Anda di halaman 1dari 2

Selamat pagi pak, maaf menganggu waktunya saya KETUT ARI DEWI MARDETTA

20185123028 ingin menjawap pertanyaan yang bapak berikan.

1. Kenapa Mahasiswa Kebidanan penting mengetahui Kewenangan Bidan khususnya dalam


Pemberian Obat dalam Pelayanan Kebidanan?
Sangat penting untuk seorang mahasiswa bidan mengerti kewenangan bidan dalam
pemberian obat, karena dapat kita ketahui tenaga kesehatan (bidan) dalam memberikan
pelayanan khususnya pemerian obat ,tidak semua obat dapat diberikan oleh bidan dan
hanya obat terbatas, tidak sembarangan untuk memberikan obat karena harus mendapat
resep dari dokter. Dan juga jika kita seagai mahasiswa bidan tidak mengetahui
kewenangan ini maka kita akan terkena sanksi yang sudah tertera di Permenkes Nomor
28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik jika bidan melakukan asuhan
tidak sesuai dengan wewenang berdasarkan pelanggarannya tersebut bidan dikenakan
hukum administrative. Dan juga terdapat di Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menentukan bahwa setiap orang berhak
menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga Kesehatan dan atau penyelenggara
Kesehatan yang menimbulkan kerugian atau kesalahan akibat kesalahan atau kelalaian
dalam pelayaan Kesehatan yang diterimanya.

2. Apa saja dasar hukum yang mendasari kewenangan Bidan dalam Pemberian Obat?
Dasar hukum:
a) Kepmenkes No.900 tahun 2002, tentang Registrasi Dan Praktik Bidan.
b) Permenkes No. 1464 tahun 2010, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
c) Permenkes No. HK.0202/MENKES/149/I/2010, tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
d) Permenekes No.28 tahun 2017, tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
e) UU No.4 tahun 2019, tentang Kebidanan.

3. Bagaimana perkembangan kewenangan bidan dari waktu ke waktu dalam Pemberian


Obat
berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku?
Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, Sudah tertuang di Kemenkes No.
900 tahun 2002 tentang registrasi dan praktek bidan, pasal 18 butir(s) bidan berwenang
pemberian obat-obat terbatas melalui formulir VI Terlampir atau lembar permintaan
obat ditujukan kepada apoteker.

4. Bagaimana KEWENANGAN BIDAN dalam PEMBERIAN OBAT dalam Pelayanan


Kebidanan?
Wewenang bidan dalam pemberian obat terbatas ini sudah tertera di UUD keputusan
menteri kesehatan RI nomor:900/menkes/SK/VII/2002 tentang registasi dan praktik
bidan di pasal 14 dan pasal 18 tertulis “bidan dalam pelayanan berwewenang dan
seterusnya butir a sampai t dan pada butir s adalah pemberian obat-obat terbatas.  
5. Bagaimana ruang lingkup dan hubungan bidan dan obat?
Ruang lingkup hubungan bidan dan obat seperti sebagai bidan memberikan pelayanan
kesehatan jbu, kesehatan anak, kesehatan reproduksi wanita, keluarga berencana,
pelayanan masyarakat.
Ruang lingkup dan hubungan bidan dan obat tidak dapat dipisahkan, Bidan
memberikan obat sesuai dengan keluhan pasien dan sesuai wewenang bidan.

6. Apakah ada daftar obat yang menjadi kewenangan bidan?


Ada tertera pada permenkes no. 1464 tahun 2010 dan HK. 0202 /MENKES /149
/1/2010 terdapat lampiran yang menyebutkan beberapa obat yaitu vaksin , sedativa ,
antibiotika ,uterotonika ,glyserin , cairan infus ,obat luka dll namun tidak memuat
secara spesifik obat-obatan yang boleh digunakan oleh

7. Apakah semua obat dalam kewenangan bidan?


Tidak semua obat termasuk dalam wewenangan bidan , kewenangan bidan terbatas
dalam pemberian obat seperti antibiotik yaitu perlu adanya resep dari dokter tidak
boleh di berikan langsung kepada pasien tanpa resep dokter.

8. Bagaimana perkembangan regulasi dari dulu hingga saat ini terkait kewenangan bidan
dalam
pemberian obat?
Perkembangan regulasi dah
ulu bidan dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada wilayah tersebut,
bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan
anak sesuai dengan kemampuannya. Sekarang  bidan tidak berwenang dalam
memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ibu atau anak tanpa resep dari dokter
kepada apoteker untuk menyediakan obat.

9. Pelayanan Kebidanan apa yang dapat diberikan bidan dan bagaimana batasannya terkait
pemberian obat kepada pasien maupun penyimpanan obat pada Paktik Mandiri Bidan?
Pelayanan kebidanan mencakup pelayanan antenatal, persalinan normal
penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan penangan awal kasus
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru lahir. seorang bidan memberikan
penyimpanan obat juga harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
karena ada persyaratan obat dan bahan habis pakai. Batasan terkait obat sudah tertuang
didalam PMK No.1464 tahun 2010 .

Anda mungkin juga menyukai