Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Al - Quran

“Tafsir Ayat Alquran”

Dosen Pengampu : Juliati Aryani, ME

Disusun Oleh ;

Hikmah Tin Pangabean (0801221090)

Putri Keza Hidayah Tanjung (0801221102)

Zalfa Naifah Azalia (0801222347)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UIN SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Ayat Alquran Tentang Akhlak”.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW Yang kita nanti-nantikan
syafa'atnya di akhirat nanti.
Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin kami tidak
sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan tugas
makalah- makalah selanjutnya.

Medan, 8 November 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Q.S Al-Muthaffiffin 1-3........................................................................2
2.1 Q.S Al-Fajr 15.......................................................................................4
2.3 Q.S Al-Lail 4.........................................................................................5
2.3 Q.S Quraisy 1-2.....................................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alquran adalah pedoman yang menjadi sumber pengetahuan bagi umat manusia pada
umumnya dan kaum muslimin pada khususnya. Manusia dapat memahami ajaran Islam tentunya
harus berlandaskan Alquran. Dalam mempelajarinya tidak cukup dengan membacanya dengan
lisan tanpa harus memahami makna yang terkandung di dalamnya dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan,
karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah
pembentukan akhlak. Muhammad Athyiyah Al-Abrasi misalnya mengatakan bahwa pendidikan
budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam
Kepentingan akhlak dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas dalam al-Quran. Al-
Quran menerangkan berbagai pendekatan yang meletakan alQuran sebagai sumber pengetahuan
mengenai nilai dan akhlak yang paling jelas. Akhlak mulia dan akhlak buruk digambarkan dalam
perwatakan manusia, dalam sejarah dan dalam realitas kehidupan manusia semasa al-Quran
diturunkan. AlQuran juga menggambarkan perjuangan para Rasul untuk menegakkan nilai-nilai
mulia dan murni di dalam kehidupan dan ketika mereka ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan
kemunafikan yang menggagalkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan yang
luhur dan murni itu (Anwar, 2010 : 21).

1.2 Rumusan Masalah

1. Memahami Tafsir ayat ayat Al quran Surah Al-Muthaffifiin Ayat 1-3?


2. Memahami Tafsir ayat ayat Al quran Surah Al-Fajr Ayat 15?
3. Memahami Tafsir ayat ayat Al quran Surah Al-Lail Ayat 4?
4. Memahami Tafsir ayat ayat Al quran Surah Quraisy Ayat 1-2?

1.3 Tujuan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Qur’an serta dapat memahami Tafsir Ayat-Ayat
Alquran .

iv
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Q.S Al-Muthaffifiin Ayat 1-3

َ ِ‫َو ْي ٌل لِّ ْل ُمطَفِّف‬


‫ين‬
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang

َ ُ‫اس يَ ْستَ ْوف‬


‫ون‬ c۟ ُ‫ين ِإ َذا ٱ ْكتَال‬
ِ َّ‫وا َعلَى ٱلن‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

َ ‫ َكالُوهُ ْم َأو َّو َزنُوهُ ْم ي ُْخ ِسر‬c‫َوِإ َذا‬


‫ُون‬
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi

Tafsir Surah :

 Ayat 1

Azab dan kehinaan yang besar pada hari Kiamat disediakan bagi orang-orang yang curang
dalam menakar dan menimbang. Allah telah menyampaikan ancaman yang pedas kepada orang-
orang yang curang dalam menakar dan menimbang yang terjadi di tempat-tempat jual beli di
Mekah dan Medinah pada waktu itu.

Diriwayatkan bahwa di Medinah ada seorang laki-laki bernama Abµ Juhainah. Ia


mempunyai dua macam takaran yang besar dan yang kecil. Bila ia membeli gandum atau kurma
dari para petani, ia mempergunakan takaran yang besar, akan tetapi jika ia menjual kepada orang
lain ia mempergunakan takaran yang kecil.

Perbuatan seperti itu menunjukkan adanya sifat tamak, ingin mencari keuntungan bagi
dirinya sendiri walaupun dengan jalan merugikan orang lain. Terhadap orang seperti itu, Nabi
Muhammad telah memberi ancaman yang pedas sekali seperti tersebut dalam hadis ini:

v
“Ada lima perkara yang dibalas dengan lima perkara: Tidak pernah suatu kaum yang melanggar
janji, melainkan Allah akan membiarkan kaum itu dikuasai musuhnya. Tidak pernah mereka
yang memutuskan suatu perkara dengan hukuman yang tidak diturunkan oleh Allah, melainkan
akan tersebar luaslah kefakiran di kalangan mereka.

Perzinaan tidak pernah meluas di kalangan mereka secara luas, melainkan akan tersebar
luaslah bahaya kematian. Tidak pernah mereka yang berbuat curang dalam menakar dan
menimbang, melainkan mereka akan kehilangan kesuburan tumbuh-tumbuhan dan ditimpa
musim kemarau.

Dan tidak pernah mereka yang menahan zakat, melainkan akan diazab dengan tertahannya hujan
(kemarau yang panjang)”. (Riwayat at-Tabrani dari Ibnu ‘Abbas)

 Ayat 2-3

Dalam dua ayat ini, Allah menjelaskan perilaku orang yang akan menjadi penghuni
neraka. Mereka adalah orang-orang yang ingin dipenuhi takaran atau timbangannya ketika
membeli karena tidak mau rugi. Sebaliknya, apabila menjual kepada orang lain, mereka akan
mengurangi takaran atau timbangannya.

Orang-orang yang mengurangi takaran dan timbangan mendapat dosa yang besar karena
dengan perbuatan itu, dia dianggap telah memakan harta orang lain tanpa kerelaan pemiliknya.
Allah melarang perbuatan yang demikian itu. Allah berfirman:

‫َواَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل‬

Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil. (al-Baqarah/2: 188)

Yang dimaksud dengan takaran di sini mencakup segala ukuran dan timbangan yang biasa
dipakai dalam jual beli dan terkait dengan pengurangan hak orang lain.

Banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan sekarang ini pengurangan-pengurangan yang
merugikan orang lain, seperti menjual tabung gas yang isinya tidak sesuai dengan standar,
mengurangi literan bensin yang dijual, penjual kain yang mengurangi ukuran kain yang
dijualnya.

vi
Termasuk dalam pengurangan takaran yang sangat merugikan dan berbahaya adalah
korupsi. Pelaku korupsi mengurangi dana sebuah proyek dari perencanaan semula demi
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau mengurangi kualitas bahan yang diperlukan
dalam proyek tersebut dan menggantinya dengan bahan yang berkualitas lebih rendah.

Ayat ini mengingatkan manusia untuk menjauhi praktek-praktek yang merugikan orang
lain dan ancaman hukumannya sangat besar di dunia dan akhirat. Ayat senada yang menyuruh
manusia untuk memenuhi dan menyempurnakan timbangan adalah firman Allah:

٣٥   ‫اس ْال ُم ْستَقِي ۗ ِْم ٰذلِكَ َخ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَْأ ِو ْياًل‬


ِ َ‫َواَوْ فُوا ْال َكي َْل اِ َذا ِك ْلتُ ْم َو ِزنُوْ ا بِ ْالقِ ْسط‬

Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang
benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (al-Isra’/17: 35)

2.2. Q.S Al-Fajr Ayat 19

‫اث َأكْاًل لَّ ًّما‬ َ ُ‫َوتَْأ ُكل‬


َ ‫ون ٱلتُّ َر‬
dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),

Tafsir Surah

Ibnu Az-Zaid berkata :

‫ اَل يَ ْسَأ ُل َع ْنهُ َأ َحاَل ٌل هُ َو َأ ْم َح َرا ٌم؟ َويَْأ ُك ُل الَّ ِذي لَهُ َولِ َغي ِْر ِه‬،ُ‫اَأْل ْك ُل اللَّ ُّم الَّ ِذي يَْأ ُك ُل ُك َّل َش ْي ٍء يَ ِج ُده‬

“‫ َأكْاًل لَّ ّمًا‬yaitu yang memakan segala sesuatu yang ia dapati, ia tidak bertanya tentang harta yang ia
dapati (di tangannya) apakah halal ataukah haram. Ia juga memakan miliknya dan milik orang
lain” (Tafsir Al-Qurthubi 8/422)

Demikianlah keadaan orang kafir, tidak peduli yang penting dapat uang yang berlimpah.
Baik dengan cara yang benar atau cara yang bathil. Kata mereka, harta yang halal adalah harta
yang di tangan, harta yang haram adalah harta yang tidak ada di tangan. Semua harta yang
sampai di tangan bagaimana pun caranya maka itu halal. Mereka memakan harta warisan yang
bukan hak mereka, ini semua karena tamak terhadap dunia.

vii
2.3 Q.S Al-Lail Ayat 4

‫ِإ َّن َس ْعيَ ُك ْم لَ َشتَّ ٰى‬


“Sesungguhnya usaha kalian bermacam-macam”

Tafsir Surat

Pada ayat-ayat sebelumnya Allah bersumpah dengan berbagai macam makhluknya untuk
menekankan satu pernyataan yaitu amalan perbuatan manusia itu bermacam-macam.
Sebagaimana siang lawannya adalah malam, laki-laki lawannya adalah perempuan, demikian
juga amalan manusia itu ada amalan yang baik dan ada pula amalan yang buruk. Tidak semua
manusia berada dalam satu jenis. Ada yang melakukan kebaikan ada yang melakukan keburukan.
(lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/403)

Setelah itu Allah memberi contoh perbandingan antara orang dengan amalan yang baik
yaitu mereka yang berinfaq di jalan Allah dan orang dengan amalan yang buruk yaitu mereka
yang pelit, kikir, dan bakhil.

2.4 Q.S Quraisy Ayat 1-2

ِ ‫اِل ِ ي ْٰل‬
ٍ ۙ ‫ف قُ َر ْي‬
‫ش‬
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,"

َّ ‫ٖا ٰلفِ ِه ْم ِرحْ لَةَ ال ِّشتَ ۤا ِء َوال‬


ِ ۚ ‫صي‬
‫ْف‬
yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas."

Tafsir Surah

QURAISY (SUKU QURAISY) Pendahuluan: Makkiyyah, 4 ayat ~ Dalam surat ini,


Allah memberikan karunia Rumah Suci-Nya (al-Bayt al-Harâm, Ka'bah) kepada orang Quraisy
yang dapat berperan melindungi mereka dari serangan musuh. Di samping itu, Allah juga
menempatkan mereka tinggal di sampingnya sehingga, dengan demikian, mereka mendapat
kehormatan dan perlindungan sekaligus. Mereka dapat pergi ke Yaman pada musim dingin dan
ke Syam pada musim panas untuk berdagang tanpa mendapatkan rintangan dan gangguan dalam
perjalanan. Sedang penduduk di sekitar tempat-tempat itu saling merampok. Dan semua itu
merupakan nikmat yang semestinya mengharuskan mereka menyembah kepada Tuhan yang
viii
telah memberikan makanan ketika mereka merasa lapar dan memberikan perlindungan dan rasa
aman ketika mereka merasa takut.]] Merasa herankah orang-orang suku Quraisy itu dengan
kemudahan yang Aku berikan kepada mereka dalam melakukan perjalanan musim dingin ke
Yaman dan musim panas ke Syam, penuh rasa tenang dan aman, untuk berdagang dan mencari
rezeki?

ix
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Al Quran adalah sumber pokok ajaran Islam dan merupakan petunjuk manusia untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan diakhirat. Al-Qur’an juga
merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dalam
mengarahkan kehidupannya. Secara garis besar, al-Qur’an mengandung ajaran tentang aqidah,
syariah, dan akhlak, Untuk menggali dan memperdalam isi kandungan Al Quran terlebih dahulu
dituntut untuk mempelajari cara membacanya. Dalam Al Quran juga dijelaskan bahwa
keuntungan dari akhlak yang mulia, dalam hal ini beriman dan beramal soleh akan memperoleh
kehidupan yang baik, dan pahala yang berlimpah luah diakhirat nanti.

x
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-muthaffifin-ayat-1-3/#:~:text=Tafsir
%20Surah%20Al%20Muthaffifin%20Ayat%201%2D3%20bebicara%20mengenai
%20kehinaan,menakar%20dan%20menimbang%20dalam%20berdagang.&text=Selain
%20itu%20dalam%20Tafsir%20Surah,kelak%20di%20akhirat%2C%20yakni
%20neraka.
https://bekalislam.firanda.com/7662-tafsir-surat-al-fajr-ayat-19.html/amp
https://bekalislam.firanda.com/7479-tafsir-surat-al-lail-ayat-4.html/amp
https://tafsirq.com/106-quraisy/ayat-1#tafsir-quraish-shihab

xi

Anda mungkin juga menyukai