2. Apa saja dasar hukum yang mendasari kewenangan Bidan dalam Pemberian Obat?
Dasar hukum:
a) Kepmenkes No.900 tahun 2002, tentang Registrasi Dan Praktik Bidan.
b) Permenkes No. 1464 tahun 2010, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
c) Permenkes No. HK.0202/MENKES/149/I/2010, tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
d) Permenekes No.28 tahun 2017, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
e) UU No.4 tahun 2019, tentang Kebidanan.
8. Bagaimana perkembangan regulasi dari dulu hingga saat ini terkait kewenangan bidan
dalam
pemberian obat?
Perkembangan regulasi dah
ulu bidan dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada wilayah tersebut,
bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan
anak sesuai dengan kemampuannya. Sekarang bidan tidak berwenang dalam
memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ibu atau anak tanpa resep dari dokter
kepada apoteker untuk menyediakan obat.
9. Pelayanan Kebidanan apa yang dapat diberikan bidan dan bagaimana batasannya terkait
pemberian obat kepada pasien maupun penyimpanan obat pada Paktik Mandiri Bidan?
Pelayanan kebidanan mencakup pelayanan antenatal, persalinan normal
penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan penangan awal kasus
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru lahir. seorang bidan memberikan
penyimpanan obat juga harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
karena ada persyaratan obat dan bahan habis pakai. Batasan terkait obat sudah tertuang
didalam PMK No.1464 tahun 2010 .