Anda di halaman 1dari 41

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN SISTEM REKAYASA DAN NILAI


PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR AIR
BERSIH DAN AIR MINUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Rekayasa dan Nilai

KELOMPOK 8

Aditya Galih Anggoro 2006545396


Nur Muladica 2006493663
Rosdiana 2006493796
Tri Rachma Sari 2006493890
Rizky Amalia 2006493764

DEPARTEMEN TEKNIK
SIPIL FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
INDONESIA SALEMBA
2020

0
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan Rahmat-
NYA kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar ini tepat waktu. Penulisan
Tugas Besar ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
kelulusan Mata Kuliah Sistem Rekayasa dan Nilai pada Fakultas Teknik Universitas
Indonesia, Program Studi Teknik Sipil. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan Tugas
Besar ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.d. selaku dosen mata kuliah ini
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan Kami
dalam menyusun Tugas Besar ini.
2. Orangtua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan baik
material maupun moral; dan
3. Serta teman – teman yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan
tugas besar ini.

Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga tugas besar ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.

Jakarta, 02 November 2020

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTR..................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ............................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ..………………………………………………2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
1.4 Lingkup Penelitian ......................................................................... 3
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK..................................................................4
2.1 Data Proyek .................................................................................... 4
2.2 Stake Holder ................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Kajian Teori.................................................................................... 7
BAB 3 KONSEP DESAIN ....................................................................... 15
3.1 Marina Barrage ............................................................................. 15
3.2 Konsep Bangunan Utilitas............................................................ 16
3.3 Konsep infrastruktur air bersih ..................................................... 18
3.4 Sistem Pengolahan air minum ...................................................... 21
3.5 Analisis sosial ekonomi................................................................ 23
3.6 Aspek Pariwisata .......................................................................... 25
BAB 4 ANALISA PEMBIAYAAN PROYEK ....................................... 33
4.1 Initial Cost .................................................................................... 33
4.2 Skema Pendanaan ......................................................................... 34
4.3 Revenue ........................................................................................ 34
4.4 WACC & MARR ............................................................................ 35
BAB 5 KESIMPULAN ............................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 38

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai merupakan salah satu sumber daya air yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan terhadap air, jika sungai memiliki fungsi
yang terkendali dan terpadu. Dewasa ini terjadi pekermbangan penduduk yang
semakin pesat dan terus bertambah, terutama penduduk di perkotaan yang meningkat
tajam. Seiring pertumbuhan kota, pengelolaan kotapun menjadi semakin rumit.
Kecepatan dan skala perubahan kota dari negara berkembang menghasilkan tantangan
yang cukup besar. Diantaranya resiko terhadap lingkungan dan sumber daya alam,
kondisi kesehatan, kekerabatan sosial dan hak individual.
Jakarta sebagai salah satu kota metropolitan dunia juga mengalami fenomena
yang relatif sama. Pertumbuhan penduduk tinggi, kualitas lingkungan hidup menurun
tajam, banjir semakin sering, kawasan kumuh terlihat hampir di seluruh bagian kota
dan seterusnya. Kondisi DKI Jakarta yang sekitar 40 persen luasannya merupakan
dataran rendah, yang ketinggiannya berada dibawah muka air laut pasang 1 sampai
dengan 1,5 meter dan 40 persen lahan tersebut 11.500 Hektar yang dillayani dengan
polder. Sementara terdapat 13 aliran sungai menuju laut salah satunya kali Ciliwung
yang kondisinya terus mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat adanya
sampah dan bangunan liar di sepanjang sungai.
Sebagai salah satu sungai berpengaruh di Jakarta, Sungai Ciliwung memiliki
sejarah panjang. Sungai Ciliwung terbentang dari hulu yang terletak di daerah Bogor
yang meliputi kawasan Gunung Gede hinga kawasan hilir di Pantai Utara Jakarta.
Dahulu, Sungai Ciliwung menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Jakarta
dan menjadi habitat berbagai jenis flora dan fauna. Namun kondisinya saat ini banyak
masalah yang terjadi di Sungai Ciliwung dimana keadaan air yang tercemar oleh
sampah dan limbah menyebabkan sungai menjadi berbau dan kotor. Sehingga
meskipun terdapat aliran air di sungai Ciliwung tetapi ketersediaan air bersih dan air
minum tidak memadai kebutuhan masyarakat sekitar.
Selain itu, kualitas air tanah di wilayah Jakarta dalam kondisi kritis. Sebagian
besar air tanah Jakarta tidak memenuhi standar kualitas air minum yang

1
dipersayaratkan pemerintah. Kandungan senyawa garam, mangan dan besi yang
berlebih tersebar di bagian utara Jakarta hingga bagian selatan. Sumur air tanah
mengandung garam berlebih antara lain di sekitar Cengkareng, Kamal Muara,
Penjaringan, Ancol, Cakung, dan sekitar Bekasi sehingga menyebabkan krisis air
bersih dan minum di beberapa wilayah daerah tersebut.

Maka dari itu dengan adanya pembangunan Infrastruktur Pengelolaan air minum
dan air bersih dapat mengembalikan kembali fungsi sungai Ciliwung khususnya yang
ada di bagian hilir menjadi sumber kehidupan masyarakat Jakarta. Air sungai dapat
diolah menjadi layak konsumsi baik sebagai air bersih maupun air minum. Selain itu
kawasan daerah sungai pun dapat dikunjungi para wisatawan lokal maupun
mancanegara melalui sistem rekayasa yang diterapkan serta menarik para investor
untuk mengembangkan perekonomian yang ada di sekitar wilayah sungai Ciliwung.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam Infrastruktur Pengembangan Air Minum dan Air Bersih di Sungai


Ciliwung, Permasalahan yang akan dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem Pengelolaan Sungai Ciliwung dalam pembangunan
infrastrukstur air minum dan air bersih?
2. Bagaimana upaya penanggulangan Banjir yang sering terjadi di Jakarta akibat
meluapnya sungai Ciliwung?
3. Bagaimana mencipatkan Infrastruktur sungai Ciliwung sebagai Landmark Kota
Jakarta yang menarik Wisatawan dan Investor untuk mengembangkan
perekonomian?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :


1. Mengetahui Sistem Pembangunan Infrastruktur Air Minum dan Air Bersih yang
dapat diterapkan di Sungai Ciliwung.
2. Mengetahui upaya penanggulangan Banjir yang sering terjadi di Jakarta akibat
meluapnya Sungai Ciliwung

2
3. Mengubah Sungai Ciliwung menjadi Landmark Kota Jakarta yang menarik sebagai
tempat wisata dan pertumbuhan Ekonomi

1.4 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Penelitian ini melingkupi Pembangunan sistem Infrastruktur
air di Sungai Ciliwung serta sistem lain yang menunjang dari sisi pariwisata maupun
ekonomi.

3
BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Data Proyek


Sungai Ciliwung adalah sungai yang melalui wilayah ibu kota DKI Jakarta dan
salah satu sumber air baku DKI Jakarta. Panjang aliran utama Sungai Ciliwung ± 120 km
dengan daerah tangkapan airnya/daerah aliran sungai (DAS) seluas 387 km2. Sungai
Ciliwung relatif lebar dan memiliki banyak cabang alirannya. Wilayah lintas Sungai
Ciliwung adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan DKI Jakarta.
Hulu Sungai Ciliwung berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung
Pangrango dan daerah Puncak. Setelah melewati Kota Bogor, Sungai Ciliwung mengalir
ke utara Pulau Jawa, di sisi Barat Jl. Raya Bogor, sisi Timur Kota Depok, dan memasuki
wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sungai
Ciliwung bermuara di daerah Luar Batang, di dekat Pasar Ikan. Di sebelah Barat, Sungai
Ciliwung berbatasan dengan Sungai Cisadane, Kali Grogol, dan Kali Krukut. Sementara di
sebelah Timur, Sungai Ciliwung dengan Kali Sunter dan Kali Cipinang.

.
Gambar 2.1 Peta Lokasi DAS Ciliwung
Sumber : Kajian Pengurangan Resiko Banjir di DAS Ciliwung, 2020

4
Panjang ± 120 Km

Luas Cekungan 476,2 km²

Sumber Gunung Pangrango

Muara Teluk Jakarta

Kota Bogor, Depok, DKI Jakarta

Negara Indonesia

Tabel 2.1 Informasi Sungai Ciliwung

Untuk penerapan sistem yang akan kita kembangkan direncanakan DAS Ciliwung area
Gunung Sahari hingga bagian Hilir/Muara Teluk Jakarta dengan debit banjir kala ulang 5
tahun adalah 60.1487 m3/dtk, kala ulang 10 tahun adalah 66.5218 m3/dtk, kala ulang 25 tahun
adalah 75.3474 m3/dtk, kala ulang 50 tahun adalah 83.5296 m3/dtk.

Gambar 2.2 Skema Pemodelan Sungai Ciliwung Gunung Sahari DAS Hilir
Sumber : Analisis Kapasitas Ruas Sungai Ciliwung Hilir (Gunung Sahari) Terhadap Debit Banjir SertaPenanggulangan
Pada DAS Marina DKI Jakarta, 2020

5
2.2 Stake Holder

Pengelolaan DAS terpadu merupakan upaya pengelolaan sumberdaya yang


menyangkut berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda,
sehingga keberhasilannya sangat ditentukan oleh banyak pihak, tidak semata-mata
oleh pihak pelaksanaan, tetapi oleh pihak yang berperan dari tahapan perencanaan,
monitoring sampai dengan evaluasinya. Masyarakat juga merupakan unsur utama,
sedangkan pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan, fasilitator,
monitoring/pengawasan yang direpresentasikan oleh instansi-instansi sektoral
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang terkait dengan Pengelolaan DAS tersebut.
Pihak-pihak lain yang mendukung keberhasilan pengelolaan DAS antara lain:
Unsur Legislatif, Yudikatif, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dan Lembaga Donor. Dengan demikian dalam satu
wilayah DAS akan terdapat banyak pihak dengan masing-masing kepentingan,
kewenangan, bidang tugas, dan tanggung jawab berbeda, sehingga tidak mungkin
dikoordinasikan dan dikendalikan oleh satu garis komando.
Peran masing-masing Pemangku Kepentingan (Stake Holder) Pengelolaan DAS
antara lain :
1. Lembaga Pemerintah
a. Pemerintah Daerah Provinsi
b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
c. Balai Besar Wilayah Sungai
d. Dinas Kehutanan
e. Dinas Tata Air
f. Dinas Pariwisata
g. Dinas Kesehatan dan Badan Lingkungan
h. Dinas Pengairan

2. Lembaga Non Pemerintah


a. Perguruan Tinggi
b. Lembaga Penelitian
c. Lembaga Swadaya Masyarakat
d. Perusahaan Investor

6
2.3 Kajian Teori

1. Air
Air merupakan sumberdaya yang sangat esensial bagi makhluk hidup, yaitu guna
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan pertanian, perikanan,maupun
kebutuhan lainnya. Air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek
kehidupan menjadikan sumber daya tersebut berharga, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Air tawar yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup hanya memiliki
presentase 2,5 %, yang terdistribusi sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan
sebagainya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan di bidang
teknologi serta industri, kebutuhan akan air juga akan mengalami peningkatan.
Namun, peningkatan kebutuhan air tersebut tidak mempertimbangkan aspek
ketersediaan sumber daya air yang saat ini semakin kritis. Air sebagai sumber daya
yang dapat yang dapat yang dapat diperbarui bukan berarti memiliki keterbatasan dari
aspek kualitas dan penyebaran dari sisi lokasi dan waktu. Oleh karena keterbatasan
sumberdaya air tersebut maka pemanfaatannya sangat dibutuhkan pengelolaan yang
cermat agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
alam air dari waktu ke waktu.

2. Sumber Air
Sumber air yang paling banyak digunakan dalam penyediaan air bersih untuk
kebutuhan airdomestik ialah air tanah. Air tanah adalah air yang berada di bawah
permukaan tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan hidostatiknya sama atau lebih
dari tekanan atmosfer air tanah yang terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Air tanah dangkal ini pada kedalaman 15 meter sebagai air minum, air tanah
dangkal ini ditinaju dari segi kualitas agak baik, segi kuantiitas kurang cukup dan
terganting musim.

3. Kebutuhan Air Bersih


Kebutuhan air bersih merupakan Air yang digunakan untuk memenuhi kegiatan
sehari-hari. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus
memenuhi standart kuantitas dan kualitas. 12 Kebutuhan dasar air bersih adalah
jumlah minimal air bersih bersih yang perlu disediakan agar manusia dapat

7
menjalankan aktivitas dasar sehari-hari secara layak. Besarnya kebutuhan air domestik
di daerah pedesaan sebesar 60 liter/orang/hari. Sedangkan kebutuhan air domestik di
kota sebesar > 150 liter/orang/hari (Sudarmadji, 2014). Sumber air bersih untuk
kebutuhan hidup seharihari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan
kualitas.
Kuantitas air Air dalah salah satu diantara kebutuhan hidup yang paling penting. Air
termasuk dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui, karena secara terus
menerus dipulihkan melalui hidrologi yang berlangsung menurut kodrat. Namun air
merupakan sumber alam yang lain dari pada yang lain dalam arti bahwa jumlah
keseluruhan air yang bisa didapat di seluruh dunia adalah tetap, persediaan totalnya
tidak dapat ditingkatkan atau dikurangi melalui upaya-upaya pengelolaan untuk
mengubahnya. Persediaan total dapat diatur secara local dengan dibuatnya bendungan
atau saranasarana lainnya. Kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih
minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat memperoleh air yang diperlukan
untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Karsidi, 1999).

4. Aspek Design Pengelolaan Air di Singapura

Story Pengelolaan Air di Singapura


Kebutuhan air di Singapura saat ini sekitar 430 juta galon per hari (mgd)
yang cukup untuk memenuhi 782 kolam renang ukuran olimpiade, dengan rumah
memakan 45% dan sektor non-domestik mengambil sisanya. Pada tahun 2060,
total permintaan air Singapura bisa hampir dua kali lipat, dengan sektor non-
domestik mencapai sekitar 70%. Pada saat itu, NEWater dan desalinasi akan
memenuhi hingga 85% dari kebutuhan air Singapura di masa depan. Karena
permintaan air terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
ekonomi, kita perlu merencanakan dan menerapkan infrastruktur air jauh ke depan
untuk mengamankan pasokan air yang memadai dan terjangkau bagi generasi
mendatang. Tumbuh dari Kekuatan ke Kekuatan selama bertahun-tahun, kami telah
memulai cara yang terintegrasi, efektif, dan hemat biaya untuk memenuhi
kebutuhan air nasional dengan investasi dalam penelitian dan teknologi untuk
mengolah, mendaur ulang, dan memasok air. Kami percaya setiap orang di
Singapura memiliki kepentingan atas air - sebagai sumber daya yang diperlukan,
aset ekonomi, dan kekayaan lingkungan. Saat ini, Singapura diakui secara

8
internasional sebagai kota model untuk pengelolaan air terintegrasi dan Global
Hydrohub yang sedang berkembang - pusat terkemuka untuk peluang bisnis dan
keahlian dalam teknologi air.
Ada empat cara negara Singapura mendapatkan air bersihnya yaitu :
1. Resapan Air Lokal
2. Impor Air dari Malaysia
3. Daur Ulang dengan New Water
4. Desanlinasi atau pengelolaan air laut/garam menjadi air bersih

Gambar 2.2 Proses Pengelolaan air di Singapura


Sumber : Website, https://www.pub.gov.sg/watersupply/singaporewaterstory 2020

Singapura telah membangun pasokan air yang kuat, beragam dan


berkelanjutan dari empat sumber air yang dikenal sebagai Empat Keran Nasional -
Air dari Daerah Tangkapan Lokal, Air Impor, air reklamasi bermutu tinggi yang
dikenal sebagai NEWater dan Desalinated Water. Dalam mengintegrasikan sistem
air dan memaksimalkan efisiensi masing-masing dari empat keran nasional,

9
Singapura telah mengatasi kekurangan sumber daya air alami untuk memenuhi
kebutuhan negara yang sedang berkembang.

Gambar 2.3 Sistem Air Terintegrasi


Sumber: https://www.pub.gov.sg/PublishingImages/Integrated_Water_Systems.jpg

1. Resapan Air Lokal


Dengan luas sekitar 710 km2 dan daerah perkotaan yang terus berkembang,
Singapura kekurangan ruang untuk mengumpulkan dan menyimpan semua
hujan yang turun di atasnya. Melalui jaringan sungai, kanal, dan saluran air,
hujan yang turun di dua pertiga luas daratan Singapura dialirkan ke 17 waduk.

10
Gambar 2.4 Peta Reservoir
Sumber: https://www.pub.gov.sg/PublishingImages/Reservoir_Blue_Map_SG.png

Singapura memiliki dua sistem terpisah untuk mengumpulkan air hujan dan air bekas:
1. Air hujan dikumpulkan melalui jaringan saluran air, kanal dan sungai yang
komprehensif dan dialirkan ke waduk sebelum diolah untuk air minum.
2. Air bekas pakai dikumpulkan di jaringan selokan bawah tanah yang mengarah ke
pabrik reklamasi air. Sistem terpisah dan memastikan bahwa saluran air bebas dari
polusi.

Gambar 2.5 Used Water Stormwater Drainage System.


Sumber: https://www.pub.gov.sg/PublishingImages/UsedWater_Stormwater_Drainage_System.jpg

11
2. Impor Air dari Malaysia
Berdasarkan Keran Nasional ke-2 Perjanjian Air 1962, Singapura dapat
menarik hingga 250 juta galon air sehari dari Sungai Johor, dan Singapura
berkewajiban untuk menyediakan air olahan untuk Johor hingga 2% dari air
yang kami impor. Perjanjian Air tahun 1962 akan berakhir pada tahun 2061.
Dibangun oleh PUB di bawah perjanjian tahun 1990 dengan Johor sebagai
pelengkap Perjanjian Air tahun 1962, Waduk Linggiu terletak di hulu Perairan
Sungai Johor dan melepaskan air ke Sungai Johor untuk menambah alirannya.
Hal ini memungkinkan pengambilan air baku yang andal di Johor River
Waterworks yang dimiliki dan dioperasikan oleh PUB untuk pengolahan.

Gambar 2.6 Peta Imported Water


Sumber: https://www.pub.gov.sg/PublishingImages/PUB_ImportedWater.png

3. Daur Ulang dengan New Water


Proses NEWater mendaur ulang air bekas yang kami olah menjadi air
reklamasi yang sangat bersih dan bermutu tinggi, melindungi pasokan air kami dari
cuaca kering dan menggerakkan Singapura menuju keberlanjutan air.

12
Saat ini, ada lima pabrik air NEW yang memasok hingga 40% kebutuhan air
Singapura saat ini. Pada tahun 2060, NEWater diharapkan dapat memenuhi hingga
55% dari kebutuhan air Singapura di masa depan. Air reklamasi bermutu tinggi diberi
nama NEWater, dan serangkaian pengujian dan audit menunjukkan bahwa itu adalah
sumber air yang aman dan berkelanjutan.

Sekelompok pakar internasional di bidang teknik, ilmu biomedis, kimia, dan


teknologi air juga menemukan bahwa kualitas NEWater secara konsisten aman dan
tinggi, serta sesuai dengan persyaratan WHO dan USEPA untuk air minum. Mereka
merekomendasikannya untuk penggunaan tidak langsung yang dapat diminum, untuk
dimasukkan ke dalam reservoir air baku. Air yang dicampur mengalami naturalisasi
dan pengolahan lebih lanjut dalam saluran air konvensional untuk menghasilkan air
minum.
Pada tahun 2003, kami meluncurkan NEWater kepada publik Singapura,
dengan pembukaan dua pabrik NEWater pertama di Bedok dan Kranji, dan Pusat
Pengunjung NEWater, sebuah museum air untuk menunjukkan perjalanan kami
menuju keberlanjutan air.

● Tahap 1 - Mikrofiltrasi / Ultrafiltrasi


Tahap pertama dari proses produksi NEWater dikenal sebagai Microfiltration
(MF) atau Ultrafiltration (UF). Dalam proses ini, air bekas yang diolah
dilewatkan melalui membran untuk menyaring partikel mikroskopis dan bakteri.
● Tahap 2 - Reverse Osmosis
Tahap kedua dari proses produksi NEWater dikenal sebagai Reverse Osmosis
(RO). Di RO, membran semi permeabel digunakan. Membran semi permeabel
memiliki pori-pori yang sangat kecil yang hanya memungkinkan molekul yang
sangat kecil seperti molekul air untuk melewatinya. Akibatnya, kontaminan yang
tidak diinginkan termasuk virus tidak dapat melewati membran.
● Tahap 3 - Desinfeksi Ultraviolet
Setelah tahap RO, air sudah memiliki kualitas air yang tinggi. Tahap ketiga dari
proses produksi NEWater adalah disinfeksi ultraviolet atau UV yang mampu
membunuh bakteri dan virus. Proses ini bertindak sebagai langkah keamanan
tambahan untuk menjamin kemurnian NEWater.

13
Gambar 2.7 Proses NEWater Treatment
Sumber: https://www.pub.gov.sg/PublishingImages/NEWaterTreatmentProcess.jpg

4. Desanlinasi atau pengelolaan air laut/garam menjadi air bersih


Desalinasi, seperti NEWater, adalah sumber air tahan cuaca, yang membantu
Singapura mengatasi ancaman perubahan iklim dengan lebih baik. PUB telah
mengubah air laut menjadi air minum menggunakan teknologi membran canggih,
dan kami terus berinvestasi dalam penelitian dan teknologi untuk menemukan cara
yang lebih efisien untuk desalinasi air laut dan saat ini memiliki tiga pabrik
desanliasi.

Gambar 2.8 Proses Perjalanan Desalinasi Singapura


Sumber: https://www.pub.gov.sg/watersupply/fournationaltaps/desalinatedwater

14
BAB III

KONSEP DESAIN

3.1. Bangunan Marina Barrage

Proyek Marina Barrage ini adalah proyek yang membuktikam banyak keuntungan dan
manfaat yang dihasilkan dari pembangunan dan pelaksanaannya. Proyek ini bisa
dijadikan contoh untuk negara-negara lain yang ingin mengatasi permasalahan banjir
atau krisis air. Selain itu, proyek marina Barrage juga memberikan pasokan air
tambahan, listrik, tempat untuk rekreasi, olahraga air dan wisata di sekitar daerah
proyek ini. Meskipun berbiaya besar dalam pembangunannya tapi manfaat yang
diperoleh jauh lebih besar dari itu. Dan proyek ini bisa bertahan dandinikmati dalam
jangka waktu yang lama.

Gambar 3.1 Marina Barrage


Sumber : Website, https://www.wisatasingapura.web.id

Konsep bangunan ini adalah sebagai tembok, yang mencegah air tawar keluar ke
laut, dan mencegah masuknya air laut yang berlebihan ke sungai. Bangunan ini
berbentuk seperti kanal yang dapat dibuka tutup sesuai keadaan di lapangan. Konsep
bangunan seperti ini adalah yang kedua di dunia setelah bangunan serupa dibuat di
muara Sungai Thames yang melewati London, Inggris, yang dibangun karena sungai
sering meluap akibat laut pasang yang membanjiri seluruh kota. Bedanya, di Inggris,
model penutup nya adalah slide, geser ke samping, sedangkan di Singapura, model
penutupnya adalah atas bawah.

15
Bendungan yang berada di tengah kota ini, dijadikan pusat dari sistem pengairan
untuk irigasi yang berada di Singapura. Ditempat ini pula terdapat fasilitas wisata gratis
yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung.

3.2. Konsep Bangunan Utilitas

Dalam konteks ini bangunan utilitas dikonsepkan sebagai bangunan yang digunakan
untuk menunjang dan mengintegrasikan komponen dari system yang ada pada
infrastruktur pengolahan air. Untuk tercapainya kenyamanan, kesehatan, keselamatan
dan mobilitas. Konsep infrastruktur sumber daya air minum dan air bersih dapat dilihat
pada fast diagram berikut ini.

Gambar 3.2 Fast Diagram


Sumber : Dok.Pribadi

Dalam bangunan ini terdapat beberapa zona pengintegrasian sistem infrastruktur


sumber daya air, antara lain:

1. Sistem pengelolaan air bersih

2. Sistem pengolahan air minum

Kedua sistem tersebut merupakan fungsi utama pada bangunan ini. Kemudian
didukung untuk fungsi mitigasi becana, pariwisata dan ekonomi untuk fungsi jangka
panjangnya.

16
Untuk studi kasus ini, kami mengambil lokasi di DKI Jakarta dengan objek sungai
Ciliwung. Pada bagian Hilir/Muara Teluk Jakarta dipersiapakan area untuk pembuatan
bangunan ini untuk memudahkan akses kontrol daerah aliran sungai ciliwung.

Gambar 3.3 Lokasi Bangunan


Sumber : Website,google map

Batas lokasi :

Utara : Pulau Seribu Resort

Timur : Pabrik

Selatan : Istana Boneka dan Masjid

Barat : Sungai Ciliwung

Ukuran lahan yang dipergunakan kurang lebih 100 x 300 memanfaatkan


kondisi lahan yg fungsi eksistingnya sebagai tempat parkir.

Bangunan utilitas ini terdiri dari 2 lantai yang fungsi utamanya sebagai pengelola dari
pengintegrasian infrastruktur air bersih dan air minum. Selain fungsi utama tersebut
bangunan ini juga diperuntukan sebagai tempat rekerasi dan penggerak sektor ekonomi di
sekita lingkungannya. Karena letak lokasinya yang berada di dalam kawasan Ancol yang
merupakan salah satu tempat rekreasi di Jakarta.

17
Gambar 3.4 Bangunan Utilitas dan Dam di Kawasan Ancol
Sumber : Dok.Pribadi

Gambar 3.5 Zonasi Fungsi Ruang


Sumber : Dok.Pribadi

3.3. Konsep sistem infrastruktur air bersih

Air bersih adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Dalam keseharian,
air bersih digunakan untuk berbagai keperluan, dari minum, mandi, cuci, masak dan
lainnya. Dalam pengelolaan infrastruktur air bersih terdapat 2 metode yang digunakan
yang merupakan pengembangan sistem yang telah diterapkan di Singapura, yaitu :

1. Sistem pemanfaatan air hujan. Secara sederhana, siklus air dimulai dari
penguapan air laut naik ke atas, berkumpul membentuk awan, kemudian
tertiup angin dan terbawa hingga ke suatu daratan dan hujan. Manusia
mengumpulkan air hujan sebagai air tawar yang siap diolah untuk air minum,
sehingga solusi untuk masalah kekurangan air bersih adalah dengan

18
menampung air tawar yang berasal dari air hujan sebanyak-banyaknya
sebelum dia mengalir menuju laut dan menjadi asin. Dengan begitu,
diharapkan pengumpulan air menjadi efisien dan efektif mencapai tujuan
mengupulkan air tawar secara optimal dan mengendalikan kelebihan air yang
dulu sering terjadi.

2. Pengolahan kembali limbah air domestik melalui pabrik air berteknologi


canggih, yang disebut Recycling Water Management.

Gambar 3.6 Bagan Recycling Water Management


Sumber : Asia Water Week 2013

Agar mendapatkan persepsi yang lebih positif dari masyarakat maka menggunakan
terminologi Recycling Water Management (Pengelolaan Air Buangan). Pengelolaan
air buangan tersebut ditujukan untuk mencegah kontaminasi dan penyebaran penyakit,
melindungi sumber air, dan mendapatkan alternatif sumber air baku.

Koagulasi

Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya
berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya.
Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut
didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini

19
terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam
waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat
menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan
batang pengaduk).

Flokulasi

Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan
memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang
alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok
menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia
yang mampu mengikat flok-flok tersebut.

Sedimentasi

Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah


didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat
jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air.
Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat
tergabung yang disebut unit aselator. Pada proses ini menggunakan centrifugation
untuk Pengentalan (Thickening) lumpur yaitu percepatan dari proses sedimentasi
dengan bantuan gaya sentrifugal dan bekerja secara kontinyu.

Filtrasi

Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media
butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan
berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.

Desinfeksi

Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang
hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini,
biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum
masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.

Reservoir

20
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di
Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di
tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.

Energy Treatment

Setelah air disaring pada proses sebelumnya, maka terdapat sisa lumpur yang
mengendap. Di dalam lumpur tersebut terdapat mikro-organisme seperti bakteri
pathogen yang akan distabilisasi dengan proses kimia, fisika dan biologi. Lumpur
dibiarkan didalam gester (wadah tabung penampung lumpur) selama 20 - 30 hari.
Proses ini nantinya akan mengubah bahan organik tersebut menjadi biogas yang
mengandung 60% - 70% metana. Biogas ini nantinya akan digunakan sebagai bahan
bakar untuk menggerakan mesin generator yang membantu listrik yang dibutuhkan
pabrik.

Gambar 3.7 Sistem Pengelolaan Recycling Water


Sumber : https://www.pub.gov.sg/usedwater/treatment/usedwatertreatmentprocess

3.4 Sistem Pengelolaan Air Minum

21
Sebagai sebuah daerah yang memiliki luasan 146,66 km² dan berpenduduk 1,422
juta orang pada tahun 2010, Jakarta memiliki masalah krisis sumber air bersih dan minum.
Kondisi air tanah sebagai pasokan sumber utama air minum rumah tangga di Jakarta Utara
tercemar berat di 9 kelurahan yang menyebar di lima kecamatan, yaitu kecamatan
Cilincing, Koja, Pademangan, Tanjung Priok dan Penjaringan. Secara Keseluruhan kondisi
air tanah di Jakarta Utara masih dikategorikan tercemar, hanya beberapa kelurahan yang
kondisi air tanahnya bisa dikategorikan baik. Oleh karena itu dibutuhkan sumber air
minum yang mampu memasok kebutuhan masyarakat Jakarta Utara, salah satunya adalah
mengolah Sungai Ciliwung sebagai sumber air minum.

Gambar 3.8 Tabel Wilayah area air tanah tercemar


Sumber : http://statistik.jakarta.go.id/kualitas-air-tanah-di-dki-jakarta-tahun-2018/

Sebelum diolah menjadi air minum, ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
yaitu melalui proses Recycling Water yang sudah dijelaskan sebelumnya lalu diolah lagi
melalui proses di Water Plant.

1. Microfiltration/Ultrafiltration

Pada proses, air yang sudah diolah melalui tahapan sebelumnya yaitu Recycling
Water, akan dilewatkan melalui membran untuk menyaring partikel mikorskopis
dan bakteri.

2. Reverse Osmosis

Pada tahapan ini, menggunakan membran semi permeabel. Membran semi


permeabel memiliki pori-pori yang sangat kecil yang hanya memungkinkan
molekul yang sangat kecil seperti molekul air untuk melewatinya. Akibatnya,
kontaminan yang tidak diinginkan termasuk virus tidak dapat melewati membran.

22
3. Ultraviolet Disinfection

Setelah melewati Reverse Osmosis, kualitas air sudah sangat tinggi. Tahapan ke
tiga ini adalah disinfektan ultraviolet (UV) yang mampu membunuh bakteri dan
virus. Proses ini bertindak sebagai langkah keamanan tambahan untuk menjamin
kemurnian kualitas air.

Gambar 3.9 Sistem Pengelolaan Recycling Water


Sumber :https://www.pub.gov.sg/watersupply/fournationaltaps/newater

3.5 Analisis Sosial Ekonomi

Pembangunan infrastruktur memiliki peran strategis yang penting sebagai instrumen


kebijakan perkotaan yang digunakan oleh pemerintah metropolitan untuk meningkatkan daya
saing ekonomi dan dayat tarik global kota. Dalam pengertian ini, pembanguan infrasruktur air
minum dan air bersih di Sungai Ciliwung harus dilihat tidak hanya sebagai proyek
pembaruan perkotaan yang meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari dan meningkatkan
pembangunan pariwisata di Jakarta, tetapi juga sebagai "Worlding practice" untuk terus
menjalin hubungan dengan negara-negara lainnya.

23
Penduduk & Distribusi Pendapatan

Jumlah Penduduk

DKI Jakarta adalah provinsi dengan penduduk terpadat di Indonesia. Pada tahun 2020,
tercatat kepadatannya mencapai 16 ribu jiwa/km2. Data tersebut berdasarkan hasil sensus
penduduk yang sampai saat ini sedang berlangsung.

Indikator Perumahan

Indikator perumahan yang biasa digunakan antara lain jenis lantai, jenis dinding, jenis
atap, fasilitas penerangan, fasilitas air minum, dan fasilitas buang air besar. Berdasarkan
indikator tersebut fasiltas air minum dan air bersih termasuk diantaranya. Penduduk Jakarta
peduli dengan Higienitas, kesadaran akan higienitas tercermin dari tingkat kepemilikan
tempat pembuangan akhir tinja yang berupa tangki septik atau SPAL atau IPAL yang tersedia
di rumah di atas 95 persen.

Kebutuhan Air Bersih di DKI Jakarta

Pelayanan kebutuhan air bersih warga Jakarta dipasok oleh PT PAM JAYA, dimana
wilayah Barat dilayani oleh PT Palyja dan wilayah Timur dilayani oleh PT Aetra, keduanya
merupakan mitra PAM. Pada tahun 2019, jumlah kubikasi air terjual sebesar 362 juta m3.
Jumlah tersebut hanya sebesar 57,88 persen dari total produksi air bersih PAM. Artinya
penduduk Jakarta tidak perlu khawatir akan kekurangan air bersih.

Sementara itu, pelanggan air bersih tahun 2019 mencapai 878 ribu pelanggan dan
jumlahnya selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini diharapkan mampu mengurangi
penggunaan air tanah di Jakarta. Jika dilihat dari jenisnya, sebesar 84,28 persen merupakan
golongan non-niaga yaitu rumah tangga.

24
Gambar Jumlah Pekanggan, Produki dan Kubikasi Air terjual Perusahaa Air Minum (PAM) di
Provinsi DKI Jakarta, 2013-2019

Sumber : http://statistik.jakarta.go.id/jumlah-pelanggan-air-bersih-di-dki-jakarta/

3.6 Aspek Pariwisata

Di Singapura telah berdiri NEWater Visitor Centre (Pusat Pelayanan NEWater),


sumber air baru yang diproses menggunakan membran mutakhir dan teknologi
ultraviolet sehingga ultra bersih dan aman diminum. Newater dikembangkan oleh PUB
setelah 3 dekade dan telah melewati lebih dari 65.000 tes ilmiah serta memenuhi
persyaratan WHO. Datang dan saksikan NEWater yang mempunyai kapasitas produksi
air sebanyak 32.000 m3 per hari dan temapat ini dibuka setiap hari Selasa hingga hari
Minggu dari pukul 09.00 hingga 16.00. Kunjungan ini bebas biaya.

25
Gambar 3.10 NEWater Visitor Centre Singapore
Sumber : http://www.wisatasingapura.web.id/2012/04/09/newater-visitor-centre/

Singapura memang terkenal luar biasa terkait kecanggihan teknologi. Mereka


membuktikan dirinya semakin pantas diacungi jempol dengan penemuannya dalam
mendaur ulang air secara steril dan higienis. Sumber daya air yang berjumlah sangat
terbatas, membuat negara ini memaksimalkan potensi air yang dimilikinya. Bahasa
sederhana untuk NEwater ialah air buangan (wastewater) yang dibersihkan lewat
serangkaian proses hingga hasil akhirnya aman dikonsumsi manusia (meski kebanyakan
dipakai oleh industri). Dari depan, logo NEwater tertera besar-besar di dinding dekat
pintu masuk. Bangunannya terlihat sederhana, tapi ketika berada di dalamnya, pegunjung
akan terkesima melihat kemutakhiran di setiap bagian gedung ini.

Rupanya, proses air kotor menjadi Newater adalah pertama, proses konvensional
pembersihan air kotor. Air yang telah digunakan diproses di Water Reclamation Plants.
Kemudian, menggunakan mikrofiltrasi/ultrafiltrasi untuk menyaring benda padat,
partikel koloid, bakteri-virus-protozoa. Air yang tersaring melewati membrane,
mengandung garam larut dan molekul organik. Setelah itu, air memasuki tahapan
Reverse Osmosis. Dalam Reverse Osmosis ini, membran semi permiabel menyaring
kontaminan yang tidak diinginkan seperti bakteri, virus, logam berat, nitrat, klorida,

26
sulfat, pestisida dan lain sebagainya. Pada tahap ini, NEwater bebas dari virus, bakteri
dan mengandung garam dengan level rendah juga zat organik. Pada step ini, air sudah
dalam kualitas dapat diminum. Baru setelah itu dilakukan langkah keselamatan.
Pembersihan dari kuman dengan memakai UV guna memastikan semua organisme
inaktif dan kemurnian produk air terjamin. Dengan penambahan zat kimia alkalin untuk
menjaga keseimbangan PH.

3.6.1 Teknologi NEWater

NEWater adalah air reklamasi bermutu tinggi yang dihasilkan dari


pengolahan dan permurnian air limbah bekas pakai melalui teknologi
membran sehingga menghasilkan air yang sangat bersih dan aman untuk
diminum dengan proses Sistem Pengelolaan Recycling Water pada Gambar
3.9.

pengolahan dan pemurnian air limbah bekas pakai sehingga menjadi NEWater
melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama (Microfiltration/Ultrafiltration)

Gambar 3.11 Alat Penyaring (Simens Memcor Product S10 Membrane


Modules)
Sumber : Laporan Hasil Kerja Praktek, Proses Pengelolaan Air Daur Ulang (NEWater)
Mahasiswa Program Magister Kesehatan Lingkungan, Universitaas Airlangga Surabaya,
Tahun 2015

Alat penyaring tersebut dirancang untuk memungkinkan sistem pengolahan


kapasitas besar dengan mengurangi bekas tanaman, bahan kimia dan
konsumsi daya dengan kapasitas lebih dari 3,0 MGD (4750 m3 / hr).

27
Gambar 3.12 Alat Penyaring (Microza Una-620A)
Sumber : Laporan Hasil Kerja Praktek, Proses Pengelolaan Air Daur Ulang (NEWater)
Mahasiswa Program Magister Kesehatan Lingkungan, Universitaas Airlangga Surabaya,
Tahun 2015

Gambar 3.13 Microfiltration System


Sumber : Laporan Hasil Kerja Praktek, Proses Pengelolaan Air Daur Ulang (NEWater)
Mahasiswa Program Magister Kesehatan Lingkungan, Universitaas Airlangga Surabaya,
Tahun 2015

b. Tahap Kedua (Reverse Osmosis)

28
Gambar 3.14 Reverse Osmosis
Sumber : Laporan Hasil Kerja Praktek, Proses Pengelolaan Air Daur Ulang (NEWater)
Mahasiswa Program Magister Kesehatan Lingkungan, Universitaas Airlangga Surabaya,
Tahun 2015

Pada proses ini menggunakan membran semi permiabel yang mempunyai


pori sangat kecil sehingga hanya mampu dilewati oleh molekul air.

c. Tahap Ketiga (Ultraviolet Disinfection)

29
Gambar 3.15 cutaway model of hanovia (UV) disinfection Unit
Sumber : https://www.pub.gov.sg/news/FeaturedStories/13022001

Lampu UV disimpan di tabung kuarsa untuk menjaga lampu dari kontak


dengan air. Meskipun suhu pada tabung lampu adalah sekitar 800 C, tutup
pelindung memastikan bahwa area kontak dengan air hanya pada 60 C.

NEWater siap disalurkan melalui pipa untuk digunakan secara luas setelah
adanya penambahan bahan kimia agar membentuk keseimbangan asam-basa atau
menyeimbangkan pH. Teknologi RO yang digunakan untuk memproduksi NEWater
adalah teknologi yang diakui dan mapan yang telah digunakan secara luas di banyak
daerah atau negara maju lainnya. Pabrik NEWater memproduksi air minum dalam
kemasan dan produksi air bersih untuk kegiatan industri.

30
Gambar 3.16 Produk air minum NEWater dalam kemasan botol
Sumber : Laporan Hasil Kerja Praktek, Proses Pengelolaan Air Daur Ulang (NEWater)
Mahasiswa Program Magister Kesehatan Lingkungan, Universitaas Airlangga Surabaya, Tahun 2015

3.6.2 Konsep Bangunan NEWater Visitor Centre Indonesia

Dalam konteks ini dikonsepkan sebagai bangunan yang digunakan


untuk menunjang dan sebagai salah satu wisata edukasi agar kalangan pelajar
dan wisatawan umum lebih menghargai dan mengenali air dari system yang
ada pada infrastruktur pengolahan air tersebut.

Perencanaan infrastruktur NEWater Visitor Centre Indonesia berlokasi

diarea kawan wisata ancol dikarenakan untuk studi kasus ini, kami mengambil

lokasi di DKI Jakarta dengan objek sungai Ciliwung. Pada bagian Hilir/Muara

Teluk Jakarta, untuk pembuatan bangunan ini untuk memudahkan akses

kontrol daerah aliran sungai ciliwung.

Gambar 3.17 Lokasi Bangunan


Sumber : Website,google map

31
Ukuran luas lahan Museum NEWater Visitor Centre yang dipergunakan
kurang lebih 4080 m2 memanfaatkan kondisi lahan yg fungsi eksistingnya sebagai
tempat parkir.

32
BAB IV

ANALISA PEMBIAYAAN PROYEK

4.1 Initial Cost


Data Kebutuhan dan Fasilitas yang akan dibangun dari Konsep Desain Ciliwung
Barrage
Kebutuhan Fasilitas Spesifikasi Kuantitas Total

Utilitas Dam Pengelolaan Air Bersih 12.000 m² 1


Ciliwung Barrage
Pengelolaan Air Minum 12.000 m² 1

Pengendalian Banjir 12.000 m² 1

New Water Visitor Laboratorium 612 m² 1


Center
Area Exhibition 1.224 m² 1

Convention Hall 1.224 m² 1

Daerah Kantor 612 m² 1

Area Konservasi & 408 m² 1


Ruang Tebuka Hijau

Dari penjabaran tersebut, maka untuk perincan biaya konstruksi dan komponen biaya
lainnya sebagai berikut
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)

1 Land Cost 250,000,000,000.00

2 Construction Cost 565,744,470,588.00

3 Exhibits and Start Up Cost 187,471,520,000.00

4 Development Cost 113,148,894,117.60

5 Contingencies 111,636,488,470.56

Total Cost 1,228,001,373,176.16

33
Berdasarkan rincian biaya tersebut, amaka diperoleh initial cost sebesar:
Rp1.228.001.373.176,16.

4.1.1 Operating and Maintenance Cost


Nilai O & M yang diambil untuk proyek ini adalah senilai 7%

4.2 Skema Pendanaan

No Pihak Rasio Biaya Total

1 PT. Pembangunan Jaya Ancol 20% Rp1.228.001.373.176,16 Rp245.600.274.635,23

2 PT. PAM 20% Rp245.600.274.635,23

4 Debt 60% Rp736.800.823.905,70

4.3 Revenue
Revenue adalah pendapatan yang dipeRoleh dalam jangka waktu tahunan, Pada
proyek ini, revenue sangt dipengaruhi oleh jumlah Pelanggan PAM. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik DKI jakarta.
No TAHUN PELANGGAN PAM

1 2017 851,160

2 2018 863,162

3 2019 878,270

Rata -rata Pelanggan PAM selama tuga tahun terakhir adalah 864.197/tahun.
Komponen yang ada dari proyek ini adalah:
No Revenue Jumlah

1 Penyaluran Air PAM Rp142.448.159.288,44

2 Wisata Museum Rp25.000.000,00

Total Rp142.473.159.288,44

34
Total evenue yang diperoleh adalah Rp142.473.159.288,44/Tahun dan terbesar dari
pelanggan air Minum di wilayah DKI Jakarta.

4.4 WACC & MARR


4.4.1 WACC
Cost of Debt (CoD)

Tingkat Suku bunga 8.58%

Pajak yang berlaku 20.0%

CoD = tingkat suku bungan x (1-pajak yang berlaku) 6.86%

Cost Of Equity (CoE)

Berdasarkan Surat utang negara diasumsikan

Risk Of Rate 8.60%

Beta 1.38%

Equity Risk Premium 7.62%

Country risk Premium 2.54%

spesific risk 2.00%

CoE = risk free rate + (Beta x Equity risk premium) + 13.25%


country risk premium + specific risk

WACC

CoD = 4.78%

weight Debt= 60.00%

WACC debt = CoD X weight debt 2.868%

WACC Ekuitas

CoE= 13.25%

Weight equity = 40.00%

35
WACC equity = CoE x Weight equity 5.3%

Total WACC = WACC debt+ WACC equity

Total WACC 8.17%

Total WACC (Pembulatan) 8%

4.4.1 MARR
Investasi 1,228,001,373,176.16

Pinjaman Bank 736,800,823,905.70

Equity 491,200,549,270.46

Bunga Pinjaman 8%

Safe Rate (Bunga deposito bank) 7%

Resiko 7%

MARR 10,50 %

Berdasarkan hasil pembobotan, diperoleh bahwa ARR nya adalah 10,5%

Selanjutnya mengaalisis kapan modal akan kembali, dari perhitungan diperoleh nilai
- Payback Periode : 15 Tahun
- NPV : Rp. 2,137,097,389,326.52
- FIRR : 11,6%
- Konsensi : 30 Tahun

FIRR> WACC (aman)


NPV Positif (Aman)
Payback Period < Masa Konsensi (aman)

36
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan Pembangungan Infrastruktur Air Minum dan Air Bersih,


maka dapat ditarik kesimpulan

1. Sistem Pembangunan Air Minum dan Air bersih di Sungai Ciliwung menggunakan
konsep Marina Barrage yang ada di Singapura yang dapat memberikan pasokan air
tambahan, listrik, tempat untuk rekreasi, olahraga air dan wisata di sekitar daerah
proyek ini.

2. Selain digunakan sebagai sistem infrastruktur air minum dan air bersih, Ciliwung
Barrage dapat dijadikan sebagai pengendalian banjir di Sungai Ciliwung serta menjadi
objek wisata edukasi untuk lebih mengenal dan meghargai air.

3. Pembangunan Infrastruktur Air Minum dan Air bersih dapat menghasilkan pendapatan
bagi para investor serta Pemerintah Daerah DKI Jakarta mengingat tingginya jumlah
pelanggan di wilayah DKI Jakarta, sehingga revenue yang dihasilkan pertahun cukup
besar.

37
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Ramadhani. 2016 .“Optimalisasi Perusahaan Daerah Air Minum dalam Pengelolaan Air
Minum Kota Medan”. Medan : Jurnal ArchiGreen Vol 3 No. 5.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017 .“Knowledge Management
Penerapan Teknologi Konstruksi”. Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai