Anda di halaman 1dari 25

Pertemuan

04
4. TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA,
DEWASA DAN LANJUT USIA
Mata Kuliah : PSIKOLOGI DASAR II

MAYA DEWI SAVITRI, S.Psi., M.Si.

Program Studi Psikologi


Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2023

1
4
TAHAP PERKEMBANGAN
REMAJA, DEWASA DAN LANJUT
USIA

Maya Dewi Savitri, S.Psi., M.Si.


3

Materi

Gambaran Umum Perkembangan


A B Remaja

Perkembangan Perkembangan
C Dewasa D Lanjut Usia
4

A
GAMBARAN UMUM
PERKEMBANGAN REMAJA,
DEWASA DAN LANJUT USIA
Sumber:
1 Bernstein, D. & Nash, P. (2008). Essentials of Psychology. 4th ed. Boston: Houghton Mifflin Co.

Remaja, Dewasa dan Lansia


Gambaran Umum Perkembangan
5
Sumber:
1 Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA

Remaja, Dewasa dan Lansia


Perkembangan Psikososial Erikson
6
7

Perkembangan Psikososial Erikson


Remaja, Dewasa dan Lansia
Tahap Usia Hasil positif Hasil Negatif
5. Identity vs. Role Remaja Kesadaran akan keunikan diri, Ketidakmampuan mengidentifikasi
Confusion pengetahuan akan peran yang harus peran yang cocok, dalam hidup
diikuti seseorang.
6. Intimacy vs. Isolation Dewasa Awal Perkembangan cinta kasih, relasi Rasa takut memiliki relasi dengan
seksual dan persahabatan orang lain
7. Generativity vs. Dewasa Madya Rasa berkontribusi pada Trivialisasi (pengabaian) akan aktivitas
Stagnation keberlangsungan hidup seseorang.
8. Ego-Integrity vs. Despair Dewasa Akhir / Rasa “kesatuan”dalam pencapaian Menyesali kesempatan dalam hidup
Lanjut Usia hidup yang terlepas.

Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
8

B
PERKEMBANGAN
REMAJA
Teori Psikososial Erikson 9

IDENTITAS vs. KEBINGUNGAN PERAN


Masa remaja adalah periode perkembangan
yang dimulai pada masa pubertas dan berakhir
pada masa dewasa awal.
Masa remaja dipandang sebagai suatu periode
untuk mengembangkan kemandirian sambil
tetap terhubung dengan orangtua.
Rentang usia masa remaja berkisar dari 12
hingga 18 tahun.

Remaja dalam periode ini mengelola ke-


diri-annya dengan menerapkan berbagai
peran dan membentuknya menjadi satu
identitas tunggal,
Atau ---
Remaja menjadi kebingungan mengenai
identitas dirinya.
Sumber:
Myers, D.G. (2010) Psychology. 9th ed., Michigan: Hope College
Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA
10

FORMAL OPERASIONAL
Teori Kognitif Piaget
Berkembangnya penalaran abstrak Munculnya penalaran moral
Pemikiran remaja ditandai dengan kemampuan Empati kognitif, juga dikenal sebagai “theory of
untuk bernalar secara logis dan memecahkan mind”, berkaitan dengan kemampuan untuk
masalah hipotetis seperti: bagaimana merancang, mengambil perspektif orang lain dan merasa
merencanakan, dan membangun struktur. peduli terhadap orang lain.
Empati kognitif mulai meningkat pada masa
Pemikiran remaja juga ditandai dengan remaja dan merupakan komponen penting dari
kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai pemecahan masalah sosial dan penghindaran
sudut pandang, membayangkan situasi hipotetis, konflik.
debat gagasan dan pendapat (misalnya, politik,
agama, dan keadilan), dan membentuk gagasan
baru.

Sumber: Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA
11

Beyond Formal Operational Thought


Mendebat teori Piaget, beberapa Psikolog Saat kita mencapai usia dewasa,
perkembangan mengajukan tahap kelima kemampuan pemecahan masalah
perkembangan kognitif yang disebut kita berubah.
THE POSTFORMAL STAGE. Saat kita mencoba memecahkan
masalah, kita cenderung berpikir
Dengan cara berpikir postformal, keputusan dibuat berdasarkan lebih dalam tentang banyak bidang
pada situasi dan keadaan, dan logika terintegrasi dengan emosi kehidupan kita, seperti hubungan
dimana orang dewasa mengembangkan prinsip-prinsip yang dengan orang lain, karir, dan politik.
bergantung pada konteks.
Oleh karena itu, seseorang yang
sudah mencapai tahap postformal,
Salah satu cara kita dapat melihat perbedaan dapat memanfaatkan pengalaman
antara orang dewasa dalam pemikiran postformal masa lalu untuk membantu
dan remaja dalam operasional formal adalah dalam memecahkan masalah baru.
hal bagaimana mereka menangani masalah yang
bermuatan emosional.

Sumber: Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA
Egosentrisme Remaja
Egosentrisme remaja menggambarkan meningkatnya
kesadaran diri remaja yang terwujud pada keyakinan
mereka bahwa orang lain memiliki perhatian yang
amat besar, sebesar perhatian mereka terhadap diri
mereka dan terhadap perasaan akan keunikan pribadi
mereka.1

Egosentrisme merupakan kondisi kurangnya


kemampuan pembedaan pada beberapa aspek
diri sendiri dan orang lain, secara umum disebut
juga ketidakmampuan untuk membedakan sudut
pandang subyektif dan obyektif. Remaja
mengalami kegagalan membedakan apa yang
menjadi obyek menurut diri sendiri dan menurut
orang lain. Sehingga remaja menganggap orang
lain sangat memperhatikan dirinya.2
Sumber:
1. Elkind., D. (2009). The Child's Reality: Three Developmental Themes. New York: Psychology Press.
2. Hill, Patrick L. and Lapsley, Daniel K. (2009). Egocentrism. In E Anderman & L. Anderman (Eds), Psychology of Classroom Learning:
An Encyclopedia
Egosentrisme Remaja
Imaginary Audience Personal Fable
(penonton khayalan) (dongeng pribadi)
Bentuk egosentrisme remaja yang Kecenderungan remaja untuk meyakini bahwa
melibatkan pemikiran sendiri yang diri nya sangat unik, dan karenanya tidak ada
kebingungan terhadap anggapan bahwa orang lain yang dapat memahami nya ataupun
adanya penonton yang memperhatikannya pernah merasakan pengalaman-pengalaman
dan membuat ia menyimpulkan bahwa seperti yang di alaminya.
orang lain berbagi keasyikan dengannya. Remaja berpikir bahwa dirinya sebagai pusat
 Keyakinan remaja bahwa orang lain perhatian orang lain membuatnya percaya
memperhatikan dirinya sebagaimana bahwa perhatian orang lain adalah karena
halnya dengan dirinya sendiri. dirinya spesial dan unik.
 Perilaku mengundang perhatian, dan 1. kedigdayaan (omnipotence) yaitu pikiran bahwa remaja
keinginan untuk tampil diatas pentas, mampu dan lebih dari siapapun dalam melakukan
diperhatikan, dan terlihat. segala hal,
2. keunikan (uniqeness) yaitu perasaan bahwa diri remaja
 Produk dari pikiran atau hanya ada dalam
sangat unik dan tidak ada orang lain yang dapat
pikiran remaja dan bukan yang memahaminya,
sebenarnya terjadi. 3. ketangguhan (invulnerability) yaitu pikiran bahwa dirinya
sanggup menghadapi berbagai resiko dan kesulitan
Sumber:
Niegowski, Sara B., Evans, David C. & Epstein, Eden. (2010). Adolescent egocentrism and social media—does the psychology align?
Psychster Inc. 2010. Psychology of social media. www.psychster.com
Diskusi 1

► Apakah perilaku “klithih” dapat dikaitkan dengan Egosentrisme remaja?


15

15

C
PERKEMBANGAN
DEWASA
Teori Psikososial Erikson 16

KEINTIMAN vs. ISOLASI


Dewasa muda dalam periode ini mencari
hubungan dengan orang lain yang akrab dan
mencapai keintiman dan cinta kasih.
Atau ---
Para dewasa muda ini akan merasa terisolasi
secara sosial jika tidak dapat menemukan
relationship dan keintiman dengan orang lain.

Pada periode ini, seorang dewasa muda


menemukan keintiman dalam hubungan dengan
orang lain dan menguatnya relationship dengan
orang lain.
Periode ini berkisar pada usia 19 s/d 29 tahun.

Sumber:
Myers, D.G. (2010) Psychology. 9th ed., Michigan: Hope College
Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA
Teori Psikososial Erikson 17

GENERATIFITAS vs. STAGNASI


Pada periode ini, seorang dewasa madya Orang dewasa pada periode ini cenderung
mengkontribusikan hidupnya pada masyarakat mendefinisikan diri mereka sendiri berdasarkan apa
dan terlibat dalam aktivitas keluarga. yang mereka lakukan, yaitu karier dan keluarga
Namun kepuasan kerja lebih erat terkait dengan
Periode ini berkisar pada usia 30 s/d 64 pekerjaan yang melibatkan kontak dengan orang lain,
tahun. pekerjaan yang sesuai minat, pekerjaan yang
memberikan kesempatan untuk kemajuan diri, dan
memungkinkan adanya kemandirian. Bukan hanya
semata penghasilan yang menghasilkan kepuasan.
Apabila individu gagal menemukan cara untuk
berkontribusi pada kehidupan, maka ia menjadi Orang dewasa juga mengidentifikasikan kesuksesan
stagnan (mandek) dan merasa tidak produktif. dengan relationship dengan keluarga; pasangan, anak,
Individu ini mungkin merasa terputus atau tidak atau orangtua.
terlibat dengan komunitasnya dan dengan
masyarakat secara keseluruhan.

Sumber:
Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University.
Texas, USA
https://www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html#generativity
18

Perkembangan Kognitif Dewasa

Kemampuan kognitif, berbeda dengan Inteligensi kristal (crystalized intelligence)


kemampuan fisik yang mencapai puncaknya di berupa informasi, keahlian, dan strategi
usia sekitar 20 tahun, dan kemudian mulai
yang dimiliki individu sepanjang
menurun secara perlahan.
pengalaman hidup tetap stabil ketika usia
Namun kemampuan kognitif tetap stabil menua, bahkan bisa jadi mengalami
sepanjang masa dewasa muda dan madya.
peningkatan.

Pada masa dewasa lanjut usia, manusia


mengalami penurunan pada sebagian area
kognitif yang disebut kecerdasan cair (fluid
intelligence) berupa kemampuan memproses
informasi, penalaran dan ingatan. Proses seperti
itu menjadi lebih lambat.

Sumber: Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA
Diskusi 2

► Bagaimana karakteristik orang dewasa yang mengalami Stagnansi?


20

20

D
PERKEMBANGAN
LANJUT USIA
Teori Psikososial Erikson 21

INTEGRITAS vs. KE-PUTUS-ASA-AN


Tahap ini dimulai pada usia sekitar 65 tahun dan Individu yang merenungkan
berakhir pada saat kematian. hidupnya dan menyesal tidak
Selama waktu inilah individu merenungkan mencapai tujuannya akan
pencapaian diri dan dapat mengembangkan mengalami perasaan kepahitan
integritas ego jika dapat melihat diri sendiri dan putus asa.
sebagai orang yang menjalani kehidupan yang
sukses.

Erikson menjabarkan integritas ego sebagai:


“the acceptance of one’s one and only life cycle
as something that had to be” and later as “a
sense of coherence and wholeness”

Sumber:
Spielman, R.M. (2017). Psychology. OpenStax Rice University. Texas, USA
https://www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html#ego
22

Perkembangan Kognitif Lanjut Usia


With age, we lose and we
win.
Data from studies by
Timothy Salthouse (2010)
reveal that word power
grows with age, while fluid
intelligence dimensions
decline.

Sumber: Myers, D.G. (2014) Psychology. 9th ed., Houndmills, Basingstoke : Macmillan Higher Education
Raymond Cattel dan John Horn
crystalized intelligence fluid intelligence

Akumulasi pengetahuan yang Kemampuan menalar cepat dan


tergambar dari tes kosa kata dan abstrak, seperti saat mengurai
tes analogi. permasalahan baru secara logis.
 Meningkat seiring usia menua  Menurun perlahan dimulai usia
20an dan 30an, hingga 75 dan
seterusnya, lalu menurun lebih
cepat di usia 85 ke atas.

Perbedaan kognitif tersebut menjelaskan para ahli matematika dan


ilmuwan menghasilkan karya kreatifnya di usia akhir 20an dan awal 30an,
saat kecerdasan cair ini berada pada puncak perkembangannya.
Sebaliknya, para ahli yang berkarya di bidang sastra, sejarah, dan filsafat,
cenderung menghasilkan karya hebatnya di usia 40an, 50an, 60an dan
seterusnya, setelah memperoleh pengetahuan lebih banyak.

Sumber: Myers, D.G. (2014) Psychology. 9th ed., Houndmills, Basingstoke : Macmillan Higher Education
Diskusi 3

► Apa yang Anda ketahui tentang Post Power Syndrome?


25

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai