Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN INDIVIDU

BLOK 6 ( REGULASI)

PEMICU 3

SAKIT PADA SUDUT MULUT…

DISUSUN OLEH:

TENGKU AUDRA ALIFIA

220600123

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNVIERSITA SUMATERA UTARA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan
zat besi. Kondisi ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah yang sehat dalam
tubuh. Zat besi adalah mineral penting yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan salah satu
komponen sel darah merah, yaitu hemoglobin. Hemoglobin sendiri adalah protein yang
berfungsi mengangkut oksigen untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Defisiensibesiini
memiliki gejala seperti lidah pecah pecah, nyeri pada lidah dan bibr pucat. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang penatalaksanaannya mari kita bahas bersama

DESKRIPSI TOPIK

Nama Pemicu: Sakit Pada Sudut Mulut..

Penyusun : Dr. dr Yunita Sari Pane., MSi, dr. Eka Roina Megawati, M.Kes, dr. T. Helvi M.
M. M.Kes

Kes Hari/Tanggal : Jumat, 24 Maret 2023

Jam : 07.00-09.00 WIB

Skenario

Seorang perempuan usia 38 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan sakit dalam mulut
yang berulang terutama dipermukaan lidah selama 5 tahun. Pada pemeriksaan klinis dijumpai
mukosa mulut pucat, adanya fissure pada sudut mulut. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar Hb 6,5. Hasil pemeriksaan apusan darah tepi: mikrositik, hipokromik.
Dokter mendiagnosa dengan Angular Cheilitis + Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Pertanyaan penuntun untuk menggali learning issues:

1. Uraikan tentang eritropoiesis dan factor yang mempengaruhinya

2. Uraikan tentang sintesis haemoglobin !

3. Uraikan fungsi eritrosit dan haemoglobin !


4. Uraikan tentang patofisiologi nyeri lidah, mulut pucat dan fissure mulut pada kasus!

5. Uraikan farmakologi obat anemia defisiensi besi!

Learning issue

 Fisiologi: Fisiologi perdarahan


 Farmakologi: Obat anti pembekuan darah
 Anatomi: Anatomi sistem kardiovaskule

BAB II

PEMBAHASAN

1. Uraikan tentang eritropoiesis dan factor yang mempengaruhinya


Jawab: Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit yang terjadi di sumsum
tulang hingga terbentuk eritrositmatang dalam darah tepi yang dipengaruhi dan
dirangsang oleh hormon eritropoietin. Eritropoietin adalah hormonglikoprotein yang
terutama dihasilkan oleh sel-sel interstisium peritubulus ginjal, dalam respon
terhadapkekurangan oksigen atas bahan globulin plasma, untuk digunakan oleh sel-sel
induk sumsum tulang. Eritropoietinmempercepat produksi eritrosit pada semua
stadium terutama saat sel induk membelah diri dan prosespematangan sel menjadi
eritrosit. Di samping mempercepat pembelahan sel, eritropoietin juga memudahkan
pengambilan besi, mempercepat pematangan sel dan memperpendek waktu yang
dibutuhkan oleh sel untukmasuk dalam sirkulasi. 3 Faktor yang mempengaruhi
eritropoiesis adalah
a) Eritropoietin, bekerja pada turunansel-sel bakal yang belum berdiferensiasi
yang telah berkomitmen untuk menjaadi sel darah merah, yaitumerangsang
proliferasi dan pematangan mereka.
b) kemampuan respon sumsum tulang (anemia , perdarahan)
c) intergritas proses pematangan eritrosit
2. Uraikan tentang sintesis haemoglobin !
Jawab: Sel darah merah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di
dalam cairan yang disebut plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Dalam sel darah terdiri dari
hemoglobin, eritrosit, hematokrit (PCV), retikulosit, laju endap darah, trombosit,
lekosit dan hitung jenisnya dan hapusan darah tepi. Hemoglobin terdiri dari kata
"haem" dan kata "globin", dimana haem adalah Fe dan protoporfirin adalah
mitokondria, globin adalah rantai asam amino. Terbentuk dari 4 rantai polipeptida,
terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. Masing-masing rantai tersebut terbuat sadri
141-146 asam amino. Sintesis heme terjadi di mitokondria melalui suatu rangkaian
reaksi biokimia yang bermula dengan kondensasiglisin dan suksinil koenzim A oleh
kerja enzim kunci yang bersifat membatasi kecepatan reaksi yaitu asam amino
Sintesis heme terjadi di mitokondria melalui suatu rangkaian reaksi biokimia yang
bermula dengan kondensasiglisin dan suksinil koenzim A oleh kerja enzim kunci
yang bersifat membatasi kecepatan reaksi yaitu asamaminolevulinat sintase
membentuk asam aminolevulinat/ALA. Dalam reaksi ini glisin mengalami
dekarboksilasi.Piridoksal fosfat adalah koenzim untuk reaksi ini yang dirangsang
oleh eritropoietin.
Dalam reaksi kedua padapembentukan hem yang dikatalisis oleh ALA dehidratase, 2
molekul ALA menyatu membentuk pirolporfobilinogen. Empat dari cincin-cincin
pirol ini berkondensasi membentuk sebuah rantai linear dan mengandung
gugus asetil (A) dan propionil (P). Gugus asetil mengalami dekarboksilasi untuk mem
bentuk gugus metil.
Kemudian dua rantai sisi propionil yang pertama mengalami dekarboksilasi dan terok
sidasi ke gugus vinil,membentuk protoporfirinogen. Akhirnya, Jembatan metilen
mengalami oksidasi untuk membentuk protoporfirin IX.Protoporfirin bergabung
dengan Fe2+ untuk membentuk heme. Masing- masing molekul heme bergabung
dengansatu rantai globin yang dibuat pada poliribosom, lalu bergabunglah tetramer
yang terdiri dari empat rantai globindan heme nya membentuk hemoglobin. Pada saat
sel darah merah tua dihancurkan, bagian globin dari hemoglobinakan dipisahkan, dan
hemenya diubah menjadi biliverdin. Lalu sebagian besar biliverdin diubah menjadi
bilirubindan diekskresikan ke dalam empedu. Sedangkan besi dari heme digunakan
kembali untuk sintesis hemoglobin.Pada langkah terakhir jalur ini, besi (sebagai Fe
2+) digabungkan ke dalam protoporfirin IX dalam reaksi
yang dikatalisis oleh ferokelatase (dikenal sebagai heme sintase)

3. Uraikan fungsi eritrosit dan haemoglobin !


Jawab:
 Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan bentuk cakram bikonkaf yang
tidak berinti, cekung pada kedua sisinya dan berdiameter kira- kira 7,8
mikrometer dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer
dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Komponen utama sel darah
merah adalah protein Hb. Pembentukan Hb terjadi dalam sumsum tulang
melalui semua pematangan. Perkembangan sel darah merah diedarkan
kedalam sirkulasi darah yang sebagian kecil dari sumsum tulang. Hemoglobin
masih dihasilkan selama ½ hari. Retikulum kemudian larut dan menjadi sel
darah merah yang matang. Fungsi utama dari sel-sel darah merah adalah
a) Untuk mentransport hemoglobin, yang selanjutnya membawa oksigen
dari paru-paru ke jaringan (Guyton, 1990).
b) Mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida dari
jaringan ke paru-paru (Hoffbrand dkk, 1980).
c) memelihara suhu tubuh dan keseimbagan asam basa dalam tubuh
(Ganong, 1998).
 Hemoglobin adalah sebutan untuk protein di dalam sel darah merah yang
memberikan warna merah pada darah. Hemoglobin memiliki struktur yang
terdiri dari empat rantai, di mana setiap rantainya mengandung senyawa yang
mengandung zat besi atau dikenal dengan heme. Heme terbentuk melalui
mineral alami yang dapat ditemukan dalam sel darah merah. Sementara itu,
globin adalah senyawa protein yang diproduksi oleh tubuh. Berikut merupakan
fungsi hemoglobin bagi tubuh yaitu
a) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan-jaringan tubuh.
b) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
c) Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil
metabolism ke paru paru untuk di buang. Penurunan kadar hemoglobin
dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia.

4. Uraikan tentang patofisiologi nyeri lidah, mulut pucat dan fissure mulut pada
kasus!
Jawab: Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan
besi yang digunakan untuk sintesis hemoglobin (Hb) 1 . Banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi yaitu kebutuhan yang meningkat,
asupan zat besi yang kurang, infeksi, dan perdarahan saluran cerna dan juga terdapat
faktor-faktor lainnya. Anemia defisiensi besi dapat di diagnosis dengan cara
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan anemia
defisiensi besi dapat dilakukan dengan pemberian zat besi secara oral, secara
intramuskular dan transfusi darah.
 Patologis nyeri lidah
Stomatitis Afrosa Rekuren (SAR) atau sariawan adalah lesi yang paling sering
muncul dalam rongga mulut sehingga menyebabkan nyeri lidah. SAR adalah
uluresi pada rongga mulut yang menimbulkan rasa sakit, dan terjadi pada
interval waktu beberapa hari atau lebih dari 2-3 bulan . Gejala prodromal
muncul sebelum timbulnya SAR meliputi rasa yang tidak nyaman dan
kemerahan selama 1- 3 hari. Kemudian segera diikuti ulser pada rongga mulut
yang terasa sakit. Lesi terjadi ada mukosa mulut pada bagian yang berkeratin
pada mukosa bukal, mukasa labial, lidah, dasar mulut, palatum lunak dan uvla.
Faktor pencerus SAR adalah kekurangan vitamin dan zat besi, peradangan
papila, alergi pada makanan. Pada skenario, disebutkan bahwa pasien
didiagnosa Angular Cheilitis dan Anemia Defisiensi Besi. Angular Cheilitis
adalah infeki yang disebabkan oleh spesies Candida. Faktor presdiposisi yang
memicu candidiasi adalah terganggunya ekologi mulut atau perubahan
mikrobiologi mulut karena malnutrisi (defisiensi asam folat, vitamin B12).
 Patologis mulut pucat
Bibir pucat adalah tanda awal seseorang kekurangan zat besi dan juga bisa
kekurangan vitamin K. Tanda awal dari Anemia Defisiensi Besi adalah
menurunnya kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht). Zat besi yang
rendah akan membuat sel darah merah yang berperan dalam mengikat oksigen
berada dalam jumlah yang sedikit. Inilah sebabnya bibir akan berubah menjadi
pucat. Cara mengatasinya memperbanyak mengonsumsi makanan yang kaya
zat besi seperti sayuran hijau dan daging untuk mengikat kadar hemoglobin.
 Patofisiologi fissure mulut
Fissure mulut adalah kondisi yang tampak berupa alur alur pada dorsum lidah.
Sebagian besar pasien tidak mempunyai keluh kesah namun fissure
berhubungan dengan penyakit, timbul jika organisme patogen menyerang
fssure, menyebabkan rasa sakit, ulserasi dan peradangan. Fissure mulut
ditandai dengan banyaknya cela lidah sehingga tampak retak.

5. Uraikan farmakologi obat anemia defisiensi besi!


Jawab: Ferrous sulfate adalah salah satu bentuk sediaan zat besi yang digunakan
dalam penatalaksanaan anemia defisiensi besi atau sebagai suplementasi pada
populasi yang berisiko. Ferrous sulfate merupakan kristal padat berwarna kehijauan
atau kuning kecoklatan dan bersifat larut dalam air. Besi merupakan komponen
haemoglobin dan mioglobin, berperan dalam metabolisme otot dan jaringan ikat sehat,
serta dibutuhkan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan neurologis, fungsi seluler,
dan sintesis berbagai hormon. Obat ini telah digunakan secara luas pada pasien
dengan anemia defisiensi besi dan sebagai suplemen zat besi untuk bayi, anak, dewasa,
ibu hamil, dan pasca melahirkan.
Farmakologi ferrous sulfate atau zat besi adalah untuk membantu memenuhi
kebutuhan zat besi harian. Zat besi memegang peran penting dalam produksi
hemoglobin. Berkurangnya cadangan zat besi dapat terjadi karena perdarahan,
malabsorpsi, hilangnya zat besi dalam urin, kurangnya asupan, atau kondisi lain
seperti kehamilan atau menstruasi yang berat. Zat besi ditemukan secara alami dalam
makanan tertentu dan jumlah yang cukup dapat diperoleh melalui makanan.
Suplementasi ferrous sulfate memungkinkan peningkatan kadar zat besi yang lebih
cepat ketika pasokan makanan tidak mencukupi.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Penatalaksanaan dari defisiensi besi ini adalah dengan memberikan terapi berupa obat
yang membantumemenui kebutuhan asupan besi agar tubuh tidak terganggu
mekanismenya dan pasien merasa pulih kembali, salah sau contoh obatya adalah
ferrous sulfate.

DAFTAR PUSTAKA
- Biladi B. Memahami dan Menjelaskan Eritropoesis.
- Siloam Hospital. Mengenal Kadar Normal Hemoglobin dan Fungsinya dalam
Tubuh. 17 Maret 2023. https://www.siloamhospitals.com/informasi-
siloam/artikel/kadar-hemoglobin-normal ( 20 Maret 2023)
- Anamisa DR. Rancang Bangun Metode OTSU Untuk Deteksi Hemoglobin.
- Wongsohardjono SB. Kandidas oral pada penderita anemia defisiensi bsi (Fe) dan
penatalaksanaannya. Majalah Kedokteran Gigi; 2012 19(1); 77-8
- Mersil S, Pradono SA Manifestasi klinis rongga mulut sebagai penanda awal
penyakit Iron Deficiency Anemia (IDA). Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran
Gigi FKG UPDM (B) 2017; 13(2): 1-4
- Nurmadhini DA, Yohana W, Maryam MS. Variasi normal lidah manusia pada
subras Deutro Melatu. Jurnal Kedokteran Gigi Unpad 2019; 3(1): 74-5
- Barney J, Moosavi L. Iron. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542171/

Anda mungkin juga menyukai