Anda di halaman 1dari 6

8.

5 Implementasi Pemimpin Pendidikan yang Efektif

8.5.1 Mendiagnosis masalah-masalah Pendidikan

Pemimpin pendidikan yang efektif harus memiliki kemampuan


untuk mendiagnosis masalah-masalah pendidikan dan memberikan
alternatif penyelesaiannya. Ada enam kemampuan penting yang perlu
dimiliki pemimpin pendidikan untuk mensukseskan sekolah yang
dipimpinnya:

1. kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan


2. kemampuan bekerjasama dan memimpin orang lain
3. kemampuan menganalisis masalah dan membuat keputusan
4. kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan
5. kemampuan melihat kebutuhan dan perhatian kepada yang lain
6. kemampuan melaksanakan tanggung jawab (Ubben & Hughes, 1992:9)

Menurut Stoops, Rafferty, & Johnson (1981), ada 14 peran administrator


sebagai pemimpin pembelajaran:

1. mengadakan seleksi yang ketat terhadap guru, konselor, dan pengelola


2. melaksanakan in-service-training
3. mengatur anggaran untuk program pembelajaran, bahan-bahan dan
peralatan
4. melaksanakan supervise
5. mendorong keberlangsungan perencanaan dan pengembangan
kurikulum
6. mempromosikan sekolah pada bermacam-macam tingkatan;
7. meningkatkan komunikasi vertikal dan horizontal
8. meningkatkan hubungan kemasyarakatan untuk program
pembelajaran
9. meningkatkan pelayanan prima
10. menyediakan pembelajaran khusus untuk bermacam-macam tipe
siswa
11. memastikan penempatan siswa secara tepat
12. menyediakan layanan kesehatan, pendidikan orang dewasa,
kehadiran, kesejahteraan siswa dan layanan perpustakaan untuk
membantu program pembelajaran
13. melakukan penelitian di bidang Pendidikan
14. melakukan evaluasi pada semua program dan layanan pendidikan,
memberikan jaminan dan melakukan program pengembangan ke arah
yang lebih tepat.

8.5.2 Memberikan Konseling kepada Guru


Pemimpin pendidikan yang efektif perlu memberikan konseling kepada guru
untuk mendukung implementasi yang sukses. Hasil penelitian Luddin (2013),
menunjukan bahwa pelaksanaan koordinasi bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah hanya pada awal tahun ajaran baru dan awal
semester, dilakukan secara Bersama-sama dengan mengumpulkan seluruh
guru mata pelajaran, guru pembimbing, staf administrasi, dan pegawai
sekolah.

8.5.3 Melakukan Supervisi Akademik (Guru)


Supervisi akademik merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dengan tujuan untuk memantau,
membina, dan membimbing kegiatan akademik guru dalam proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
Hasil penelitian Firdaus & Sutarsih (2020) menunjukan bahwa.

1. Implementasi supervisi akademik kepala sekolah untuk meningkatkan


mutu pembelajaran dilihat dari aspek perencanaan telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
2. Implementasi supervisi akademik kepala sekolah untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dilihat dari aspek pelaksanaan, telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
3. Implementasi supervisi akademik kepala sekolah untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dilihat dari aspek penilaian dan tindak lanjut, telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
4.
Layanan Pembinaan Bantuan

8.5.4 Melakukan Supervisi Manajerial (Tenaga Kependidikan)


Dalam menjalankan peran sebagai supervisor, kepala sekolah juga perlu
melakukan supervisi manajerial. Supervisi manajerial adalah supervisi
yang dilaksanakan oleh kepala sekolah/pengawas kepada tenaga
kependidikan terkait dengan pengelolaan dan administrasi Pendidikan
sehingga akan menunjang proses Pendidikan di sekolah (Kemendikbud,
2018).
Hasil penelitian Sari dkk (2018) menunjukan bahwa:

1. Kompetensi kepala sekolah dalam mengelola manajerial perlu


diperhatikan dalam pelaksanaan supervisi manajerial. Supervisi
manajerial oleh pengawas sebagai alat ukur terlaksananya decision
making yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan
pengelolaan sekolah.

2. Prosedur supervisi manajerial meliputi pemantauan dengan mengisi


instrumen dari pengawas dan penelaahan dokumen, pendampingan
yang dilakukan oleh pengawas untuk peningkatan kinerja
pengelolaan manajerial sekolah yang memiliki aspek Manajemen
Sumber Daya Manusia, Manajemen Peserta Didik, Manajemen
Perpustakaan, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen
Keuangan, Manajemen Layanan Khusus.

3. Peran pengawas dalam melakukan supervisi manajerial berbasis


MBS sangat berpengaruh dalam pengembangan sekolah hingga
memperoleh predikat Adiwiyata Nasional.

8.5.5 Melakukan Evaluasi

Kepala sekolah perlu melakukan evaluasi terencana, terprogram, dan


berkesinambungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran diperlukan
untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan dapat
berfungsi sebagai umpan balik dan remidial pembelajaran. Namun,
penilaian terhadap proses pembelajaran masih kurang mendapat
perhatian dibandingkan dengan penilaian terhadap hasil pembelajaran.

Hal ini dapat menyebabkan strategi pembelajaran tidak menunjukkan


adanya perubahan yang berarti dari waktu ke waktu dan dari situasi.

8.5.6 Menyediakan kegiatan diklat dan non diklat untuk

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dapat meningkatkan


kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan diklat
dan non diklat.

Jenis kegiatan diklat mencakup in-house training, program magang,


kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus
singkat, pembinaan internal, dan pendidikan lanjut.

Kegiatan non diklat meliputi diskusi, seminar, workshop, penelitian,


penulisan buku/bahan ajar, pembuatan media pembelajaran, dan
pembuatan karya teknologi/karya seni.

8.5.7 Mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman

Kurikulum merupakan dokumen yang merencanakan, mengarahkan,


dan mengatur proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan.
Seiring dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat,
kurikulum juga perlu berkembang untuk dapat memenuhi tuntutan
tersebut. Oleh karena itu, mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan
dan tuntutan zaman sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.

Hoyle, English & Steffy (1985), supaya


sukses dalam melaksanakan kurikulum dan pembelajaran sesuai
kebutuhan
dan tuntutan zaman, seorang pemimpin pendidikan harus mempunyai
keterampilan dalam memimpin dan mengelola pembelajaran yaitu
keterampilan dalam merancang kurikulum dan mampu menyampaikan
strategi pembelajaran, keterampilan dalam motivasi pembelajaran dan
psikologi pembelajaran, dan keterampilan dalam monitoring dan
evaluasi prestasi siswa.

Salah satu cara mengembangkan kurikulum adalah dengan


menerapkan pendekatan berbasis kompetensi. Dalam pendekatan ini,
kurikulum dikembangkan dengan fokus pada pengembangan
kompetensi peserta didik yang mencakup kompetensi dasar,
sosial, personal, dan kultural. Selain itu, kurikulum juga perlu
mengakomodasi perkembangan teknologi dan informasi serta tuntutan
globalisasi.

Pembangunan kurikulum juga perlu memperhatikan faktor-faktor


internal seperti karakteristik peserta didik, kemampuan guru, dan
ketersediaan sarana dan prasarana. Selain itu, faktor eksternal seperti
perubahan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan
juga perlu diperhatikan.

Untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan


tuntutan zaman, perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap
situasi dan kondisi aktual yang terjadi di masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Selain itu, kurikulum juga perlu dikembangkan
secara partisipatif melibatkan berbagai pihak terkait, seperti guru,
siswa, orang tua, dan masyarakat.
8.5 Implementasi Pemimpin Pendidikan yang Efektif

8.5.1 Mendiagnosis masalah-masalah Pendidikan

8.5.2 Memberikan Konseling kepada Guru


8.5.3 Melakukan Supervisi Akademik (Guru)
8.5.4 Melakukan Supervisi Manajerial (Tenaga Kependidikan)

8.5.5 Melakukan Evaluasi

8.5.6 Menyediakan kegiatan diklat dan non diklat untuk

8.5.7 Mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan tuntutan


zaman

Anda mungkin juga menyukai