Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH EGO DEPLETION DAN BEBAN KERJA TERHADAP AUDIT

JUDGMENT QUALITY

(Studi Empiris Pada Auditor BPK RI Perwakilan Sumatera Barat)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang

Oleh :

MELLYNIA TRI ANITA RAHIM


2017/17043049

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI …………………………………………………………….…….. i

BAB I PENDAHULUAN ………………………….…………………………. 1

A. Latar Belakang …………………..…………………………….………... 1


B. Rumusan Masalah …………...………………………………….…….… 10
C. Tujuan penelitian ………………………...………………………..……. 10
D. Manfaat penelitian …………………………………………………….... 10

BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………………... 11

A. Kajian Teori ……………………………………………..……...…….… 11


B. Kajian Peneltian Relevan …………………………………..….…….….. 17
C. Pengembangan Hipotesis …………………………………..…………… 18
D. Kerangka Konseptual …………………………..…………..…………… 21

BAB III METODE PENELITIAN …………………...……………..……..… 22

A. Jenis Penelitian …………………………………………………..……… 22


B. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………….…………..……... 22
C. Populasi, Sampel, dan Responden ………………………...………….… 23
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ………………………….. 24
E. Instrumen Penelitian ……………………………..……………………... 26
F. Teknik Analisis Data ……………………………………..…………….. 29
G. Model Penelitian …………………………………….………………….. 33

DAFTAR PUSTAKA ……………………..……………….……………….… 34

LAMPIRAN …………………………………………………………………… 42
ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Para pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak
eksternal membutuhkan laporan keuangan sebagai sumber informasi
keuangan. Kasmir (2016) menjelaskan bahwa laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan pada saat periode tertentu. Informasi
keuangan tersebut dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk
mengambil keputusan (Septiana,2019). Para pengguna laporan keuangan
memerlukan informasi yang terdapat pada laporan keuangan untuk melihat
bagaimana kondisi keuangan suatu entitas untuk pengambilan keputusan
mereka. Auditor memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pengguna
laporan keuangan. Auditor akan memberikan opini atau pendapat dari
pengauditan yang dilakukannya untuk menentukan kualitas dari laporan
keuangan. Auditor harus mampu menghasilkan laporan hasil audit yang
berkualitas menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum (Trihapsari dan
Indah, 2016).
Banyaknya kasus keuangan atau skandal keuangan yang sering terjadi
telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan para pengguna laporan
keuangan. Skandal keuangan yang terjadi menyebabkan kepercayaan terhadap
keandalan dan obyektivitas laporan keuangan bagi pihak yang berkepentingan
telah berkurang secara signifikan (Nurliasari dan Achmad,2020). Sejumlah
kasus dugaan pelanggaran penyajian laporan kuangan yang mencuat
seringkali menyeret akuntan publik (BusinessInsight, 2019). Skandal
keuangan yang terjadi sering melibatkan profesi akuntan publik terutama pada
para auditor, padahal mereka adalah sebagai pihak ketiga yang seharusnya
independen yang memberikan jaminan atas kebenaran informasi laporan
keuangan.
2

Auditor sering terlibat dalam kasus keuangan. Banyak ditemukan


kasus kesalahan laporan hasil audit, terutama diakibatkan oleh kegagalan
auditor dalam melakukan penilaian (judgment). Kasus keuangan itu tidak
semata-mata berupa kejahatan atau kecurangan, beberapa diantaranya berupa
keteledoran dalam melakukan penilaian audit (audit judgment) oleh auditor
(TopBusiness,2017). Banyaknya terjadi kasus keuangan seperti hal tersebut
akan dapat merugikan para pengguna laporan keuangan dan mengakibatkan
krisis kepercayaan kepada para auditor. Kasus kegagalan audit yang terjadi
menimbulkan krisis kepercayaan pengguna laporan keuangan kepada auditor
(Yendrawati dan Mukti, 2015). Kasus keuangan yang melibatkan auditor saat
ini menyebabkan profesi akuntan publik tengah dihadapkan oleh suatu krisis
etika dan kepercayaan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang akuntan
publik (Muria dan Alim,2021). Kepercayaan ini yang membuat auditor harus
memperhatikan kualitas hasil audit yang diperoleh dari penilaian (judgment)
yang dilakukan pada proses auditing.
Kasus keuangan yang sering terjadi tidak hanya pada entitas swasta
saja tetapi juga terjadi pada entitas pemerintah. Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) menemukan 4.000 kasus keuangan negara yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi negara (Detikfinance.com,2020). Adanya kasus keuangan pada
entitas pemerintah tersebut mengharuskan auditor pemerintah untuk lebih
memperhatikan penilaian (judgment) yang dilakukan saat melakukan proses
auditing. Sukmawati dan Faisal (2015), menyatakan bahwa agar tidak terjadi
kegagalan audit dalam proses auditing, auditor diharuskan untuk bersikap
professional yang dicerminkan oleh ketepatan auditor dalam membuat
pertimbangan dan penilaian (judgment) dalam penugasan auditnya. Penilaian
(judgment) yang diambil oleh auditor pemerintah dalam proses auditing
memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pengguna laporan keuangan
pemerintah sebagai informasi keuangan yang diperoleh untuk pengambilan
keputusan.
3

Auditor pemerintah memiliki tanggungjawab yang sangat besar


terhadap pemeriksaan laporan keuangan pemerintah. Sebagaimana dalam
TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang menegaskan bahwa Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) adalah sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal
keuangan negara yang berperan sebagai lembaga yang independen dan
professional. Pasal 23 Ayat (5) UUD 1945 menyatakan bahwa BPK memiliki
tugas untuk memeriksa tanggungjawab tentang keuangan negara.
Auditor pemerintah merupakan profesi yang dipandang sebagai pihak
yang independen dan professional dalam menjalankan tugasnya yang harus
berusaha untuk menegakkan kebenaran dan tanggung jawab terhadap semua
penugasan yang diberikan (Suryanto, et al., 2018). Tanggungjawab yang
diberikan ini membuat auditor pemerintah harus memperhatikan kualitas hasil
audit yang dihasilkannya dari penilaian (judgment) yang dilakukan pada
proses auditing. Suryo (2017) menyatakan bahwa kualitas hasil audit harus
selalu diperhatikan oleh auditor seiring dengan tingginya tingkat kepercayaan
dari pengguna laporan keuangan.
Resiko yang akan dihadapi oleh auditor apabila hasil audit yang
dilaporkan tidak sesuai yaitu, adanya tuntutan hukum, dikenakan denda, dan
diragukannya profesionalisme auditor yang dapat menyebabkan publik tidak
percaya lagi pada auditor. Menurut Herusetya (2007) akuntan publik akan
dimintai pertanggungjawaban terkait kasus keuangan, akuntan publik akan
diberi sanksi administratif dan perdata yaitu berupa denda, peringatan tertulis
dan pencabutan izin. Sangat penting bagi auditor untuk memperhatikan
penilaian (judgment) saat melakukan audit laporan keuangan. Apabila auditor
tidak tepat dalam memberikan penilaian (judgment) pada saat mengaudit
laporan keuangan maka auditor sudah gagal dalam menjalankan tugasnya.
Salah satu kasus kegagalan auditor pemerintah dalam memberikan
hasil laporan audit yaitu auditor BPK RI melakukan kesalahan hitung dalam
hasil audit terhadap persidangan kasus lelang pengadaan Bahan Bakar Minyak
4

(BBM) jenis High Speed Diesel (HSD) dengan terdakwa mantan Direktur
Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji yang mana auditor BPK menyatakan
bahwa adanya kerugian negara sebesar Rp188 miliar di PT PLN, namun
ternyata sebenarnya adalah PT PLN mendapatkan keuntungan sekitar Rp190
miliar (Gresnews.com, 2020). Kesalahan yang dilakukan oleh auditor BPK ini
sangat fatal. Kasus yang terjadi tersebut melihatkan betapa pentingnya peran
kualitas audit judgment dalam menentukan kualitas hasil laporan audit.
Audit judgment adalah penilaian, pertimbangan dalam pengambilan
keputusan auditor terhadap bukti yang diperoleh dalam menghasilkan
kebijakan untuk menentukan opini atau pendapat mengenai hasil auditnya
terhadap laporan keuangan entitas. Jamilah et al. (2007) menyatakan bahwa
audit judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan pendapat
mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan,
pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis
peristiwa lainnya. Menurut Rosadi dan Waluyo (2017) audit judgment
merupakan suatu pertimbangan yang mempengaruhi dokumentasi bukti dan
keputusan pendapat yang dibuat oleh auditor.
Auditor harus memperhatikan kualitas audit judgment yang
dilakukannya karena apabila judgment yang dihasilkan berkualitas maka
laporan audit juga akan berkualitas. Apabila hasil laporan audit berkualitas
maka informasi yang ada pada laporan keuangan juga akan berkualitas.
Seperti yang dinyatakan oleh Putri dan Laksito (2013) Audit judgment quality
adalah hal yang sangat penting bagi auditor dalam setiap proses pengauditan.
Dilla (2021) menjelaskan bahwa Audit judgment quality adalah kualitas
kebijakan hasil audit dari auditor dalam proses menentukan pendapat.
Audit judgment quality merupakan faktor yang signifikan untuk
meningkatkan kualitas hasil audit secara keseluruhan (Knechel et al. 2012;
Zhang et al. 2017). Audit Judgment akan berdampak terhadap kualitas hasil
audit dalam memperoleh laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai
5

dasar untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna laporan keuangan.


Seperti yang dinyatakan oleh Siti dan Intiyas (2016) bahwa keputusan dalam
penilaian audit akan menentukan kualitas audit dan kualitas laporan keuangan.
Audit judgment quality dipengaruhi oleh bagaimana perilaku auditor
dalam pengambilan keputusan. Audit judgment quality menunjukkan seberapa
baik kinerja seorang auditor dalam melakukan tugasnya (Putri dan
Laksito,2013). Teori Pengambilan Keputusan (Behavioral Decision Theory)
oleh Bowditch dan Buono (1990) dalam Safi’i dan Jayanto (2015)
menyatakan bahwa perilaku seseorang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan. Auditor harus profesional dalam berperilaku berdasarkan pada
prinsip dasar etika profesi akuntansi. Pada saat melakukan penilaian
(judgment) auditor dipengaruhi oleh cara mereka dalam berperilaku. Apabila
auditor berperilaku sesuai dengan prinsip dasar etika profesi akuntansi, maka
penilaian (judgment) yang dihasilkan akan berkualitas.
Judgment auditor dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor non teknis
(Riantono,2018). Faktor teknis seperti tekanan ketaatan, aturan, beban kerja,
keberuntungan, pembatasan lingkup dan waktu audit serta cuaca. Faktor non
teknis adalah aspek-aspek perilaku individu yang dapat mempengaruhi
judgment auditor (Yustrianthe, 2012). Aspek-aspek perilalu individu tersebut
seperti, gender, kemampuan, usaha, dan kelelahan.
Salah satu faktor non teknis yang dapat menyebabkan kegagalan
dalam proses judgment seorang auditor adalah karena auditor mengalami
kelelahan. Kelelahan yang terjadi bisa saja diakibatkan dari penurunan
kekuatan pengendalian diri yang dikenal dengan istilah ego depletion yang
mempengaruhi kinerjanya. Hampir setiap orang pernah merasakan saat-saat
kelelahan dan akibatnya kehilangan kendali diri (Loschelder et. al, 2019).
Setiap orang membutuhkan energi saat sedang melakukan aktivitas fisik dan
mental. Sumber-sumber penyedia energi tersebut dapat berkurang dan
menyebabkan kelelahan. Kelelahan karena kehilangan kendali diri disebut
6

dengan kelelahan ego atau ego depletion. Undarwati, dkk., (2017)


menjelaskan bahwa kondisi ego depletion ini adalah kondisi dimana seseorang
sedang merasa tertekan, lelah dan merasa terbatas.
Ego depletion adalah kondisi berkurangnya sumber daya kognitif
disebabkan oleh hilangnya batas kemampuan sesorang untuk mengendalikan
diri terhadap tugas mereka karena kelelahan secara fisik dan mental.
Baumeister (2007) menyatakan bahwa ego depletion adalah kondisi saat diri
tidak memiliki semua sumber daya yang biasa digunakan. Menurut Hurley
(2015) Fenomena ego depletion merupakan kelelahan kognitif sementara
mengacu pada keadaan yang ditandai dengan berkurangnya keinginan atau
kemampuan untuk menggunakan pengendalian diri dalam kinerja tugas
karena penggunaan pengendalian diri pada tugas-tugas sebelumnya.
Ego depletion ini sangat mungkin dialami oleh seorang auditor saat
melakukan proses auditing. Auditing melibatkan aktivitas yang membutuhkan
pengendalian diri seperti mengubah pola pikir, pemikiran kompleks, dan
menolak godaan (Bhaskar et al., 2016). Pengendalian diri adalah kemampuan
untuk mengontrol perilaku sendiri sesuai dengan standar yang berlaku
(Baumeister, 2007). Penurunan kekuatan pengendalian diri yang dikenal
dengan istilah penipisan ego (ego depletion) cenderung mendorong seseorang
untuk berperilaku tidak etis atau adanya penurunan etika dan peningkatan
pelanggaran aturan (Gailliot dan Baumeister 2005; Gailliot, Gitter, Baker, dan
Baumeister, 2012; Gino et al. 2010; Kouchaki dan Smith, 2014). Ketika
mengaudit laporan keuangan auditor memerlukan pengendalian diri yang
cukup besar untuk memberikan penilaian dan pengambilan keputusan dalam
memeriksa bukti audit yang ada. Maka dari itu auditor sangat rentan
mengalami penurunan kekuatan pengendalian diri atau yang disebut dengan
istilah ego depletion.
Tugas yang dilakukan auditor saat mengaudit laporan keuangan dapat
menyebabkan ego depletion (Hurley, 2015). Kremin (2014) menyatakan
7

bahwa ego depletion dapat mengganggu kemampuan auditor untuk


mengidentifikasi akun yang salah saji. Bhaskar et. al., (2016) juga
menemukan bahwa ego depletion dapat menurunkan akurasi penilaian risiko.
Ego depletion juga dapat meningkatkan kerentanan auditor terhadap
penerimaan penjelasan palsu (Hurley, 2015). Hurley (2019) menemukan
adanya ahubungan negatif antara penipisan ego dan kualitas penilaian dan
pengambilan keputusan auditor. Apabila seorang auditor mengalami ego
depletion maka ditakutkan akan berdampak pada profesionalitas dan
kinerjanya saat melakukan proses penilaian (judgment) pada laporan
keuangan yang akan diaudit. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa, auditor yang mengalami ego depletion akan bisa
berakibat pada kurang tepatnya auditor dalam memberikan penilaian
(judgment) pada saat mengaudit laporan keuangan.
Salah satu faktor teknis yang dapat mempengaruhi judgment auditor
adalah adanya beban kerja yang dihadapi oleh auditor. Beban kerja
merupakan jumlah seluruh kegiatan dan tugas yang harus diselesaikan oleh
auditor selama periode waktu tertentu (Rusli dan Wiratmaja, 2016). Beban
kerja yang dihadapi oleh auditor berpengaruh terhadap kualitas kinerja
seorang auditor. Beban kerja yang dimiliki auditor berakibat pada rendahnya
kualitas kinerja auditor (Yulia dan Nayang, 2018). Banyaknya beban kerja
yang dihadapi oleh auditor dapat mengakibatkan kualitas hasil audit yang
lebih rendah (Setiawan dan Fitriany, 2011). Fitriany dan Nasution (2012)
menemukan bahwa beban kerja memiliki hubungan negatif terhadap kualitas
hasil audit. Kualitas hasil audit yang rendah disebabkan dari rendahnya
kualitas audit judgment yang dilakukan pada saat proses auditing.
Murtiasri dan Ghozali (2006) menjelaskan bahwa banyaknya
pekerjaan yang tidak sesuai dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh
auditor akan menyebabkan auditor mengalami beban kerja (workload).
Adanya beban kerja yang dirasakan auditor dapat mempengaruhi auditor
8

untuk mengurangi beberapa prosedur audit demi memperpendek proses audit


dan auditor dengan mudahnya dapat menerima penjelasan klien tanpa
bertanya lagi (López dan Peters, 2011). Auditor yang mempunyai beban kerja
yang berlebihan menyebabkan auditor tidak memiliki waktu yang cukup
untuk melaksanakan, mengawasi dan meninjau prosedur audit yang tepat,
sehingga akan dapat menurunkan kualitas audit (Buchheit dan Buslepp, 2014).
Terbatasnya waktu yang diperoleh auditor dapat menyebabkan rendahnya
hasil kualitas audit (Sweeney dan Summers 2002). Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa adanya beban kerja yang dihadapi oleh auditor akan
berpengaruh terhadap kualitas audit judgment yang dihasilkan.
Auditor membutuhkan pengendalian diri yang cukup besar untuk
memberikan hasil yang maksimal dalam kinerja tugasnya agar menghasilkan
laporan audit yang berkualitas. Begitupula pada auditor BPK RI Perwakilan
Sumbar, mereka memiliki tanggungjawab yang sangat besar terhadap
pengguna laporan keuangan pemerintah maupun masyarakat dalam
memberikan penilaian (judgment) pada laporan keuangan pemerintahan.
Auditor BPK RI Perwakilan Sumbar dituntut untuk memberikan hasil yang
maksimal dalam kinerja tugasnya agar menghasilkan laporan audit yang
berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ego depletion memiliki
pengaruh terhadap audit judgment quality pada auditor BPK RI Perwakilan
Sumbar. Penelitian ini termotivasi oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian
Mursita et al. (2019) yang menemukan bahwa ego depletion berpengaruh
negatif terhadap kualitas penilaian dan pengambilan keputusan auditor. Pada
penelitian ini peneliti juga akan menguji apakah beban kerja memiliki
pengaruh terhadap audit judgment quality pada auditor BPK RI Perwakilan
Sumbar.
Perbedaan yang ada pada penelitian ini dibanding dengan penelitian
sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan faktor
9

kelelahan yaitu ego depletion sebagai faktor yang dapat mempengaruhi audit
judgment. Penelitian sebelumnya mengenai audit judgment selama ini
kebanyakan hanya meneliti mengenai faktor-faktor seperti tekanan ketaatan,
pengalaman audit, kompleksitas tugas, gender, keahlian audit, self efficacy
dan locus of control. Penelitian mengenai pengaruh psikologis auditor karena
faktor kelelahan terhadap kinerja auditor masih jarang dilakukan, padahal ada
suatu hal yang bisa membahayakan pelaporan keuangan akibat kegagalan
audit judgment dari kelelahan yaitu ego depletion. Jadi, keterbaruan (novelty)
penelitian ini adalah menggunakan variabel ego depletion sebagai faktor yang
mempengaruhi audit judgment quality.
Penelitian ini penting karena penelitian tentang ego depletion dan
audit judgment di bidang audit masih jarang dilakukan, bahkan masih sangat
sedikit literatur yang membahas mengenai hal ini. Penelitian mengenai ego
depletion dan audit judgment di bidang audit sangat sedikit dijumpai pada
berbagai literatur ilmiah. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa reaksi
emosional akibat ego depletion dapat berpengaruh signifikan terhadap audit
judgment (Hurley 2015; Bhaskar et al., 2016; Hurley 2017; Hurley 2019;
Mursita et al. 2019; Moshfegh 2020).
Pada penelitian ini peneliti akan melihat pengaruh ego depletion dan
pengaruh beban kerja terhadap audit judgment quality pada auditor BPK RI
Perwakilan Sumbar. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi auditor
di Indonesia terutama auditor BPK RI Perwakilan Sumbar dalam menjaga
kualitas kinerjanya melalui pemeliharaan sumber daya kognitif dan penelitian
ini akan memberikan kontribusi untuk peneliti selanjutnya.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin menguji pengaruh ego
depletion dan beban kerja terhadap audit judgment quality pada auditor BPK
RI Perwakilan Sumbar, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Ego
Depletion dan Beban Kerja Terhadap Audit Judgment Quality”
B. Perumusan Masalah
10

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka


rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Apakah ego depletion memiliki pengaruh negatif terhadap audit judgment
quality?
2. Apakah beban kerja memiliki pengaruh negatif terhadap audit judgment
quality?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian ini, yaitu :
1. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai ego depletion memiliki
pengaruh negatif terhadap audit judgment quality?
2. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai beban kerja memiliki
pengaruh negatif terhadap audit judgment quality?

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
manfaat penelitian ini, yaitu :
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan
wawasan khususnya mengenai faktor-faktor dari dalam diri yang dapat
mempengaruhi kualitas penilaian dan pengambilan keputusan.
2. Bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi auditor di
Indonesia dalam menjaga kualitas kinerjanya.
3. Bagi pengembang ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat
menambah literatur dan dapat memberikan kontribusi untuk peneliti
selanjutnya.
11

BAB II

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Teori Pengambilan Keputusan (Behavioral Decision Theory)
Teori Pengambilan Keputusan (Behavioral Decision Theory)
dikenalkan oleh Bowditch dan Buono pada tahun 1990. Bowditch dan
Buono menyatakan bahwa perilaku seseorang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan. Teori pengambilan keputusan (Behavioral
Decision Theory) adalah teori yang menjelaskan mengenai hubungan
perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan (Safi’i dan
Jayanto, 2015).
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh auditor adalah berupa
penilaian hasil audit atau opini audit (Maharany et al., 2016). Auditor
dalam membuat keputusan memiliki berbagai keterbatasan dalam
berperilaku seperti kurangnya pengetahuan, kurangnya pengalaman, dan
kurangnya kesehatan fisik dan mental, sehingga terkadang dalam menilai
(judgment) auditor mengalami penurunan pengendalian diri dan tidak lagi
menggunakan pikiran rasionalnya. Hal tersebut menyebabkan auditor akan
memiliki sikap dan tindakan atau perilaku yang menyimpang yang akan
membuat auditor akan melakukan berbagai kesalahan, sehingga
diperlukan prinsip dasar etika profesi akuntansi dalam pengambilan
keputusan untuk membatasi terjadinya penyimpangan perilaku dalam
pengambilan keputusan.
Penelitian ini menggunakan teori pengambilan keputusan (Behavioral
Decision Theory) karena peneliti akan melakukan studi empiris untuk
mengetahui perilaku auditor yang mempengaruhi auditor’s judgment
quality. Auditor harus profesional dalam berperilaku berdasarkan pada
prinsip dasar etika profesi akuntansi. Prinsip dasar etika profesi akuntansi
12

yaitu terdiri dari prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi


serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan,
dan prinsip perilaku professional (Hery, 2017). Pada saat melakukan
penilaian (judgment) auditor dipengaruhi oleh cara mereka dalam
berperilaku. Apabila auditor berperilaku sesuai dengan prinsip dasar etika
profesi akuntansi, maka penilaian (judgment) untuk menghasilkan
keputusan akan berkualitas.

2. Audit Judgment Quality


Auditor sebagai pemeriksa merupakan seseorang yang memberikan
pandangan tentang kewajaran dalam setiap hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai pedoman akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia (Arens, 2008). Pendapat yang dihasilkan
berasal dari proses auditing. Auditing merupakan proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai penjelasan
tentang kegiatan ekonomi, sepenuhnya bertujuan untuk menentukan
tingkat kesamaan antara penjelasan tersebut dengan standar yang telah
ditetapkan (Mulyadi, 2010). Selama proses auditing tersebut auditor akan
melakukan proses judgment.
Menurut kamus Inggris-Indonesia judgment diterjemahkan sebagai
penilaian, pertimbangan dan pendapat. Judgment berasal dari persepsi diri
seorang individu. Auditor nantinya akan banyak melakukan proses
judgment untuk mengambil keputusan dalam menetapkan kesesuaian
antara laporan keuangan dengan pedoman akuntansi yang berlaku umum.
Judgment adalah bawaan pada setiap tahap dalam proses audit laporan
keuangan, yaitu penerimaan perikatan audit, perencanaan audit,
pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit (Muhsin,2016).
Audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan opini atau
pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu
13

gagasan, perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis


peristiwa lainnya (Jamilah et al., 2007). Rosadi dan Waluyo (2017)
menyatakan bahwa audit judgment adalah suatu penilaian atau
pertimbangan yang mempengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan
pendapat yang dibuat oleh auditor. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disumpulkan bahwa, auditor’s judgment adalah penilaian, pertimbangan,
pengambilan keputusan auditor terhadap bukti yang diperoleh dalam
menghasilkan kebijakan untuk menentukan opini atau pendapat mengenai
hasil auditnya terhadap laporan keuangan entitas.
Audit judgment quality adalah hal yang sangat penting bagi auditor
dalam setiap proses pengauditan (Putri dan Laksito,2013). Dilla (2021)
menjelaskan bahwa Audit judgment quality adalah kualitas kebijakan hasil
audit dari auditor dalam proses menentukan pendapat. Audit Judgment
akan berdampak terhadap kualitas hasil audit untuk menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya bagi para pengguna laporan keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Auditor dalam melakukan proses
audit laporan keuangan bertugas sebagai menilai resiko dan materialitas,
mengumpulkan bukti, dan memutuskan apakah buktinya sudah cukup
memadai untuk mendukung laporan audit. Laporan audit yang berkualitas
berdasarkan dari audit judgment yang berkualitas. keputusan dalam
penilaian audit akan menentukan kualitas audit dan kualitas laporan
keuangan (Siti dan Intiyas,2016).
Judgment auditor dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor non teknis
(Riantono,2018). Faktor teknis seperti tekanan ketaatan, aturan, beban
kerja, keberuntungan, pembatasan lingkup dan waktu audit serta cuaca.
Faktor non teknis adalah aspek-aspek perilaku individu yang dapat
mempengaruhi judgment auditor (Yustrianthe, 2012). Aspek-aspek
perilalu individu tersebut seperti, gender, kemampuan, usaha, dan
kelelahan.
14

Seorang auditor dalam menentukan judgment harus berdasarkan pada


prinsip dasar etika profesi yaitu terdiri dari prinsip integritas, prinsip
objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku professional (Hery,
2017). Pada prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
professional ini auditor dihadapi pada masalah faktor kelelahan dan faktor
banyaknya beban kerja yang dapat merusak prinsip tersebut. Kelelahan
dan beban kerja yang dialami auditor mengakibatkan seorang auditor tidak
dapat menerapkan prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian professional dengan maksimal.

3. Penipisan Ego (Ego Depletion)


Penipisan ego (Ego Depletion) dikenalkan pertama kali oleh psikolog
sosial Roy Baumeister pada tahun 1998 atas dasar model kekuatan
pengendalian diri. Ego depletion adalah keadaan sementara ketika proses
pengendalian diri awal (misalnya, mengendalikan lingkungan dan diri
sendiri, membuat pilihan, dan memulai suatu tindakan) merusak
kemampuan pengendalian diri di kemudian hari (Baumeister et al. 1998).
Fenomena ego depletion adalah kelelahan kognitif sementara mengacu
pada keadaan yang ditandai dengan berkurangnya keinginan atau
kemampuan untuk menggunakan pengendalian atau kontrol diri dalam
kinerja tugas karena penggunaan kontrol diri pada tugas-tugas sebelumnya
(Hurley,2015). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa,
ego depletion adalah kondisi kekurangan sumber daya kognitif yang
disebabkan oleh hilangnya batas kemampuan sesorang untuk
mengendalikan diri terhadap tugas mereka karena kelelahan secara fisik
dan mental.
Ego depletion merupakan hal yang berpotensi memiliki dampak
tehadap audit judgment. The American Institute of Certified Public
15

Accountants (AICPA) menyatakan bahwa kecerdasan emosional dan


keterampilan interpersonal adalah kunci sukses bagi akuntan profesional.
Seorang auditor professional perlu untuk menjaga hal tersebut khususnya
kecerdasan emosional. Namun, dalam menjaga kecerdasan emosional
tersebut auditor akan dihadapi oleh kelelahan emosional sehingga akan
merusak emosional itu sendiri salah satu penyebabnya adalah kehilangan
pengendalian diri atau yang disebut dengan ego depletion. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ego depletion adalah keadaan yang dialami oleh
hampir semua auditor dan merupakan faktor potensial yang
mempengaruhi nilai-nilai etika dalam penilaian dan pengambilan
keputusan auditor.
Baumeister et al. (1998), menyatakan bahwa ego depletion dapat
merusak pemrosesan kognitif seseorang dalam pengambilan keputusan.
Penelitian sebelumnya telah menemukan dampak yang berasal dari ego
depletion. Baumeister et al. (1998) menemukan bahwa ego depletion
meningkatkan kepasifan dan penerimaan status quo. Status quo dalam
auditing adalah menerima penjelasan klien atau penyajian laporan
keuangan tanpa memperoleh bukti pendukung yang sesuai (Hurley, 2019).
Ego depletion juga dapat menurunkan penalaran logis dan pemrosesan
kognitif yang kompleks (Schmeichel et al. 2003), penurunan etika dan
peningkatan pelanggaran aturan (Gailliot dan Baumeister 2005; Gailliot,
Gitter, Baker, dan Baumeister, 2012), dan penurunan kewaspadaan dan
fokus (Vohs et al. 2011; Gailliot & Baumeister 2005). Semua konsekuensi
ini berpotensi dapat menghambat audit judgment quality.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ego depletion yaitu konflik
interpersonal (Baumeister, Wright, dan Carreon 2018 ; Mursita et al.
2019), kualitas tidur (Baumeister, Wright, dan Carreon 2018), musim
sibuk (Hurley, 2017) dan kompleksitas tugas (Hurley 2015 ; Mursita et al.
2019). Faktor-faktor tersebut sering terjadi pada auditor, sehingga auditor
16

membutuhkan pengendalian diri yang besar dalam melakukan tugasnya


hal ini dikarenakan beban kognitif yang harus ditanggung oleh seorang
auditor, maka dari itu proses auditing adalah suatu profesi yang sangat
rentan mengalami penipisan ego (ego depletion).

4. Beban kerja
Beban kerja merupakan jumlah seluruh kegiatan dan tugas yang harus
diselesaikan oleh auditor selama periode waktu tertentu (Rusli dan
Wiratmaja, 2016). Beban kerja dapat digambarkan sebagai sejauh mana
tuntutan pekerjaan yang berlebihan (Seo et al., 2004). Auditor memiliki
tekanan beban kerja yang sangat banyak terutama pada musim sibuk.
Tekanan beban kerja pada musim sibuk dihasilkan dari ketegangan antara
sumber daya audit yang terbatas dan kebutuhan untuk menyelesaikan
sejumlah besar penugasan audit dalam jangka waktu yang terbatas (López
dan Peters, 2011).
Auditor harus sering melakukan banyak tugas untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka secara efisien (Mullis dan Hatfield, 2018). Beban kerja
auditor yang terasa berat dikarenakan kompleksnya tugas yang dihadapi
oleh auditor. Beban kerja yang dihadapi oleh auditor memiliki pengaruh
terhadap kualitas kinerja seorang auditor. Beban kerja yang dimiliki
auditor berakibat pada rendahnya kualitas kinerja auditor. Banyaknya
beban kerja yang dihadapi oleh auditor dapat mengakibatkan kualitas hasil
audit yang lebih rendah (Setiawan dan Fitriany, 2011; López dan Peters,
2011; Ishak, 2018; Fitriany dan Nasution, 2012). Kualitas hasil audit yang
rendah disebabkan dari rendahnya kualitas audit judgment saat melakukan
proses auditing.
Banyaknya pekerjaan yang tidak sesuai dengan waktu dan kemampuan
yang dimiliki oleh auditor akan menyebabkan auditor mengalami beban
kerja (workload) (Murtiasri dan Ghozali, 2006). Adanya beban kerja yang
17

dirasakan auditor dapat mempengaruhi auditor untuk mengurangi


beberapa prosedur audit demi memperpendek proses audit dan auditor
dengan mudahnya dapat menerima penjelasan klien tanpa bertanya lagi
(López dan Peters, 2011). Auditor yang mempunyai beban kerja yang
berlebihan menyebabkan auditor tidak memiliki waktu yang cukup untuk
melaksanakan, mengawasi dan meninjau prosedur audit yang tepat,
sehingga akan dapat menurunkan kualitas audit (Buchheit dan Buslepp,
2014). Terbatasnya waktu yang diperoleh auditor dapat menyebabkan
rendahnya hasil kualitas audit (Sweeney dan Summers 2002). Oleh karena
itu beban kerja merupakan hal yang bisa menurunkan kualitas judgment
auditor.

B. Kajian Penelitian Relevan


Mursita et al. (2019) melakukan penelitian terhadap auditor eksternal
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Penelitian ini dilakukan
untuk menjelaskan tentang hubungan ego depletion dan auditor judgment and
decision making quality, dengan pengalaman spesifik industri sebagai variabel
moderasi. Hasil penelitian ini adalah ego depletion berpengaruh negatif
terhadap kualitas penilaian dan pengambilan keputusan auditor eksternal, dan
pengalaman spesifik industri dapat memoderasi pengaruh ego depletion
terhadap kualitas penilaian dan pengambilan keputusan auditor.
Hurley (2019) melakukan penelitian terhadap auditor rekanan senior.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah persyaratan pengendalian
diri dalam tugas audit menyebabkan ego depletion, dan menguji apakah ego
depletion berdampak terhadap auditor judgment and decision making. Hasil
penelitian ini adalah berkurangnya pengendalian diri auditor mengarah ke
tingkat ego depletion yang lebih besar dan ego depletion dapat menghambat
auditor judgment and decision making..
18

Bhaskar et al., (2016) melakukan penelitian terhadap mahasiswa


magister akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji bahwa ego
depletion dapat merusak kinerja auditor. Hasil Penelitian ini menemukan
bahwa ego depletion berdampak negatif pada kinerja auditor.
Moshfegh (2020) melakukan penelitian terhadap auditor yang bekerja
di audit firm Iran. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji dampak
ego depletion terhadap quality of judgment and decision-making of auditors.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ego depletion mempengaruhi secara
negatif signifikan terhadap skeptisisme profesional dan quality of judgment
and decision-making of auditors.
López dan Peters (2011) melakukan penelitian terhadap Kantor
Akuntan Publik Big 4. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah
tekanan beban kerja mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa tekanan beban kerja menyebabkan perilaku disfungsional
pada auditor individu dan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah.
Setiawan dan Fitriany (2011) melakukan penelitian terhadap
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan
untuk menguji pengaruh beban kerja terhadap kualitas audit dan menguji
peran komite audit yang dapat memoderasi pengaruh beban kerja terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian ini adalah beban kerja memiliki dampak
negatif terhadap kualitas audit dan komite audit memoderasi dampak negatif
dari beban kerja terhadap kualitas audit.

C. Pengembangan Hipotesis
1. Hubungan Ego Depletion terhadap Audit Judgment Quality
Kinerja seorang auditor dapat diukur dengan melihat bagaimana
perilaku auditor tersebut dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan
yang dinyatakan pada teori pengambilan keputusan (Behavioral Decision
Theory) oleh bowditch dan Buono (1990) bahwa perilaku seseorang dapat
19

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dalam menentukan opini


terhadap laporan keuangan auditor akan melakukan proses judgment
terhadap bukti yang diperoleh untuk mengambil keputusan terhadap
kualitas laporan keuangan. Apabila auditor berperilaku sesuai dengan
prinsip dasar etika profesi akuntan, maka pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh auditor akan berkualitas.
Judgment yang diambil oleh auditor harus berkualitas untuk
pengambilan keputusan dalam pemberian opini terhadap laporan keuangan
yang diaudit. Namun, dalam melakukan proses judgment tersebut
terkadang auditor mengalami penyimpangan perilaku yang diakibatkan
dari auditor mengalami ego depletion. Berdasarkan pada pernyataan
Baumeister et al. (1998), menyatakan bahwa ego depletion dapat merusak
pemrosesan kognitif seseorang dalam pengambilan keputusan. Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan antara ego depletion
dan audit judgment quality. Hurley (2019) menemukan adanya hubungan
negatif antara ego depletion dan kualitas penilaian dan pengambilan
keputusan auditor. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh
Mursita et al. (2019) yang juga menemukan bahwa ego depletion
berpengaruh negatif terhadap kualitas penilaian dan pengambilan
keputusan auditor. Peneliti lainnya (Bhaskar et al. 2016; Moshfegh 2020)
juga menemukan bahwa adanya hubungan negatif antara ego depletion
dan audit judgment quality.
Auditor yang mengalami ego depletion dapat menyebabkan
memburuknya kinerja auditor dalam pengambilan keputusan saat
memberikan judgment yang dilakukan pada proses auditing. Hal tersebut
menyebabkan judgment yang dilakukan auditor tidak berkualitas akibat
auditor mengalami ego depletion. Ego depletion merupakan hal yang
berpotensi memiliki dampak tehadap kualitas audit judgment. Saat auditor
mengalami ego depletion menyebabkan rendahnya kualitas judgment yang
20

dilakukan auditor. Oleh karena itu, semakin tinggi ego depletion, semakin
rendah audit judgment quality. Berdasarkan hal tersebut hipotesis pertama
yang diajukan yaitu:
H1 : Ego Depletion memiliki pengaruh negatif terhadap Audit
Judgment quality
2. Hubungan Beban Kerja terhadap Audit Judgment Quality
Beban kerja merupakan hal yang seringkali dialami auditor yang dapat
mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam membuat penilaian
(judgment) yang dilakukan dalam setiap proses audit. Auditor sering
dihadapi dengan banyaknya tuntutan beban kerja. Beban kerja yang
dirasakan oleh auditor terkadang menyebabkan auditor berperilaku
menyimpang dalam proses judgment yang dilakukan saat pengauditan
untuk pengambilan keputusan terhadap laporan keuangan yang diaudit.
Seperti yang dinyatakan dalam teori pengambilan keputusan (Behavioral
Decision Theory) oleh bowditch dan Buono (1990) bahwa perilaku
seseorang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
López dan Peters (2011) menjelaskan bahwa banyaknya beban kerja
yang dimiliki auditor dapat mengakibatkan rendahnya kualitas kinerja
auditor, sehingga menyebabkan rendahnya kualitas hasil audit. Penelitian
sebelumnya menemukan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit (Setiawan dan Fitriany, 2011; Ishak,2018; Fitriany dan
Nasution, 2012). Rendahnya kualitas hasil audit berasal dari rendahnya
kualitas judgment yang dilakukan auditor pada saat pengauditan laporan
keuangan. Beban kerja yang berat merupakan hal yang berpotensi
memiliki dampak tehadap audit judgment. Oleh karena itu, semakin tinggi
beban kerja yang dialami oleh auditor, semakin rendah audit judgment
quality. Berdasarkan hal tersebut hipotesis kedua yang diajukan yaitu:
H2 : Beban Kerja memiliki pengaruh negatif terhadap Audit
Judgment quality
21

D. Kerangka Konseptual
Pada penelitian ini kerangka penelitian dibentuk untuk menjelaskan
bagaimana pengaruh ego depletion dan beban kerja terhadap audit judgment
quality. Ego depletion adalah kondisi kekurangan sumber daya kognitif yang
disebabkan oleh hilangnya batas kemampuan sesorang untuk mengendalikan
diri terhadap tugas mereka karena kelelahan secara fisik dan mental. Auditing
merupakan pekerjaan yang membutuhkan pengendalian diri yang besar,
sehingga auditor sangat rentan mengalami ego depletion. Auditor yang
mengalami ego depletion dapat menyebabkan kesalahan dalam memberikan
penilaian (judgment) saat melakukan audit atas laporan keuangan. Ego
deletion dapat menurunkan kualitas dari judgment yang dihasilkan oleh
auditor.
Beban kerja adalah jumlah seluruh kegiatan dan tugas yang harus
diselesaikan oleh auditor selama periode waktu tertentu. Auditor seringkali
memiliki beban kerja yang terasa berat dikarenakan kompleksnya tugas yang
dihadapi oleh auditor. Beban kerja yang dimiliki auditor berakibat pada
rendahnya kualitas kinerja auditor. Kualitas audit yang rendah disebabkan dari
rendahnya kualitas audit judgment. Auditor yang memiliki beban kerja dapat
menyebabkan menurunnya kualitas dari judgment yang dihasilkan oleh
auditor.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk kerangka
konseptual sebagai berikut:

Ego Depletion

Audit Judgment Quality

Beban Kerja

Gambar kerangka konseptual


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang meneliti hubungan antar variabel. Penelitian
kuantitatif dilakukan pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2017).

B. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Jenis data penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah
data yang langsung didapatkan dari pihak pertama tentang masalah yang akan
diungkapkan. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu ego depletion, beban kerja
dan audit judgment quality. Data primer didapat dari kuisioner yang telah diisi
oleh responden.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah survei dengan
menyebarkan kuesioner. Metode survei merupakan metode pengumpulan data
primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden secara
tertulis (Jogiyanto, 2014). Kuesioner adalah metode untuk mengumpulkan
informasi data yang berisi ikhtisar pertanyaan tersusun yang telah dibentuk
sebelumnya dimana responden akan mencatat tanggapan mereka, dan
biasanya dalam alternatif yang dapat didefenisikan secara jelas (Sekaran dan
Bougie, 2017). Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan pemberian secara
langsung kepada responden.
23

C. Populasi, Sampel dan Responden


1. Populasi
Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017). Sehingga populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor BPK RI Perwakilan Sumatera Barat yang
berjumlah sebanyak 70 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Teknik
convenience sampling adalah menentukan sampel dengan memilih sampel
secara bebas sekehendak peneliti berdasarkan kriteria tertentu
(Sugiyono,2017). Kriteria yang harus dipenuhi agar auditor dapat
memenuhi syarat sebagai responden adalah memiliki pengalaman kerja
minimal 6 (enam) bulan untuk memastikan bahwa mereka telah
mendapatkan pelatihan dan pengalaman audit yang memadai, baik secara
teoritis dan praktis di lapangan.

3. Responden
Responden merupakan seorang atau sekelompok orang yang menjadi
subjek penelitian. Responden penelitian ini yaitu auditor BPK RI
Perwakilan Sumatera Barat. Alasan menjadikan auditor BPK RI
Perwakilan Sumatera Barat sebagai responden adalah penelitian ini ingin
melihat pengaruh faktor perilaku individu terhadap kinerja dalam diri
seorang auditor.
24

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel


1. Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti. Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variavel dependen dalam
penelitian ini adalah audit judgment quality.

b. Variabel Independen (X)


Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahan variabel dependen. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah ego depletion dan beban kerja.

2. Pengukuran Variabel
a. Audit Judgment Quality (Y)
Audit judgment quality adalah kualitas penilaian,
pertimbangan, pengambilan keputusan auditor terhadap bukti yang
diperoleh dalam menghasilkan kebijakan untuk menentukan
pendapat mengenai hasil auditnya terhadap laporan keuangan
entitas. audit judgment quality diukur menggunakan indikator yang
diacu dari penelitian Hurley (2019) dalam Mursita et al. (2019)
yaitu seberapa baik kualitas auditor dalam menilai dan mengenali
pola bukti audit, persepsi auditor tentang kualitas gagasan untuk
mengambil keputusan selama proses audit, persepsi tentang
kemampuan auditor untuk menerima dan memahami informasi
dari klien, dan tingkat kepercayaan auditor terhadap dokumen
audit yang diberikan oleh klien. Empat indikator tersebut
menggunakan pengukuran skala ordinal berupa skala Likert 5 poin
25

(1: Tidak Pernah, 2: Jarang, 3: Kadang-kadang, 4: Sering, 5:


Selalu). Semakin tinggi nilai skor variabel maka semakin rendah
audit judgment quality.

b. Ego depletion (X)


Ego depletion adalah kondisi kekurangan sumber daya kognitif
yang disebabkan oleh hilangnya batas kemampuan sesorang untuk
mengendalikan diri terhadap tugas mereka karena kelelahan secara
fisik dan mental. Ego depletion diukur menggunakan 3 indikator
yang diacu dari penelitian Baumeister, Wright, and Carreon (2018)
dalam Mursita et al. (2019) yaitu sulit untuk mengelola pikiran
auditor, auditor merasakan beberapa hal yang mengganggu, dan
auditor merasa kehilangan energi mental dan emosional. Tiga
indikator tersebut menggunakan pengukuran skala ordinal berupa
skala Likert 5 poin (1: Tidak Pernah, 2: Jarang, 3: Kadang-kadang,
4: Sering, 5: Selalu). Semakin tinggi nilai skor variabel maka
semakin tinggi pula tingkat ego depletion yang dirasakan auditor.

c. Beban Kerja.
Beban kerja adalah jumlah semua kegiatan atau tugas yang
harus diselesaikan oleh seorang auditor selama periode tertentu.
Beban kerja diukur menggunakan indikator yang dikembangkan
dari penelitian López dan Peters (2012). López dan Peters (2012)
menyatakan bahwa tekanan beban kerja dihasilkan dari ketegangan
antara sumber daya audit yang terbatas dan kebutuhan untuk
menyelesaikan sejumlah besar penugasan audit dalam jangka
waktu yang terbatas (López dan Peters 2012). Berdasarkan
penjelasan tersebut peneliti mengembangkan 2 indikator untuk
mengukur beban kerja, yaitu kuantitas kerja yang ditanggung
26

auditor dan tuntutan waktu pengerjaan. Dua indikator tersebut


menggunakan pengukuran skala ordinal berupa skala Likert 5 poin
(1: Tidak Pernah, 2: Jarang, 3: Kadang-kadang, 4: Sering, 5:
Selalu). Semakin tinggi nilai skor variabel maka semakin tinggi
pula tingkat beban kerja yang dirasakan auditor.

E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa kuesioner. Daftar pertanyaan kuesioner sebanyak 19 item pertanyaan.
Item pertanyaan kuesioner mengenai variabel audit judgment quality dan
variabel ego depletion diadopsi modifikasi dari penelitian Mursita et al.
(2019) melalui proses penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia. Item
pertanyaan kuesioner mengenai variabel beban kerja dikembangkan dari
penelitian López dan Peters (2012). Item pertanyaan diukur dalam skala
ordinal berupa skala Likert 5 poin. Untuk memudahkan penyusunan
instrumen penelitian, maka digunakanlah kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-
kisi instrumen penelitian tersebut yaitu pada Tabel 1.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Pengukuran Referensi Nomor


variabel item pada
instrument
1 Ego a. Sulit untuk Skala Likert Mursita et 1,2,3
Depletion mengelola 5 poin al. (2019)
pikiran
auditor
27

b. Auditor 4,5
merasakan
beberapa
hal yang
menggang
gu
c. Auditor 6,7
merasa
kehilangan
energi
mental dan
emosional
2 Beban a. Kuantitas Skala Likert López 1,2
Kerja pekerjaan 5 poin dan Peters
auditor (2012)
b. Tuntutan 3,4
waktu
pengerjaan
3 Audit a. Seberapa Skala Likert Mursita et 1,2
Judgment baik 5 poin al. (2019)
Quality kualitas
auditor
dalam
menilai
dan
mengenali
pola bukti
audit
28

b. Persepsi 3,4
auditor
tentang
kualitas
gagasan
untuk
mengambil
keputusan
selama
proses
audit
c. Persepsi 5,6
tentang
kemampua
n auditor
untuk
menerima
dan
memahami
informasi
dari klien
d. Tingkat 7,8
kepercayaa
n auditor
terhadap
dokumen
audit yang
diberikan
29

oleh klien

F. Teknik Analisis Data


1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif adalah metode analisis data yang
digunakan untuk memperoleh deskriptif atau gambaran yang teratur
dari masing-masing variabel penelitian. Analisis data deskriptif berupa
ringkasan data penelitian yang dapat mempermudah dalam membaca
informasi mengenai data penelitian. Statistik deskriptif adalah yang
memberikan deskripsi mengenai suatu data yang dapat dilihat dari
nilai maksimum, minimum, rerata (mean), dan standar deviasi
(Ghozali, 2018). Software yang digunakan dalam analisis data
deskriptif yaitu IBM SPSS Statistics 19

2. Analisis Data Statistik


a. Uji Kualitas Data
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu instrumen atau kuesioner
yang digunakan dalam penelitian. Kuesioner yang valid
adalah kuesioner yang mampu mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2013). Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi
antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan
pada kuesioner. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai < 0,05 maka data yang diperoleh
adalah valid.
30

2) Uji Reliabilitas Data


Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur
reliabel atau keandalan suatu kuesioner yang
merupakan indikator pertanyaan dari variabel. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Pengujian
ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha
dengan nilai sebesar 0,6. Apabila Cronbach Alpha dari
suatu variabel > 0,6 maka butir pertanyaan dalam
instrument penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat
diandalkan (Ghozali,2013)

b. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui
kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji
asumsi kalasik yaitu terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Pada penelitian ini uji autokorelasi tidak digunakan karena data
yang akan dikumpulkan dan diolah adalah data cross sectional.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah
dalam model regresi variabel dependen dan variabel
independen mempunyai kontribusi atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau
yang mendekati normal. Uji normalitas menggunakan
teknik Kolmogorov Sminorv. Apabila nilai signifikansi
> 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2011).
31

2) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik yaitu
regresi yang tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Uji multikolinearitas menggunakan uji tes
Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai
tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terdapat
multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.

3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
menggunakan uji glejser. Apabila nilai signifikansi >
0,05 tidak ada gejala heteroskedastisitas.

c. Uji Statistik
Uji statistik pada penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda (Multiple
Regression) adalah analisis mengenai hubungan
32

ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih


variabel independen (Ghozali, 2013). Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression)
karena pada penelitian ini menguji hubungan variabel
dependen terhadap dua variabel independen. Pada penelitian
ini variabel dependen adalah audit judgment quality dan
variabel independen adalah ego depletion dan beban kerja.
Analisis regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan software IBM SPSS Statistics 19. Uji statistik
yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:
1) Uji Model
a) Uji Regresi Simultan (F Test)
Uji regresi simultan (F Test) digunakan
untuk menunjukan apakah variabel independen
mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Nilai uji regresi
simultan (F Test) adalah signifikansi sebesar
0,05 (Ghozali, 2011). Apabila nilai sig yang
diperoleh lebih kecil dari derajat signifikansi
maka model yang digunakan sudah baik.

b) Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara 0 (nol) dan 1 (satu). Apabila nilai R2
mendekati 1 (satu) maka variasi variabel
33

dependen semakin besar dapat menerangkan


variabel independen.

2) Uji Hipotesis (Uji t)


Uji hipotesis digunakan untuk menunjukan
seberapa jauh pengaruh variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen.
Tingkat signifikan pada pengujian ini yaitu 0,05 (α =
5%). Uji hipotesis menggunakan nilai signifikansi t <
0,05 yang menandakan bahwa hipotesis diterima.

G. Model Penelitian
Model penelitian digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini yaitu menguji pengaruh variabel independen ego depletion terhadap
variabel dependen audit judgment quality dan menguji pengaruh variabel
independen beban kerja terhadap variabel dependen audit judgment quality
dengan analisis regresi menggunakan persamaan :
AJQ = α −β 1. ED−β 2. BK +ε
Keterangan :
AJQ = Audit Judgment Quality
α = Konstanta
β1- β2 = Koefisien Regresi
BK = Beban Kerja
ED = Ego Depletion
ε = Error
34

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, Randal J. & Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance, Edisi Keduabelas. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Arfan dan Muhammad. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Baumeister, R. F. et al. 1998. Ego Depletion: Is The Active Self A Limited Resource?
Journal Of Personality and Social Psychology, 74(5), 1252-1265.

Baumeister, R. F., B. R. Wright, and D. Carreon. 2018. Self-Control “In The Wild”:
Experience Sampling Study of Trait and State Self-Regulation. Self And
Identity, 135.

Baumeister, R. F., K. D. Vohs, and D. M.Tice. 2007. The Strength Model of Self-
Control. Current Directions In Psychological Science, 16 (6), 351-355.

Bhaskar et al. 2016. Are “Good” Auditors Impacted More by Depletion? Threats to
Valued Auditor Attributes. Available at: http://ssrn.com/abstract=26652-79.

Buchheit, Steve and Buslepp, William L., PCAOB Form 2 Disclosure: A Firm-Level
Signal of Audit Quality? (January 25, 2016). Available at SSRN:
https://ssrn.com/abstract=2500632 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2500632

Budyatna, Muhammad. 2015. Teori-Teori Mengenai Komunikasi Antar Pribadi.


Jakarta: Prenada Media.

BusinessInsight. 2019. Akuntan Publik Banyak Terlibat Masalah, Tapi Penguasa


Pasar Tidak Berubah. Dikutip dari https://insight.kontan.co.id/news/akuntan-
publik-banyak-terlibat-masalah-tapi-penguasa-pasar-tidak-berubah
35

Detikfinance.com. 2017. BPK Temukan 4000 Kasus Keuangan Negara, Nilainya


Triliunan. Dikutip dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
5003456/bpk-temukan-4000-kasus-keuangan-negara-nilainya-triliunan

Dilla,P.A. 2021. Pengaruh Independensi, Kompetensi Dan Skeptisme Professional


Terhadap Kualitas Audit Judgment. Hita Akuntansi Dan Keuangan,2(2),333-
349.

Fitriany dan Nasution. 2012. Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit Dan Tipe
Kepribadian Terhadap Skeptisme Professional Dan Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin.

Gailliot, M.T., and R.F. Baumeister. 2005. Self-control and business ethics: How
strengthening the self benefits the corporation and the individual. In R. A.
Giacalone, C. L. Jurkiewicz, C. Dunn (Eds.), Positive Psychology, Ethics,
and Social Responsibility in Organizational Life. Greenwich, CT:
Information Age.

Gailliot, M.T., S.A. Gitter, M.D. Baker, and R.F. Baumeister. 2012. Breaking the
rules: Low trait or state self-control increases social norm violations.
Psychology 3 (12), 1074-1083.

Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gino, F., L. L. Shu, and M. H. Bazerman. 2010. Nameless Harmless Blameless:


When Seemingly Irrelevant Factors Influence Judgment Of (Un) Ethical
36

Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 111(2),


93-101

Gresnews.com. 2020. Auditor BPK Dicecar Kesalahan Hitung dalam Hasil Audit di
Sidang Nur Pamudji. Dikutip dari
https://www.gresnews.com/berita/topik_khusus/117686-auditor-bpk-dicecar-
kesalahan-hitung-dalam-hasil-audit-di-sidang-nur-pamudji/

Herusetya,Antonius. 2007. Kewajiban Hukum Bagi Akuntan Publik: Resiko


Profesional yang Semakin Meningkat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol.1, No.1. 51-62.

Hery. 2017. Auditing Dan Asurans Pemerikaan Akuntansi Berbasis Standar Audit
Internasional. Jakarta : PT Gramedia.

Hurley, P. J. 2015. Ego depletion: Applications and implications for auditing


research. Journal of Accounting Literature, 35, 47-76.

Hurley, P. J. 2017. Ego Depletion and Auditors' Busy Season. Journal of Behavioral
Research in Accounting, 29(2), 25-35.

Hurley, P. J. 2019. Ego Depletion and Auditors’ JDM quality. Journal of Accounting,
Organizations and Society, 77, 1-12.

Hussein, A. S. 2015. Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial Least


Squares (Pls) dengan Smartpls 3.0. Malang: Universitas Brawijaya.

Ishak, Muhammad. The Effect Of Auditor Experience, Workload And Motivation


Auditor On Audit Quality In Financial And Development Supervisory Board
South Of Sulawesi. International Journal Economics Management And Social
Science, Vol. 1.
37

Jamilah, S., Z. Fanani, dan G. Chandrarin. 2007. Pengaruh gender, tekanan ketaatan,
dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Simposium Nasional
Akuntansi X Unhas Makassar, 1-30.

Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equation Modeling (SEM) Berbasis
Varian dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Jogiyanto. 2014. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi


Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 9. Jakarta: Rajawali Pers

Knechel, W. R., et al. 2012. Audit Quality: Insights from The Academic Literature.
Auditing: A Journal of Practice Theory, 32, 385-421.

Kouchaki, M., and I. H. Smith. 2014. The Morning Morality Effect: The Influence of
Time of Day on Unethical Behavior. Psychological science 25 (1), 95-102.

Kremin, Joleen. 2014. Control Yourself! The Impact Of Self Control on Auditors
Ability to Practice Professional Skepticism.

López, D. M., and G. F. Peters. 2011. The Effect of Workload Compression on Audit
Quality. Auditing: A Journal of Practice and Theory, 31 (4), 139-165.

Loschelder, et al. 2019. Is Ego Depletion Real? An Analysis of Erguments.


Personality and Social Psychology Review, 107-131.

Maharany, et al. 2016. Pengaruh kompetensi, independensi, dan etika profesi auditor
terhadap kualitas audit. Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3 No.3, hlm 236-242.

Moshfegh, Kholousi L. 2020. Impact of Self Control Ego Depletion on Quality of


Judgment and Decision Making of Auditors. Journal of Health Accounting 8
(2), 20-38.
38

Muhsin. 2016. Hubungan Tekanan Akuntabilitas, Audit Judgment Performance, Dan


Effort. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 20(1).

Mullis, C.E., & Hatfield, R.C. 2018. The effects of multi-tasking on auditors’
judgment quality. Contemporary Accounting Research 35 (1), 314-333.

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Muria dan Alim. 2021. Perilaku Etis Dank Ode Etik Akuntan Professional Dalam
Akuntan Public. Jurnal Penelitian Pemikiran Ekonomi, Vol.9, No.1.

Mursita et al. 2019. Ego Depletion and Its Effect on Auditors' Judgment and
Decision-Making Quality. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.
16, No. 2, hal 225-245.

Murtiasri, Eka & Imam Ghozali. 2006. Anteseden dan Konsekuensi Burnout Pada
Auditor: Pengembangan Terhadap Role Stress Model. Simposium Nasional
Akuntansi 9, Padang.

Nurliasari dan Achmad. 2020. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap


Kecurangan Pelaporan Keuangan. Diponegoro Journal of
Accounting,Vol.9,No.1.

Putri dan Laksito. 2013. Pengaruh Lingkungan Etika, Pengalaman Auditor Dan
Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas Audit Judgment. Diponegoro Journal
of Accounting,Vol.2,No.2.

Riantono. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Judgment Studi Empiris


Big Four Di Jakarta. Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (2), 2018, 178-194.

Rosadi dan Waluyo. 2017. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran
Waktu Dan Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgment. Jurnal Nominal,
Vol.6 No.1.
39

Rusli dan Wiratmaja. 2016. Komite Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Workload
Dan Masa Perikatan Audit Pada Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Dan Bisnis, Vol. 11, No. 1.

Safi’i dan Jayanto. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit
Judgment. Acoounting Analysis Journal 4(4).

Schmeichel, et al. (2003). Intellectual performance and ego depletion: Role of the self
in logical reasoning and other information processing. Journal of Personality
and Social Psychology, 85 (1), 33-46.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017), Metode Penelitian untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1, Cetakan Kedua,
Jakarta: Salemba Empat.

Seo et al. 2004. The Determinan Of Job Satisfaction Among Hospital Nurses.
International Journal Of Nursing Studies,41(4),437-446.

Septiana. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Jawa Timur: Duta Media.

Setiawan, Liswan dan Fitriany. 2011. Pengaruh Workload Dan Spesialisasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit Dengan Kualitaskomite Audit Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 8 - No. 1,
hal 36 – 53.

Siti dan Intiyas,2016. Ambiguitas Informasi Pada Pengambilan Keputusan Audit.


Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 16, No. 2, hal 163 – 17.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Method). Bandung: Alfabeta.
40

Sukmawati dan F. Faisal. 2015. Pengaruh Kompetensi Auditor Dalam Melakukan


Audit Judgment Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of
Accounting, vol. 4, no. 3, pp. 595-604.

Suryanto, et al. 2018. Determinan Audit Judgment Auditor Pemerintah Pada Audit
Laporan Keuangan Pemeintah Daerah. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan
Bisnis, Vol.5(2),195-208

Suryo,Medianto. 2017. Pengaruh Time Budget Pressure Dan Resiko Audit Terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 5(1), 1325-1336.

Sweeney dan Summers. 2002. The Effect Of The Busy Season Workload On Public
Accountants Job Burnout. Behavioral Research In Accounting. 14(1),223-
245.

TopBusiness. 2017. Skandal Akuntansi Jangan Berulang. Dikutip dari


https://www.topbusiness.id/10948/skandal-akuntansi-jangan-berulang.html

Trihapsari dan Indah. 2016. Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman Audit Dan
Premature Sign Off Terhadap Kualitas Audit. Accounting Analysis
Journal,5(1).

Undarwati, dkk. 2017. Pengukuran Ego Depletion Berbasis Indigeneous Psychology.


Jurnal Psikologi Ilmiah

Vohs, K. D. et al. 2011. Ego Depletion is Not Just Fatigue: Evidence From a Total
Sleep Deprivation Experiment. Social Psychological And Personality
Science, 2 (2), 166-173.

Yendrawati dan Mukti. 2015. Pengaruh Gender, Pengalaman Auditor, Kompleksitas


Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja, Dan Pengetahuan Auditor
Terhadap Audit Judgment. Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, Vol.4, No.1.
41

Yulia dan Nayang. 2018. Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman, dan Skeptisme
Profesional terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan.
Jurnal Wahana Riset Akuntansi Vol 6, No. 1.

Yustrianthe, Rahmawati Hanny. 2012. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit


Judgment Auditor Pemerintah. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 2. Hal
72-88.

Zhang, Y. et al. 2017. Cut You Some Slack? an Investigation of The Perceptions of a
Depleted Employee’s Unethicality. Journal of business ethics, 1-11.
42

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

KUESIONER

“ PENGARUH EGO DEPLETION DAN BEBAN KERJA TERHADAP AUDIT


JUDGMENT QUALITY”

Kepada Yth,

Bapak / Ibu / Sdr/I Responden

Dengan Hormat,

Ditengah kesibukan Bapak/Ibu dalam menjalankan tugas sebagai Auditor


kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner ini. Adapun tujuan pengisian kuisioner ini dalam rangka penyusunan
skripsi yang merupakan syarat kelulusan Program S1 Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Negeri Padang.

Kuisioner ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana “Pengaruh Ego


Depletion Dan Beban Kerja Terhadap Audit Judgment Quality”. Kuisioner ini
digunakan untuk kepentingan ilmiah sehingga semua jawaban Bapak/Ibu akan kami
jaga kerahasiaannya.

Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Mellynia Tri Anita Rahim


17043049
43

PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon kuesioner diisi oleh Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan


yang telah disediakan.
2. Pada tipe pilihan, Bapak/Ibu dipersilahkan untuk memberi tanda () pada
kolom jawaban “TP” (Tidak Pernah), “J” (Jarang), “ KK” (Kadang-Kadang),
“SR” (Sering), serta “SL” (Selalu), yang dianggap paling tepat.
3. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak ada yang salah, oleh sebab
itu usahakan tidak ada jawaban yang dikosongkan.
4. Saya mengucapkan terima kasih pada Bapak/Ibu atas partisipasi guna
menyukseskan penelitian ini.

Mohon Bapak/Ibu menyatakan pendapat tentang pernyataan yang berkaitan


dengan Ego Depletion

TP J KK SR SL
NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5
Dalam beberapa hari terakhir, apakah
Anda merasa seperti sulit untuk
1 mengendalikan pikiran Anda?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasa seperti sulit untuk mengelola
2 pikiran Anda bahkan untuk hal-hal sepele?

Dalam beberapa hari terakhir,apakah anda


merasa sulit untuk mengendalikan pikiran
3 anda untuk hal-hal yang kompleks?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasakan beberapa hal telah
mengganggu pikiran Anda lebih dari
4 biasanya?

5 Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasakan beberapa hal telah
44

mengganggu kegiatan Anda lebih dari


biasanya?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasa kehilangan energi mental
6 lebih dari biasanya?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasa kehilangan energi emosional
7 lebih dari biasanya?

Mohon Bapak/Ibu menyatakan pendapat tentang pernyataan yang berkaitan


dengan Beban Kerja

TP J KK SR SL
NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5
Dalam beberapa hari terakhir, apakah
Anda merasakan tugas anda sangat banyak
1 dari biasanya?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasakan tugas yang diberikan
2 menjadi beban terhadap diri Anda?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasakan waktu yang diberikan
dalam menyelesaikan tugas anda sangat
3 singkat?

Dalam beberapa hari terakhir, apakah


Anda merasakan durasi waktu yang
diberikan dalam menyelesaikan tugas
4 sangat menyulitkan bagi anda?
45

Mohon Bapak/Ibu menyatakan pendapat tentang pernyataan yang berkaitan


dengan Audit Judgment Quality.

TP J KK SR SL
NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5
Akhir-akhir ini, Anda menjadi kurang
mahir dalam menilai bukti audit?
1
Akhir-akhir ini, Anda menjadi kurang
mahir dalam mengenali pola bukti audit?
2
Akhir-akhir ini, Anda lebih mudah
mempercayai opsi pertama yang muncul di
pikiran Anda dan/siap dieksekusi untuk
menghasilkan keputusan?
3
Akhir-akhir ini, Anda menjadi kurang
mahir dalam memberikan gagasan untuk
menghasilkan keputusan?
4
Akhir-akhir ini, Anda lebih mudah
menerima penjelasan klien Anda meskipun
itu lemah?
5
Akhir-akhir ini, Anda tidak memahami
informasi dari klien dan Anda gunakan
untuk menghasilkan keputusan?
6
Akhir-akhir ini, anda lebih mudah
mempercayai dokumen audit yang
disediakan oleh klien anda?
7
Akhir-akhir ini, dokumen audit yang
disediakan oleh klien lansung anda
8 gunakan untuk menghasilkan keputusan?
46

DEMOGRAFI RESPONDEN

1. Posisi Auditor :

2. Masa Kerja :

3. Jenis kelamin : ☐Laki- Laki ☐ Perempuan

4. Usia : ☐ 21- 30 Tahun


☐31-40 Tahun
☐> 40Tahun

5. Pendidikan Terakhir : ☐ Strata 1/S1


☐Strata 2/ S2
☐Strata 3/ S3

Anda mungkin juga menyukai