Anda di halaman 1dari 6

GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK

No. : SOP.KLINIS/0001/2023
Dokume
S n
No. :
O Revisi
P Tg. : 1 April 2023
Terbit
Halaman : 1 / 6
Sri Hartati, S. Kep
Puskesmas
NIP
Donggo 197012311990032025

PENGERTIAN Gagal jantung (akut dan kronik) merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan penurunan kualitas hidup, tingginya rehospitalisasi karena
kekambuhan yang tinggi dan peningkatan angka kematian. Prevalensi
kasus gagal jantung di komunitas meningkat seiring dengan
meningkatnya usia yaitu berkisar 0,7% (40-45 tahun), 1,3% (55-64
tahun), dan 8,4% (75 tahun ke atas). Lebih dari 40% pasien kasus gagal
jantung memiliki fraksi ejeksi lebih dari 50%. Pada usia 40 tahun, risiko
terjadinya gagal jantung sekitar 21% untuk lelaki dan 20,3% pada
perempuan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pelaksanaan manajemen
pasien dengan gagal jantung akut dan kronik.
KEBIJAKAN -
REFERENSI Panduan Praktek Klinik Dokter Umum di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama tahun 2022
PELAKSANA Dokter
PROSEDUR Tingkat kemampuan:

Gagal Jantung Akut : 3B

Gagal Jantung Kronik : 3A

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

1. Sesak pada saat beraktifitas (dyspneu d’effort)


2. Gangguan napas pada perubahan posisi (ortopneu)
3. Sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)

Keluhan tambahan: lemas, mual, muntah dan pada orangtua dapat disertai
gangguan mental.

Faktor Risiko

1. Hipertensi
GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
No. : SOP.KLINIS/0001/2023
Dokume
S n
No. :
O Revisi
P Tg. : 1 April 2023
Terbit
Halaman : 2 / 6
Sri Hartati, S. Kep
Puskesmas
NIP
Donggo 197012311990032025

PROSEDUR 2. Dislipidemia
3. Obesitas
4. Merokok
5. Diabetes melitus
6. Riwayat gangguan jantung sebelumnya
7. Riwayat infark miokard

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik:

1. Peningkatan tekanan vena jugular


2. Frekuensi pernapasan meningkat
3. Kardiomegali
4. Gangguan bunyi jantung (gallop)
5. Ronki pada pemeriksaan paru
6. Hepatomegali
7. Asites
8. Edema perifer

Pemeriksaan Penunjang

1. X Ray thoraks untuk menilai kardiomegali dan melihat gambaran


edema paru
2. EKG (hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan
gelombang T, dan gambaran abnormal lain).
3. Darah perifer lengkap

Hasil Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham yaitu


minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

Kriteria Mayor:

1. Sesak napas tiba-tiba pada malam hari (paroxysmal nocturnal


GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
No. : SOP.KLINIS/0001/2023
Dokume
S n
No. :
O Revisi
P Tg. : 1 April 2023
Terbit
Halaman : 3 / 6
Sri Hartati, S. Kep
Puskesmas
NIP
Donggo 197012311990032025

PROSEDUR
dyspneu)
2. Distensi vena-vena leher
3. Peningkatan tekanan vena jugularis
4. Ronki basah basal
5. Kardiomegali
6. Edema paru akut
7. Gallop (S3)
8. Refluks hepatojugular positif

Kriteria Minor:

1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam
3. Dyspneu d’effort (sesak ketika beraktifitas)
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari normal
7. Takikardi >120 kali per menit

Diagnosis Banding

1. Penyakit paru: obstruktif kronik (PPOK), asma, pneumonia,


infeksi paru berat (ARDS), emboli paru
2. Penyakit Ginjal: Gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik
3. Sirosis hepatik
4. Diabetes ketoasidosis

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan

a. Modifikasi gaya hidup

1. Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal 1


liter (berat)
2. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
No. : SOP.KLINIS/0001/2023
Dokume
S n
No. :
O Revisi
P Tg. : 1 April 2023
Terbit
Halaman : 4 / 6
Sri Hartati, S. Kep
Puskesmas
NIP
Donggo 197012311990032025

b. Aktivitas fisik

1. Pada kondisi akut berat: tirah baring


2. Pada kondisi sedang atau ringan:batasi beban kerja sampai 60%
hingga 80% dari denyut nadi maksimal (220/umur)

c. Penatalaksanaan farmakologi

Pada gagal jantung akut:

1. Terapi oksigen 2-4 liter per menit


2. Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian
furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus dapat diulang tiap jam
sampai dosis maksimal 600 mg/hari.
3. Segera rujuk.

Pada gagal jantung kronik:

1. Diuretik: diutamakan loop diuretic (furosemid) bila perlu dapat


dikombinasikan Thiazid, bila dalam 24 jam tidak ada respon rujuk
ke layanan sekunder.
2. ACE Inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor blocker
(ARB) mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai
dosis yang efektif dalam beberapa minggu. Bila pengobatan sudah
mencapai dosis maksimal dan target tidak tercapai segera dirujuk.
3. Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga
denyut nadi tidak terlalu cepat.

Komplikasi

1. Syok kardiogenik
2. Gangguan keseimbangan elektrolit

Konseling dan Edukasi


GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
No. : SOP.KLINIS/0001/2023
Dokume
S n
No. :
O Revisi
P Tg. : 1 April 2023
Terbit
Halaman : 5 / 6
Sri Hartati, S. Kep
Puskesmas
NIP
Donggo 197012311990032025

1. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal jantung


kronik misalnya tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak
atau kadar gula darah.
2. Pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan
kardiovaskular dan pentingnya untuk kontrol kembali setelah
pengobatan di rumah sakit.
3. Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.
4. Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien beraktivitas
dan berinteraksi.
5. Melakukan konferensi keluarga untuk mengidentifikasi faktor-
faktor pendukung dan penghambat penatalaksanaan pasien, serta
menyepakati bersama peran keluarga pada masalah kesehatan
pasien.

Kriteria Rujukan

1. Pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke fasilitas pelayanan


kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis jantung atau
spesialis penyakit dalam untuk perawatan maupun pemeriksaan
lanjutan seperti ekokardiografi.
2. Pada kondisi akut, dimana kondisi klinis mengalami perburukan
dalam waktu cepat harus segera dirujuk layanan sekunder atau
layanan tertier terdekat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

Tatalaksana Rujuk Balik

Peserta rujuk balik Gagal Jantung Akut Dan Kronik dalam kondisi stabil
tetap ke FKTP untuk mendapatkan pengobatan selama 30 hari sesuai
dengan anjuran dari dokter ahli di FKRTL, mendapatkan layanan dalam
kegiatan kelompok berbentuk edukasi dan senam serta mendapatkan
pemeriksaan fisik, pengobatan dan konseling faktor risiko.

Peralatan

1. EKG
GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
No. : SOP.KLINIS/0001/2023
Dokume
S n
No. :
O Revisi
P Tg. : 1 April 2023
Terbit
Halaman : 6 / 6
Sri Hartati, S. Kep
Puskesmas
NIP
Donggo 197012311990032025

2. Radiologi (X ray thoraks) bila ada


3. Laboratorium untuk pemeriksaan darah perifer lengkap

Prognosis

Tergantung dari berat ringannya penyakit, komorbid dan respon


pengobatan.

Deteksi Dini/Skrining

Untuk deteksi dini faktor risiko Gagal Jantung Akut Dan Kronik, di
rekomendasikan kepada semua pasien hipertensi dan/atau diabetus
melitus dengan interval waktu setiapa 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali
yang meliputi pemeriksaan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan antropometri (TB, BB, IMT dan Lingkar perut)


untuk menilai adanya obesitas umum dan obesitas sentral
2. Pemeriksaan Tekanan darah
3. Pemeriksaan gula darah
4. Pemeriksaan kolesterol untuk menilai adanya sindrome metabolic,
seperti dislipidemia pada seluruh penyandang hipertensi dan/atau
diabetus melitus berusia ≥ 40 tahun
5. Pemeriksaan EKG untuk melihat adanya fibrilasi atrium dan
penyakit jantung lainnya pada seluruh penyandang hipertensi
dan/atau diabetus melitus berusia ≥ 40 tahun

UNIT
TERKAIT
DOKUMEN
TERKAIT
REKAMAN
HISTORIS
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai