Anda di halaman 1dari 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

MODEL PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo yang beralamat
di Jl. Pemuda nomor 38 , Jetis Sukoharjo , Jawa Tengah. Penelitian ini
dilaksanakan secara bertahap dikelas XI semester 2 tahun pelajaran 2015-2016
pada materi Termokimia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Tahapan-tahapan tersebut disajikan dalam
Tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Ap Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nop Des Jan

1 Pengajuan Judul

2 Pembimbingan bab
I,II,III

3 Pembuatan dan
Validasi Instrumen
4 Seminar Proposal

5 Peijinan

6 Pengambilan Data dan


Uji Coba Intrumen
7 Analisis Data

8 Pembimbingan Bab
IV,V dan Penyususnan
Laporan
9 Ujian Skripsi

commit to user

48
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan mengambil dua kelompok sampel secara acak, normal dan
homogen. Penelitian ini bersifat eksperimen karena penelitian ini menegaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel yang akan diteliti. Tujuannya adalah
untuk menemukan fakta-fakta penyebab dan fakta-fakta akibat perbedaan
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi
dalam pembelajaran kimia terhadap hasil belajar siswa. Dengan penelitian yang
dilakukan ini akan didapatkan hasil yang cermat dan objektif. Penelitian
dilakukan dengan mengambil dua kelompok sampel secara acak dalam bentuk
kelas dilanjutkan dengan uji t-matching untuk menentukan kesetaraan kelas agar
asumsi bahwa pengaruh hasil pembelajaran adalah benar-benar berasal dari model
pembelajaran yang digunakan. Kelas eksperimen I (XI MIA 6) diterapkan
pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dan kelas eksperimen II (XI
MIA 7) diterapkan pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi.
Materi pelajaran yang diterapkan pada kedua kelas sampel sama, yakni materi
Termokimia. Hasil dari kedua kelompok tersebut akan dikaji dan dianalisa secara
statistik parametrik menggunakan uji Manova untuk data yang memenuhi
prasyarat normal dan homogen serta non-parametrik Kruskall wallis untuk data
yang tidak memenuhi prasyarat normal dan homogen. Data dibandingkan hingga
didapatkan hasil bagi kelas mana yang lebih memberikan pengaruh dari kedua
model pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar siswa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 2
SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2015-2016 yang terdiri dari 7 kelas.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini ada 2 kelas dari 7 kelas yang
ada dalam populasi, dengan rincian pembagian satu kelas sebagai kelas
eksperimen I menggunakan model inkuiri terbimbing dan satu kelas lainnya
commit tomodel
sebagai kelas eksperimen II menggunakan user inkuiri bebas termodifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

3. Teknik Pengambilan Sampel


Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan menggunakan teknik
cluster random sampling karena populasi terbagi dalam kelas-kelas. Setiap
anggota dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel penelitian. Kelas diambil secara acak melalui tahapan :
a. Mengambil data nilai ujian UAS Semester Genap tahun pelajaran 2014/2015
dari tujuh kelas sebagai populasi
b. Melakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Uji homogenitas
dilakukan untuk membuktikan populasi memiliki varian yang sama, sehingga
hasil dari sampel dapat mewakili populasi
c. Melakukan uji keseteraan untuk mengetahui kelas-kelas yang mempunyai
kemampuan yang sama
d. Mengambil sampel pasangan kelas yang setara secara acak untuk dijadikan
kelas eksperimen
Sebelum eksperimen berlangsung, kelompok eksperimen I dan kelompok
eksperimen II diketahui keadaan awalnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil
eksperimen benar-benar akibat dari perlakuan yang dibuat, bukan karena
pengaruh lain. Untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok sampel
digunakan uji T independen tes (t-matching) dua pihak. Pengujian populasi
dilakukan dengan bantuan SPSS versi 18 untuk mengetahui nilai signifikansi dari
kelas-kelas yang diuji beda rata-ratanya.Adapun prosedurnya adalah sebagai
berikut :
a. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antar kelas XI SMA N 1
Sukoharjo
H1 : Terdapat perbedaan rerata hasil belajar siswa kelas antar kelas XI SMA N
1 Sukoharjo
b. Uji prasyarat hipotesis
Uji prasyarat dilakukan dengan pengujian normalitas dengan asumsi
commit
bahwa data yang diambil berasal daritopopulasi
user yang terdistribusi normal dan
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

uji kesamaan varian (homogenitas) dengan asumsi bawa data yang diambil
berasal dari sampel dengan populasi yang homogen. Hasil uji normalitas dan
homogenitas ditunjukan pada Tabel 3.2 dan 3.3
Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pengetahuan UAS Semester
Genap tahun pelajaran 2014/2015

Hasil Belajar Siswa

Kelas Signifikansi Kriteria Keputusan

H0 Diterima,
XI MIA 1 0,200 Sig.>0,05
Normal
H0 Diterima,
XI MIA 2 0,200 Sig.>0,05
Normal
H0 Diterima,
XI MIA 3 0,200 Sig.>0,05
Normal
H0 Diterima,
XI MIA 4 0,200 Sig.>0,05
Normal
H0 Diterima,
XI MIA 5 0,146 Sig.>0,05
Normal
H0 Diterima,
XI MIA 6 0,200 Sig.>0,05
Normal
H0 Diterima,
XI MIA 7 0,200 Sig.>0,05
Normal

Tabel 3.3 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Pengetahuan UAS Semester
Genap tahun pelajaran 2014/2015
Signifikansi Kriteria Keputusan
Hasil Belajar
H0 Diterima,
Siswa 0,089 Sig.>0,05
Varian Homogen

Dari kedua prasyarat diatas dapat diketahui bahwa data berasal dari
populasi yang terdistribusi normal dan sampel berasal dari varian yang sama,
maka selanjutnya dapat dilakukan uji kesamaan rata-rata menggunakan T
independent tes. Hasil uji T-matching dapat dilihat pada Tabel 3.4

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

c. Uji T-matching
Tabel 3.4 Hasil Uji T-matching Hasil Belajar Pengetahuan UAS Semester
Genap tahun pelajaran 2014/2015

Hasil Belajar Siswa

Kelas Signifikansi Kriteria Keputusan

XI MIA 1-2 0,486 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan


XI MIA 1-3 0,446 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 1-4 0,185 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 1-5 0,876 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 1-6 0,017 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 1-7 0,087 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 2-3 0,136 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 2-4 0,047 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 2-5 0,558 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 2-6 0,002 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 2-7 0,014 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 3-4 0,514 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 3-5 0,312 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 3-6 0,046 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 3-7 0,275 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 4-5 0,100 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 4-6 0,165 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 4-7 0,681 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan
XI MIA 5-6 0,004 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 5-7 0,036 Sig.>0,05 H0 Ditolak, Ada perbedaan
XI MIA 6-7 0,273 Sig.>0,05 H0 Diterima, Tidak ada perbedaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 14 peluang pasangan kelas


yang memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 sehingga keputusan uji H0
diterima. Sampel berdasarkan keputusan uji ini dinyatakan setara/ seimbang
sehingga data pengukuran yang diperoleh benar-benar dari hasil perlakuan
eksperimen . Kemudian kelas-kelas yang setara dipilih secara acak. Sampel
yang diambil adalah kelas XI MIA 6 dan XI MIA 7 dengan harga p-value =
0,273.
D. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen murni
(true experimental) dengan racangan Randomized Posttest Comparison Group
Design dengan teknik analisis Manova (simple analisys of variance) untuk
melihat pengaruh satu variabel bebas yakni model pembelajaran terhadap satu
variabel terikat yakni hasil belajar yang terdiri dari aspek keterampilan berpikir
tingkat tinggi, aspek respon sikap selama proses pembelajaran dan aspek
keterampilan.
Tabel 3.5 Desain Model Penelitian
Kelas Perlakuan Test
Eksperimen I X1 T1
Eksperimen II X2 T2

Dimana :
X1 : Penerapan model inkuiri terbimbing
X2 : Penerapan model inkuiri bebas termodifikasi
T1 : Nilai test akhir kelompok yang diberikan perlakuan XI
T2 : Nilai test akhir kelompok yang diberikan perlakuan X2
Dalam Penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh penerapan dua
model pembelajaran yang berbeda yakni model inkuiri terbimbing dan model
inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai tes akhir masing-masing kelompok,
dimana test tersebut memuat kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk
mengukur hasil belajar siswa SMAN 1 Sukoharjo pada materi termokimia

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini melibatkan 1 variabel bebas dan 2 variabel
terikat sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Variabel dependen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya varibel terikat (Variabel dependen) (Sugiyono
2010 :61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
1) Definisi Operasional : Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah
kegiatan belajar menggunakan cara penyelidikan yang
dilakukan oleh siswa dimana penentuan masalah dan
sintak penyelesaiannya ditentukan oleh guru, tetapi
penemuan konsep tetap ditemukan oleh siswa itu
sendiri denga cara pemberian pertanyaan stimulus
oleh guru.
2) Indikator : Model Pembelajaran Inkuiri
3) Skala pengukuran : Nominal
4) Simbol : X1
5) Peranan : Variabel aktif yang dimanipulasi
b. Model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi
1) Definisi Operasional :Model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi
adalah kegiatan belajar menggunakan cara
penyelidikan secara bebas, tetapi dalam penentuan
masalah melalui pengamatan maupun eksplorasi
untuk memperoleh jawaban dan siswa harus didorong
untuk memecahkan masalah dalam kerja kelompok
mapun perseorangan
2) Indikator : Model Pembelajaran Inkuiri
3) Skala pengukuran : Nominal
4) Simbol : X2
5) Peranan commit
: Variabel to yang
aktif user dimanipulasi
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Kimia pada
pokok materi termokimia, yang terdiri dari:
a. Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi
1) Definisi Operasional : Kemampuan berpikir kritis ,logis, kreatif, analisis
evaluatif, kreatif, menampilkan dan membuat produk
yang valid dalam hal pengetahuan dan pengalaman
yang ada dan mendorong untuk terus tumbuh dalam
kemampuan intelektual
2) Indikator : Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi terhadap
materi termokimia
3) Skala pengukuran : Interval
4) Simbol : Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Y1)
b. Hasil Belajar
a) Respon sikap semala proses pembelajaran
1) Definisi Operasional : Prilaku yang tercermin dalam bentuk bahasa tubuh
yang merupakan aktualisasi pengalaman, perasaan,
sikap dan emosi seseorang yang muncul saat terjadi
proses interaksi terhadap aspek spiritual dan sosial
2) Indikator : hasil respon sikap selama proses pembelajaran
materi termokimia
3) Skala pengukuran : Nominal
4) Simbol :Respon sikap semala proses pembelajaran (Y2)
b) Aspek Keterampilan
1) Definisi Operasional : Domain belajar yang dilihat dari gerakan-gerakan
baik kaku maupun luwes, cepat maupun lambat dalam
melakukan sesuatu
2) Indikator : Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi terhadap
materi termokimia
3) Skala pengukuran : Interval
4) Simbol commit to(Y3)
: Keterampilan user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Angket
Untuk instrumen penilaiain sikap , teknik yang digunakan oleh peneliti
adalah teknik kuesioner atau angket. Peneliti terlebih dahulu memberikan
kuesioner atau angket kepada siswa yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
(Sugiyono 2010: 199) . Dalam penelitian ini menggunakan tipe angket tertutup
yang menghendaki responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari
setiap pertanyaan yang telah tersedia. Penyusunan item-item angket berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemberian skor setiap item
pertanyaan menggunakan skala Linkert. Skala ini disusun dalam bentuk suatu
pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukan tingkatan, yaitu :
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat
Tidak Setuju (STS).
2. Observasi
Observasi merupakan suatu langkah yang baik untuk memperoleh data
tentang keterampilan dan tingkah laku dari setiap individu peserta didik. Annas
Sudijono dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan (1995 : 76) mengatakan
bahwa “ Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam
penelitian ini digunakan model observasi non-partisipatif dimana terdapat 2
observer di dalam kelas, yakni mahasiswa yang sengaja didatangkan untuk
melakukan pengamatan dengan panduan lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya oleh peneliti. Teknik ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
ranah sikap dan keterampilan selama proses belajar
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat dokumenter,
atau catatan peristiwa yang sudah berlalu.Fungsi dari teknik dokumentasi dalam
commit data
penelitinian ini adalah untuk mengetahui to user
sekolah dan identitas siswa.
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

4. Tes
Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk penilaiain instrumen
aspek pengetahuan berupa soal essay yang menuntut Keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa dari kelompok eksperimen I dan eksperimen II. Tes dilakukan
diakhir pembelajaran bab Termokimia.
G. Instrumen Penilaian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian dibagi menjadi dua yaitu
instrumen pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengambilan data
1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian berupa silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baik pada pembelajaran menggunakan
model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
2. Instrumen Pengambilan Data
Instrumen pengambilan data pada penelitian ini berupa instrumen tes,
observasi, kuesioner , jurnal guru dan dokumentasi. Instrumen tes digunakan
untuk mengetahui Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Instrumen
observasi, proyek dan laporan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
ranah keterampilan. Sedangkan pada ranah sikap digunakan tiga instrumen
sekaligus yakni kuesioner, observasi dan jurnal guru. Instrumen-instrumen
pengambilan data tersebut disusun oleh peneliti yang kemudian dikonsultasikan
kepada pembimbing dan diuji kevalidannya oleh validator.
H. Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui apakah instrumen yang telah dibuat benar-benar
instrumen yang layak diuji cobakan untuk penelitian, maka instrumen tersebut
harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
dan akan menghasilkan data yang sama (sugiyono 2010 : 173). Dengan
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam penelitian ini, diharapkan
hasil penelitian akan menjadi validcommit to userpula.
dan reliabel
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Uji coba instrumen dilaksanakan pada salah satu kelas non eksperimen
XI MIA 2 SMA N 1 Sukoharjo sejumlah 36 siswa. Penentuan objek uji coba
dengan pertimbangan siswa kelas XI memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan populasi yang akan diteliti. Maka dari itu dianggap ada kesetaraan tingkat
kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan kelas eksperimen, sehingga
diharapkan hasil uji coba instrumen dapat dipercaya. Tujuan dari uji coba
instrumen ini adalah untuk memperoleh validitas dan realibiltas instrumen. Selain
itu juga untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur atau tes melakukan
fungsinya atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Artinya sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Tes
yang valid adalah tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur, oleh
karena itu validitas selalu dikaitkan dengan tujuan tes.
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang valid, peneliti
menggunakan dua model validasi yakni validasi isi atau Content Validity
(CV) dan validasi item. Validasi isi digunakan untuk mengukur kecocokan
diantara isi alat ukur (tes).Validasi ini dilakukan oleh para ahli dibidangnya,
yang ditunjuk sebagai panelis. Pengukuran validitas isi menggunakan rumus
dari Gregorry untuk menilai relevansi butir soal seperti persamaan dibawah
ini :
D
Content Validity (CV) =
A B C  D
A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B= Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan menurut
Panelis II
C= Jumlah item relevan menurut Panelis I dan yang kurang relevan menurut
Panelis II
D= Jumlah item yang relevan menurut kedua Panelis
Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat
dilanjutkan. Hasil uji validitascommit
isi darito2 user
panelis dapat dilihat pada Tabel 3.6
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen


No Instrumen validasi CV Keterangan
1 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
RPP 0,97 Valid
LKS 0,90 Valid
2 Instrumen Pengambilan Data
Soal Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 0,79 Valid
Lembar angket penilaian diri 1,00 Valid
Lembar observasi sikap dan jurnal guru 0,95 Valid
Lembar observasi keterampilan praktik 1 1,00 Valid
Lembar observasi keterampilan praktik 2 1,00 Valid
Lembar keterampilan proyek 1,00 Valid
Lembar penilaian laporan 1,00 Valid

Setelah ini dilalui kemudian peneliti melakukan kegiatan uji coba


untuk menguji validitas empiris dari data dengan menggunakan rumus
kolerasi product moment yang di kemukakan oleh pearson, seperti pada
persamaan dibawah ini :
N XY   X Y 

rxy =
NX 2 2

 X  NY 2  Y 
2

Keterangan rumus:
rxy : koefisien validitas
X : skor butir item nomor tertentu
Y : skor total
N : jumlah subyek
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18 . Untuk
menentukan validitas dari setiap item soal maka rxy yang telah diperoleh
dibandingkan dengan rtabel. Taraf signifikansi yang dipakai adalah 5%,
validitas tes (rxy) selanjutnya disebut r hitung. Kemudian hasil perhitungan
dapat dionsultasikan dengan Tabel r product moment. Item dikatakan valid
bila harga r hitung ≥r tabel. Dengan jumlah 36 siswa dan taraf signifikansi 5%
diperoleh nilai rtabel sebesar 0,32. Persamaan tersebut digunakan untuk untuk
menentukan validitas item soal commit to user
dan angket.
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas product moment Instrumen Pengambilan data
No Instrumen Nomor soal r Jmlh Nomor soal r Jmlh
Validasi yang valid hitung yang tidak hitung
valid
1 Soal Tes 2 0,679 14 1 0,213 4
Keterampi 3 0,465 4 0,208
lan 5 0,642 15 0,256
Berpikir 6 0,520 17 0.211
Tingkat 7 0,740
tinggi 8 0,482
9 0,597
10 0,431
11 0,505
12 0,612
13 0,352
14 0,556
16 0,428
18 0,804
2 Angket 1 0,502 26 0
Penilaian 2 0,544
diri 3 0,529
4 0,400
5 0,452
6 0,536
7 0,656
8 0,644
9 0,732
10 0,622
11 0,598
12 0,572
13 0,544
14 0,726
15 0,561
16 0,394
17 0,557
18 0,582
19 0,636
20 0,640
21 0,514
22 0,506
23 0,621
24 0,545
25 0,541
26 0,422
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui pada soal tes keterampilan berpikir


tingkat tinggi, ada 4 item soal yang tidak valid dengan rincian nomor soal
1,4,15 dan 17. Dari beberapa item soal yang tidak valid tidak digunakan
dikarenakan item yang tersisa sudah dapat mewakili indikator yang hendak
dicapai, sedangkan pada angket penilaian diri semua item valid.
2. Realibilitas Instrumen
Realibiltas adalah indeks yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Istilah reliabilitas
sering diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan
maupun konsistensi. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.
Hasil pengukuran dapat dikatakan reliabel hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subyek memang belum berubah. Bila terdapat perbedaan sangat besar dari
waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan
tidak reliabel.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Single Test-
Single Trial dengan menggunakan formula alfa. Formula ini digunakan
karena dalam penelitian menggunakan soal bentuk uraian.
n  Si 2
Formula : r11= [ ][1  ]
n 1 St 2

Di mana :
r11 : koefisien reliabilitas tes
k : banyaknya item dalam tes
1 : Bilangan konstan
 Si 2
: jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
2
St : varians skor total
Dalam penelitian ini untuk menilai realibilitas angket, juga
digunakan rumus alfa. Selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel,
dengan kriteria pengujian:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,07 berarti tes hasil
belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (reliabel)
2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,07 berarti tes hasil belajar yang sedang
diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi
(Sudijono 2008: 209)
Perhitungan uji realibilitas menggunakan bantuan software SPSS versi 18.
Hasil uji ditunjukan pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Pengambilan data
No Instrumen r11 Keputusan
1 Soal Keterampilan berpikir 0,761 Reliabel
tingkat tinggi
2 Angket penilaian diri 0,912 Reliabel

Dengan demikian, kedua instrumen pengambilan data tersebut


memenuhi syarat uji coba realibilitas instrumen sehingga dapat digunakan
untuk mengambil data penelitian.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran atau derajat kesukaran adalah suatu cara yang
digunakan untuk menganalisis apakah suatu butir item tes bermutu. Butir-
butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang
baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu
mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item tersebut adalah sedang atau
cukup (Sudijono 2008: 370). Tingkat kesukaran item tes dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus
B
TK =
NxSkormaxi mal

TK : indeks kesukaran
B: Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item
N : jumlah siswa
Skor maksimal: Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari
suatu item
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

Menurut Witherington dalam Sudijono cara menginterpretasikan


tingkat kesukaran item adalah sebagai berikut:

0,0 – 0,24 soal sukar


0,25 – 0,75 soal sedang
0,76 – 1,0 soal mudah
Uji taraf kesukaran hanya diujikan pada instrumen benbentuk tes,
karena instrumen ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
Dengan demikian, perlu adanya gambaran dari hasil uji taraf kesukaran ini
untuk mengetahui distribusi tingkat kesukaran soal. Tabel 3.9 merupakan
Tabel distribusi tingkat kesukaran instrumen tes keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Tabel 3.9 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Nomer Tingkat Keterangan Nomer Tingkat Keterangan
Soal Kesukaran Soal Kesukaran
1 0,38 Sedang 10 0,64 Sedang
2 0,32 Sedang 11 0,73 Sedang
3 0,72 Sedang 12 0,36 Sedang
4 0,88 Sedang 13 0,60 Sedang
5 0,52 Sedang 14 0,32 Sedang
6 0,45 Sedang 15 0,83 Mudah
7 0,48 Sedang 16 0,63 Sedang
8 0,44 Sedang 17 0,37 Sedang
9 0,43 Sedang 18 0,31 Sedang

Berdasarkan Tabel 3.9 diatas instrumen tes keterampilan berpikir


tingkat tinggi memiliki distribusi tingkat kesukaran soal yang baik karena
jumlah kategori sedang lebih banyak. Karena instrumen memiliki tingkat
kesukaran yang baik maka sudah dapat digunakan untuk pengambilan data.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda item merupakan kemampuan suatu butir item tes
hasil belajar untuk membedakan (mendiskriminasi) antara siswa
berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah(Sudijono 2008 :
385). Daya pembeda item dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya
angka indeks diskriminasi item. Angka indeks diskriminasi item adalah
sebuah angka pembeda yang commit
dimilikitooleh
usersebutir item(Sudijono 2008 : 386).
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

Biasanya siswa akan dibagi menajadi dua grup yakni kelompok atas dan
kelompok bawah. Indeks diskriminasi bernilai –(1) - +(1), semakin tinggi
nilai indeks suatu soal, maka semakin baik kualitas soal tersebut. Untuk
menentukan daya pembeda butir, digunakan formula point biserial.
Formula rumus korelasi point biserial adalah :
[ XKa  XKb ]
rpbi =
Skortotal
dimana :
rpbi : koefisien korelasi point biserial
Xka : rerata skor kelompok atas
Xkb : rerata skor kelompok bawah
St : skor total
Kriteria daya pembeda butir :
0,0 - 0,2 jelek
0,21 - 0,4 cukup
0,41 - 0,7 baik
0,71 - 1,0 baik sekali
Tabel 3.10 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Tes
Nomer Daya Nomer Daya
Keterangan Keterangan
Soal Pembeda Soal Pembeda
1 0,003 Jelek 10 0,233 cukup
2 0,533 Baik 11 0,261 cukup
3 0,311 Cukup 12 0,439 baik
4 0,017 Jelek 13 0,317 cukup
5 0,372 Cukup 14 0,411 Baik
6 0,303 Cukup 15 0,250 Cukup
7 0,572 Baik 16 0,311 Cukup
8 0,325 Cukup 17 0,156 Jelek
9 0,394 Cukup 18 0,269 cukup

Tabel 3.10 diatas menunjukan bahwa instrumen tes keterampilan berpikir


tingkat tinggi cukup dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok
bawah. Untuk item soal yang memiliki daya pembeda yang jelek dan tidak
valid, akan direduksi atau tidak digunakan untuk mengambil data.
I. Teknik Analisa Data
Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis sesuai dengan desain
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah Manova dengan desain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

faktorial 2X1 dengan sel tak sama. Sebelum melakukan uji Manova maka terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Prasayarat analisis
Uji persyaratan analis diperlukan untuk mengetahui apakah analisis data
untuk pengujian hipotesisi dapat dilanjutkan atau tidak. Karena dalam penelitian
ini menggunakan Analisis Multivariat (Manova) maka, uji prasyarat analisis yang
digunakan adalah uji Normalitas dan uji Homogenitas
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini dilakukan apabila belum adanya teori yang
menyatakan bahwa variabel yang diteliti berdistribusi normal . Uji normalitas
data adalah uji yang dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Suatu data dikatakan
berdistribusi normal apabila jumlah data diatas dan dibawah mean adalah
sama.. Normal atau tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data
dengan mean dan standar deviasi yang sama. Adapun prosedur yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Hipotesis nol (H0) dalam penelitian ini adalah sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan hipotesis alternatif
(H1) adalah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
2) Menetapkan statistik uji
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kolmogorov
Smirnov dengan pertimbangan data yang digunakan adalah data ordinal
dan uji Kolmogorov Smirnov adalah uji yang lebih kuat daripada Chi-
square ketika asumsi-asumnya terpenuhi. Konsep dasar dari uji
normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal
baku. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 18
3) Menentukan taraf signifikansi (α)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukan seberapa


besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini, taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%
4) Menetapkan keputusan uji
Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria :
Jika probabilitas > α maka H0 diterima yang artinya data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Jika probabilitas < α maka H0 ditolak yang artinya data berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas atau kesamaan varians digunakan untuk menguji
apakah dua atau lebih kelompok data dalam penelitian homogen, yaitu
dengan membandingkan variannya. Uji homogenitas dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Hipotesis nol (H0) dalam penelitian ini adalah sampel berasal dari
populasi yang homogen, sedangkan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel
berasal dari populasi yang tidak homogen.
2) Menentukan statistik uji
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Uji F atau levene’s
test dengan bantuan software SPSS versi 18 untuk mengukur homogenitas
data, karena uji ini dapat digunakan untuk jumlah sampel (n) antar
kelompok sama ataupun tidak sama
3) Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukan seberapa
besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji homogenitas ini, taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%
4) Menetapkan keputusan uji
Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria :
Jika probabilitas > α maka H0 diterima yang artinya data berasal dari
populasi yang homogen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

Jika probabilitas < α maka H0 ditolak yang artinya data berasal dari
populasi yang tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang telah
diajukan ditolak atau diterima. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji Manova satu jalan.
a. Uji Manova
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis uji Manova
untuk menguji signifikansi efek satu variabel bebas yakni model
pembelajaran inkuiri terbimbing dan model inkuiri bebas termodifikasi
terhadap dua variabel terikat yakni terhadap keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan hasil belajar siswa yang meliputi respon sikap selama
pembelajaran dan aspek keterampilan SMAN 1 Sukoharjo pada pokok materi
Termokimia. Adapun langkah-langkah pengujian yang dilakukan peneliti
antara lain :
1) Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah
H01 : Tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap Keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa SMA N 1 Sukoharjo
H11 : Ada pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
inkuiri bebas termodifikasi terhadap Keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa SMA N 1 Sukoharjo
H02 : Ada pengaruh perbedaan penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap hasil belajar yang
meliputi respon sikap dan keterampilan siswa SMA N 1 Sukoharjo
H12 : Tidak Ada pengaruh perbedaan penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap hasil belajar
yang meliputi respon sikap dan keterampilan siswa SMA N 1 Sukoharjo
2) Menentukan statistik uji dengan menggunakan P-value
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Manova dengan
commit
bantuan software SPSS versi to user
18 untuk menguji hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

3) Menentukan tingkat signifikansi


Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukan seberapa
besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji hipotesis ini, taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%
4) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang dirumuskan
Keputusan uji hipotesis ditentukan dengan kriteria , jika p-value <
0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak

commit to user

Anda mungkin juga menyukai