Anda di halaman 1dari 2

1.

Soal Kasus :

Dalam negosiasi HIPC (Heavily Indebted Poor Countries) debt initiative dua lembaga internasional yaitu world
bank dan IMF bekerja sama.Namun rencana yang telah disusun dalam perjalanannya mengalami
kemandekan ketika kedua lembaga mengeluarkan pemahaman yang berbeda tentang ekspor Uganda dimana
IMF memiliki prediksi yang optimis atas ekspor Uganda sehingga argumennya bertentangan dengan prinsip
kebutuhan untuk bantuan utang luar negeri.

Pertanyaannya adalah apakah ada keuntungan kedua organisasi ini bekerja sama?

2. Jawabannya :

Menurut saya pada satu sisi ada keuntungan dan kerugian jika kedua lembaga bekerja sama. Keuntungannya
adalah :

a. Apabila benar kedua lembaga bekerja sama hal ini mengindikasikan bahwa Uganda layak mendapatkan
bantuan utang artinya performa ekonomi negara tersebut bagus (asumsi menggunakan logika teori a carrot
and a stick).

b. Jika kedua lembaga bekerja sama dan Uganda mendapatkan bantuan utang maka secara nominal jumlah
utang yang didapatkan akan jauh lebih besar dan bantuan ini tentu bisa menjadi pendapatan lain bagi
pemerintah Uganda.

Namun jika berbicara dalam konteks ketika IMF memiliki pandangan yang berbeda dengan World bank
tentang ekspor Uganda maka pemahaman butuh atau tidaknya bantuan utang menjadi perdebatan dengan
kata lain adanya kerugian jika kedua lembaga bekerja sama.Hal ini tercermin pada saat memutuskan apakah
bantuan utang ini menjadi perlu atau tidak, dengan asumsi Uganda sebagai negara miskin (negara skala
ekonomi kecil) yang dapat di-drive oleh kekuatan asing maka pemerintah Uganda bisa saja tidak memiliki
bargaining position untuk menentukan hal tersebut.

Perbedaan pandangan dari kedua lembaga juga berpotensi menciptakan ketidakpastian ekonomi di Uganda
dari pelaku pasar karena kredibilitas pemerintah menjadi unsur penentu.Dalam kenyataan sebagai contoh,
pada awalnya Uganda meyakini pendapat IMF tentang optimistik ekspor sehingga bantuan utang dianggap
tidak perlu maka pelaku ekonomi berekspektasi bahwa ekonomi Uganda kedepannya akan membaik asumsi
cateris paribus.Namun jika pada perjalanannya ekspor tidak sesuai dengan prediksi artinya pendapatan
negara tidak cukup memenuhi pengeluaran negara sehingga muncul kebutuhan atas bantuan utang.
Pada kondisi tersebut faktor kredibilitas pemerintah Uganda menjadi pertimbangan.jika pemerintahnya tidak
kredibel ini akan mengganggu persepsi positif dari pelaku pasar (muncul ketidakpastian atas performa
ekonomi Uganda terutama dari sektor perdagangan internasional) akan tetapi sebaliknya jika pemerintah
memiliki kredibilitas maka sikap optimistik atas ekspor dapat dipertahankan dan pelaku pasar akan tetap
berekspektasi positif atas kondisi ekonomi Uganda.

Anda mungkin juga menyukai