100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
458 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas perbedaan utama antara Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) versi 5 dan revisi terbarunya. Perbedaan kuncinya adalah perubahan klasifikasi dan kriteria diagnosa gangguan mental yang dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi dan penanganan gangguan secara lebih baik.
Dokumen tersebut membahas perbedaan utama antara Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) versi 5 dan revisi terbarunya. Perbedaan kuncinya adalah perubahan klasifikasi dan kriteria diagnosa gangguan mental yang dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi dan penanganan gangguan secara lebih baik.
Dokumen tersebut membahas perbedaan utama antara Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) versi 5 dan revisi terbarunya. Perbedaan kuncinya adalah perubahan klasifikasi dan kriteria diagnosa gangguan mental yang dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi dan penanganan gangguan secara lebih baik.
Perbedaan palling mendasar yang terdapat pada DSM 5 TR antara lain:
1. Perubahan klasifikasi gangguan: Beberapa gangguan mental yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai gangguan psikotik, seperti skizofrenia dan delusi, sekarang diklasifikasikan sebagai gangguan persepsi. Gangguan seperti depresi atipikal dan gangguan afektif bersiklus sedang yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai gangguan afektif, sekarang diklasifikasikan sebagai gangguan mood. Tidak hanya perubahan, di DSM 5 TR juga ada penambahan seperti Prolonged Grief Disorder (Gangguan Kesedihan Berkepanjangan) dan penjelasan khusus untuk perilaku bunuh diri dan menyakiti diri sendiri. Dan karena ada perubahan kulturan dan perubahan kriteria untuk lebih dari 75 diagnosis lainnya, maka mungkin tidak semuanya bisa disebutkan satu per satu. 2. Kriteria diagnosis yang lebih spesifik: DSM-5 TR memperkenalkan kriteria diagnosis yang lebih spesifik dan jelas, seperti kriteria untuk gangguan mood yang mencakup informasi lebih detail tentang frekuensi dan intensitas gejala. Ini membantu profesional kesehatan mental dalam mengidentifikasi gangguan dengan lebih baik. 3. Terminologi yang lebih bersahabat: DSM-5 TR menyediakan terminologi yang lebih jelas dan mudah dipahami bagi profesional kesehatan mental dan pasien. Juga memperbarui bahasa seputar seks dan gender. Ini membantu dalam komunikasi dan memastikan bahwa maksud dan tujuan diagnosis sama. 4. Perbaikan pada bagian tentang gangguan perkembangan: DSM-5 TR memperkenalkan perubahan pada bagian tentang gangguan perkembangan, termasuk penambahan beberapa gangguan baru seperti gangguan tumbuh-kembang regresif. Ini membantu profesional kesehatan mental dalam mengidentifikasi gangguan yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya. Menurut saya, DSM-5 TR yang baru ini memperkenalkan beberapa perubahan dan perbaikan yang membantu profesional kesehatan mental dalam mengidentifikasi dan mengatasi gangguan mental dengan lebih baik. Kelebihannya: diagnosa dan kriteria jadi lebih mudah/ efisien untuk digunakan. Bahasa yang lebih bisa dipahami juga membuat DSM 5 TR lebih mudah dipakai untuk pemahaman terhadap klien dan untuk perawatannya. Namun untuk diagnosa-diagnosa yang baru ditambahkan, saya merasa perlu tetap menggunakannya dengan pemikiran terbuka, karena dalam penggunaannya kedepan mungkin masih diperlukan evaluasi lebih lanjut dan masih bisa ada kemungkinan revisi dikemudian hari. Evaluasi juga diperlukan untuk memastikan bahwa perubahan-perubahan ini efektif dan dapat digunakan secara luas dalam praktik kesehatan mental. Referensi: https://psychnews.psychiatryonline.org/doi/10.1176/appi.pn.2022.03.3.28 https://www.verywellmind.com/what-to-know-dsm-5-tr-changes-5521765 https://www.psychiatry.org/psychiatrists/practice/dsm/about-dsm