Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT ILMU DAN KEBENARAN

MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat Ilmu

Oleh :
EKO NOPRIYANSA
NIM.1911560015

Dosen Pengampuh :
Dr. Murkilim, M.Ag

PROGRAM PASCA SARJANA


PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR

Assalam mu’alaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Filsafat
ilmu dan kebenaran” dalam penyusunan makalah ini, banyak terdapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Murkilim,
M.Ag sebagai dosen pembimbing mata kuliah metode penelitian filsafat dan sosial,
dimana telah membantu memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan
makalah ini, serta kepada rekan rekan yang turut mendukung dalam bertukar informasi
terkait materi-materi yang dimuat dalam makalah ini.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
yang masih perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi perbaikan tugas ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum.wr.wb

Bengkulu, 30April 2020

Eko Nopriyansa

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ……………………………………………………….……….…...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………..…...……
B. Rumusan Masalah ……………………………………………...………
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………...………..
BAB II PEMBAHASAN…………………................................………..………
A. Hakikat dan Kebenaran Ilmiah……....................................……….....
B. Jenis dan Sifat Kebenaran Ilmiah ……………………………….……….
C. Metode Metode Mendapatkan Kebenaran ………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……….........................………………………………..….
B. Saran………....…………………................……………………..…….
DAFTAR PUSTAKA……………………...............................…………………

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Karakteristik yang melekat pada porsi filsafat sebagai Induk segala ilmu, salah
satunya karna filsafat bertujuan mencari kebenaran secara tuntas serta bertujuan
untuk memecahkan pelbagai problematika dan permasalahan yang ada.1 Dalam
konteks perkembangannya, filsafat telah berhasil melahirkan banyak kontribusi
penting terhadap ilmu pengatahuan yang ada, baik pada bidang keagamaan,
astronomi, kesehatan, geografi, fisika, biologi dan berbagai ilmu lainnya. Lebih jauh
jika kita mencermati, upaya memposisikan konsep kebenaran ilmiah, nampaknya
menambah daftar panjang terhadap sejarah filsafat dalam memformulasisasi
kebenaran kedalam bagian penting pada posisi filsafat sebagai ilmu pengatahuan.
Berbagai rancangan dan konsep yang dihadirkan hingga saat ini, seyogyanya
bertujuan agar dapat menjadi acuan penting bagi semua kalangan baik komunitas
akademisi maupun peminat filsafat secara umum.

Dalam ulasan makalah ini, penulis berupaya melakukan studi literature baik
berdasarkan tinjauan buku, jurnal, materi kuliah, hingga analisis terhadap kurikulum
pendidikan filsafat pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia, guna menemukan
berbagai perspektif dalam mengulas tentang filsafat ilmu dan kebenaran secara
umum. Beberapa permasalahan yang cukup penting di ulas dalam perkuliahan
seperti hakikat kebenaran, jenis, sifat dan metode kebenaran ilmiah menjadi ulasan
pokok dalam ulasan atau kajian makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hakikat dan kebenaran ilmiah?

2. Bagaimanakah jenis dan sifat kebenaran Ilmiah ?

3. Apa saja metode untuk mendapatkan kebenaran Ilmiah ?

1
Syahrul Kirom. Filsafat Ilmu dan Arah Perkembangan Pancasila, Jurnal Filsafat, Volume 21
No.2 (2011): hal. 101.
i
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengatahui hakikat dan kebenaran ilmiah.

2. Untuk mengatahui jenis dan sifat kebenaran ilmiah.

3. Untuk mengatahui metode kebenaran ilmiah.

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Kebenaran Ilmiah

Dari beberapa tinjauan dan tela’ah terhadap tulisan-tulisan sebelumnya, penulis


menemukan bahwah secara umum kebenaran dalam konsep filsafat ilmu dipahami
bahwah spesfikasi kebenaran dibedakan menjadi dua porsi dominan dalam kajian
filsafat ilmu, yaitu kebenaran faktual dan kebenaran nalar.2Kebenaran faktual, yang
kerap dikaitkan kepada pandangan Plato, merupakan kebenaran yang dapat
menambah pengatahuan terhadap alam semsesta melalui pengalaman panca
Indera.3Sedangkan kebenaran nalar dalam catatan yang cukup popular, seperti
Sudarminta, menyatakan bahwah kebenaran nalar adalah kebenaran yang
ditandaskan kepada konsep logika dan matematika, oleh karna itu, dalam kebenaran
Nalar diyakini sebagai kebenaran yang bersifat mutlak.4 Dari dua perspektif tersebut
menunjukan bahwah posisi kebenaran dalam konsep filsafat merupakan urgensi
penting dalam ilmu pengatahuan, kebenaran pada hakikatnya dapat di uji melalui
akurasi dari pengalaman panca indera maupun dengan nalar dalam pendekatan
logika dan matematika.

Senada dengan itu, jika kita menyoroti pandangan beberapa kalangan dan filsuf
Islam masa lampau seperti Al-ghazali dan Ibnu Khaldun, dikatakan bahwah hakikat
kebenaran yang bersifat mutlak adalah kebenaran yang ditandaskan kepada firman
tuhan yang tersurat didalam kitab suci Al-qur’an. Adapun kebenaran yang
bersumber dari berbagai pengalaman pada sisi tertentu bersifat nisbi.5Kedua
pandangan tokoh Fhilsuf Islam ini, walaupun terkesan terlalu subjektif untuk dapat
digunakan dalam spectrum kebenaran dalam kanca global, namun subtansi yang

2
Observasi, Media Internet. 25 April 2020.
Catatan Tambahan :
Yang dimaksud observasi media internet pada catatan kaki pada poin dua, yaitu sebuah observasi
dan pengamatan melalui penelusuran secara langsung terhadap tema tema pokok terkait dengan
hakikat dan kebenaran ilmiah melalui mesin pencarian Gogle, dari beberapa sumber yang
ditemukan penulis menemukan bahwah secara umum kebenaran nampaknya dikelompokkan
menjadi dua garis besar yaitu kebenaran Faktual dan kebenaran Nalar.
3
Filshuf Shuni. Kebenaran, https://filsufsunni.wordpress.com/2012/12/05/kebenaran/ (Diakses
pada tanggal 26 april 2020 Pkl. 21.00)
4
J.Sudarminta. Pengantar Filsafat Pengatahuan. Penerbit Kansius, (Yogyakarta: 2002): hal.120.
5
Andi Fariana. Mengintip Hakikat Kebenaran. https://dosen.perbanas.id/mengintip-hakekat-
kebenaran/ (diakses pada tanggal 28 April 2020 Pkl. 16.00).
i
tertuang dalam pemikirannya, dapat di perdebatkan dalam nalar ilmiah. Menyoroti
beberapa tinjauan tersebut penulis berasumsi bahwah beberapa pandangan yang
membicarakan hakikat kebenaran persis mengelompokkan hakikat kebenaran dalam
dua bagian, yaitu kebenaran mutlak dan kebenaran hakiki. Soetriono dan Rita
Hanafie, mengungkapkan bahwah secara umum ada tiga teori pokok kebenaran
dalam teori keilmuan yaitu Coherency, Correspondence dan Pragmatic.6

1. Coherency Theory

Koherensi teori merupakan konsep tentang kebenaran yang menautkan


konsistensi kebenaran terhadap pernyataan sebelumnya dengan mengunakan
pendekatan rasional yang saling bertautan. Dalam beberapa catatan soetriono
mengemukakan bahwah teori ini dianggap cukup mudah untuk diterima
dikarenakan menautkan ide-ide rasional dengan pengalaman secara konsistensi.
Dalam ulasannya, Soetrino menyajikan contoh sederhana seperti dalam dunia
pengadilan, semakin kuat hubungan kesaksian dalam pengadilan maka semakin
kuat pula adanya kebenaran itu.7Senada dengan itu, Abdul Aziz dalam tulisannya
mengungkapkan bahwah tingkat kebenaran dalam teori koheraensi ini bahwah
suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan yang dimaksud memiliki
hubungan dengan fakta yang ada.8

2. Teori Correspondence

Teori Coresspodence merupakan teori yang mengedepankan realitas,


yang mengatakan bahwah seluruh pendapat mengenai suatu fakta itu benar jika
pendapat itu sendiri disebut fakta.9Sungeb Wiranggaleng dalam papernya menulis
bahwah teori ini berhubungan dengan bahasa dan alam yang dipahami, dalam
beberapa contoh Sungeb menampilkan seperti ketika seseorang menyebut sebuah
buku, tentu yang dimaksud adalah suatu objek yang sudah dikenal secara
bahasa.10Dalam ulasan lanjutan nampaknya sungeb berupaya menyandingkan

6
Soetriono, Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Penerbit Andi,
(Yogyakarta, 2007): hal.16-17.
7
Soetriono, Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Penerbit Andi,
(Yogyakarta, 2007): hal.16.
8
Abdul Aziz Faradi, Teori-Teori Kebenaran Dalam Filsafat; Urgensi dan Signifikansinya
dalam Upaya Pemberantasan Hoaks, Jurnal Kotemplasi Volume 07 Numer 1, (2019): hal.107.
9
Soetriono, Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Penerbit Andi,
(Yogyakarta, 2007): hal.17.
10
Sungeb Wiranggalen, Rorty Tentang Kebenaran dan Pendasaran Pengetahuan, Journal
Ilmu Ushuluddin, Volume 1 No.06 (2013): 576.
i
beberapa pandangan yang mengkritik teori ini yaitu pandangan Rorty yang
menyatakan bahwah realitas kebenaran adalah hasil kesepakatan, namun bagi
Sangeb dengan menandaskan beberapa pemikiran kepada Taylor menyatakan
kesepakatan pada prinsipnya tidak dapat menjadi penentu kebenaran.

3. Teory Pragmatic

Dalam teori ini kebenaran itu dilihat pada unsur kegunaannya, dalam
ulasan singkat Soetriono menyuguhkan beberapa contoh sederhana bahwah dalam
menggambarkan teory pragmatic dapat dilihat semisal seseorang mengatakan
bahwah sahnya tuhan itu ada, adalah benar bagi seseorang yang dalam hidupnya
mengalami perubahan. Dalam keadaan sedemikian kepercayaan yang kuat kepada
Tuhan membuat seseorang merasakan kesejukan, ketenangan dan
sejenisnya.11Pada ulasan akhir Soetriono nampaknya meyakini bahwah ketiga
teori ini tidak dapat untuk dijadikan acuan dalam mengukur kebenaran realiatas
dalam filsafat ilmu, karna ketiganya memiliki kelemahan. Namun sungguhpun
demikian soetriono menuturkan bahwah berdasarkan aspek etis ilmu pengatahuan
ketiganya dapat dipertimbangkan.

B. Jenis dan Sifat Kebenaran Ilmiah

1. Kebenaran Ontologikal

Darwis A. Soelaiman menjelaskan bahwah ontology merupakan bagian


filsafat yang membahas tentang realitas maupun hakikat yang ada, termasuk
hakikat ilmu pengatahuan.12Senada dengan itu, beberapa ulasan menjelaskan
bahwah secara bahasa, kata ontologi ini, yang dalam bahasa inggris disebut
ontology, merupakan kata yang berasal dari yunani terdiri dari dua kata yaitu
Ontos yang ada dan Logos yaitu ilmu.13Zainudin mengungkapkan bahwah
Ontologi merupakan bagian filsafat yang menjelaskan mengenai pertanyaan apa,
dengan posisinya seperti ini Ontologi bagian penting dalam upaya penyelidikan
kefilsafatan yang paling kuno. Lebih jauh tutur Zainudin, Sejak fase awal dalam
pemikiran dhilsuf Barat sudah menunjukkan munculnya perenungan ontologis,

11
Soetriono, Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Penerbit Andi, (Yogyakarta,
2007): hal.17.
12
Darwis A. Soelaiman. Perspektif Ilmu Pengatahuan; Perspektif Barat dan Islam. Penerbit Bandar
Publishing, (Aceh, 2019):1-100.
13
Reno Wikandaru. Landasan Ontologis Sosialisme. Journal Filsafat Volume 26 No.1, (2016); 125.
i
sebagaimana Thales ketika ia merenungkan dan mencari apa sesungguhnya
hakikat tentang sesuatu yang ada, dengan menarik kesimpulan bahwa semua yang
ada berasal dari air.14

Rusli Malili, mennjelaskan secara runtut bahwah cakupan ontologi


adalah tidak termasuk ilmu yang bersifat otonom namun ia lebih condong kepada
pengembangan ilmu pengatahuan, dasar asumsi, sehingga kerangka dan konsep
yang dibangun memiliki pengaruh terhadap penerapan ilmu. Oleh karna itu pada
ulasan ahir, Rusli meyakini bahwah berfikir ontologis mempunyai corak kritis
spekulatif, yang condong kepada kreativitas akal yaitu inspirasi, intuisi, dan
ilham.15Beberapa peminat filsafat seperti Bahrum, sebagai dosen yayasan ujung
pandang menguraikan bahwah kajian ontology termasuk kajian filsafat yang
paling sukar, oleh karnanya Bahrum mengungkapkan ilmu pengatahuan ditinjau
dari ontology memberikan batasan tertentu terhadap objek pebgatahuan yaitu
objek material yang terdiri dari seluruh bahan yang dijadikan objek dan yang
kedua objek formal yang mencakupi titik pandang terhadap objek material.16

Dari ulasan sebelumnya dapat dipahami bahwah ontology merupakan


kajian filsafat yang digunakan oleh tokoh tokoh masa lampau yang bertujuan
untuk menjelaskan kebenaran, dalam menyoroti beberapa aliran ontology
setidaknya penulis menemukan beberapa aliran seperti aliran Monoisme yang
berkeyakinan segala sesuatu yang ada itu hanya satu, aliran Dualisme yang
meyakini bahwah benda memili dua hakikat, aliran Pluralisme, Nihilisme, hingga
aliran Agnositisme, yang mengingkari kesanggupan manusia dalam mengatahui
hakikat benda.17

2. Kebenaran Epistemologikal

Dalam kajian filsafat, Epistemologi merupakan teori pengatahuan yang


membahas secara mendalam terhadap seluruh yang terlihat dalam upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Fariz Fari menuturkan bahwah Epistemologi secara

14
HM Zainudin. Ontologi, https://www.uin-malang.ac.id/r/131101/ontologi.html (diakses
pada tanggal 29 April 2020 Pkl 16.07 WIB).
15
Rusli Malili. Landasan Ontologi Ilmu Pengatahuan. Jurnal Tarbawi Volume 04 No.1
(2019); 12.
16
Bahrum. Ontologi Epistemologi dan Aksiologi. Jurnal Sulesana Volume 8 No.2
(2012); 36-37.
17
Ridho Fatahillah. Teori Tentang Landasan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
Makalah (diakses pada tanggal 29 April 2020 Pkl.16.00 WIB).
i
bahasa terdiri dari dua kata yaitu Episteme bermakna pengatahuan dan Logy
berarti tujuan. Dalam perkembangannya kata Logos dipahami sebagai pernyataan
dan ilmu pengatahuan.18 Dari dua pengertian tersebut bisa dipahami bahwah
Epistemologi merupakan sebuah studi tentang pengatahuan yang bertujuan
menjawab tentang bagaimana pengatahuan itu didapatkan. Tri Sumarni
mengungkapkan bahwah Epitemologi secara garis besar membahas mengenai
sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakekat pengetahuan.19Dari ulasan
tersebut, secara sederhana dapat diketahui bahwah sifat kebenaran dalam tinjauan
Epistemologi adalah menjelaskan bagaimana suatu ilmu pengatahuan tertentu
didapatkan.

3. Kebenaran Semantikal

Kebenaran semantikal merupakan kebenaran yang terdapat dalam tutur


kata dan bahasa. Oleh karna itu dalam beberapa ulasan penulis menemukan
bahwah kebenaran semantikal ini kerap disebut juga sebagai kebenaran moral.
Parameter kebenaran ini bertujuan untuk melihat apakah tutur kata dan bahasa
itu mengkhianati atau tidak terhadap kebenaran epistemologikal atau pun
kebenaran ontologikal tergantung kepada manusianya yang mempunyai
kemerdekaan untuk menggunakan tutur kata atau pun bahasa itu.20

C. Metode Kebenaran Ilmiah

Termenologi metode yang digunakan dalam ulasan ini adalah suatu uraian
tentang metode kebenaran ilmu pengatahuan. Pada dasarnya metode ilmiah
merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja,
cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru
atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Metode secara etimologis
berasal dari kata Yunani meta yang berarti sesudah dan hodos yang
berarti jalan.21Dari beberapa tinjauan penulis menemukan bahwah beberapa point

18
Fariz Pari. Epistemologi dan Pengembangan Ilmu Pengatahuan. Jurnal Ilmu Ushuluddin,
Volume 5 No.2 (2018): 191.
19
Tri Sumarni. Tinjauan Filsafati; Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Manajemen
Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik. https://journal.unnes.ac.id/nju/, (diakses pada tanggal 29 April
2020 Pkl 19.00 WIB).
20
Rindi Fayati. Filsafat Pendidikan. http://rindiifayatifilsafat.blogspot.com/2017/01/tiga-
kebenaran-filsafat.html (diakses pada tanggal 29 April 2020 pkl 20.00 WIB).
21
Sri Suwanti. Kebenaran Ilmiah dan Metodologinya. https://www.slideshare.net/SuwantiSri/sri-
suwanti-kebenaran-ilmiah-dan-metodologinya-metodologi-ilmu-pemerintahan (diakses pada tanggal 29
i
yang masuk kedalam bagian metode kebenaran ilmiah meliputi perumusan
pangkal-pangkal duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk
penyelidikan, perancangan penyelidikan itu, pengumpulan data, penggolongan data
pengembangan generalisasi-generalisasi, dan pemeriksaan kebenaran terhadap
hasil-hasil, yaitu terhadap data dan generalisasi-generalisasi.

April 2020 Pkl 21.00 WIB).


i
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian beberapa pokok permasalahan yang penulis paparkan sebelumnya
dapat disimpulkan bahwah filsafat ilmu dan kebenaran melingkupi beberapa ojek
pembahasan yaitu :
Pertama, dalam menyingkapi hakikat dan kebenaran ilmiah penulis menemukan
tiga teori kebenaran yaitu teori Koherensi yang pada prinsipnya kebenaran yang
menautkan konsistensi kebenaran terhadap pernyataan sebelumnya dengan
mengunakan pendekatan rasional yang saling bertautan, teori Korespodensi yang
mengedepankan realitas dengan asumsi bahwah seluruh pendapat mengenai suatu
fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta, dan teori pragmatic dimana
kebenaran itu dilihat pada unsur kegunaannya.
Kedua, menyoroti jenis dan sifat kebenaran ilmiah dalam makalah ini penulis
mengulas beberapa point yang menunjukan sifat maupun jenis kebenaran ilmiah yaitu
Ontologikal yang menjelaskan mengenai pertanyaan apa, Epistemologikal teori
pengatahuan yang membahas secara mendalam terhadap seluruh yang terlihat dalam
upaya untuk memperoleh pengetahuan., dan Semantikal merupakan kebenaran yang
terdapat dalam tutur kata dan bahasa.
Ketiga, dalam melihat metode kebenaran ilmiah penulis menemukan beberapa
metode dalam perspektif kebenaran ilmiah yang meliputi perumusan pangkal-pangkal
duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk penyelidikan,
perancangan penyelidikan itu, pengumpulan data, penggolongan data pengembangan
generalisasi-generalisasi, dan pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu
terhadap data dan generalisasi-generalisasi.
B. Saran
Adapun saran secara pribadi, tentunya saya mengharapkan agar kiranya tulisan
ini bisa menjadi bahan diskusi yang berkelanjutan dan kedepannya tentu penulis
berharap bisa menampilkan materi yang lebih baik, sesuai dengan cakupan dan kaidah
penulisan dan penyusunan karya ilmiah.

i
Daftar Pustaka

Abdul Aziz Faradi, Teori-Teori Kebenaran Dalam Filsafat; Urgensi dan Signifikansinya
dalam Upaya Pemberantasan Hoaks, Jurnal Kotemplasi Volume 07 Numer 1,
(2019): hal.107.
Andi Fariana. Mengintip Hakikat Kebenaran. https://dosen.perbanas.id/mengintip-
hakekat-kebenaran/ (diakses pada tanggal 28 April 2020 Pkl. 16.00).
Adib, Mohammad. filsafat ilmu. (yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011)
Andi Fariana. Mengintip Hakikat Kebenaran. https://dosen.perbanas.id/mengintip-
hakekat-kebenaran/ (diakses pada tanggal 28 April 2020 Pkl. 16.00).
Bahrum. Ontologi Epistemologi dan Aksiologi. Jurnal Sulesana Volume 8 No.2 (2012);
36-37.
Darwis A. Soelaiman. Perspektif Ilmu Pengatahuan; Perspektif Barat dan Islam.
Penerbit Bandar Publishing, (Aceh, 2019):1-100.
Filshuf Shuni. Kebenaran, https://filsufsunni.wordpress.com/2012/12/05/kebenaran/
(Diakses pada tanggal 26 april 2020 Pkl. 21.00)
Fariz Pari. Epistemologi dan Pengembangan Ilmu Pengatahuan. Jurnal Ilmu Ushuluddin,
Volume 5 No.2 (2018): 191.
J.Sudarminta. Pengantar Filsafat Pengatahuan. Penerbit Kansius, (Yogyakarta: 2002):
hal.120.
Reno Wikandaru. Landasan Ontologis Sosialisme. Journal Filsafat Volume 26 No.1,
(2016); 125.
Ridho Fatahillah. Teori Tentang Landasan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
Makalah (diakses pada tanggal 29 April 2020 Pkl.16.00 WIB).
Rusli Malili. Landasan Ontologi Ilmu Pengatahuan. Jurnal Tarbawi Volume 04 No.1
(2019); 12.
Rindi Fayati. Filsafat Pendidikan. http://rindiifayatifilsafat.blogspot.com/2017/01/tiga-
kebenaran-filsafat.html (diakses pada tanggal 29 April 2020 pkl 20.00 WIB).
Surisumantri, Jujun. Filsafat ilmu. (Jakarta: Pustaka sinar pelajar, 2009)
Syahrul Kirom. 2011. Filsafat Ilmu dan Arah Perkembangan Pancasila, Jurnal Filsafat,
Volume 21 No.2.
Susanto, muhammad. Filsafat ilmu. (jakata: Bumi aksara, 2015)
Soetriono, Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Penerbit Andi,
(Yogyakarta, 2007): hal.17.
Sungeb Wiranggalen, Rorty Tentang Kebenaran dan Pendasaran Pengetahuan, Journal
Ilmu Ushuluddin, Volume 1 No.06 (2013): 576.
Sri Suwanti. Kebenaran Ilmiah dan Metodologinya. https://www.slideshare.net/SuwantiSri/sri-
suwanti-kebenaran-ilmiah-dan-metodologinya-metodologi-ilmu-pemerintahan (diakses
pada tanggal 29 April 2020 Pkl 21.00 WIB).
Zainudin. Ontologi, https://www.uin-malang.ac.id/r/131101/ontologi.html (diakses pada
tanggal 29 April 2020 Pkl 16.07 WIB).

Anda mungkin juga menyukai