Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Arti Kata, Diversitas Mempunyai Arti Perbedaan, Kelainan Dan


Keragaman. Sementara Itu Sosiokultural Berarti Segi Sosial Dan Budaya Masyarakat.
Jadi Diversitas Sosiokultural Secara Makna Kata Dapat Diartikan Dengan Perbedaan-
Perbedaan Yang Terdapat Di Dalam Masyarakat Khususnya, Mengenai Sosial Dan
Budaya Masyarakat. Dalam Perspektif Pendidikan, Diversitas Sosiokulutral Sangat
Menarik Untuk Dikaji Karena, Kebhinekaan Yang Terdapat Dalam Masyarakat
Merupakan Potensi Yang Luar Biasa Untuk Pelaksanaan Pembangunan, Namun Seiring
Dengan Itu Juga Sebuah Gunung Es Yang Bisa Sewaktu-Waktu Akan Meledak Dan
Memicu Konflik Horizontal Yang Akan Mencerai Beraikan Tatanan Kehidupan Sosial
Masyarakat. Kekerasan Pada Etnis Cina Di Jakarta Pada Bulan Mei 1998 Dan Perang
Antar Agama Di Maluku Utara Pada Tahun 1999-2003 Dan Poso, Perang Etnis Antara
Suku Dayak Dan Madura Tahun 2000 Telah Menyebabkan Kurang Lebih 2000 Nyawa
Melayang Siasia, Beberapa Contoh Konkrit Disamping Yang Dihadapi Sekarang Ini
Seperti Korupsi, Kolusi, Nepotisme, Premanisme, Perseteruan Politik, Kemiskinan,
Kekerasan, Separatism, Pengrusakan Lingkungan Dan Hilangnya Rasa Kemanusiaan
Untuk Selalu Menghargai Hak-Hak Orang Lain Adalah Bentuk Nyata Akibat Dari
Diversitas Sosiokultural Tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kultur Dan Etnis?

2. Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Multikultural?

3. Apa Yang Dimaksud Dengan Gender?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui Maksud Dari Kultur Dan Etnis.

2. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Multikultural.

3. Untuk Mengetahui Maksud Dari Gender.

~1~
BAB II
PEMBAHASAN
A. KULTUR DAN ETNIS

1. KULTUR

Kultur Adalah Pola Perilaku, Keyakinan, Dan Semua Prodik Dari Kelompok
Orang Tertentu Yang Diturunkan Dari Satu Generasi Kegenerasi Lainnya. Produk Itu
Berasal Dari Interitas Antar Kelompok Orang Dengan Lingkungannya Selama Bertahun-
Tahun1.

Kelompok kultural dapat sebesar Amerika Serikat atau sekecil suku Amazon
yang tersaing. Berapapun besarnya, Kulture kelompok itu akan memengaruhi perilaku
anggotanya2. Psikolog Donal Campabell, dan rekannya3. Menemukan bahwa orang-orang
disemua kultur cenderung :

• Percaya Bahwa Apa Yang Terjadi Dalam Kultur Mereka Adalah Suatu Yang
“Alami” Dan “Benar” Dan Apa Yang Terjadi Didalam Kultur Lain Adalah “
Tidak Alami” Dan “Tidak Benar” ;

• Menganggap Bahawa Kebiasaan Kulutral Mereka Adalah Valid Secara Versal ;

• Berperilaku Dengan Cara-Cara Yang Sesuai Dengan Kelompok Kultralnya;

• Mersa Bangga Dengan Kelompok Kulturalnya;

• Bermusuhan Terhadap Kelompok Kultural Lainnya.

Para Psikolog Dan Pendidik Yang Mempelajari Kulture Sering Kali Tertarik
Untuk Membandingkan Apa Yang Terjadi Dengan Satu Kultur Dengan Apa Yang Terjadi
Dalam Satu Atau Beberapa Kultur Lain.

1. Studi Lintas-Kultur Menyediakan Perbandingan Tentang Seberapa


Jauh Orang Itu Sama Dan Seberapa Jauh Dan Seberapa Jauh Perilaku
Tertentu Adalah Perilaku Khusus Dari Suau Kultur.
2. Individulisme Adalah Seperangkat Nilai Yang Mengutamakan
Tujuan Personal Di Atas Tujuan Kelompok.

1
Chun Organizta & Marin 2002; Thomas 2000
2
Berri,2000 Matsumoto,2001
3
Brewer dan Campabell,1976; Campabell dan Levine 1968

~2~
3. Kolektivisme Adalah Seperangkat Nilai Yang Mendukung Kelompok.
Tujuan Persnal Digunakan Untuk Menjaga Integritas Kelompok,
Interpendensi Anggota Kelompok, Dan Keharmnisan Hubungan.

• Status Sosioekonomi Status Sosioekonomi adalah kelompok orang berdasarkan


karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaannya.

Dua studi di bawah ini mengilustrasikan bagaimana kemiskinan bisa berdampak


negatif terhadap pembelajaran dan perkembangan:

1. Satu studi membandingkan lingkungan bahasa rumah anak-anak usia


3 tahun dari keluarga profesional dan keluarga yang berpendapatan
rendah4 .
2. Studi lain atas 1200 remaja usia 12 sampai 14 tahun dimaksudkan
untuk mengetahui dapat kemiskinan dalam kemampuan mereka dalam
belajar membaca dan berhitung5

2. Etnis
Kata etnis berasal dari kata Yunani yang berarti “bangsa”. Etnisitas (enicity) adalah
pola umum karakteristik seperti warisan kultural, ras, agama, dan bahasa. Setiap orang
adalah anggota dari satu atau lebih kelompok etnis. Relasi orang-orang yang berbeda
etnis, bukan hanya di Amerika tetapi di seluruh dunia, sering kali dipenuhi dengan bias
(pola penyimpangan) dan konflik. Sedangkan ras (race), yang didiskreditkan sebagai
konsep biologi, adalah klasifikasi orang atau nahluk hidup lainnya berdasarkan karakter
psikologi tertentu. Istilah ini tidak pernah memuaskan untuk mendeskripsikan orang
dalam pengertian ilmiah sebab manusia sangat beragam sehingga tidak bisa dikotak-
kotakkan secara ketat dalam kategori rasial. Kata ras telah dipakai secara longgar untuk
segala sesuatu mulai dari adat, agam, sampai warna kulit.

a. Etnisitas dan Sekolah Segregasi pendidikan masih menjadi kenyataan bagi


anak kulit berwarna di Amerika (Burk, 2002; Simons, Finlay, & Yang, 1991).
Hampir sepertiga dari Afrika-Amerikad dan Latino masuk sekolah di mana
90% lebih muridnya berasal dari kelompok minoritas, biasanya dari kelompok
minoritas sejenis.
b. Prasangka, Diskrimasi dan Bias. Prasangka adalah sikap negatif yang tak adil
terhadap orang lain karena keanggotaan individu itu dalam satu kelompok.
c. Kelompok yang menjadi sasaran prasangka mungkin didefinisikan berdasarkan
etnis, jenis kelamin atau perbedaan lain yang terlihat 6.

4
Hart & Risley, 1995
5
Eamon, 2002
6
Monteith, 2000

~3~
• Diversitas Dan Perbedaan Pengalaman Historis, Ekonomi Dan Sosial Telah
Melahirkan Prasangka Dan Perbedaan Antar Kelopmpok Etnis. Individu Yang
Tinggal Dalam Kelompok Etnis Atau Kultural Tertentu Menyesuaikan Diri
Dengan Nilai, Sikap Dan Tekanan Dari Kultur Tersebut.

1. Pendidikan Bilingual
Pendidikan ini bertujuan untuk mengajar mata pelajaran pada anak imigran
dengan menggunakan bahasa asal mereka (kebanyakan Spanyol), sembari secara
bertahap memberikan pengajaran dengan bahasa inggris.
2. Untuk Anak yang Berbeda secara Bahasa dan Kultural Berikut beberapa
rekomendasi dari Nation Association for the Education of Young Children
(NAEYC, 1996) untuk mengjar anak yang berbeda kultural dan bahasa :
a. Sadari Bahwa Semua Anak Terkait Secara Kognitif, Linguistik Dan
Emosional Dengan Bahasa Dan Kultur Rumah Mereka.
b. Akui Bahwa Anak Dapat Menunjukkan Pengetahuan Dan Kapasitas
Mereka Dalam Banyak Cara. Apapun Bahasa Yang Dipai Anak Mereka
Mampu Untuk Menunjukkan Kemampuan Dan Juga Bisa Merasa
Dihargai Dan Juga Diperhatikan.
c. Pahami Bahwa Tanpa Input Yang Bisa Dipahami, Pembelajaran Bahasa
Yang Kedua Bisa Jadi Sulit. Dibutuhkan Waktu Untuk Fasih Secara
Linguistik Dalam Bahasa Apapun.
d. . Beri Contoh Penggunaan Bahasa Inggris Yang Tepat Dan Beri Anak
Kesempatan Untuk Menggunakan Kosakata Yang Baru Dikuasainya.
Pelajari Setidaknya Beverapa Kata Dalam Bahasa Pertama Si Anak
Untuk Menunjukkan Penghormatan Kepada Kultur Anak.
e. Libatkan Orang Tua Dan Keluarga Secara Aktif Dalam Pembelajaran
Anak. Ajak Dan Bantu Orang Tua Untuk Mengetahui Manfaat
Pengusaan Lebih Dari Satu Bahasa Bagi Anak. Beri Tahu Orang Tua
Strategi Untuk Mendukung Dan Menjaga Pembelajaran Bahasa Pertama.
f. Akui Bahwa Anaka Dapat Dan Bisa Menggunakan Bahasa Inggris
Walaupun Bahasa Rumah Mereka Tetap Dipakai Dan Dihormati.
g. Bekerjasamalah Dengan Guru Lain Untuk Mempelajari Lebih Banyak
Cara Mengajar Anak Yang Berbeda Secara Kultural Dan Linguistik.

~4~
B. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Pada 1963 Presiden John Kennedy Mengatakan, “Perdamaian Adalah Proses
Harian, Mingguan, Bulanan, Dalam Opini Yang Terus Berubah, Pelan-Pelan Menggerus
Lintangan Lama, Diam-Diam Membangun Struktur Baru.” Ketegangan Etnis Dan
Kultural Kerap Mengancam Perdamaian Yang Rapuh Ini. Pendidkan Multikultural
Diharapkan Dapat Memberi Sumbangan Untuk Mewujudkan Apa Yang Diimpikan Oleh
Pimpinan Hak-Hak Sipil Martin Luther King: Sebuah Bangsa Dimana Anak-Anak Akan
Dinilai Bukan Berdasarkan Warna Kulit, Tetapi Berdasarkan Kualitas Karakternya.

1. Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural Adalah Pendidikan Yang Menghargai Perbedaan Dan
Mewadahi Beragam Perspektif Dari Berbagai Kelompok Kultural. Para
Pendukungnya Percaya Bahwa Anak-Anak Kulit Berwarna Harus Diberdayakan
Dan Pendidikan Multikultural Akan Beranafaat Bagi Semua Murid.
2. Memberdayakan Murid
Istilah Memberdayakan (Empowerment) Berarti Memberi Orang Kemampuan
Intelektual Dan Keterampilan Memecahkan Masalah Agar Berhasil Dan
Menciptakan Dua Dunia Yang Adil.
3. Pengajaran Yang Relevan
Secara Kultur Pengajaran Yang Relevan Secara Kultur Adalah Aspek Penting
Dari Pwndidikan Multikultural7. Pengajaran Ini Dimaksudkan Untuk Menjalin
Hubungan Dengan Latar Belakang Kultural Dari Pelajaran 8.
4. Pendidikan Yang Berpusat Pada Isu
Pendidikan Yang Berpusat Pada Isu Juga Merupakan Aspek Penting Dari
Pendidikan Multikultural. Dalam Pendekatan Ini, Murid Diajari Secara Sisteatis
Untuk Mengkaji Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Kesetaraan Dan Keadilan
Sosial.
5. Meningkatkan Hubungan Di Antara Anak Dari Kelompok Etnis Yang Berbeda-
Beda.
6. Kontak Personal Dengan Orang Lain Dari Latar Belakang Kultural Yang
Berbeda Kontak
Itu Sendiri Tidak Selau Berhasil Meningkatkan Hubungan. Misalnya,
Memasukkan Anak Minoritas Ke Bis Sekolah Yang Didominasi Kulit Putih,
Atau Sebaliknya, Tidak Selalu Bisa Mengurangi Prasangka Atau Memperbaiki
Hubungan Antar-Etnis9.

7
Gay, 2000; Irvine & Armento, 2001
8
Pang, 2001
9
Minuchin & Shapiro, 1983

~5~
7. Pengambilan Perspektif
Latihan Dan Aktivitas Yang Membantu Murid Melihat Perspektif Orang Lain
Dapat Meningkatkan Relasi Antar-Etnis. Dalam Satu Latihan, Murid-Murid
Belaiar Perilaku Tertentu Yang Tepat Dari Dua Kelompok Kultural Yang
Berbeda10.
8. Pemikiran Kritis Dan Inteligensi Emosional Murid Yang Belajar Berpikir Secara
Mendalam Dan Kritis Tentang Relasi Antar-Etnis Kemungkinan Akan Berkurang
Prasangkanya Dan Tak Lagi Menstereotipkan Orang Lain. Murid Yang Berpikir
Dangkal Sering Kali Lebih Banyak Berprasangka. Akan Tetapi, Jika Murid
Belajar Mengajukari Pertanyaan, Memikirkan Dahulu Isunya Ketimbang
Jawabannya.
9. Mengurangi Bias
Louise Derman-Sparks -Dan Anti-Bias Curriculum Task Free (1989)
Menciptakan Sejumlah Alat Untuk Membantu Anak Mengurangi, Mengelola,
Bahkan Mengeliminasi Bias. Pendukung Kurikulum Antibias Ini Bergumen
Bahwa Kendati Perbedaan Itu Baik, Namun Diskriminasi Bukan Sesuatu Yang
Baik Kurikulum Ini Lebih Mendorong Guru Untuk Menghadapi Isu Bias Yang
Mengganggu Ketmbang Menutup-Nutupi Bias Itu.
10. Meningkatkan Toleransi
Teaching Tolerance Project Menyediakan Sumber Daya Dan Materi Kepada
Sekolah Untuk Meningkatkan Pemahaman Antarkultur Dan Hu¬Bungan Antara
Anak Kulit Putih Dengan Kulit Berwarna11.
11. Sekolah Dan Komunitas Sebagai Satutim
Psikiater Dari Yale, James Coiner (1988; Comer, Dkk., 1996) Percaya Bahwa
Tim Komunitas Merupakan Cara Terbaikuntuk Mendidik Anak. Ada Tiga Aspek
Penting Dari Comer Project, Yakni'
(A) Pemerintah Dan Tim Manajemen Yang Mengembangkan Rencana Sekolah
Yang Komprehensif, Penilaian Strategi, Dan Program Pengembangan Staf;
(B) Tim Pendukung Sekolah Dan Kesehatan Mental; Dan
(C) Program Orang Tua12.
12. Isu Apakah Inti Nilai "Putih" Mesti Diajarkan Atau Tidak
Beberapa Pendidik Menentang Penekanan Pada Pemberian Informasi Tentang
Keompok Etnis Yang Berbeda Melalui Kurikulum Sekolah. Mereka Juga
Menentang Pendidikan Etnosentris Yang Menekankan Pada Kelompok Minoritas
Non-Kulit Putih. Dalam Salah Satu Proposal, Arthur Schlesinger (1991)
Mengatakan Bahwa Semua Murid Seharusnya Diajari Seperangkat Nilai Inti,
Yang Menurutnya Berasal Dari Tradisi Anglo-Protestan Kulit Putih. Nilai-Nilai
Inti Ini Mencakup Saling Menghargai, Hak Individu, Dan Toleransi Pada
Perbedaan.
10
Shirts, 1997
11
Heller & Hawkins, 1994
12
Goldberg, 1997

~6~
13. Teaching Strategies
Dari Pendidikan Multikultural Kita Telah Mendiskusikan Banyak Ide Yang
Bermanfaat Bagi Relasi Ansk Dengan Orang Dari Kultur Dan Etnik Yang
Berbeda. Berikut Ini Adalah Rekomendasi Dari Pakar Pendidikan Multikultural 13
Untuk Menjalankan Pengajaran Multikultural:
a. Waspadalah Terhadap Rasis Dalam Materi Pelajaran Dan Interaksi Di
Kelas.
b. Pelajari Lebih Banyak Tentang Kelompok Etnis Yang Berbeda-Beda.
c. Peka Terhadap Sikap Etnis Murid Danjangan Menerima Keyakinan
Bahwa "Anak Tidak Melihaiperbedaan Wama Kulit".
d. Gunakan Buku, Film, Video, Dan Rekaman Untuk Menggambarkan
Perspektif Etnis.
e. Bersikaplah Peka Terhadap Perkembangan Kebutufian Murid Anda
Ketika Anda Memilih Materi Kultural.
f. Pandang Murid Secara Positif Terlepas Dari Etnis Mereka. Semua Murid
Akan Belajar Dengan Baik Apabila Guru Mereka Mendukung Prestasi
Mereka Dan Membantu Paya Belajar Mereka.
g. Akui Bahwa Kebanyakan Orang Tua, Terlepas Dari Etnisitasnya,
Memerhatikan Pendidikan Anaknya Dan Ingin Agar Anaknya Sukses Di
Sekolah.

C. GENDER
Sebuah sajak terkenal abad ke-19 karya J.O. Halliwell bunyinya seperti ini:
Dari apakah anak lelaki diciptakan?
Kodok dan siput dan ekor anjing kecil.
Dari apakah gadis kecil diciptakan?
Gula dan rempah dan semua hal yang manis-manis.
Apa makna tersirat dari sajak itu? Apakah valid? Isu perbedaan gender riil dan
perbedaan gender yang diasumsikan bisa menjadi hal penting untuk pengajaran yang
efektif. Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita. Istilah
gender dibedakan dari istilah jenis kelamin (seks). Seks berhubungan dengan dimensi
biologis dari pria dan wanita. Peran gender (gender role) adalah ekspektasil sosial yang
merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, merasa, dan berbuat.

13
James Banks (2001)

~7~
• Pandangan Terhadap Perkembangan Gender
Ada Beragam Cara Untuk Memandang Perkembangan Gender, Beberapa Di Antaranya
Lebih Menitikberatkan Pada Faktor-Faktor Dalam Perilaku Pria Dan Wanita, Sedangkan
Yang Lainnya Menekankan Pada Faktor Sosial Atau Kognitif 14.

• Pandangan Biologis
Pasangan Kromosom Ke-23 Dalam Diri Manusia (Kromosom Jenis Kelamin) Merupakan
Penentu Apakah Fetus (Janin) Itu Akan Jadi Wanita (Xx) Ataukah Pria (Xy). Tak Ada
Yang Menyangkal Adanya Perbedaan Genetik, Biokimia, Dan Anatomi Antar Jenis
Kelamin.

• Pandangan Sosialisasi
Baik Itu Teori Psikoanalitik Maupun Kognitif Sosial Mendeskripsikan Pengalaman
Sosial Yang Memengaruhi Perkembangan Gender Anak.

• Teori Psikoanalitik Gender


Berasal Dari Pandangan Sigmund Freud Bahwa Anak-Anak Prasekolah Mengembangkan
Ketertarikan Seksual Kepada Orang Tuanya Yang Berjenis Kelamin Berbeda Dengan
Dirinya. Kemudian, Sekitar Umur Lima Atau Enam Tahun, Anak Mengurangi
Ketertarikan Ini Karena Perasan Gelisah.

• Teori Kognitif Sosial Gender


Menekankan Bahwa Perkembangan Gender Anak Terjadi Melalui Pengamatan Dan
Peniruan Perilaku Gender, Dan Melalui Penguatan Dan Hukuman Terhadap Perilaku
Gender.

• Pandangan Kognitif
Dua Pandangan Kognitif Terhadap Gender Adalah:
(1) Teori Perkembangan Kognitif; Dan
(2) Teori Skema Gender.
Menurut Teori Perkembangan Kognitif, Tipe Gender Anak Terjadi Setelah Mereka
Mengembangkan Konsep Gender. Setelah Mereka Secara Konsisten Menganggap Diri
Mereka Sebagai Lelaki Atau Wanita, Anak Akan Menata Dunianya Berdasarkan Gender.

• Teori Skema Gender


Menyatakan Bahwa Perhatian Dan Perilaku Individu Dituntun Oleh Motivasi Internal
Untuk Menyesuaikan Dengan Standar Sosiokultural Berbasis Gender Dan Stereotip
Gender15.

14
Lippa, 2002
15
Martin & Dinella, 2001

~8~
• Stereotip Gender
Stereotip Gender Adalah Kategori Luas Yang Merefleksikan Kesan Dan Keyakinan
Tentang Apa Perilaku Yang Tepat Untuk Pria Dan Wanita. Semua Stereotip, Entah Itu
Berhubungan Dengan Gender, Etnis, Atau Kategori Lainnya, Mengacu Pada Citra Dari
Anggota Kategori Tersebut.

• Kesamaan Dan Perbedaan Gender Dalam Domain Yang Relevan Secara Akademis.
Banyak Aspek Dari Kehidupan Murid Dapat Dikaji Untuk Mengetahui Seberapa Mirip
Dan Berbedakah Anak Lelaki Dan Perempuan Itu (Crawford & Unger, 2000).

a. Penampilan Fisik Karena Pendidikan Jasmani Adalah Bagian Integral Dari


Sistem Pendidikan Di Amerika, Maka Penting Untuk Membahas Persamaan Dan
Perbedaan Dalam Penampilan Fisik16.

b. Keahlian Matematika Dan Sains


Ada Temuan Yang Beragam Dalam Penelitian Soal Kemampuan Matematika.
Dalam Beberapa Analisis, Anak Lelaki Lebih Bagus Dalam Matematika Dan Ini
Telah Lama Menjadi Perhatian17 (Eisenberg, Martin, & Y Fabes, 1996). Namun,
Secara Keseluruhan, Perbedaan Gender Dalam Soal Keahlian Matematika Ini
Cenderung Kecil.

c. Kemampuan Verbal
Sebuah Ulasan Terhadap Perbedaan Dan Persamaan Gender Yang Dilakukan
Pada Era 1970-An Menunjukkan Bahwa Anak Perempuan Punya Kemampuan
Verbal Yang Lebih Baik Dibanding Anak Lelaki18.

d. Pencapaian Pendidikan
Lelaki Lebih Besar Kemungkinan Drop -Cut Dari Sekolah Ketimbang Waniita
Meskipun Perbedaannya Kecil (15 Persen Vs. 13 Persen) (National Center For
Educational Statistics. 2001).

e. Keahlian Hubungan
Ahli Sosiolinguistik Deborah Tannen (1990) Membedakan Antara Rapport Talk
Dengan Report Talk. Rapport Talk Adalah Bahasa Percakapan Dan Cara
Menjalin Hubungan Dan Menegosiasikan Hubungan.

16
Eisenberg, Martin, & Fabes, 1996
17
Eisenberg, Martin, & y Fabes, 1996
18
Maccoby & Jacklin 1974

~9~
f. Agresi Dan Regulasi Diri
Salah Satu Perbedaan Gender Yang Paling Konsisten Adalah Anak Lelaki Secara
Fisik Lebih Agresif Ketimbang Anak Perempuan. Perbedaan Ini Akan Tampak
Jelas Ketika Anak Diprovokasi, Dan Perbedaan Ini Ada Di Semua Kultur Dan
Tampak Sejak Awal Perkembangan Anak19.

g. Kontroversi Gender
Bagian Sebelumnya Memaparkan Beberapa Perbedaan Substansial Dalam
Kemampuan Fisik, Membaca Dan Menulis, Agresi Dan Regulasi Diri, Dan
Keterampilan Dalam Menjalin Hubungan, Namun Hanya Ada Sedikit Perbedaan
Dalam Kemampuan Matematika Dan Sains. Ada Kontroversi Tentang Perbedaan
Dan Persamaan20.

h. Klasifikasi Reran Gender


Klasifikasi Peran Gender Adalah Raengevaluosi Anak Lelaki Dan Perempuan
Dari Segi Kumpulan Bakat Personalitas.

i. Androgini Dan Pendidikan


Dapatkah Dan Haruskah Androgini Diajarkan Kepada Murid? Pada Umumnya,
Adalah Lebih Mudah Untuk Mengajarkan Androgini Pada Anak Perempuan
Ketimbang Anak Lelaki, Dan Lebih Mudah Diajarkan Sebelum SMP. Misalnya,
Dalam Satu Studi Sebuah Kurikulum Gender Diberlakukan Selama Setahun Di
Taman Kanak-Kaaak, Grade 5, Dan Grade 9 21. Kurikulum Ini Memberikan Buku,
Materi Diskusi, Dan Latihan Kelas Dengan Kecenderungan Androgiris.

j. Transendensi Peran Gender


Beberapa Kritik Terhadap Androgini Mengatakan Bahwa Semuanya Sudah
Cukup Dan Tidak Perlu Lagi Banyak Debat Soal Gender. Mereka Percaya Bahwa
Androgini Bukan Obat Manjur Seperti Yang Dikira22.

k. Gender Dalam Konteks


Sebelumnya Telah Kami Katakan Bahwa Konsep Klasifikasi Peran Gender
Melibatkan Kategorisasi Orang Berdasarkan Bakat Personalitasnya.

19
White, 2001
20
Hyde & Mezulis, 2001
21
Guttentag & Bray, 1976
22
Paludi, 1998

~ 10 ~
l. Membantu Perilaku Dan Emosi
Misalnya, Pria Lebih Sering Membantu Pengendara Yang Bannya Kempes
Ketimbang Wanita. Wanita Itu Emosional, Lelaki Tidak. Ini Adalah Pandangan
Stereotip Tentang Emosi. Akan Tetapi, Seperti Perilaku Membantu, Perbedaan
Emosional Dalam Diri Pria Dan Wanita Tergantung Pada Emosi Tertentu Dan
Konteks Di Mana Emosi Itu Muncul23.
Adapun Cara-Cara Membantu Kebiasaan Perilaku Anak Yaitu :
1. Menghilangkan Bias Gender
Interaksi Guru-Murid. Adakah Bukti Bahwa Kelas Mengandung Bias Gender
Atas Anak Lelaki? Berikut Ini Beberapa Faktor Yang Perlu
Dipertimbangkan24 .
• Kepatuhan, Ketaatan Mengikuti Aturan, Berpenampilan Rapi Dan Tertib
Sangat Dihargai Dan Didukung Dalam Banyak Kelas.
• Mayoritas Guru Adalah Wanita, Terutama Di Sekolah Dasar. Ini Mungkin
Lebih Menyulitkan Anak Lelaki Ketimbang Anak Perempuan Untuk
Mengidentifikasi Dengan Guru Mereka Dan Meniru Perilaku Guru.
• Anak Lelaki Lebih Mungkin Dipandang Punya Masalah Dalam Belajar
Ketimbang Anak Wanita.
• Anak Lelaki Lebih Mungkin Dikritik Ketimbang Anak Wanita.
• Personil Sekolah Cenderung Mengabaikan Bahwa Banyak Anak Lelaki
Punya Masalah Akademik, Terutama Dalam Seni Bahasa.
• Personil Sekolah Cenderung Menstereotipkan Perilaku Anak Lelaki
Sebagai Problematik. Apa Bukti Bahwa Kelas Bias Terhadap Gadis?
Pertimbangkan Bahwa25 .
• Di Kelas, Anak Perempuan Lebih Patuh, Anak Lelaki Lebih Bandel. Anak
Lelaki Sering Cari Pcrhatian: Sedangkan Anak Wanita Lebih Banyak Diam
Dan Me-Nunggu Giliran. Pendidik Mengkhawatirkan Bahwa Kecenderungan
Anak Anak Untuk Patuh Dan Diam Akan Menimbulkan Efek Lain:
Hilangnya Ketegasan.
• Dibanyak Kelas, Guru Lebih Banyak Menghabiskan Waktu Untuk
Mengawasi Dan Berinteraksi Dengan Anak Lelaki Sementara Anak
Perempuan Belajar Dan Bermain Sendiri.
• Anak Lelaki Lebih Banyak Mendapat Pengajaran Daripada Anak Wanita
Nan Lebih Banyak Mendapat Bantuan Saat Kesulitan Menjawab Pertanyaan.
Guru Sering Memberi Lebih Banyak Waktu Kepada Anak Lelaki Untuk
Menjawab Pertanyaan, Lebih Banyak Petunjuk Pada Jawaban Yang Benar,
Dan Memberi Lebih Banyak Kesempatan Jika Mereka Memberi Jawaban
Yang Salah.

23
Shields, 1991
24
DeZolt & Vnull, 2001
25
Sadker & Sadker, 2000

~ 11 ~
• Anak lelaki lebih mungkin mendapat nilai rendah ketimbang anak
perempuan. dan lebih mungkin tidak naik kelas, namu.n anak perempuan
kurang percaya bahwa mereka akan sukses di perguruan tinggi.
• Anak lelaki dan perempuan masuk grade pertama dengan level rasa harga
diri yang kurang lebih sama. Tetapi, pada masa sekolah menengah, rasa
penghargaan diri gadis tampaknya menurun dibanding lelaki 26.
• Ketika anak SD disuruh untuk menyebutkan apa yang ingin mereka lakukan
Jadi, ada bukti bias gender terhadap anak lelaki dan perempuan di sekolah 27.
Banyak personel sekolah tidak menyadari sikap bias gender mereka. Sikap
ini mengakar dalam kultur dan didukung oleh kultur tersebut.

Jadi, Ada Bukti Bias Gender Terhadap Anak Lelaki Dan Perempuan Di Sekolah 28.
Banyak Personel Sekolah Tidak Menyadari Sikap Bias Gender Mereka. Untuk
Meningkatkan Kesadaran Akan Adanya Bias Gender Merupakan Strategi Yang Penting
Untuk Mengurangi Bias Tersebut.

a. Isi Kurikulum Dan Isi Mata Pelajaran Olahraga. Sekolah Telah Banyak
Membuat Kemajuan Dalam Mengurangi Sexisme Dan Stereotipisasi Jenis
Kelamin.
b. Pelecehan Seksual. Pelecehan Seksual Terjadi Di Banyak Sekolah.
. Contoh Pelecehan Seksual Oleh Murid Dan Guru Dalam Studi Ini Antara Lain:

• Komentar Seksual, Lelucon, Isyarat, Dan Tatapan Seksual.


• Pesan Seksual Tentang Murid Di Kamar Mandi Dan Tempat Lain, Atau Rumor
Seksual Yang Menyangkut Seorang Murid.
• Mengintip Murid Yang Ganti Pakaian Atau Mandi Di Sekolah.
• Mencolek Atau Memegang Pantat.
• Menuduh Seorang Murid Sebagai Gay Atau Lesbian.
• Menyentuh, Meraba, Atau Meremas Secara Seksual.
• Sengaja Mengelus Murid Lain Secara Seksual.
• Menarik Rok Atau Baju Murid Sampai Terlepas.
• Menghalangi Atau Memojokkan Murid Secara Seksual.
• Dipaksa Mencium Seseorang, Atau Dipaksa Melakukan Tindak Seksual Selain
Mencium.

26
American Association Of University Women, 1992
27
Dezolt & Hull, 2001
28
Dezolt & Hull, 2001

~ 12 ~
Berikut Ini Beberapa Strategi Untuk Menciptakan Iklim Pendidikan Yang Baik 29:
1. Jika Anda Diberi Buku Ajar Yang Isinya Bias Gender, Diskusikan Hal Ini
Dengan Murid Anda.
2. Pastikan Bahwa Aktivitas Dan Latihan Di Sekolah Tidak Bias Gender.
3. Jadilah Contoh Peran Non-Sexist. Bantu Murid Mempelajari Keahlian Baru
Dan Berbagi Tugas Secara Non-Sexist.
4. Analisislah Posisi Duduk Murid Anda Dan Periksa Apakah Ada Segregasi
Gender Atau Tidak.
5. Cari Seseorang Untuk Membantu Menilai Soal Dan Pola Pengujaran Anda
Pada Murid Lelaki Dan Perempuan.
6. Gunakan Bahasa Nonbias. Jangan Menggunakan Kata Ganti He Untuk Objek
Mad Atau Orang Yang Belum Teridentifikasi.
7. Gunakan Bahasa Nonbias. Jangan Menggunakan Kata Ganti He Untuk Objek
Mad Atau Orang Yang Belum Teridentifikasi.
8. Periksa Adakah Pelecehan Seksual Di Sekolah Dan Jangan Biarkan Itu
Terjadi.

29
Derman-Sparks & Anti-Bias Curriculum Task Force, 1989;Sadker & Sadker, 1994

~ 13 ~
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Arti Penting Dari Konteks Gender Tampak Jelas Ketika Mengkaji Perilaku Yang
Dirumuskan Secara Kultural Untuk Wanita Dan Pria. Dalam Negara Yang Berbeda Di
Seluruh Dunia .
Di AS Kini Ada Lebih Banyak Penerimaan Terhadap Androgini Dan Kesamaan
Dalam Perilaku Pria Dan Wanita, Tetapi Di Banyak Negara Lain Peran Gender Masih
Khas. Misalnya, Di Timur Tengah Pembagian Kerja Antara Pria Dan Wanita Sangat
Dramatis. Misalnya, Di Irak, Pria Disosialisasikan Dan Di Sekolahkan Untuk Bekerja Di
Ruang Publik; Wanita Disosiaiisasikan Untuk Tetap Di Dunia Rumah Tangga Dan
Mengasuh Anak.
Agama Islam Yang Mendominasi Irak Tweet Mengajarkan Bahwa Tugas Lelaki
Adalah Memberi Nafkah Kepada Keluarga Sedangkan Wanita Adalah Menjaga Rumah
Dan Keluarga. Setiap Penyimpangan Dari Tradisi Perilaku Maskulin Dan Feminin Ini
Akan Dikecam.

B. SARAN
Jika Terdapat Kesalahan Dalam Penulisan Atau Pegetikan Makalah Ini, Kami Selaku
Penulis Menerima Kritik Dan Saran Yang Membangun Dari Pembaca, Agar Penulis
Dapat Melakukan Perbaikan Dikemudian Hari. Dan Semoga Pnulisan Makalah Ini Dapat
Memberikan Manfaat Dan Dapat Menambah Wawasan Bagi Kita Semua.

~ 14 ~
Daftar pustaka

W. Santrok, John.(2011). Psikologi Pendidikan. Kencana Media Grup; Jakarta.

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929

~ 15 ~

Anda mungkin juga menyukai