0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan6 halaman
Pemimpin pendidikan yang efektif harus mampu mendiagnosis masalah pendidikan, memberikan konseling kepada guru, melakukan supervisi akademik dan manajerial, melakukan evaluasi, menyediakan pelatihan bagi tenaga pendidik, serta mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan zaman.
Pemimpin pendidikan yang efektif harus mampu mendiagnosis masalah pendidikan, memberikan konseling kepada guru, melakukan supervisi akademik dan manajerial, melakukan evaluasi, menyediakan pelatihan bagi tenaga pendidik, serta mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan zaman.
Pemimpin pendidikan yang efektif harus mampu mendiagnosis masalah pendidikan, memberikan konseling kepada guru, melakukan supervisi akademik dan manajerial, melakukan evaluasi, menyediakan pelatihan bagi tenaga pendidik, serta mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan zaman.
Pemimpin pendidikan yang efektif harus memiliki kemampuan
untuk mendiagnosis masalah-masalah pendidikan dan memberikan alternatif penyelesaiannya. Ada enam kemampuan penting yang perlu dimiliki pemimpin pendidikan untuk mensukseskan sekolah yang dipimpinnya:
1. kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan
2. kemampuan bekerjasama dan memimpin orang lain 3. kemampuan menganalisis masalah dan membuat keputusan 4. kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan 5. kemampuan melihat kebutuhan dan perhatian kepada yang lain 6. kemampuan melaksanakan tanggung jawab (Ubben & Hughes, 1992:9)
Menurut Stoops, Rafferty, & Johnson (1981), ada 14 peran administrator
sebagai pemimpin pembelajaran:
1. mengadakan seleksi yang ketat terhadap guru, konselor, dan pengelola
2. melaksanakan in-service-training 3. mengatur anggaran untuk program pembelajaran, bahan-bahan dan peralatan 4. melaksanakan supervise 5. mendorong keberlangsungan perencanaan dan pengembangan kurikulum 6. mempromosikan sekolah pada bermacam-macam tingkatan; 7. meningkatkan komunikasi vertikal dan horizontal 8. meningkatkan hubungan kemasyarakatan untuk program pembelajaran 9. meningkatkan pelayanan prima 10. menyediakan pembelajaran khusus untuk bermacam-macam tipe siswa 11. memastikan penempatan siswa secara tepat 12. menyediakan layanan kesehatan, pendidikan orang dewasa, kehadiran, kesejahteraan siswa dan layanan perpustakaan untuk membantu program pembelajaran 13. melakukan penelitian di bidang Pendidikan 14. melakukan evaluasi pada semua program dan layanan pendidikan, memberikan jaminan dan melakukan program pengembangan ke arah yang lebih tepat.
8.5.2 Memberikan Konseling kepada Guru
Pemimpin pendidikan yang efektif perlu memberikan konseling kepada guru untuk mendukung implementasi yang sukses. Hasil penelitian Luddin (2013), menunjukan bahwa pelaksanaan koordinasi bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh kepala sekolah hanya pada awal tahun ajaran baru dan awal semester, dilakukan secara Bersama-sama dengan mengumpulkan seluruh guru mata pelajaran, guru pembimbing, staf administrasi, dan pegawai sekolah.
8.5.3 Melakukan Supervisi Akademik (Guru)
Supervisi akademik merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dengan tujuan untuk memantau, membina, dan membimbing kegiatan akademik guru dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Hasil penelitian Firdaus & Sutarsih (2020) menunjukan bahwa.
1. Implementasi supervisi akademik kepala sekolah untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dilihat dari aspek perencanaan telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. 2. Implementasi supervisi akademik kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dilihat dari aspek pelaksanaan, telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. 3. Implementasi supervisi akademik kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dilihat dari aspek penilaian dan tindak lanjut, telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. 4. Layanan Pembinaan Bantuan
8.5.4 Melakukan Supervisi Manajerial (Tenaga Kependidikan)
Dalam menjalankan peran sebagai supervisor, kepala sekolah juga perlu melakukan supervisi manajerial. Supervisi manajerial adalah supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah/pengawas kepada tenaga kependidikan terkait dengan pengelolaan dan administrasi Pendidikan sehingga akan menunjang proses Pendidikan di sekolah (Kemendikbud, 2018). Hasil penelitian Sari dkk (2018) menunjukan bahwa:
1. Kompetensi kepala sekolah dalam mengelola manajerial perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan supervisi manajerial. Supervisi manajerial oleh pengawas sebagai alat ukur terlaksananya decision making yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan pengelolaan sekolah.
2. Prosedur supervisi manajerial meliputi pemantauan dengan mengisi
instrumen dari pengawas dan penelaahan dokumen, pendampingan yang dilakukan oleh pengawas untuk peningkatan kinerja pengelolaan manajerial sekolah yang memiliki aspek Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Peserta Didik, Manajemen Perpustakaan, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Keuangan, Manajemen Layanan Khusus.
3. Peran pengawas dalam melakukan supervisi manajerial berbasis
MBS sangat berpengaruh dalam pengembangan sekolah hingga memperoleh predikat Adiwiyata Nasional.
8.5.5 Melakukan Evaluasi
Kepala sekolah perlu melakukan evaluasi terencana, terprogram, dan
berkesinambungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran diperlukan untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan dapat berfungsi sebagai umpan balik dan remidial pembelajaran. Namun, penilaian terhadap proses pembelajaran masih kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian terhadap hasil pembelajaran.
Hal ini dapat menyebabkan strategi pembelajaran tidak menunjukkan
adanya perubahan yang berarti dari waktu ke waktu dan dari situasi.
8.5.6 Menyediakan kegiatan diklat dan non diklat untuk
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dapat meningkatkan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan diklat dan non diklat.
Jenis kegiatan diklat mencakup in-house training, program magang,
kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal, dan pendidikan lanjut.
Kegiatan non diklat meliputi diskusi, seminar, workshop, penelitian,
penulisan buku/bahan ajar, pembuatan media pembelajaran, dan pembuatan karya teknologi/karya seni.
8.5.7 Mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman
Kurikulum merupakan dokumen yang merencanakan, mengarahkan,
dan mengatur proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan. Seiring dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat, kurikulum juga perlu berkembang untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut. Oleh karena itu, mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Hoyle, English & Steffy (1985), supaya
sukses dalam melaksanakan kurikulum dan pembelajaran sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman, seorang pemimpin pendidikan harus mempunyai keterampilan dalam memimpin dan mengelola pembelajaran yaitu keterampilan dalam merancang kurikulum dan mampu menyampaikan strategi pembelajaran, keterampilan dalam motivasi pembelajaran dan psikologi pembelajaran, dan keterampilan dalam monitoring dan evaluasi prestasi siswa.
Salah satu cara mengembangkan kurikulum adalah dengan
menerapkan pendekatan berbasis kompetensi. Dalam pendekatan ini, kurikulum dikembangkan dengan fokus pada pengembangan kompetensi peserta didik yang mencakup kompetensi dasar, sosial, personal, dan kultural. Selain itu, kurikulum juga perlu mengakomodasi perkembangan teknologi dan informasi serta tuntutan globalisasi.
Pembangunan kurikulum juga perlu memperhatikan faktor-faktor
internal seperti karakteristik peserta didik, kemampuan guru, dan ketersediaan sarana dan prasarana. Selain itu, faktor eksternal seperti perubahan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan juga perlu diperhatikan.
Untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan zaman, perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap situasi dan kondisi aktual yang terjadi di masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, kurikulum juga perlu dikembangkan secara partisipatif melibatkan berbagai pihak terkait, seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. 8.5 Implementasi Pemimpin Pendidikan yang Efektif
8.5.1 Mendiagnosis masalah-masalah Pendidikan
8.5.2 Memberikan Konseling kepada Guru
8.5.3 Melakukan Supervisi Akademik (Guru) 8.5.4 Melakukan Supervisi Manajerial (Tenaga Kependidikan)
8.5.5 Melakukan Evaluasi
8.5.6 Menyediakan kegiatan diklat dan non diklat untuk
8.5.7 Mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan tuntutan
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional