Anda di halaman 1dari 2

LBGT merupakan singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender yangmana adalah

sebuah orientasi seksual yaitu   ketertarikan seksual, romantis, dan emosional yang
dirasakan seorang individu terhadap individu lain . Dalam dunia medis dan ilmu kedokteran
sendiri berdasarkan  Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) ke lima
sudah menghapuskan LGBT dari daftar gangguan mental, sehingga secara medis LGBT
bukan merupakan suatu penyakit, dan bukan merupakan Tindakan criminal yang perlu
dihukum. DI Indonesia sendiri, pandangan masyarakat terhadap kelompok LGBT sangatlah
buruk, hal ini sebagian besar disebabkan oleh faktor agama yang dianut di Indonesia.
Stigma negatif oleh masyarakat terhadap kelompok LGBT ini menyebabkan mereka rentan
mendapatkan kekerasan dan diskriminasi di masyarakat. Kelompok LGBT ini. Kelompok
LGBT sering kali mengalami pelanggaran atas hak-hak asasinya, bahkan dari anggota
keluarga mereka sendiri. Selain itu, stigma buruk terhadap kelompok LGBT juga diperburuk
dengan tokoh-tokoh publik sampai instansi pemerintah yang beberapa kalai melontarkan
atau mengeluarkan kebijakan yang bersifat homofobik. Hal ini tentu saja bertentangan
dengan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang menyatakan
perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia merupakan
tanggung jawab pemerintah disamping juga masyarakat. Dapat dikatakan bahwa hukum
nasional Indonesia tidak ramah terhadap LGBT di Indonesia meskipun homoseksualitas
sendiri tidak ditetapkan sebagai tindak pidana. Bahkan di berbagai daerah, sedikitnya ada
lima Perda yang menyatakan homoseksualitas sebagai tindak pidana karena dipandang
sebagai perbuatan yang tidak bermoral, meskipun tidak secara tegas mengatur
hukumannya. SIla pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, serin kali menjadi
alasaan atas aturan-aturan yang diskriminatif tersebut. Padahal nyatanya tidak semua
agama melarang LGBT. Agama Budha merupakan agama yang ramah terhadap kelompok
LGBT. Dalam Pasal 27 International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR)
disebutkan bahwa Hak kelompok minoritas perlu mendapatkan perlindungan khusus.
Indonesia sebagai salah satu negara yang meratifikasi ICCPR perlu memperhatikan
kelompok-kelompok minoritas yang ada termasuk dalam hal ini adalah kelompok LGBT.
Rambu-rambu perlindungan penting yang akan menguntungkan kaum minoritas mencakup
pengakuan sebagai ”pribadi” di hadapan hukum, persamaan di hadapan badan-badan
pengadilan, persamaan di hadapan hukum, perlindungan hukum yang sama di samping
hak-hak penting lain seperti kebebasan beragama, menyatakan pendapat dan berserikat.
Berdasarkan hal tersebut kelompok LGBT memiliki hak yang sama dengan orang lain, yaitu
berhak mendapatkan perlindungan dari hukum hak asasi manusia internasional, berhak
untuk hidup, berhak mempunyai keamanan privasi, berhak untuk bebas dari penangkapan
sewenang-wenang dan juga penyiksaan, bebas dari diskriminasi, bebas untuk berkespresi,
serta bebas untuk berserikat. Namun demikian, ada hak-hak lain yang tidak bisa dilegalkan
karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, yaitu mengenai pernikahan
karena dalam peraturan perundang-undangan yakni Pasal 28B Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditetapkan pembatasan bahwa pernikahan yang diakui
adalah pernikahan yang dilangsungkan secara sah dimana pernikahan dianggap sah jika
dilaksanakan berdasarkan ketentuan agama, dan pernikahan adalah dilakukan oleh seorang
pria dan wanita.

Jadi saya sangat setuju dengan permintaan Komisioner HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Husein
agar pemerintah Indonesia tak mendiskriminasi isu LGBT, karena kelompok LGBT juga
bagian dari warga negara Indonesia yang perlu dilindungi hak-hak dasarnya oleh negara.

Sumber:

-https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-lgbt-benarkah-termasuk-gangguan-kepribadian

Anda mungkin juga menyukai