Tugas 1 Hukum Administrasi Negara PDF
Tugas 1 Hukum Administrasi Negara PDF
Mata Kuliah :
Oleh :
1. Dalam hukum administrasi negara ada yang dinamakan instrumen hukum menurut
Riawan Tjandra yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, berikan analisis saudara termasuk dalam instrumen hukum manakah
permasalah pada kasus diatas, jelaskan!
Jawab : Dalam permasalahan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus
tersebut termasuk dalam instrumen yuridis menurut Riawan Tjandra.
Dalam instrument yuridis menurut Riawan Tjandra memiliki empat bagian yaitu
1. Peraturan Perundang - Undangan ( Wet en Regeling )
2. Peraturan Kebijaksanaan ( Beleidsregel )
3. Rencana ( Hetplan )
4. Instrumen Hukum Keperdataan
Dalam pembahasan diatas dijelaskan bahwa UU ITE dibuat dalam bentuk yang bisa
menjadi acuan formal dan mempunyai kedudukan hukum.
Pada prinsipnya, UU ITE bertujuan untuk menjaga ruang digital Indonesia agar bersih,
sehat, beretika, dan bisa dimanfaatkan secara produktif. Jaminan keadilan dalam UU
ITE diklaim telah diupayakan pemerintah. Akan tetapi terdapat masalah persoalan
tentang pasal - pasal karet pada UU ITE. Namun, jika pelaksanaannya tidak dapat
memberikan rasa adil, terbuka peluang UU ITE direvisi kembali.
Dapat disimpulkan pada kasus tersebut perlu tahapan - tahapan terhadap proses
pembentukan UU ITE yang dimana berguna dan bermanfaat di masyarakat tanpa ada
yang dirugikan, terutama akan adanya pasal - pasal karet atau multitafsir. Dengan kata
lain sebelum di sahkannya UU ITE perlu di seleksi secara menyeluruh melewati
beberapa tahapan yang dijelaskan Riawan Tjandra.
Yang pertama Peraturan perundang - Undangan ( Wet en Regeling ) yaitu peraturan
perungang - undangan yang dalam proses pembuatannya harus memenuhi kaidah -
kaidah umum atau asas - asas suatu perundangan. Dengan kata lain UU ITE perlu
dilihat kejelasan akan dampak bagi masyrakat ketika disahkannya UU ITE tersebut
Yang kedua Peraturan Kebijaksanaan ( Beleidsregel ) sangat berbeda dengan
perundangan, mengingat dalam perundangan dibuat oleh lembaga legislative yang
secara atributif mendapatkan kewenangan untuk menerbitkan dan menciptakan hukum
baru. Sementara itu dalam peraturan kebijakan, pembuatnya bukan legislator
melainkan ekskutif sehingga pembuatnya dan subtansi yang diatur didalamnya menjadi
factor penentu daya ikutnya. Peraturan kebijakan memiliki unsur atau elemen - elemen
dasar secara lengkap. Jadi untuk UU ITE perlu dilakukannya penelurusan lebih dalam
agar pelaksanaannya jelas tanpa adanya multitafsir atau pasal - pasal karet akan pihak
tertentu.
Yang ketiga Rencana ( Hetplan ) yang dapat dikatakan sebelum melaksanakan tugas
dan fungsinya tentu harus dimulai proses - proses persiapan. UU ITE perlu di
rencanakan atau di bicarakan secara menyeluruh akan dampak positif dan negatifnya
ketika UU ITE ini di berlakukan di masyarakat agar tidak ada sebuah pertanyaan atau
kekeliruan pada masyarakat
Yang keempat Instrumen Hukum Keperdataan, Negara tidak lagi tampil dengan
kekuatan pemaksanya tetapi seperti objek organ subjek hokum perdata lainnya, yakni
manusia dan badan hokum perdata memiliki hak dan kewajiban di bidang keperdataan,
dengan kata lain Negara meiliki dua status sekaligus. Pada UU ITE yang di bicarakan
maka disini perlu di telusuri dengan beberapa anggota pemerintah guna melihat
seberapa efektifnya UU ITE ini di berlakukan ketika disahkannya oleh DPR nantinya
Terkait kasus UU ITE dapat dikolerasikan asas materi muatan dengan begitu dapat di
implementasikan secara adil tanpa adanya multitafsir. Alasan pentingnya asas materi
muatan ini dikarenakan, Pertama, sebagai konsekuensi dari adanya tata urutan
(hierarki) peraturan perundang-undangan (setiap jenis peraturan perundang-undangan
yang baik harus diperhatikan mengenai materi muatan yang akan dituangkan dalam
dalam peraturan perundang-undangan tersebut). Kedua, dalam membentuk peraturan
perundang-undangan yang baik harus diperhatikan mengenai materi muatan yang akan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan tersebut. Ketiga, materi muatan
terkait dengan cara merumuskan norma, perumusan norma peraturan harus ditujukan
langsung kepada pengaturan lingkup bidang tugas masing-masing yang berasal dari
pendelegasian peraturan perundang-undanganan yang tingkatannya lebih tinggi atau
sederajat.
Sumber :
https://sumut.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/asas-materi-muatan-
dalam-pembentukan-peraturan-daerah