Anda di halaman 1dari 3

Asal-Usul Kehidupan menurut Agama Islam

Dalam pandangan sains, masih belum ditemukan secara pasti bagaimana awal
terbentuknya manusia. Kebanyakan teori yang ada hanyalah teori tentang perkembangan
manusia yaitu teori yang membahas perubahan manusia dari zaman purba hingga zaman
sekarang. Sebenarnya mereka sendiri masih ragu dan tidak yakin dengan teori yang mereka
keluarkan, hal ini dapat dibuktikan dengan teori mereka yang selalu diawali dengan kata
diduga, diperkirakan, kemungkinan, dan lain sebagainya.
Menurut pandangan Islam, sudah jelas bahwa manusia pertama itu adalah Nabi Adam
yang diciptakan oleh Allah dari tanah liat dan dibentuk dengan sebaik-baiknya yang kemudian
ditiupkan ruh sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an. Semua agama juga
mengakui bahwa manusia pertama adalah Adam sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
kitab suci mereka masing-masing.
Bukti yang berupa dalil al-Qur’an:
1. “Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah”, QS. As-Sajadah ayat 7.
2. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang dibentuk”, QS. Al-Hijr ayat 26.
3. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: sungguh, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang diberi
bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakannya dan Aku telah meniupkan roh
(ciptaan)-Ku kedalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”, QS.
Ah-Hijr ayat 28 dan 29.
4. “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah kusempurnakan
kejadiannya, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya”, QS. Sad ayat 71 dan
72.

Bukti yang berupa hadits Nabi SAW:


1. “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah yang diambil dari
seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adampun seperti itu, sebagian ada yang baik
dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar, dan sebagainya”. (HR. Tirmidzi)
2. “Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu terbuat dari tanah”
(HR.Bukhari)

Setelah diciptakannya Nabi Adam, Allah SWT menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk
sebelah kiri Nabi Adam AS. Hal ini berdasarkan firman Allah yang artinya:
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang
satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu”, QS. An-Nisa ayat 1.
Kemudian diperkuat dengan hadits yang berbunyi, “Maka sesungguhnya perempuan
itu diciptakan dari tulang rusuk Adam”. (HR. Bukhari-Muslim)
Keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa meliputi semua manusia di bumi. Terjadinya
perkembangbiiakan dikarenakan adanya pembuahan sebagaimana yang dijelaskan dalam QS.
Al-Mu’mimun ayat 12, 13, dan 14 yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.
Kemudian dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya
seorang di antara kamu dikumpulkan pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya
(embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan
segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan)
empat kalimat (macam): rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan nasibnya”. HR. Bukhari-
Muslim.

***

Adanya Jin dan malaikat


Dalam pandangan sains, jin dan malaikat adalah hal mitos yang tidak dapat dibuktikan
secara ilmiah keberadaannya. Sedangkan menurut pandangan Islam, malaikat dan jin sudah
ada dan telah diciptakan oleh Allah jauh sebelum Nabi Adam diciptakan dengan dalil firman
Allah SWT yang artinya, “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya
(Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada
malaikat; sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur
hitam yang diberi bentuk”, QS. Al-Hijr ayat 26, 27, dan 28.
Jin sendiri terbuat dari api, sebagaimana yang telah diterangkan dalam dalil di atas
juga diperkuat dengan firman Allah dalam QS. Ar-Rahman ayat 15 yang artinya “dan Dia
menciptakan jin dari nyala api tanpa asap”.

Adanya hewan dan tumbuhan


Dalam pandangan Islam disebutkan bahwa semua hewan diciptakan dari air,
sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT yang artinya, “Dan Allah menciptakan
semua jenis hewan dari air, maka ada sebagian yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu“,
(QS. An-Nur ayat 45). Dalil tersebut dapat dibenarkan mengingat semua unsur makhluk
hidup (organ tubuhnya) sebagian besar terdiri dari air, dan tidak akan ada makhluk hidup
tanpa adanya air karena air adalah sumber kehidupan. Makhluk dari air yang dimaksud jika
diartikan menurut pandangan sains adalahh mikroba. Namun dalam hal ini, para mufasir
berpendapat bahwa air yang dimaksud dalam dalil tersebut adalah air mani, karena hewan
dan manusia juga tercipta dari air mani.
Di samping itu, tumbuhan juga berasal dari air sebagaimana yang difirmankan oleh
Allah SWT,
ُ َ ُ َّ َ ْ َ َ َ َّ َّ ْ ْ َْ ْ َ َْ َ َ َ ً َ َ َْ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ
‫اش َعة ف ِإذا أ َنزلنا َعل ْي َها ال َماء اه زَّتت َو َرَبت ِإن ال ِذي أ ْح َياها ل ُم ْح ِ يي ال َم ْوت ِإنه َعَل كل‬
ِ ‫َو ِمن َآي ِات ِه أنك ت َرى اْلرض خ‬
ْ
‫ش ٍء ق ِدير‬ ‫ي‬

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang,
maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya
Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Fushilat, ayat 39).

***
Sumber, Asal-Usul Kehidupan (Menurut Sains dan Islam) – Judul Situs (wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai