Anda di halaman 1dari 4

Tugas Tutorial Online 1

Mata Kuliah :

Hukum Administrasi Negara

Oleh :

Nama : Muhammad Samsul Alam


Nim : 045177649

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
2022
Tugas 1 Hukum Administrasi Negara

1. Dalam hukum administrasi negara ada yang dinamakan instrumen hukum menurut
Riawan Tjandra yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, berikan analisis saudara termasuk dalam instrumen hukum manakah
permasalah pada kasus diatas, jelaskan!
Jawab : Dalam permasalahan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus
tersebut termasuk dalam instrumen yuridis menurut Riawan Tjandra.

Dalam instrument yuridis menurut Riawan Tjandra memiliki empat bagian yaitu
1. Peraturan Perundang - Undangan ( Wet en Regeling )
2. Peraturan Kebijaksanaan ( Beleidsregel )
3. Rencana ( Hetplan )
4. Instrumen Hukum Keperdataan

Dalam pembahasan diatas dijelaskan bahwa UU ITE dibuat dalam bentuk yang bisa
menjadi acuan formal dan mempunyai kedudukan hukum.

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU ITE) adalah UU yang


mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara
umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di
wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat
hukum di wilayah hukum Indonesia dan atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan Indonesia.

Pada prinsipnya, UU ITE bertujuan untuk menjaga ruang digital Indonesia agar bersih,
sehat, beretika, dan bisa dimanfaatkan secara produktif. Jaminan keadilan dalam UU
ITE diklaim telah diupayakan pemerintah. Akan tetapi terdapat masalah persoalan
tentang pasal - pasal karet pada UU ITE. Namun, jika pelaksanaannya tidak dapat
memberikan rasa adil, terbuka peluang UU ITE direvisi kembali.

Dapat disimpulkan pada kasus tersebut perlu tahapan - tahapan terhadap proses
pembentukan UU ITE yang dimana berguna dan bermanfaat di masyarakat tanpa ada
yang dirugikan, terutama akan adanya pasal - pasal karet atau multitafsir. Dengan kata
lain sebelum di sahkannya UU ITE perlu di seleksi secara menyeluruh melewati
beberapa tahapan yang dijelaskan Riawan Tjandra.
Yang pertama Peraturan perundang - Undangan ( Wet en Regeling ) yaitu peraturan
perungang - undangan yang dalam proses pembuatannya harus memenuhi kaidah -
kaidah umum atau asas - asas suatu perundangan. Dengan kata lain UU ITE perlu
dilihat kejelasan akan dampak bagi masyrakat ketika disahkannya UU ITE tersebut
Yang kedua Peraturan Kebijaksanaan ( Beleidsregel ) sangat berbeda dengan
perundangan, mengingat dalam perundangan dibuat oleh lembaga legislative yang
secara atributif mendapatkan kewenangan untuk menerbitkan dan menciptakan hukum
baru. Sementara itu dalam peraturan kebijakan, pembuatnya bukan legislator
melainkan ekskutif sehingga pembuatnya dan subtansi yang diatur didalamnya menjadi
factor penentu daya ikutnya. Peraturan kebijakan memiliki unsur atau elemen - elemen
dasar secara lengkap. Jadi untuk UU ITE perlu dilakukannya penelurusan lebih dalam
agar pelaksanaannya jelas tanpa adanya multitafsir atau pasal - pasal karet akan pihak
tertentu.
Yang ketiga Rencana ( Hetplan ) yang dapat dikatakan sebelum melaksanakan tugas
dan fungsinya tentu harus dimulai proses - proses persiapan. UU ITE perlu di
rencanakan atau di bicarakan secara menyeluruh akan dampak positif dan negatifnya
ketika UU ITE ini di berlakukan di masyarakat agar tidak ada sebuah pertanyaan atau
kekeliruan pada masyarakat
Yang keempat Instrumen Hukum Keperdataan, Negara tidak lagi tampil dengan
kekuatan pemaksanya tetapi seperti objek organ subjek hokum perdata lainnya, yakni
manusia dan badan hokum perdata memiliki hak dan kewajiban di bidang keperdataan,
dengan kata lain Negara meiliki dua status sekaligus. Pada UU ITE yang di bicarakan
maka disini perlu di telusuri dengan beberapa anggota pemerintah guna melihat
seberapa efektifnya UU ITE ini di berlakukan ketika disahkannya oleh DPR nantinya

2. Ada asas yang perlu diperhatikan didalam penyusunan perundang-undangan seperti


prinsip dasar dalam UU Nomor 12 Tahun 2011, korelasikan salah satu asas dengan
kasus diatas, jelaskan juga pengertian asas tersebut!
Jawab : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, mengingatkan kepada pembentuk
undang-undang agar selalu memperhatikan asas pembentukan peraturan perundang -
undangan yang baik dan asas materi muatan seperti berikut :
1) Asas kejelasan tujuan, bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai;
2) Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat , bahwa setiap jenis
Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat
Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang,
Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum
apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang tidak berwenang;
3) Asas kesesuaian antara jenis,hierarki, dan materi muatan , bahwa dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus benarbenar memperhatikan
materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan;
4) Asas dapat dilaksanakan, bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan harus memperhitungkan efektivitas Peraturan Perundangundangan tersebut
di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis;
5) Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, bahwa setiap Peraturan perundang-
undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
6) Asas kejelasan rumusan, bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-undangan,
sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah
dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya;
7) Asas keterbukaan, bahwa dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan
masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Terkait kasus UU ITE dapat dikolerasikan asas materi muatan dengan begitu dapat di
implementasikan secara adil tanpa adanya multitafsir. Alasan pentingnya asas materi
muatan ini dikarenakan, Pertama, sebagai konsekuensi dari adanya tata urutan
(hierarki) peraturan perundang-undangan (setiap jenis peraturan perundang-undangan
yang baik harus diperhatikan mengenai materi muatan yang akan dituangkan dalam
dalam peraturan perundang-undangan tersebut). Kedua, dalam membentuk peraturan
perundang-undangan yang baik harus diperhatikan mengenai materi muatan yang akan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan tersebut. Ketiga, materi muatan
terkait dengan cara merumuskan norma, perumusan norma peraturan harus ditujukan
langsung kepada pengaturan lingkup bidang tugas masing-masing yang berasal dari
pendelegasian peraturan perundang-undanganan yang tingkatannya lebih tinggi atau
sederajat.

Sumber :

Buku materi ADPU4332 modul 2

https://sumut.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/asas-materi-muatan-
dalam-pembentukan-peraturan-daerah

Anda mungkin juga menyukai