Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Kasus PT Great River International Tbk

Disusun oleh :
Salma Aulia (0320119)
PROGRAM STUDI S-1 PRODI AKUNTANSI
STIE PGRI KOTA SUKABUMI
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmatNya sehingga
saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang
sangat
sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan,
petunjuk
maupun pedoman bagi
pembaca dalam mata kuliah
Auditing I yang membahas
tentang
“Peran Audit Internal Atas
Kualitas Pemeriksaan Laporan
Keuangan yang dilakukan Oleh
Audit Eksternal pada Sebuah
Perusahaan”.
Harapan saya semoga
makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan
memberikan
pemahaman yang baik bagi para
pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena
pengetahuan yang saya miliki
masih kurang. Oleh kerena
itu, saya harapkan kepada
para pembaca untuk
memberikan
masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk
kesempurnaan makalah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul Studi Kasus
PT Great River International Tbk
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
pemahaman yang baik bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupunisi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengetahuan yang saya miliki masih kurang. Oleh kerena itu, saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pemerhati pendidikan pada umumnya, Serta merupakan wujud sebuah pengabdian kami kepada
Allah SWT
Sukabumi, 04 Desember
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB 2 Pembahasan
2.1 Studi Kasus PT Great River International Tbk.
2.2.1 Sejarah Singkat PT Great River International Tbk.
2.2.2 Kronologi
2.2.3 Pihak-Pihak Terkait
2.2.4 Bukti-Bukti dan Fakta
2.2.5 Penyebab Terjadinya Skandal
2.2.6 Dampak Terjadinya Kasus
2.2.7 Analisis Kasus
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Akuntan publik adalah sebuah profesi yang menyampaikan pelayanan berupa jasa
profesional serta telah mempunyai biar resmi buat praktek menjadi akuntan swasta secara
independen.

Dari UU RI No.3 Tahun 2011, profesi satu ini mempunyai definisi menjadi profesi yang
memberikan jasa yg bisa dipergunakan oleh rakyat luas buat membantu pada mengambil
keputusan penting. Peraturan Menkeu No. 443/KMK.01/2011 pula menyebutkan bahwa setiap
akuntan publik wajib buat masuk menjadi anggota dalam IAPI (Institut Akuntan Publik
Indonesia). menurut UU Akuntan Publik No. lima Tahun 2011, Akuntan Publik artinya
seseorang yang sudah memperoleh biar untuk menyampaikan jasa sebagaimana diatur pada
Undang-Undang tersebut.

Akuntan publik adalah akuntan independen yg menyampaikan jasa akuntansi eksklusif dan
mendapatkan pembayaran atas jasa yang telah diberikannya. Profesi ini mempunyai tugas yg
relatif kompleks, bukan hanya melakukan perhitungan-perhitungan angka, tetapi pula menjadi
penghubung aktivitas bisnis antara perusahaan yg sebagai kliennya dan perusahaan lain dalam
proses keberlanjutan usaha.

Laporan yang didesain sang seorang akuntan publik juga sangat penting dalam menganalisa
dan membentuk keputusan usaha kedepannya. oleh sebab itu buat mengemban tugas ini
dibutuhkan seseorang yang profesional dalam bekerja. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
profesi satu ini adalah akuntan yg telah memiliki biar resmi pemerintah buat melakukan praktik
akuntan pada mempelajari laporan keuangan sebuah perusahaan.

Selain memiliki tugas untuk mengusut laporan keuangan, akuntan publik pula bertugas pada
membantu akuntansi manajemen perusahaan. Hal ini bertujuan buat mempermudah pihak
internal perusahaan, mirip pemegang saham serta manajer perusahaan pada merogoh keputusan
krusial pada bisnis.

Tugas lainnya yaitu harus melakukan analisa laporan keuangan, audit pajak, audit laporan
keuangan, serta masih banyak lagi. dengan semua tanggung jawab dan tugas tadi, honor akuntan
publik pun lumayan akbar.

Akuntan publik wajib menaati kode etik profsi yg mengatur tentang sikap seseorang akuntan
publik pada menjalan profesinya menggunakan sesama ataupun dengan warga . Kode ini
mengayur tentang tanggung jawab profesi akuntan publik, kompetensi dan kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional bagi seseorang auditor dalam menjalanjan
tugas sesuai dengan profesinya menjadi akuntan publik.

Tugas dari auditor baik audior internal maupun eksternal merupakan mempelajari kewajaran
laporan keuangan yang didesain sang manajemen keuangan suatu perusahaan dengan
membandingan terhadap baku yang berlaku. Manajemen ingin supaya kinerja mereka dilihat
baik di mata pihak eksternal terutama pada mata pemilik. tetapi pemilik menginginkan supaya
auditor melaporkan menggunakan keadaan apa adanya yang terdapat di perusahaan. Itu semua
kembali pada tanggung jawab berasal seorang auditor yang dituntut buat melaksanakan tugasnya
yaitu mempelajari laporan keuangan dan juga memiliki tanggung jawab terhadap pemakai
keuangan. sang karena itu. dalam menjalankan tugas dan kewajibannya seorang auditor dituntut
selalu profesional dna berpegang teguh dan taat terhadap SPAP (baku Profesional Akuntan
Publik) serta kode etik profesi akuntan.

Kode etik tersebut memunyai maksud menjadi panduan dan sebagai aturan bagi semua
anggota, yaitu yang berprofesi menjadi akuntan publik, bekerja pada lingkungan usaga , bekerja
di intansi pemerintahan, ataupun pada lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung
jawab profesional yang dijalaninya.
Perusahaan tersebut melakukan rekayasa laporan keuangan pada hitungan miliaran dollar,
kasus yang sama juga terjadi di Indonesia yaitu PT Great River International Tbk. menjadi reaksi
atas perkara-perkara tadi Bapepam dan BEI pula mewajibkan penerapan Good Corporate
Governance (GCG) bagi perusahaan-perusahaan yang telah menjual sahamnya di Bursa impak.

Kenyataan yang terpapar membagikan bahwa laporan keuangan telah gagal untuk memenuhi
kebutuhan isu pengguna laporan keuangan. laba menjadi bagian berasal laporan keuangan tidak
menyajikan berita yg sebenarnya perihal kondisi ekonomis perusahaan sebagai akibatnya untung
yg dibutuhkan bisa menyampaikan isu buat mendukung pengambilan keputusan menjadi
diragukan kualitasnya. untung yang tidak memberikan info yg sebenarnya perihal kinerja
manajemen bisa menyesatkan pihak pengguna laporan. Kualitas untung khususnya dan kualitas
laporan keuangan pada umumnya ialah penting bagi mereka yg menggunakan laporan keuangan
sebab buat tujuan kontrak pengambilan keputusan investasi (Schipper serta Vincent, 2003).untuk
mengetahui lebih lanjut masalah-masalah yang terjadi terkait hal ini, kami mengkhususkan
pembahasan skandal yg terjadi pada PT Great River International Tbk.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam menyusun makalah ini, saya menggunakan skema 5W+1H dalam merumuskan
problem tentang :
1. Apa yg terjadi di skandal PT Great River International
2. Siapa pihak-pihak yang terlibat serta terkena dampak berasal skandal PT Great River
International
3. Kapan terjadinya runtutan skandal PT Great River International
4. Mengapa skandal  PT Great River International
bisa terjadi
5. Bagaimana dampak skandal PT Great River International terhadap tata kelolal
perusahaan
6. Peraturan apa saja yg telah dilanggar  PT Great River International
terhadap perkara yg bersangkuta
1.3 Tujuan Penulisan
Memahami isu-isu, prinsip-prinsip, serta praktik-praktik yg terlibat dalam harapan-asa baru
ini artinya hal yg penting buat mengantisipasi dan mempertimbangakan hal apa saja yang
sinkron buat tata kelola serta sikap yang tepat bagi perusahaan serta para akuntan profesional
pada masa depan. Dihadapkan dengan pilihan menerapkan suatu peredaran pedoman dan
peraturan baru, para pebisnis serta akuntan profesional akan menemukan bahwa tugas mereka
difasilitasi sang pemahaman akan esensi etika yg sesuai di inisiatif-inisiatif yg baru.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kasus Pelanggaran Etika KAP Justinus Aditya Sidharta (Auditor PT.
Great River International Tbk)
2.1.1 Sekilas Tentang PT. Great River International Tbk
PT Great River International Tbk ialah perusahaan pakaian jadi berkualitas tinggi dan
terkemuka pada Indonesia. PT Great River International didirikan sang Sukanta Tanudjaja dan
Sunjoto Tanudjaja pada tahun 1976 dengan nama PT. Great River Garments Industries. lalu di
tahun 1996 Berganti nama sebagai PT Great River International. pada awalnya, PT Great River
International mengalami perkembangan yang sangat pesat hal ini ditandai dengan diperolehnya
beberapa kali penghargaan dari majalah Asiamoney dan berhasil lulus tunjangan profesi ISO
9002 buat quality management. namun mulai tahun 2002, PT. Great River International mulai
mengalami kesulitan keuangan dengan mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga.
Permohonan PKPU tersebut diajukan sehubungan menggunakan permohonan pailit yang
diajukan oleh Citibank atas utang senilai US $10 juta yg dari dari US $ 2 juta dari Revolving
Credit Agreement pada 16 Februari 1994 dan US $ 8 juta asal Revolving Credit Agreement-
Domestic Trade Payable Onshore lepas 16 November 1995. PT Great River International
memperkirakan jumlah kewajibannya yg sudah dan akan jatuh tempo, pada luar utangnya pada
Citibank, adalah sebanyak US $179.291.292. Sedangkan total aset yang dimiliki diperkirakan
sebesar Rp1.674.716.315.355. Perusahaan garmen PT Great River International Tbk
membukukan untung bersih sebesar Rp 1,023 trilyun per September 2002, melonjak asal periode
yang sama tahun sebelumnya yang masih membukukan rugi bersih Rp 11,298 milyar. Demikian
dikemukakan Dirut Great River Sunjoto Tanudjaja pada laporan keuangan kepada Bursa imbas
Jakarta (BEJ).
2.1.2 Kronologis perkara
Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta mulai menjadi auditor Great River sejak 2001.
ketika itu perusahaan masih kesulitan membayar utang US$150 Juta kepada Deutsche Bank.
pada 2002, Great River menerima potongan utama utang 85 % dan sisa utang dibayar
menggunakan pinjaman berasal Bank Danamon. Setahun kemudian Great River menerbitkan
obligasi Rp 300 miliar buat membayar pinjaman tadi.
Kasus Great River berawal pada kurang lebih bulan Juli hingga September 2004. PT Bank
mandiri telah membeli obligasi PT Great River International, Tbk sebanyak Rp50 miliar dan
memberi fasilitas Kredit Investasi; Kredit modal Kerja; dan Non Cash Loan kepada PT. Great
River Internasional senilai lebih berasal Rp265 milyar yg diduga mengandung unsur melawan
hukum sebab obligasi tadi default dan kreditnya macet. Obligasi tersebut saat ini berstatus
default atau gagal, sedangkan kreditnya macet. Pembelian obligasi serta hadiah kredit itu diduga
bertenaga melawan hukum.
Kronologi kasus 23 Nopember 2005, sejak Agustus 2005, Bapepam menyelidiki akuntan
publik yang mengaudit laporan keuangan Great River tahun buku 2003. Bapepam telah
menemukan adanya:
a. Overstatement atas penyajian akun penjualan serta piutang pada Laporan Keuangan GRIV
per 31 Desember 2003; dan
b. Penambahan aktiva tetap perseroan, khususnya yang terkait dengan penggunaan dana
akibat emisi obligasi, yg tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Ketua Bapepam Fuad Rahmany menyatakan sudah menemukan adanya tanda konspirasi pada
penyajian laporan keuangan perusahaan tekstil tadi. “pada perkara Great River ini, akuntan
menggunakan emitennya terlibat konspirasi,” katanya. akan tetapi dia tidak bersedia
menyebutkan secara lebih jelasnya praktek konspirasi pada penyajian laporan keuangan Great
River itu. sesuai hal-hal tadi pada atas, Bapepam di tanggal 22 Nopember 2005 mempertinggi
pemeriksaan atas perkara GRIV ke termin Penyidikan. Sehubungan menggunakan tindakan
Penyidikan tersebut, Bapepam telah dan akan berkoordinasi menggunakan instansi penegak
hukum terkait.
29 Maret 2006, ECW Neloe Dirut Bank mandiri memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan
Agung buat diperiksa terkait kredit macet PT Great River Internasional (PT GRI) yang
bersangkutan diperiksa pada dugaan penyimpangan pembelian obligasi PT GRI sang Bank
mandiri.
17 Mei 2006, Sunyoto Tanudjaya (ST) bos PT. Great River jadi buronan keberadaannya tidak
di ketahui sampai saat ini. Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung (Kejagung) mengeluarkan
surat perintah penangkapan. kini dia masih buron.
28 November 2006, Menteri Keuangan (Menkeu) RI terhitung semenjak tanggal 28
Nopember 2006 telah membekukan biar Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta selama 2
tahun. sanksi tersebut diberikan sebab Justinus terbukti melakukan pelanggaran terhadap baku
Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan menggunakan Laporan Audit atas Laporan Keuangan
Konsolidasi PT Great River International Tbk (Great River) tahun 2003.
Selama izinnya dibekukan, Justinus dilarang memberikan jasa atestasi (pernyataan pendapat
atau pertimbangan akuntan publik) termasuk audit umum , review, audit kerja serta audit khusus.
beliau pula dilarang menjadi Pemimpin Rekan atau Pemimpin Cabang kantor Akuntan Publik
(KAP). tetapi yang bersangkutan permanen bertanggungjawab atas jasa-jasa yg telah diberikan
serta harus memenuhi ketentuan buat mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).
Pembekuan izin sang Menkeu ini ialah tindak lanjut atas Surat Keputusan Badan Peradilan
Profesi Akuntan Publik (BPPAP) nomor 002/VI/SK-BPPAP/VI/2006 tanggal 15 Juni 2006 yg
membekukan Justinus berasal keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan
Publik (IAI-KAP). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menkeu angka 423/KMK.06/2006 tentang
Jasa Akuntan Publik sebagaimana sudah diubah dengan Peraturan Menkeu angka
359/KMK.06/2003 yang menyatakan bahwa AP dikenakan sanksi pembekuan biar apabila AP
yang bersangkutan mendapat sanksi pembekuan keanggotaan berasal IAI dan atau IAI-KAP.
04 Desember 2006, Pengumuman oleh PT Bursa impak Surabaya bahwa PT. Great River
Internasional Tbk memenuhi kriteria delisting dengan mengarah keterlambatan penyampaian
laporan keuangan:
· buat tanggal yg berakhir di 31 Desember2004 (audited)
· buat lepas yg berakhir pada 30 Juni 2005
· buat lepas yg berakhir di 31 Desember2005 (audited)
· buat tanggal yang berakhir di 30 Juni 2006
08 Desember 2006, Masalah Great River semakin mencuat sesudah adanya temuan auditor
pemeriksaan Aryanto, Amir Jusuf, serta Mawar, yang menemukan tanda penggelembungan
account penjualan, piutang, serta aset sampai ratusan miliar rupiah di Great River. Akibatnya,
Great River mengalami kesulitan arus kas dan gagal membayar utang.
Badan Pengawas Pasar kapital (Bapepam) melimpahkan perkara penyajian laporan keuangan
PT Great River International Tbk. ke Kejaksaan Tinggi. ketua Bapepam Fuad Rahmany
menyatakan sudah menemukan adanya pertanda persekongkolan pada penyajian laporan
keuangan perusahaan tekstil tersebut. “pada kasus Great River ini, akuntan dengan emitennya
terlibat persekongkolan,” ucapnya. akan tetapi beliau tak bersedia mengungkapkan secara detail
praktek persekongkolan pada penyajian laporan keuangan Great River itu.
Fuad hanya menyatakan tugas akuntan ialah hanya menyampaikan opini atas laporan
perusahaan. Akuntan, istilah dia, tidak boleh melakukan segala macam rekayasa pada tugasnya.
“karena terdapat sanksi berat buat (rekayasa) itu,” katanya.
mirip diketahui, sejak Agustus lalu, Bapepam mengusut akuntan publik yg mengaudit laporan
keuangan Great River tahun kitab 2003. Bapepam juga sudah menetapkan empat anggota direksi
Great River menjadi tersangka, termasuk pemiliknya, SunjotoTanudjaja. Penyidikan sesuai
akibat pemeriksaan adanya pertanda penipuan pada penyajian laporan keuangan. Pasalnya,
Bapepam menemukan kelebihan pencatatan atau overstatement penyajian account penjualan dan
piutang pada laporan tadi. Kelebihan itu berupa penambahan aktiva tetap dan penggunaan dana
yang akan terjadi emisi obligasi yang tanpa verifikasi.
Akibatnya, Great River kesulitan arus kas. Perusahaan tidak bisa membayar utang Rp 250
miliar kepada Bank mandiri dan gagal membayar obligasi senilai Rp 400 miliar.
Kuasa hukum Sunjoto Tanudjaja, J. Pieter Nazar, menyatakan telah mengetahui kliennya akan
disangkakan terlibat dalam manipulasi laporan keuangan Great River beserta oknum akuntan
publik.
20 Desember 2006, Badan Pengawas Pasar modal dan forum Keuangan (Bapepam-LK) telah
melimpahkan masalah penyajian laporan keuangan Great River ke Kejaksaan Agung di lepas 20
Desember 2006. dalam laporan tersebut, empat anggota direksi perusahaan tekstil itu ditetapkan
menjadi tersangka, termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja. Bapepam menemukan adanya tanda
konspirasi dalam penyajian laporan keuangan Great River. tak tertutup kemungkinan, Akuntan
Publik yang menyajikan laporan keuangan Great River itu ikut menjadi tersangka.
02 April 2007, Menunjuk Pengumuman Bursa No. Peng-01/BEJ-PSJ/SPT/01-2005 tertanggal
13 Januari 2005 tentang suspensi perdagangan saham GRIV yang telah berjalan lebih asal dua
(dua) tahun, serta syarat PT Great River International Tbk yg saat ini tidak berjalan normal
(operasional perusahaan lumpuh) sesuai kapasitas yg ada dan dicermati berpengaruh terhadap
going concern Perusahaan Tercatat, dimana belum ada pertanda pemulihan yg memadai atas
kondisi tadi, maka mengacu pada Peraturan Pencatatan PT Bursa efek Jakarta angka I-I tentang
Penghapusan Pencatatan (Delisting) serta Pencatatan kembali (Relisting) Saham pada Bursa
angka III.3.1, Bursa menghapus pencatatan saham Perusahaan Tercatat sinkron menggunakan
ketentuan peraturan ini apabila Perusahaan Tercatat mengalami sekurang-kurangnya satu kondisi
di bawah ini :
1. Mengalami syarat atau peristiwa, yg secara signifikan berpengaruh negatif terhadap
kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap
kelangsungan status Perusahaan Tercatat menjadi Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat
tidak dapat memberikan pertanda pemulihan yg memadai;
2. Saham Perusahaan Tercatat yg akibat suspensi pada Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya
diperdagangkan di pasar perundingan sekurang-kurangnya selama 24 (2 puluh empat) bulan
terakhir.
Atas dasar hal tadi, Bursa efek Jakarta memutuskan buat menghapuskan pencatatan imbas PT
Great River International Tbk. yg berlaku efektif pada lepas 2 Mei 2007. Selain itu ada
pertimbangan lain yg mendasari keputusan penghapusan pencatatan pengaruh Perseroan yaitu
belum dipenuhinya kewajiban penyampaian Laporan Keuangan serta kewajiban finansial
Perseroan pada Bursa berupa penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Auditan Tahun 2004
serta 2005 serta Laporan Keuangan Triwulan I, Tengah Tahunan serta Triwulan III Tahun 2005
dan 2006 dan hukuman keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan baik Auditan maupun
triwulanan tahun 2004, 2005 serta 2006 serta pembayaran porto Pencatatan Tahunan (ALF)
tahun 2005 dan 2006 hingga saat dikeluarkannya pengumuman ini.
2.1.3 Pihak-Pihak yang Terlibat pada Skandal Manipulasi Laporan Keuangan
• PT Great River International Tbk
PT Great River International Tbk didirikan sang Sukanta Tanudjaja dan Sunjoto Tanudjaja di
tahun 1976 menggunakan nama PT. Great River Garments Industries. kemudian di tahun 1996
Berganti nama menjadi PT Great River International. pada awalnya, PT Great River International
mengalami perkembangan yang sangat pesat hal ini ditandai menggunakan diperolehnya
beberapa kali penghargaan asal majalah Asiamoney dan berhasil lulus sertifikasi ISO 9002 buat
quality management. tetapi mulai tahun 2002, PT. Great River International mulai mengalami
kesulitan keuangan dengan mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU) ke Pengadilan Niaga.
Permohonan PKPU tadi diajukan sehubungan menggunakan permohonan pailit yang diajukan
sang Citibank atas utang senilai US $10 juta yang asal dari US $ dua juta berasal Revolving
Credit Agreement pada 16 Februari 1994 serta US $ 8 juta dari Revolving Credit Agreement-
Domestic Trade Payable Onshore tanggal 16 November 1995. PT Great River International
memperkirakan jumlah kewajibannya yg telah dan akan jatuh tempo, di luar utangnya pada
Citibank, artinya sebesar US $179.291.292. Sedangkan total aset yang dimiliki diperkirakan
sebesar Rp1.674.716.315.355. Perusahaan garmen PT Great River International Tbk
membukukan laba higienis sebanyak Rp 1,023 trilyun per September 2002, melonjak berasal
periode yg sama tahun sebelumnya yg masih membukukan rugi bersih Rp 11,298 milyar.
Demikian dikemukakan Dirut Great River Sunjoto Tanudjaja pada laporan keuangan kepada
Bursa dampak Jakarta (BEJ).
• Tempat kerja Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta, Aryanto, Amir Jusuf, Mawar serta
Rekan
Di tahun 2005, keliru satu pemegang saham PT. Great River International Tbk mengajukan
diadakannya kedap awam Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) buat menindaklanjuti hasil
audit pemeriksaan Akuntan Publik Amir kekal Jusuf serta Mawar. dalam RUPLSB tadi, akan
dimintakan persetujuan pelaksanaan kuasi reorganisasi terhadap akibat audit pemeriksaan
terhadap perseroan yg dilakukan sang KAP Amir tak pernah mati Jusuf & Mawar di November
2005. Selain itu, RUPLSB jua akan meminta persetujuan soal restrukturisasi semua utang
perseroan yakni mengkonversi sebagian atau seluruh utang sebagai saham perseroan. Termasuk
jua persetujuan soal penambahan kapital sehubungan menggunakan konversi sebagian atau
seluruh utang perseroan sebagai saham perseroan.
Akuntan publik Justinus Aditya Sidharta diindikasi melakukan kesalahan pada mengaudit
laporan keuangan PT. Great River Internasional, Tbk. perkara tadi muncul sesudah adanya
temuan auditor investigasi berasal Bapepam yg menemukan pertanda penggelembungan account
penjualan, piutang dan asset sampai ratusan milyar rupiah di laporan keuangan Great River yg
menyebabkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas serta gagal pada membayar utang.
sesuai pemeriksaan tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa
laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka.
• BAPEPAM-LK dan BEI
Badan supervisi Pasar kapital (Bapepam) artinya forum atau otoritas tertinggi pada pasr
kapital yang melakukan pengawasan serta training atas pasar kapital. Bapepam-LK menjadi
regulator pada bidang pasar kapital, berwenang mengadakan pemeriksaan serta penyidikan
terhadap setiap Undang-Undang Pasar kapital dan atau peraturan pelaksanaanya.
Bursa efek Indonesia (BEI) ialah pusat transaksi capital market indonesia. BEI artinya bursa
hasil penggabungan berasal Bursa imbas Jakarta serta Bursa efek Surabaya. Demi efektivitas
operasional serta transaksi, Pemerintah menetapkan buat menggabungkan Bursa dampak Jakarta
menjadi pasar saham dengan Bursa pengaruh Surabaya menjadi pasar obligasi serta derivative.
Bursa penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
menyebabkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas serta gagal dalam membayar
utang. sesuai investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yg menilik
laporan keuangan Great River ikut sebagai tersangka.

2.1.4 Bukti-bukti serta informasi perkara PT. Great River International Tbk
Berikut yang akan terjadi pengamatan pihak Bapepam selaku pengawas pasar modal
menyampaikan wacana kasus PT.Great River, antara lain :
1. perkara ini bermula dari ditemukannya hal-hal menjadi berikut :
a. kasus Great River berawal pada lebih kurang bulan Juli hingga September 2004. PT Bank
mandiri sudah membeli obligasi PT Great River International, Tbk sebanyak Rp50 miliar serta
memberi fasilitas Kredit Investasi; Kredit kapital Kerja; serta Non Cash Loan kepada PT. Great
River Internasional senilai lebih dari Rp265 milyar yang diduga mengandung unsur melawan
aturan sebab obligasi tersebut default serta kreditnya macet. Obligasi tadi ketika ini berstatus
default atau gagal, sedangkan kreditnya macet. Pembelian obligasi serta pemberian kredit itu
diduga kuat melawan aturan.
b. Selanjutnya perkara tadi muncul sehabis adanya temuan auditor investigasi Aryanto, Amir
Jusuf, serta Mawar asal Bapepam yg menemukan indikasi penggelembungan account penjualan,
piutang serta asset hingga ratusan milyar rupiah di laporan keuangan Great River yang
mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas serta gagal dalam membayar
utang.
2. sesuai akibat investigasi Bapepam, diperoleh bukti menjadi berikut :
a. di bulan Agustus 2005 sudah menemukan adanya:
i. Overstatement atas penyajian akun penjualan serta piutang dalam Laporan Keuangan GRIV
per 31 Desember 2003; dan
ii. Penambahan aktiva permanen perseroan, khususnya yang terkait menggunakan
penggunaan dana hasil emisi obligasi, yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
iii. Menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset sampai
ratusan milyar rupiah di laporan keuangan Great River yg mengakibatkan perusahaan tersebut
akhirnya kesulitan arus kas serta gagal dalam membayar utang.
3. berdasarkan uraian tadi pada atas, Menteri Keuangan RI terhitung semenjak tanggal 28
November 2006 telah membekukan biar akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama 2 tahun
karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)
berkaitan dengan laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Great River tahun 2003.
4. berdasarkan uraian tersebut pada atas, pembekuan izin sang Menkeu ini ialah tindak lanjut
atas Surat Keputusan Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) angka 002/VI/SK-
BPPAP/VI/2006 lepas 15 Juni 2006 yang membekukan Justinus dari keanggotaan Ikatan
Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Hal ini sesuai dengan Keputusan
Menkeu angka 423/KMK.06/2006 perihal Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah
menggunakan Peraturan Menkeu nomor 359/KMK.06/2003 yang menyatakan bahwa AP
dikenakan sanksi pembekuan izin
5. Sehubungan dengan temuan tadi, maka sinkron menggunakan Pasal 102 Undang-undang
nomor 8 tahun 1995 ihwal Pasar kapital jo Pasal 61 Peraturan Pemerintah angka 45 tahun 1995
jo Pasal 64 Peraturan Pemerintah angka 45 tahun 1995 perihal Penyelenggaraan kegiatan pada
Bidang Pasar kapital maka PT.Great River. Dikenakan hukuman administratif berupa denda
yaitu sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
6. sinkron Pasal 5 huruf Undang-undang angka 8 tahun 1995 wacana Pasar kapital maka:
a. PT Great River diwajibkan membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
buat disetor ke Kas Negara, sebab melakukan aktivitas praktek penggelembungan atas laporan
keuangan per 31 Desember 2003;
b. Sdr. Justinus Aditya Sidharta selaku auditor PT. Great River diwajibkan membayar
sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) buat disetor ke Kas Negara, karena atas resiko
audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan untung yg dilakukan oleh PT.
Great River tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan baku Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
2.1.5 Penyebab Terjadinya perkara PT. Great River International Tbk
Penyalahgunaan dana penawaran awam ini ditimbulkan karena adanya kelemahan pada
pengendalian internan PT Great River. dampak lemahnya pengendalian internal tadi pihak
menajemen hanya merealisasikan sebagian kecil dana hasil penawaran awam, sedangkan
selebihnya diduga diselewengkan oleh pihak manajemen.
Selain itu manipulasi laporan keuangan pula ditimbulkan oleh pihak internal yg dengan
sengaja melakukan manipulasi guna mempercantik angka-angka pada laporan keuangan supaya
menarik investor yg akan membeli saham PT Great River.
Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional Tbk tahun
2003 menyatakan adanya alasan dugaan overstatement atau kelebihan pencatatan karena
pencatatan buat akun penjualan menggunakan metode yang tidak selaras berasal ketentuan yg
ada. Awalnya,perusahaan ini mendapatkan pesanan sandang berasal luar negeri dimana bahan
baku buat pembuatan pakaian tersebut telah disediakan asal pihak pemesan barang. dengan
demikian, pihak penerima pesanan tidak perlu mengeluarkan porto buat membeli bahan baku
tersebut. di kenyataannya, pihak penerima pesanan pakaian tersebut permanen mencantumkan
harga bahan baku, aksesoris, ongkos kerja serta untung perusahaan serta menjumlahkanya ke
dalam nilai ekspor di waktu pesanan tadi dikirim. intinya, tugas seorang akuntan publik artinya
mengoreksi kesalahan-kesalahan pencatatan laporan keuangan dari pihak kliennya. tapi, KAP ini
tidak melakukan koreksi terhadap kelebihan pencatatan (overstatement) penjualan PT.Great
River karena pihaknya mengaku sudah mengaudit laporan keuangan perusahaan tadi sinkron
dengan metode pencatatan periode sebelumnya.
Justinus menyatakan metode pencatatan mirip itu bertujuan buat menghindari dugaan
dumping dan hukuman perpajakan, sebab katanya saldo untung bersih tidak berbeda dengan
yang diterima perusahaan, maka hal itulah yg sebagai pemicu dugaan Justinus yang sudah
dinyatakan olehnya tersebut. sehingga diinterpretasikan sebagai menyembunyikan informasi
secara sengaja menggunakan melakukan pemalsuan beberapa akun hingga ratusan miliar rupiah
dan melakukan overstatement penyajian account.
2.1.6 dampak Terjadinya perkara PT. Great River International Tbk
Dampak dari masalah ini merupakan Great River memiliki kewajiban utang yg telah jatuh
tempo kepada karyawan sebesar Rp 34 miliar dan pihak lainnya. ditimbulkan karena tidak
adanya kapital kerja, selain itu karyawan tidak diberikan hak-hak karyawan secara penuh akibat
penghentian kegiatan operasional. Great River jua terbukti mempunyai utang kepada CV Duta
Gemilang sebanyak Rp 3,1 juta. Selain itu, Great River memilki utang pada PT Jamsostek
sebesar Rp 32,lima miliar.
Kerugian negara pun sebanyak Rp 315 miliar sebab perkara Great River ini. Kerugian negara
ini dari berasal akumulasi berasal pembelian obligasi PT Great River senilai Rp 50 miliar dan
anugerah fasilitas kredit kapital kerja dan kredit investasi kepada PT Great River sebesar Rp 265
miliar. di obligasi sang Bank berdikari dinyatakan berstatus default atau gagal, sedangkan
kreditnya macet.
2.1.7 Analisis kasus
Dilema Etika asal sudut pandang etika, etika dapat ditinjau berasal 2 hal yaitu etika menjadi
praksis serta etika sebagai ilmu atau rapikan susila. Etika menjadi praksis merupakan nilai-nilai
dan adat-norma moral baik yg dipraktikan ataupun tidak dipraktikan walaupun seharusnya
dipraktikan. dengan maksud bahwa dengan moral atau moralitas yang berarti istiadat norma,
kebiasaan, nilai-nilai, serta tata cara-adat yg berlaku pada gerombolan atau masyarakat.
Sedangkan etika menjadi ilmu atau tata susila merupakan pemikiran atau penilaian moral yang
bias mencapai tingkat ilmiah Jika proses penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis
metodis serta sistematis.
Masalah yg dilakukan sang PT Great River International Tbk ialah persoalan yang telah
kentara melanggar etika. Kejahatan yg telah dilakukan tidak hanya ilegal,namun jua memberikan
dampak negatif yg sangat buruk bagi pihak internal maupun eksternal. Mereka tidak hanya
berbohong dan membagikan bentuk ketidakjujuran, namun perusahaan sudah mempertaruhkan
poly pekerja yang hidupnya bergantung pada perusahaan. Pihak internal di perkara ini
menaipulasi laporan keuangan dengan menggelembungkan account penjualan, piutang serta asset
hingga ratusan milyar rupiah di laporan keuangan Great River yang menyebabkan perusahaan
tadi akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang untung perusahaan.
Dibenarkan dengan kabar bahwa pihak setempat mengetahuinya menggunakan sadar melakukan
penipuan tersebut berlandaskan buat menerima keuntungan eksklusif dari hasil pemalsuan
laporan keuangan PT Great River International Tbk.
Teori-Teori Etika
Etika mempunyai beberapa teori-teori etika yang harus dipahami serta dimengerti sang
seluruh para akuntan. di sisi lain kita pula wajib terlebih dahulu mengetahui apa yg dimaksud
menggunakan teori dan apa hubungannya menggunakan ilmu. Suatu pengetahuan wacana suatu
objek baru bisa disebut sebagai disiplin ilmu Bila pengetahuan tersebut telah dilengkapi
menggunakan sebuah teori ihwal objek yg dikaji. sehingga teori merupakan tulang punggung
asal suatu ilmu. Ilmu pada dasarnya merupakan formasi pengetahuan yang bersifat
mengungkapkan banyak sekali gejala alam dan social yg memungkinkan insan melakukan
serangkaian tindakan buat menguasai gejala tersebut sesuai penjelasan yang ada. Sedangkan teori
adalah pengetahuan ilmu yang menjelaskan mengenai suatu faktor eksklusif berasal sebuah
disiplin keilmuan. Etika menjadi disiplin ilmu bekerjasama menggunakan kajian secara kritis
tentang istiadat kebiasaa, nilai-nilai, serta adat-istiadat perilaku manusia yang disebut baik atau
tak baik.
Dengan perkembangan zaman yg cepat di teori-teori etika pun makin bertambah serta kian
terus berkembang. ini dia ialah analisis perkara PT Great River International Tbk menurut
beberapa teori-teori etika yang telah ada:
1. Egoisme
Pada teori egoisme terdapat 2 konsep, yaitu egoisme psikologis serta egoisme etis. Egoisme
psikologis ialah suatu teori yg menjelaskan bahwa seluruh tindakan manusia dimotivasi sang
kepentingan berkutat pada diri sendiri atau umumnya dianggap menggunakan selfish. dari teori
ini, seorang boleh konfiden bahwa terdapat tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka
berkorban. namun, seluruh tindakan yg terkesan luhur dan tindakan yang senang berkorban
tersebut hanyalah delusi saja. pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli di dirinya sendiri.
sebagai akibatnya berdasarkan teori ini tak terdapat tindakan yang sesungguhnya itu bersifat
altruisme. Altruisme merupakan suatu tindakan yang peduli di orang lain atau mengutamakan
kepentingan orang lain menggunakan mengorbankan kepentingan dirinya.
Pada egoisme etis ialah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri atau biasa
diklaim menggunakan self-interest. Bila menolong orang lain diklaim menjadi tindakan buat
menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tadi bertautan menggunakan
kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya juga dalam rangka memenuhi
kepentingan diri. Inti asal paham Egoisme etis adalah bahwa Jika ada tindakan yg
menguntungkan orang lain, maka laba bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat
tindakan itu sahih, yang membuat tindakan itu sahih artinya fenomena bahwa tindakan itu
menguntungkan diri sendiri.
Bila ditinjau asal teori egoisme etis, tindakan yg dilakukan sang para pelaku disebut benar
karena mereka melakukan tindakan itu buat menolong dan menguntungkan diri mereka sendiri.
2. Utilitarianisme
Dari teori ini, suatu tindakan bisa dikatakan baik Jika membawa manfaat bagi sebanyak
mungkin anggota warga . Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dipandang asal akibat,
konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu¬ apakah member manfaat atau tidak. Teori
utilitarianisme lebih melihat dari sudut pandang kepentingan orang poly mirip halnya
kepentingan bersama serta kepentingan rakyat. Jika dipandang asal teori utilitarianisme, tindakan
para pihak yg bersangkutan atas masalah PT Great River International Tbk diklaim tidak sahih
sebab tindakan yang mereka lakukan poly merugikan pihak tanpa melihat kerugiannya atau
dampaknya atas perbuatan tersebut kepada kesejahteraan masyarakat.
3. Deontologi
Deontologi merupakan teori yg menilai suatu tindakan berdasarkan akibat, konsekuensi atau
tujuan asal tindakan tersebut. Paham deontologi menyatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan
tak terdapat kaitannya sama sekali menggunakan tujuan, konsekuensi atau dampak asal tindakan
tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh sebagai pertimbangan untuk menilai etis atau
tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan tak pernah sebagai baik karena hasilnya baik. yang
akan terjadi baik tidak pernah sebagai alasan buat membenarkan suatu tindakan, melainkan
hanya sebab kita wajib melaksanakan tindakan tersebut demi kewajiban itu sendiri. Perspektif
deontologis tak mementingkan konsekuensi. Hal yg penting adalah bahwa keputusan didesain
buat alasan yg tepat. Jika dilihat asal teori deontologi, keputusan yang diambil oleh para pelaku
tidak sempurna sebab kewajiban moral seseorang manajemen zenit merupakan buat memajukan
perusahaan bukan buat merugikan perusahaan. Hal yg seharusnya paling diutamakan perusahaan
adalah memberikan sesuatu kewajiban moral yg mewajibkan tanpa adanya kondisi.
4. Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan disebut baik Jika perbuatan atau tindaka tadi
sesuai dengan Hak Asasi manusia (HAM). Teori hak merupakan suatu aspek teori berasal
deontology karena hak tidak dapat dipisahkan menggunakan kewajiban. Bila suatu tindakan
merupakan hak bagi seorang, maka sebenarnya tindakan yang sama ialah kewajiban bagi orang
lain. Teori hak sebenarnya berdasarkan atas asumsi bahwa insan memiliki prestise serta seluruh
insan memiliki martabat yang sama. Hak asasi insan didasarkan atas beberapa sumber otoritas
dibagi sebagai 3 yaitu hak hokum atau sah, hak moral atau kemanusiaan, dan hak kontraktual.
Hak sah ialah hak yang berdasarkan atas system atau yurisdiksi aturan suatu negara, dimana
sumber hukum tertinggi suatu Negara ialah 9e6815798cbf5360fb1d222bb47f22fc Negara yg
bersangkutan. Hak moral dihubungkan dengan langsung manusia secara individu, atau pada
beberapa kasus dihubungkan dengan grup bukan menggunakan rakyat pada arti luas. Hak
kontraktual mengikat individu-individu yang membuat konvensi atau kontrak bersama pada
wujud hak serta kewajiban masing-masing pihak.
Jika ditinjau dari teori hak, tindakan yg dilakukan para pelaku jelas sudah melanggar hak para
pemegang saham menggunakan mereka memanipulasi laporan keuangan demi keuntungan
langsung. Hak yang seharusnya didapat sang para pemegang saham serta investor ataupun pihak
lainnya tidak dipenuhi sang PT Great River International Tbk.
5. Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori ini dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak yang sudah menempel/dimiliki oleh
seseorang dan memungkinkan beliau buat selalu bertingkah laku yang secara moral dievaluasi
baik. Sifat keutamaan yg wajib dimiliki sang pelaku usaha, yaitu kejujuran, keadilan (fairness),
agama dan keuletan. Bila dipandang asal teori keutamaan, tindakan yang sudah dilakukan sang
para pelaku dianggap tak sahih sebab para pelaku tersebut tidak mempunyai sifat-sifat yang
seharusnya dimiliki sang seseorang pelaku bisnis. Sifat-sifat yang dimiliki pada pelaku bisnis
kenyataannya jauh berasal sifat keutamaan yg seharusnya dimiliki.
6. Teori Etika Etonom
Teori etika teonom dilandasi sang filsafat Kristen yg mengatakan bahwa karakter moral
manusia dipengaruhi secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak yang kuasa.
Tujuan tertinggi umat manusia selain tujuan hidup pada global merupakan kebahagiaan rohani
(akhirat). perilaku insan secara moral diklaim baik Jika sepadan menggunakan kehendak ilahi,
serta sikap manusia dinggap tidak baik Jika tak mengikuti aturan-aturan/perintah dewa
sebagaimana sudah dituangkan dalam kitab suci. Terlepas asal apakah insan mengakui atau tidak
mengakui adanya yang kuasa, setiap insan sudah diberikan sang ilahi potensi kecerdasan yg tidak
terbatas (kecerdasan hati nurani, bisikan hati, kecerdasan spiritual, atau apapun sebutan lainnya)
yang melampaui kecerdasan rasional. Tujuan tertinggi umat manusia hanya dapat dicapai Jika
potensi kecerdasan tidak terbatas dimanfaatkan.
Bila dilihat asal teori etika teonom, para pelaku hanya mementingkan kebahagiaan duniawi
tanpa memperdulikan tujuan tertinggi hayati umat manusia, yaitu akhirat (kebahagiaan rohani).
Hal tersebut mungkin ditimbulkan sang kurangnya pendidikan para pelaku tentang kapital
spiritual (SQ) yang penting buat menciptakan kecerdasan tidak terbatas yg baik agar menjadi
eksklusif yg memiliki hati nurani yang bisa mencegah seseorang individu melakukan yang tidak
baik.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntan ialah profesi dimana setiap profesi memiliki kode etik yang harus dijunjung tinggi
karena itu menjadi dasar primer buat melaksanakan tugas menggunakan baik dan sahih dan
memberi manfaat bagi orang lain. pada masalah PT Great River, Akuntan Publik yg
bersangkutan telah mencelakai kode etik akuntan, khusunya tentang independensi, integritas
serta objektivitas. Akuntan Publik tersebut telah membiarkan kesalahan yg ditemuinya dan tidak
terdapat upaya buat memperbaikinya. dampak kelalaian tadi banyak pihak yang dirugikan sebab
adanya kesalahan gosip yg pada terima publik. Pelanggaran terhadap kode etik mirip ini tidak
hanya berimbas di Akuntan Publik yang bersangkutan saja, tetapi pula berimbas pada seluruh
Akuntan Publik. Publik bisa saja mempunyai persepsi yg negatif setelah perkara ini terhadap
integritas, objektivitas dan indpendensi auditor. Pembekuan terhadap biar Akuntan Publik yg
telah dilakukan sang mentri keuangan ialah langkah sempurna buat memperbaiki citra akuntan di
mata publik, agar agama publik terhadap profesi akuntan permanen terjaga demi keberlanjutan
profesi ini
3.2 Saran
Akuntan Publik harus bisa menjaga serta melaksanakan kode etik profesi sebagai akuntan
pada kondisi serta situasi apapun. Akuntan Publik sebagai pihak ketiga yang independen pada
memberikan opini ihwal laporan keuangan perusahaan harus bisa menjaga agama publik dengan
melakukan pekerjaan berdasatakan baku Profesi Akuntan Publik sebagai akibatnya profesi ini
tetap menjadi profesi yang krusial di dalam perkonomian negara.

DAFTAR PUSTAKA
2-3 Oktober 2012. Majalah Bisnis Indonesia. Jakarta : s.n., 2-3 Oktober 2012.

http://s3.amazonaws.com/ppt-download/55239327-kode-etik-aicpa-ifac-iai-121101162140-
phpapp01.doc?response-content-disposition=attachment&Signature=DzxR6xPUwdDqJpoShk
%2ByTkboQzk%3D&Expires=1398209149&AWSAccessKeyId=AKIAIW74DRRRQSO4NIKA.
[Online] [Cited: April 23, 2014.]
2014. About Us: Waste Management Inc. Waste Management Inc. [Online] 2014 йил 01-April.
[Cited: 2014 йил 25-April.] https://www.wm.com/about/index.jsp.

2008. Accounting Scandals. Accounting Degree. [Online] 2008 йил 30-July. [Cited: 2014 йил
25-April.] http://www.accounting-degree.org/scandals/.

Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta : Salemba Empat, 2011.

Arthur Anderson: Challengin the Status Quo. Moore, Mary Virginia and Crampton, John.
November 2003. November 2003, The Journal of Business Leadership (America National
Business Hall of Fame), pp. 71-89.

Anda mungkin juga menyukai