Anda di halaman 1dari 15

MID TEST

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: Dr. Matin, M. Pd

Nama : Desy Pastina (NR-B)


NIM : 1111822049

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022/2023
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

1. Jelaskan pembiayaan pendidikan dari segi konsep, prinsip, pendekatan, dan


mekanismenya!

Jawaban:

Pembiayaan Pendidikan Dari Segi Konsep

Pembiayaan pendidikan adalah segala bentuk sumber daya yang diperlukan untuk
mendanai atau membiayai aktivitas pendidikan, baik itu biaya operasional, investasi
dalam infrastruktur pendidikan, penelitian, maupun pengembangan sumber daya
manusia. Konsep biaya telah banyak dijelaskan oleh para ahli ekonomi dalam
beberapa literaturenya. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa biaya didefinisikan
sebagai keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang maupun bukan uang,
sebagai ungkapan rasa tanggung jawab individu atau kelompok tertentu terhadap
upaya pencapaian tujuan. Selanjutnya biaya Pendidikan dapat dimaknai sebagai
keseluruhan pengeluaran, baik pengeluaran yang berupa uang maupun bukan uang
terhadap pembangunan pendidikan. Untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan
pendidikan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Untuk itu biaya
pendidikan harus terus digali dari berbagai sumber, dipelihara, dikonsolidasikan, dan
ditata secara administrative sehingga dapat digunakan secara efesien dan efektif.

Secara sederhana, konsep biaya Pendidikan dapat divisualisasikan melalui gambar


sebagai berikut:

Bersifat
Uang
keseluruhan biaya Ungkapan rasa
tanggung jaawab Harus Digali, Dipelihara,
yang beraszal dari
semua pihak Dikonsolidasi, Ditata,
Biaya masyarakat, orang
terhadap upaya Didayagunakan
Pendidikan tua, pemerintah Bersifat Non
= mencapai tujuan
Uang
Pendidikan
(Gagasan
atau Jasa
Pembiayaan Pendidikan Dari Segi Prinsip

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, pengelolaan dana


pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Prinsipprinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, penyelenggara dan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat terdiri
atas prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip-prinsip umum meliputi
transparansi, akuntabilitas, fleksibilitas, keadilan, dan efisiensi,
a. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi
keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua,
masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai. Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.
Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi.

b. Akuntabilitas
Sekolah merupakan lembaga publik yang memberikan layanan kepada pelanggan atau
pengguna jasannya. Layanan yang diberikan harus didasarkan kepada terciptannya
kepuasan publik sebagai pelanggan. Sebagai lembaga publik, sekolah wajib untuk
memuaskan pelanggannya secara terus menerus. Sekolah yang memuaskan
pelanggan merupakan wujud akuntabilitas dan kredibilitas dihadapan pelanggannya.
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan
uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang
berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Prinsip
ini mengharuskan pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan anggaran
pendidikan untuk bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut, termasuk
melakukan pertanggungjawaban secara periodik terhadap masyarakat.

c. Fleksibilitas
Prinsip ini memungkinkan pembiayaan pendidikan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan lokal, termasuk mempertimbangkan kebutuhan pendidikan di daerah tertentu
dan memperhitungkan perbedaan kebijakan pendidikan antar wilayah atau negara.
Prinsip fleksibilitas dalam pembiayaan pendidikan memungkinkan adanya penyesuaian
dengan kebutuhan lokal yang berbeda antara daerah atau negara. Hal ini berarti bahwa
dana yang disediakan untuk pendidikan harus dapat menyesuaikan dengan perbedaan
kebijakan pendidikan, kurikulum, dan kebutuhan lokal lainnya. Dengan prinsip
fleksibilitas, diharapkan bahwa pembiayaan pendidikan dapat lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, terutama dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan yang berbeda di setiap daerah atau negara.

d. Keadilan
Prinsip keadilan dalam pembiayaan pendidikan mengacu pada prinsip bahwa setiap
orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses
pendidikan yang berkualitas, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, agama,
gender, atau etnis. Prinsip ini menjamin bahwa pembiayaan pendidikan harus diberikan
secara adil dan tidak diskriminatif terhadap kelompok-kelompok tertentu. Dalam konteks
ini, pemerintah harus memastikan bahwa akses pendidikan yang berkualitas tersedia
untuk semua warga negara tanpa memandang status sosial dan ekonomi mereka.
Selain itu, prinsip keadilan juga menekankan pentingnya dukungan finansial yang sama
bagi semua jenis pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non-formal. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu memperoleh kesempatan yang
sama untuk mengakses pendidikan yang berkualitas dan memenuhi potensi mereka
secara penuh.

e. Efisiensi
Prinsip efisiensi dalam pembiayaan pendidikan adalah mencapai tujuan pendidikan
dengan cara yang paling efektif dan efisien. Prinsip ini mengharuskan penggunaan
sumber daya secara optimal untuk menghasilkan hasil yang diinginkan, tanpa
membuang-buang sumber daya yang berharga. Dalam konteks pembiayaan
pendidikan, prinsip efisiensi melibatkan pengelolaan anggaran dan sumber daya yang
efektif dan efisien, termasuk pengalokasian dana yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan dan mengoptimalkan penggunaan dana yang tersedia untuk
mencapai tujuan pendidikan. Prinsip efisiensi juga mencakup penggunaan teknologi
modern dan metode pembelajaran yang inovatif untuk mengoptimalkan hasil
pembelajaran. Contoh dari penerapan prinsip efisiensi dalam pembiayaan pendidikan
adalah dengan memprioritaskan pengeluaran untuk program-program yang memiliki
dampak paling signifikan pada kualitas pendidikan dan pembelajaran siswa, seperti
pengembangan kurikulum, pelatihan guru, dan peningkatan fasilitas pendidikan. Selain
itu, pembiayaan pendidikan yang efisien juga memperhitungkan faktor-faktor ekonomi
dan sosial seperti produktivitas, biaya hidup, dan ketimpangan sosial untuk memastikan
bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara tepat dan optimal. Prinsip efisiensi
dalam pembiayaan pendidikan berfokus pada pengelolaan sumber daya yang optimal
dan tepat guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan meminimalkan biaya dan meningkatkan hasil atau kualitas
pendidikan yang diberikan. Beberapa cara untuk menerapkan prinsip efisiensi dalam
pembiayaan pendidikan antara lain:
a. Pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien: Dalam pengelolaan anggaran, perlu
diperhatikan penggunaan dana yang tepat guna dan tidak berlebihan. Dana yang
dikucurkan harus sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pendidikan, serta harus
dipastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.
b. Peningkatan produktivitas pendidikan: Dalam upaya meningkatkan produktivitas
pendidikan, perlu dilakukan evaluasi secara teratur terhadap sistem dan proses
pembelajaran yang ada. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dan
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, sehingga dapat memperoleh hasil
yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah.
c. Menerapkan teknologi dalam pembelajaran: Teknologi dapat menjadi alat yang
efektif dalam meningkatkan efisiensi pembelajaran. Dengan menggunakan
teknologi, proses pembelajaran dapat diatur dengan lebih fleksibel dan dapat
mencapai hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah.
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia: Pendidikan yang efisien juga
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Oleh karena
itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik
lainnya, serta memperbaiki sistem pengelolaan dan administrasi pendidikan.

Dengan menerapkan prinsip efisiensi dalam pembiayaan pendidikan, diharapkan dapat


tercipta sistem pendidikan yang lebih berkualitas, efektif, dan efisien dalam mencapai
tujuan pendidikan.

Pembiayaan Pendidikan Dari Segi Mekanisme

Mekanisme pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu mekanisme


anggaran rutin dan mekanisme anggaran pembangunan.
a. Mekanisme Alokasi Anggaran Rutin
Mekanisme penentuan alokasi anggaran rutin dimulai setelah pagu anggaran
berupa uraian ringkas belanja rutin menurut organisasi (satuan 2A) dan uraian
ringkas belanja rutin menurut program (2B) dan uraian ringkas belanja rutin
menurut program (2B) ditetapkan oleh Direktorat Jendral Anggaran Kementerian
Keuangan, dan Sekretariat Jenderal Anggaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengirimkan satuan 2A dan satuan 2B kepada semua unit utama.
Selanjutnya setiap unit utama melaksanakan alokasi anggaran rutin berdasarkan
kebijakan pimpinan kementrian baik di pusat maupun di daerah dengan
mempertimbangkan skala prioritas untuk berbagai jenis kegiatan. Kegiatan-
kegiatan ini mempunyai hubungan dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan
untuk setiap kegiatan pada kantor satuan kerja di unit utama atau kantor wilayah
dengan jumlah anggaran per jenis pengeluaran dan per mata anggaran untuk
setiap anggaran untuk setiap kegiatan. Contoh format satuan 2A dan satuan 2B
seperti di bawah ini.

Tabel : Satuan 2A

N Setjen dan Unit yang Belanja Belanja Belanja Belanja Subsidi/ Jumlah
o setingkat /sektor/sub Pegawai Barang Pemeliharaan Perjalanan Bantuan
sektor/ program
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sekretariat Jenderal
Sektor : pend.
Generasi Muda,
Kebudayaan
Nasional dan
Kepercayaan
terhadap Tuhan
YME

Sub Sektor :
Pend. Umum dan
Generasi Muda

Program :
Pemb. Pend. Pra
Sekolah dan sekolah
dasar

Program :
Pemb. Pendidikan
lanjutan Umum

Dst.
Jumlah

Tabel : Satuan 2B

No Setjen dan Unit yang Belanja Belanja Belanja Belanja Subsidi/ Jumlah
setingkat /sektor/sub Pegawai Barang Pemeliharaa Perjalanan
Bantuan
sektor/ program n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Program :
Pemb. Pend. Pra
Sekolah dan sekolah
dasar

Program :

2. Pemb. Pendidikan
lanjutan Umum

Dst.

Jumlah

b. Mekanisme Alokasi Anggaran Pembangunan


Mekanisme penentuan alokasi anggaran pembangunan dilakukan apabila pagu
anggaran (satuan 2) sudah ditetapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) dan Direktorat Jendral Anggaran Kementerian Keuangan
dan telah diterima oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Jika pagu
anggaran sudah ada di Kemendikbud, maka Sekertariat Jenderal Kemendikbud
sebagai koordinator selanjutnya mengirimkan pagu anggran tersebut kepada unit
utama, dan unit utama selanjutnya membuat alokasi dana anggaran yang
disesuaikan dengan kebijakan pimpinan unit kerjanya, juga didasarkan kepada
prioritas yang diutamakan serta memperhitungkan sasaran yang belum tercapai
pada tahun yang sedang berjalan. Pagu anggaran akan dijadikan dasar oleh unit
utama untuk menganalisis anggaran per proyek dan per kegiatan serta
menyusunnya menjadi rancangan satuan 3 dan satuan 3A yang akan disampaikan
kepada Bappenas dan Ditjen anggaran setelah disahkan oleh Mendikbud sebagai
rancangan alokasi APBN kemedikbud. Contoh format satuan 2, 3 dan satuan 3A
adalah sebagai berikut :
Tabel Satuan 2
No Sektor/Sub Jum Setjen Itjen Ditjen Ditjen Ditjen Ditjen Balitbang
Kode Sektor/Program lah Dikdasmes Dikti Dikti Kebud Kemendikbud
Spora
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
19 Sektor Pendidikan
Generasi Muda,
Kebudayaan Nasional
dan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME

Sub Sektor Pend. Umum


dan Generasi Muda

Program Pembinaan
Pendidikan Dasar

Program Pembinaan
Pendidikan Tingkat
Pertama

Program Pembinaan
Pendidikan Tingkat Atas

Dst.

Tabel Satuan 3
Nomor Kode Sektor/Sub Sektor/Program Jumlah (Program) Jumlah (Sektor/Sub Sektor)
(1) (2) (3) (4)
23 Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan
29 Sektor Pendidikan Generasi Muda,
Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME

Sub Sektor Pendidikan Umum dan


29.1 Generasi Muda

Program Pembinaan Pendidikan Dasar


20.1.01

Dst
Dst
Tabel Satuan 3A

Nomor Kode Uraian

(1) (2)

Program Pembinaan Pendidikan Dasar Rp…………………


Biaya sebesar Rp…………………………………………dipergunakan untuk penyediaan fasilitas kerja
kemendikbud, sarana prasarana di 34 propinsi serta rehabilitasi fasilitas kerja Pusat Data Ditjen
Dikdasmen, pembinaan dan peningkatan mutu Sekolah Dasar, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Luar
Biasa. Biaya tersebut juga digunakan untuk kegiatan :
Peningkatan pelaksanaan PMP pada tingkat pendidikan dasar melalui penyusunan GBPP pendidikan
pancasila dan bidang pengajaran kewarganegaraan, evaluasi bahan ajar, peningkatan kemampuan
27.072 guru, dan pengadaan 12.300 set alat peraga.

09.1.01 Peningkatan mutu pendidikan yang meliputi pembinaan materi, metode, dan evaluasi pada Sekolah
Dasar melalui peningkatan kemampuan guru SD setara S1 sebanyak 18.000 orang dan pembinaan
kelompok kerja guru, pelaksanaan jabatan fungsional dan persiapan proyek pendidikan dasar serta
pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan dasar

c. Mekanisme Alokasi Anggaran SPP/DPP


Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) adalah sumbangan yang dikenakan
kepada wajib bayar untuk digunakan bagi keperluan penyelenggaraan dan
pembinaan pendidikan. Dana Penunjang Pendidikan (DPP) adalah dana yang
disediakan dalam APBN yang secara nasional jumlahnya sama dengan
penerimaan SPP untuk suatu tahun ajaran tertentu yang digunakan untuk
menunjang pelaksanaan penyelengaraan pendidikan. Pengelolaan dan
penggunaan SPP/DPP diatur oleh Keputusan Bersama antara Mendikbud dengan
menteri Keuangan. Penggunaan DPP dilaksanakan melalui anggaran rutin
Kemendikbud pada setiap tahun anggaran yang dialokasikan dalam DIK
Sekertariat Jendral.
d. Mekanisme Alokasi Anggaran Sumbangan BP3/POMG
Mekanisme alokasi anggaran sumbangan BP3/POMG diatur berdasarkan Instruksi
Bersama Mendikbud dan Menteri Dalam Negeri

2. Dalam pembiayaan pendidikan dikenal istilah biaya rutin, biaya pembangunan, biaya
satuan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya kesempatan. Jelaskan
peristilahan-peristilahan tersebut agar dapat dipahami perbedaannya!
Jawaban:
Berikut adalah penjelasan mengenai peristilahan-peristilahan dalam pembiayaan
pendidikan:
a. Biaya Rutin: Biaya rutin adalah biaya-biaya yang terkait dengan operasional
sehari-hari dari suatu lembaga pendidikan, seperti biaya listrik, biaya air, biaya
honorarium guru dan karyawan, dan biaya administrasi.
b. Biaya Pembangunan: Biaya pembangunan adalah biaya-biaya yang terkait
dengan pembangunan infrastruktur atau gedung-gedung baru suatu lembaga
pendidikan, seperti biaya pembangunan gedung sekolah, perbaikan ruang kelas,
atau pembelian peralatan dan perbaikan fasilitas olahraga.
c. Biaya Satuan: Biaya satuan adalah biaya rata-rata yang diperlukan untuk
menyediakan layanan pendidikan atau pengajaran untuk satu siswa atau satu
kelas. Biaya ini dapat dihitung dengan membagi total biaya operasional lembaga
pendidikan dengan jumlah siswa atau kelas yang dilayani.
d. Biaya Langsung: Biaya langsung adalah biaya-biaya yang langsung terkait
dengan proses pembelajaran, seperti gaji guru, biaya buku, biaya transportasi
siswa, dan biaya peralatan laboratorium.
e. Biaya Tidak Langsung: Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak
langsung terkait dengan proses pembelajaran, seperti biaya administrasi, biaya
pemeliharaan gedung, dan biaya pelatihan staf.
f. Biaya Kesempatan: Biaya kesempatan adalah biaya yang timbul akibat keputusan
mengorbankan alternatif terbaik untuk memperoleh suatu pilihan atau kesempatan.
Dalam konteks pendidikan, biaya kesempatan adalah kesempatan yang hilang
ketika seseorang memilih untuk memperoleh pendidikan di suatu tempat dan tidak
di tempat lain.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan antara peristilahan dalam pembiayaan


pendidikan tersebut, pengambilan keputusan terkait pembiayaan pendidikan dapat
dilakukan dengan lebih baik dan akurat.

3. Mengapa dalam pembiayaan pendidikan perlu melakukan analisis biaya?


Bagaimana caranya? Jelaskan dengan menggunakan contoh!
Jawaban:

Analisis biaya adalah suatu alat yang cukup handal dan potensial untuk
menanggulangi masalah yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan, baik di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Analisis biaya sangat
penting dalam pembiayaan pendidikan karena membantu dalam pengambilan
keputusan yang efektif dan efisien dalam pengalokasian sumber daya ke
pendidikan. Dengan analisis biaya, kita dapat menentukan apakah suatu program
atau kegiatan pendidikan memberikan manfaat yang sebanding dengan biaya yang
dikeluarkan untuk melaksanakannya. Cara melakukan analisis biaya adalah dengan
mengidentifikasi dan memisahkan biaya-biaya yang terkait dengan program atau
kegiatan pendidikan tertentu. Ada beberapa jenis biaya dalam pembiayaan
pendidikan, seperti biaya rutin, biaya pembangunan, biaya satuan, biaya langsung,
biaya tidak langsung, dan biaya kesempatan. Setelah biaya-biaya tersebut
diidentifikasi, kita dapat melakukan perhitungan biaya secara keseluruhan dan
membandingkannya dengan manfaat yang dihasilkan dari program atau kegiatan
tersebut.

Sebagai contoh, misalkan suatu sekolah ingin memutuskan apakah akan membeli
komputer baru untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Dalam melakukan
analisis biaya, sekolah harus mempertimbangkan biaya pembelian komputer baru,
biaya pemeliharaan, biaya pelatihan guru untuk menggunakan komputer, dan biaya
listrik yang diperlukan untuk menjalankan komputer. Kemudian, sekolah dapat
membandingkan biaya tersebut dengan manfaat yang dihasilkan, seperti
peningkatan kualitas pembelajaran dan keefektifan proses belajar mengajar.
Dengan demikian, sekolah dapat membuat keputusan yang tepat dan efisien dalam
mengalokasikan sumber daya ke pendidikan.

4. Mengapa dalam pengalokasian biaya pedidikan harus memperhatikan skala


prioritas? Jelaskan tata caranya!
Jawaban:

Pengalokasian biaya pendidikan harus memperhatikan skala prioritas untuk


memastikan bahwa sumber daya yang terbatas digunakan secara efektif untuk
mencapai tujuan pendidikan yang paling penting. Dalam konteks ini, prioritas
diartikan sebagai tingkat pentingnya setiap tujuan pendidikan dalam konteks
pembangunan nasional dan kebutuhan masyarakat. Ada beberapa tata cara yang
dapat dilakukan dalam mengalokasikan biaya pendidikan dengan memperhatikan
skala prioritas, antara lain:
a. Analisis kebutuhan: Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat dalam bidang pendidikan, baik kebutuhan untuk infrastruktur, sarana
dan prasarana, tenaga pengajar, maupun dukungan lainnya. Dengan
mengetahui kebutuhan masyarakat, pengalokasian biaya dapat diarahkan pada
bidang yang paling diperlukan dan prioritas.
b. Identifikasi dan evaluasi program: Dalam mengalokasikan biaya, perlu dilakukan
identifikasi dan evaluasi program-program pendidikan yang telah atau akan
dilaksanakan. Dalam proses ini, program-program pendidikan yang paling
penting dan memberikan dampak positif yang besar terhadap masyarakat akan
mendapatkan prioritas lebih tinggi.
c. Perencanaan anggaran: Pengalokasian biaya pendidikan juga harus didasarkan
pada perencanaan anggaran yang baik. Setiap program dan kegiatan harus
memiliki anggaran yang jelas dan terperinci, termasuk juga sumber
pendanaannya. Hal ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi prioritas
dalam pengalokasian biaya.
d. Konsultasi dengan masyarakat: Penting untuk melibatkan masyarakat dalam
proses pengalokasian biaya pendidikan. Dalam hal ini, pihak-pihak terkait dapat
melakukan konsultasi dan diskusi dengan masyarakat untuk mengetahui
kebutuhan dan prioritas mereka dalam bidang pendidikan.
e. Contoh penerapan skala prioritas dalam pengalokasian biaya pendidikan adalah
pada kasus ketika suatu daerah memiliki keterbatasan sumber daya untuk
mengembangkan pendidikan. Dalam hal ini, pihak berwenang dapat melakukan
analisis kebutuhan untuk mengetahui program-program pendidikan yang paling
dibutuhkan oleh masyarakat setempat, seperti peningkatan kualitas tenaga
pengajar atau pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Setelah itu,
program-program tersebut akan diberikan prioritas lebih tinggi dalam
pengalokasian biaya pendidikan untuk memastikan bahwa sumber daya yang
terbatas digunakan secara efektif dan efisien.

5. Jelaskan penerapan pendekatan sistem dalam pembiayaan pendidikan di Indonesia!


SELAMAT MENGERJAKAN !!

Anda mungkin juga menyukai