Anda di halaman 1dari 4

GAGAL JANTUNG

No.Dokumen : /UKP/2017
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Rawat Inap dr.H. Andre Syahputra


Pijoan Baru NIP.198302182009041002

1. Pengertian 1. Gagal jantung (heart Failure/HF) merupakan kompleks gejala


dengan berbagai etiologi yang dipandang dari segi fungsional
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.1.1. Abnormalitas kontraksi jantung (miokardiopati yang
terdilatasi)
1.1.2. Abnormalitas pengisian diastolik (Kardiopati restriktif,
hipertrofik, perikarditis kontriktif : temponade jantung)
1.1.3. Tekanan berlebihan (abnormalitas afterload: hepertensi
berat , stenosis aortik)
1.1.4. Volume berlebihan ( regurgitasi mitral, insufisuensi
aorta)
2. Kriteria Diagnostik
Standar pelayanan medik mengenai prosedur diognosa dan
penatalaksaan gagal jantung

1. Tujuan 1. Memberikan penatalaksanaan terhadap pasien yang menderita gagal


jantung secara optimal
2. Mengendalikan penanganan dan rujukan kerumah sakit

2. Kebijakan

3. Referensi a. Progress in Heart Failure Management , Annual Progress in


cardiovascular disease 2002. Banten : PERKI 2002
b. Penuntun terapi medis / William Skach, Charles L.
Daley,Cristopher. Editor Devy H. Ronardy . Edisi XVIII . jakarta :
EGC1996
c. Buku Ajar Kardiologi. Editor Iily ismudianti Rilantono, Faisal
Baraas, Santoso Karo Karo, Poppy Surwianti Roebiono . Fakultas
kedokteran universitas Indonesia.
4. Prosedur Alat dan Bahan
1.

5. Langkah-langkah Gagal Jantung Kiri


1. Performance (kemampuan ) ventrikel kiri menurun dengan
sedikit gangguan pada ventrikel kanan
2. Tekanan dan volume didalam ventrikel kiri meningkat dengan
akibat dyspnoe yang ringan kemudian menjadi udema paru
3. Udema sistemik tidak / belum terjadi meskipun performance
ventrikel kanan sering kali subnormal
Gagal jantung kanan
Udema perifer lebih nyata tanpa udema paru
Gagal jantung kiri dan kanan
gagal jantung kongestif ,gagal jantung kanan akibat gagal jantung
kiri. Resistensi pembuluh darah paru meningkat , perfusi ginjal
menurun , resistensi garam dan air meningkat, pada saat ini
terjadilah udema paru periper
Cor Pulmonale Kronik
Gagal jantung kanan akibat penyakit paru kronik (PPOM)

Pemeriksaan Penunjang
Foto Toraks
CTR > 50 % akibat dilatasi atau hipertrofi jantung
Kongesti vena-vena pulmonalis
Pleura effusion
Terapi
Medikamentosa
Digitalis (loasing dose) : 0,03 mg/kgBB diberikan secara
terbagi dalam beberapa dosis dan dilanjutkan dengan
maintence dose : 1x1/2 tab/hari atau 1x1 tab/hari
Kontra indikasi
1 st degree AV blok yang berat
2 nd degree AV blok
3 rd degree AV blo
Tanda-Tanda Intoksikasi
Gastrointesterial : anorexia, norasea, vomiying,diarrhea,
penurunan berat badan
CNS : Halusinasi penglihatan, lemah, pengliatan
biru,hijau,kunig kabur, scatoma
Aritmia dan kelainan konduksi
AV blok
ES, ventrikel : begiminal atau multifokal
SVT : AF dengan AV blok
AF dengan QRS rate cepat
Bradyarrhythmia
Tindakan bila ada keracunan digitalis
 Stop digitalis
 Stop diuretik atau apabila perlu berikan K+ sparing diuretica ,
suplemen K+
 Diagnosa intoksikasi digitalis ditekan berdasar klinis EKG
DIURETICA
Apabila diuresis masih belum cukup disertai “ symptoms dan Sign”
gagal jantung masih nyata dapat diberikan tambahan ( 20-40) mg i.v
HCT 25 mg atau 50 mg dapat ditambahkan (kombinasi) dengan
furosemid apabila diuresis tidak memuaskan
Dosis maintenance
 Furosemide 40 mg 1x1 tab.
 HCT 25 mg 1x1 tab
ACE INHIBITOR
Pada gagal jantung (HF) terjadi aktivasi sistem R-A-A
Peranan yang AII sebenarnya untuk mempertahankan tekanan darah
sistemik
 Menyebabkan vasokontriksi sistem CSVR meningkat.
Merangsang efek sistem saraf simpatik central dan periper
 Menyebabkan retensi pada air dan garam pada tubulus proksimal
 Menyebabkan rasa haus , meningkatkan vasopresin sehingga
meningkatkan jumlah cairan tubuh
Obat dan dosis
 Captopril
a. 2 x 6,25 mg
b. 2 x 12,5 mg
c. 3 x 6,25 mg
d. 3 x 12,5 mg
e. 2 x 25 mg
VASODILATOR
Tujuan venus compliance menurun pada gagal jantung, dengan
penberian preparat nitrat venous bed akan besar sekali dapat
membentuk pooking dengan mengurangi kenaikan filling pressure
atau venous return.
 ISDN
a. 5 (lima) mg sublingual dibarengi 3 x 5 mg atau 3 x 10 mg
tergantung gagal jantung
b. Nitroglycerin : 1 tab sublingual dibarengi ISDN 35 atau
3 x 10 mg
6. Bagan alur
Mulai

Pendaftaran, UGD, Poli

Pasien diperiksa oleh dokter dan


ditegakkan diagnosa

TERKONTROL TIDAK STABIL

STABIL

TERAPI
RUJUK

SELESAI

7. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit terkait

9. Dokumen terkait
10.Rekam historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai