawancara

6
BAB II
ISI LAPORAN
A. Tema
Kegiatan obsrvasi dan wawancara terkait Sungai Cisadane.
B. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan observasi dan wanwancara dilakukan pada hari Selasa, 15 Maret 2022 pukul
15.20 – selesai. DSA Sungai Cisadane yang dipilih yaitu Sungai Cisadane Kawasan Muara
Bogor.
C. Narasumber
Narasumber: Ibu Susi
D. Hasil Observasi
1. Penyebab dan Dampak Pencemaran Air di Sungai Cisadane
Sampah limbah plastik. Terutama sampah limbah plastik yang berasal dari berbagai
tempat atau daerah menuju aliran sungai cisadane, sehingga sungai ini dipenuhi oleh sampah
dari masyarakat yang membuangnya secara sembarangan. Dampaknya ada pada lingkungan
yaitu terjadi luapan air hingga >8 meter dari permukaan sungai. Namun, luapan air tersebut
tidak sampai ke permukiman warga hanya saja menyebabkan hilangnya peternakan ikan
warga setempat, limpasan permukaan yang tinggi, laju erosi tinggi, sumber dan mata air
yang semakin terbatas dan kualitas air yang semakin memburuk.
Terdapat juga dampak yang disebabkan oleh ekonomi dan sosial. Dampak dari ekonomi
yaitu kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang tidak kunjung teratasi, dan penyediaan air
bagi pertanian dan industri yang semakin tidak memadai. Sedangkan dampak dari sosial
yaitu ketidakpatuhan terhadap tata ruang, alih fungsi lahan yang semakin banyak terjadi,
tumpang tindih kawasan atau tata batas yang tidak jelas, serta penangangan sampah dan
limbah yang sangat tidak memadai.
2. Upaya untuk Permasalahan di SDA Cisadane
Selama 10 tahun, menurut narasumber sebagai pendatang baru sebelumnya tidak pernah
ada bencana apapun seperti kasus tenggelamnya seseorang, terbawa arus atau korban
kriminal lainnya. Narasumber hanya pernah mendengar dari orang asli yang bertempat
tinggal di daerah perairan sungai cisadane bahwa dalam 4 tahun sekali terdapat banjir, tetapi
memerlukan waktu yang cukup lama agar banjir dapat diprediksi akan terjadi. Dalam hal
ini, dampak bencananya terlihat relatif dan tergantung pada curah hujan atau luapan air

7
sungai yang cenderung tenang. Berikut upaya-upaya dalam pemecahan masalah yang ada
di sungai Cisadane:
a) masyarakat selalu bergotong royong untuk membersihkan sungai dengan memunguti
sampah dan ditampung oleh mobil truk sampah lalu dibuang ke tempat pembuangan
limbah, dan juga
b) masyarakat setempat telah bersepakat untuk berusaha agar tidak membuang sampah
ke sungai dan lebih memilih untuk membakarnya.
c) Penguatan kembali aturan hukum dan penegakannya (law enforcement) berkaitan
dengan tata ruang (RT RW), sistem tenurial (masalah konflik lahan, penelantaran
lahan dan lahan gontai).
d) Aspek hukum harus ditegakkan untuk menjamin terlaksananya mekanisme reward
and punishment dalam pengelolaan DAS Cisadane.
e) Pendekatan rehabilitasi DAS harus didasari dengan program-program untuk
meningkatkan atau menciptakan pendapatan masyarakat (income generating).
f) Pelibatan masyarakat sejak dini dalam kegiatan perencanaan menjadi kunci
keberlangsungan kegiatan rehabilitasi sehingga dari awal tergambar dengan jelas
tangungjawab dan peran masing-masing pihak.
g) Penyadaran publik tentang pola penggunaan lahan yang lestari dan berwawasan
lingkungan, penggunaan bahan kimia dalam budidaya pertanian sesuai aturan dan
secara ekonomi menguntungkan perlu mendapat dukungan yang nyata sehingga
penyuluhan dan penyadaran serta perubahan nilai di masyarakat menjadi kunci
dalam pelaksanaan program.
h) Perlu dibentuk Komisi Pengendali DAS Cisadane yang beranggotakan seluruh
perwakilan stakeholder yang berfungsi untuk merumuskan pengelolaan DAS
Cisadane terpadu.
3. Perbedaan DSA Cisadane dahulu-sekarang
Sungai cisadane dahulu sangatlah kotor dibandingkan dengan yang sekarang sebab
terdapat usulan dari pemerintahan kabupaten bogor, yakni jika ada seorang warga yang
membuang sampah sembarangan ke sungai akan diberikan sanksi.

8
4. Teknologi/SDA DAS Cisadane
Sejauh ini, menurut narasumber tidak ada. Untuk sungai cisadane di aliran Cisadane-
Empang masih menggunakan bantuan alat seperti mobil beko untuk mengeruk sampah-
sampah yang berserakan di sekitar sungai, warga pun hanya menggunakan tongkat dan kail
untuk mengambil sampah di pinggiran sungai.
Menurut hasil pencarian, dari pemerintah daerah Tangerang dan Bogor bekerja sama
dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) melaksanakan pemantauan kualitas air Sungai Cisadane
dengan menerapkan teknologi sistem online monitoring kualitas air secara rutin.
Pemantauan yang dilaksanakan di Sungai Cisadane membutuhkan teknologi telemetri
dengan pilihan teknologi komunikasi data jarak jauh. Beberapa pilihan teknologi
komunikasi yang ada di antaranya adalah teknologi komunikasi radio, teknologi
komunikasi satelit, dan teknologi komunikasi GSM.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagaimana berikut:
• Perlindungan Sungai Cisadane dari pencemaran belum berjalan dengan baik.
• Disamping itu, penerapan sanksi dalam rangka penegakan hukum sepertinya belum
dilaksanakan secara konsisten.
• Masih kurangnya teknologi dan SDA untuk wilayah tersebut.
B. Saran
Diperketatnya pengawasan terhadap sumber-sumber pencemaran air sungai sehingga
pencemaran dapat dikendalikan atau dikurangi. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah
daerah dengan masyarakat untuk menjadikan DAS Cisadane menjadi sungai yang bersih dari
pencemaran. Penyuluhan dan penyadaran serta perubahan nilai di masyarakat menjadi kunci
dalam pelaksanaan program.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai