Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M 38 TAHUN
P5A0 PARTUS PREMATURUS DENGAN SECTIO CESAREA POD 1 ATAS
INDIKASI PERDARAHAN e.c PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RUANG ALAMANDA A RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Maternitas


Dosen Pengampu:Ariani Fatmawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep,Sp.Kep.Mat

Oleh:
YANI YANUAR
NIM. 402021021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021/2022
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M 38 TAHUN
P5A0 PARTUS PREMATURUS DENGAN SECTIO CAESARIA ATAS
INDIKASI PERDARAHAN e.c PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RUANG ALAMANDA A RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
No Medrec : 0002010077
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sukapura RT 04/02 Ds. Sukapura Ke. Kiaracondong
Kota. Bandung
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Menikah
Golongan Darah :B
Tanggal Masuk RS : 16/01/2022
Tanggal Pengkajian : 17/01/2022
Diagnosa Medis : P5A0 partus prematurus dengan sectio caesarea atas
indikasi perdarahan e.c plasenta previa
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Sukapura RT 04/02 Ds. Sukapura Ke. Kiaracondong
Kota. Bandung

Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Menikah
Hubungan dengan Klien : Suami
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri pada luka post operasi caesar
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dengan P5A0 partus prematururs dengan sectio caesar atas indikasi
perdarahan e.c plasenta previa totalis, perdarahan terjadi sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit, perdarahan membasahi 3 pembalut penuh, ini
merupakan perdarahan ke 2 pasien setelah sebelumnya pernah dirawat
dengan keluhan yang sama pada tanggal 10-12 Januari 2022.
Saat dikaji pasien mengeluh nyeri pada area luka insisi SC dengan skala 3/10
(NRS), terpasang petidine drip, nyeri seperti di tusuk tusuk, bertambah saat
bergerak dan berkurang pasien diam
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mempunyai penyakit
hipertensi, diabetes melitus, jantung, asma dan penyakit menular lainnya.
Pasien tidak pernah mempunyai riwayat alergi baik itu obat maupun
makanan.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada anggta keluarga yang mempunyai penyakit hipertensi, diabetes


melitus, jantung, asma dan penyakit menular lainnya.

e. Riwayat Obstetri Dan Ginekologi


1) Riwayat Obstetri
a) Riwayat kehamilan Sekarang
• HPHT : 8 Mei 2021
• HPL : 15 Februari 2022
• Keluhan selama kehamilan :
Selama kehamilan kali ini pasien mengalami 1 kali perdarahan
yaitu pada tanggal 10 Januari 2022 dan dirawat di RSHS
• ANC :
Pasien selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan sebanyak 7
kali
• Gerakan janin mulai dirasakan kurang lebih pada 16 minggu
• Hasil USG 11/1/2022
Kesan kehamilan 35-36 minggu dengan plasenta previa totalis
• Obat yang dikonsumsi selama hamil :
Asam folat 1x5 mg
• BB sebelum hamil 56 kg, BB setelah hamil : 71 kg.
b) Riwayat persalinan
(1) Riwayat persalinan saat ini
• Atas indikasi adanya perdarahan akibat plasenta previa totalis
pasien dilakukan section caesaria.
• Bayi lahir dengan jenis kelamin laki laki dengan BB 2700 gram,
PB 47 cm, APGAR score 1’ = 7, 5’ = 9, kesadaran compos mentis,
TD 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 36,4 C, respirasi 20 x/mnt.
• Perdarahan 400 cc
(2) Rowayat persalinan lalu
• Persalinan anak pertama pasien berjenis kelamin laki – laki
dilakukan di bidan dengan BBL 3200 gr, sekarang usia anak 19
tahun
• Persalinan anak ke 2 pasien berjenis kelamin laki – laki dilakukan
di bidan dengan BBL 2500 gr, sekarang usia anak 18 tahun
• Persalinan anak ke 3 pasien berjenis kelamin perempuan
dilakukan di bidan dengan BBL 3000 gr, sekarang usia anak 13
tahun
• Persalinan anak ke 4 pasien berjenis kelamin laki – laki dilakukan
di bidan dengan BBL 3200 gr, sekarang usia anak 9 tahun

2) Riwayat Gynekologi
a) Riwayat Menstruasi
• Haid pertama pada usia 12 tahun
• Lama haid 6 hari, dengan warna merah atau kecoklatan
• Jumlah darah haid banyak pada hari pertama sampai hari ke 2, 1-
3 x ganti pembalut dalam sehari.
b) Riwayat Perkawinan
• Pada pernikahan yang pertama pasien menikah di usia 18 tahun
dan memiliki 4 orang anak
• Pada pernikahan yang kedua pasien menikah lagi di usia 30 tahun
dan memiliki 2 orang anak dengan saat ini
• Suami yang ke dua berusia 41 tahun
c) Riwayat Keluarga Berencana
• Sejak tanggal 01/01/2018 sampai dengan 1/1/2020 pasien
menggunakan kontrasempsi jenis suntik
• Setelah melahirkan klien berencana melakukan kontrasepsi suntik
lagi untuk menjaga jarak persalinannya

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran klien compos mentis, penampilan klien tampak
meringis kesakitan.
TD : 136/87 mmHg S : 36,20 c BB : - kg (sulit dikaji
N : 102 x/menit R : 20 x/menit TB :160 cm
b. Sistem Pernafasan
Pengembangan paru simetris, pola nafas regular, suara nafas vesikuler,
tidak ada pernafasan cuping hidung.
c. Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva tidak anemis, CRT < 3 detik, tidak ada bunyi jantung
tambahan, akral hangat, tidak ada sianosis.
d. Sistem Pencernaan
Mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak terdapat kesulitan saat menelan,
tidak terdapat kesulitan untuk buang air besar, tidak terdapat hemoroid.
e. Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien composmentis dengan nilai GCS 15 (E=4; M=5; V=6),
orientasi waktu baik, fungsi pengecapan, penciuman dan pendengaran
baik, pengelihatan pasien jelas, reflek patella positif.
f. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid.
g. Sistem Perkemihan
BAK lancar dan tidak ada nyeri, DC +
h. Sistem Reproduksi
1) Mammae
Payudara simetris antara kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan di
payudara, tidak ada nyeri tekan pada payudara, kebersihan payudara
baik, kedua putting menonjol keluar dan teraba lunak, keadaan putting
bersih, ASI colostrum keluar sedikit.
2) Fundus Uteri
Abdomen tampak striae gravidarum, tampak linea nigra dan turgor
kulit elastis, bising usus 6-8x/menit, , TFU tidak teraba. Kontraksi
uterus teraba keras.
3) Vulva/ Vagina
Pada saat dikaji tidak ada anda-tanda REEDA, lochea rubra +, bengkak
tidak ada.
4) Sistem Muskuloskeletal
Kedua ekstremitas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat hambatan
pergerakan, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah masing-masing
5, tidak terdapat edema dikedua ekstremitas, tidak terdapat varises,
Homan’s sign negative.
5) Sistem Integumen
Tidak ada pengeluaran keringat berlebih, tedapat luka insisi post SC,
Panjang luka 15 cm vertical

5. Pola Aktivitas Sehari-hari

No Aktivitas Saat Hamil Post Partum


1. Nutrisi
Makan
Frekuensi 3-4x sehari 3x sehari
Jenis Sayur, lauk pauk,buah- Nasi, sayuran,
buahan buah- buahan, kue
Makanan yang disuka - -

Makanan yang tidak Tidak ada Makanan terlalu


disukai bau
Alergi makanan Tidak ada Tidak ada
Porsi makanan Cukup Cukup
Minum
Jumlah ± 7 gelas 6 gelas
Jenis Air putih Air putih, susu
2. Eliminasi
BAB
Frekuensi 1 hari sekali Belum BAB
Warna Kecokelatan Sulit dikaji
Bau Berbau Sulit dikaji
Konsistensi Lunak, kadang keras Sulit dikaji
Keluhan Tidak ada Sulit dikaji

BAK
Frekuensi ±7 kali 3-4 kali
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Berbau Bau
Konsistensi Cair Cair
Keluhan Lebih sering Tidak ada
3. Personal hygine
Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
Gosok gigi 3 kali sehari 2 kali sehari
Keramas Seminggu 2 kali Belum keramas
Kuku Panjang dan kurang Belum
bersih menggunting kuku,
kuku pendek,
bersih
Vulva hygine Klien mengganti pakaian Pembalut diganti
dalam 3 kali sudah 4x
4. Istirahat tidur
Waktu tidur Malam dan siang Malam
Lama tidur 8 jam sehari 6 jam
Kebiasaan tidur Tidur jam 9 malam Tidak ada
Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

6. Aspek psikologis dan Data Spiritual


a. Aspek Psikososial
1) Pola Pikir dan Persepsi
Klien mengatakan ini adalah kelahiran ke 5.
2) Persepsi Diri
Klien sangat senang melihat bayinya sehat dan berharap bisa segera
pulang dengan bayinya
3) Gaya Komunikasi
Arah pembicaraan klien sesuai dengan yang ditanyakan perawat, bahasa
yang digunakan adalah Bahasa Indonesia.
4) Konsep Diri
a) Gambaran Diri
Klien tidak terganggu dengan perubahan fisiknya saat hamil dan
setelah melahirkan.
b) Harga Diri
Klien merasa senang dan bersyukur dengan persalinan saat ini.
c) Peran Diri
Klien adalah seorang istri dan akan menjalankan peran lainnya
sebagai seorang ibu.
d) Identitas Diri
Klien menerima kodratnya sebagai seorang perempuan.
e) Ideal Diri
Klien berharap agar dirinya segera sehat sehingga bisa pulang
Bersama anaknya.
f) Pengetahuan
Klien mengetahui dirinya harus dilakukan SC segera karena ada
perdarahan yang diakibatkan plasenta yang menghalangi jalan
lahirnya.
g) Kebiasaan Seksual
Klien mengatakan tidak ada gangguan pada saat berhubungan
seksual.
b. Data Spiritual
a) Konsep Ketuhanan
Klien menganut agama islam, klien mengatakan percaya dan yakin
dengan sering berdo’a dan membaca Al-Qur’an dapat diberi kesehatan
untuk dirinya, suami, dan anaknya oleh Allah SWT.
b) Ibadah Praktik
Klien menjalankan ibadah sholat wajib secara teratur tetapi saat ini
klien sedang masa nifas sehingga tidak melaksanakan sholat.
c) Support Sosial
Sumber kekuatan klien adalah keluarganya
7. Terapi Obat

Nama Obat Rute Pemberian


Ceftriakson 2x1 gram Pukul 08.00 20.00(Intravena)
Pethidine drip 100 mg dlm Pukul 08.00 20.00(Intravena)
RL 500 untuk 12 jam
Kaltrofen 3x100mg Pukul 08.00, 16.00, 18.00
(supositoria)

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium pre natal (Tanggal: 4 Juni 2021)

Hasil
No. Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
16/1
1. Haemoglobin 10,1 ↓ 12.0-16.0 gr/dL
2. Haematokrit 31,2 ↓ 37-47 %
3. Leukosit 45.150 4000-10.000 Sel/uL
150000-
4. Trombosit 373.000 Sel/uL
440000

B. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS: Usia ibu > 35 th, multiparitas, Nyeri akut
Saat dikaji pasien riwayat SC
mengeluh nyeri pada ↓
area luka insisi SC Laserasi endometrium,
dengan skala 3/10, vaskularisasi di uterus ↓
nyeri seperti di tusuk ↓
tusuk, bertambah saat Keadaan endometrium kurang
bergerak dan berkurang baik
pasien diam ↓
Plasenta tertanam di segmen
DO: bawah uterus akibat
vaskularisasi↓
Nadi 102x/menit, RR 20 ↓
x/menit, pasien tampak Plasenta letak rendah dapat
meringis kesakitan, melebar dan menipis sehingga
tampak luka operasi menutupi ostium uteri internum
saesar, terapi kaltrofen ↓
supp 3x1, pethidine drip Plasenta previa

Sectio sesaria

Post op SC

Luka post op

Jaringan terputus

Perangsang area sensorik

Nyeri akut
2. DS: Insisi tindakan SC Ketidak
Saat dikaji pasien ↓ nyamanan paska
mengeluh nyeri pada Kerusakan inkontinuitas jaringan partum
area luka insisi SC ↓
dengan skala 3/10, Pelepasan mediator nyeri

nyeri seperti di tusuk
tusuk, bertambah saat Bradikinin,histamin,
bergerak dan berkurang prostaglandin
pasien diam ↓
Mengaktifkan nosireseptor
DO: ↓
Nadi 102x/menit, RR 20 Impuls diteruskan ke medulla
spinalis, thalamus, system limbik,
x/menit, pasien tampak
korteks cerebral
meringis kesakitan,

tampak luka operasi
Persepsi nyeri
saesar, terapi kaltrofen ↓
supp 3x1, pethidine drip Menimbulkan rasa tidak nyaman

Ketidak nyamanan pasca partum
3. DS: Usia ibu > 35 th, multiparitas, Resiko Infeksi
riwayat SC
DO: ↓
Tampak luka operasi Laserasi endometrium,
saesar POD 1, leukosit vaskularisasi di uterus ↓
45.150, Hb 10,1, terapi ↓
ceftriaxone 1 gr Keadaan endometrium kurang
(perhatikan hygiene) baik

Plasenta tertanam di segmen
bawah uterus akibat
vaskularisasi↓

Plasenta letak rendah dapat
melebar dan menipis sehingga
menutupi ostium uteri internum

Plasenta previa

Sectio sesaria

Post op SC

Luka post op

Jaringan terbuka

Proteksi kurang

Invasi bakteri

Resiko infeksi

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik (prosedur operasi)

2. Ketidak nyamanan pasca partum b.d kondisi pasca persalinan : SC

3. Resiko Infeksi dibuktikan dengan ketidak adekuatan pertahanan tubuh


D. Rencanaa Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
Agen pencedera tindakan perawatan Observasi Observasi
fisik (prosedur selama 3x24 jam skala 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Dengan mengetahui lokasi
operasi) ditandai nyeri pasien dapat frekuensi , kualitas, intersitas nyeri dan skala karakteristik, durasi,
dengan : menurun dengan nyeri) frekuensi , kualitas,
DS: kriteria hasil : intersitas nyeri dan skala
Saat dikaji 1. Klien mengatakan 2. Identifikasi respon nyeri non verbal nyeri dapat mengetahui dan
pasien mengeluh nyeri berkurang menentukan tindakan yang
nyeri pada area 2. Nyeri berkurang tepat
luka insisi SC dari skala 6 3. Monitor efek samping pemberian terapi 2. Membantu dalam
dengan skala menjadi 3 (0-10) analgetik mengidentifikasikan derajat
3/10, nyeri 3. Klien rileks ketidaknyamanan dan
seperti di tusuk 4. TD: 110/70 mmHg kebutuhan untuk
tusuk, N: 80x/menit keefektifan analgesic
bertambah saat Terapeutik 3. Petidine dapat
bergerak dan 1. Berikan terapi non farmakologi terapi murotal menyebabkan depresi
berkurang al quran untuk rasa nyeri pernafasan, mengantuk,
pasien diam sedari, perubahan mood,
euphoria, disforia, mual,
DO: muntah dan menimbulkan
Nadi perubahan pada
102x/menit, RR elektroensefalografi
20 x/menit, Terapeutik
pasien tampak
meringis 1. Menurut (Alyensi & Arifin,
kesakitan, 2018), pada saat mengalami
tampak luka relaksasi, tubuh akan secara
operasi saesar, alami mengeluarkan
terapi kaltrofen 2. Fasilitasi istirahat dan tidur endorphin yang mampu
supp menghambat pelepasan
Edukasi subtansi P (subtancia
1. Agar klien bisa melakukan secara mandiri jika gelatinosa) pada
nyeri muncul. Menurut (Alyensi & Arifin, kornudosalis di spinal cord
2018), memberikan terapi murottal Qur’an sehingga tidak ada persepsi
kepada ibu selama 30 menit. Murottal Qur’an nyeri di korteks cerebri.
yang diperdengarkan kepada ibu adalah surat Endorphin dapat berupa
Ar-rahmaan dengan menggunaka headset, neurotransmitter atau
kemudian ibu diminta untuk memejamkan mata neuromedulator yang
saat mendengarkannya agar ibu hanya fokus menghambat
pada suara yang diperdengarkan. Metode ini transmisi/pengiriman nyeri.
dilakukan agar tubuh ibu mengalami relaksasi. Hal ini akan menjadi lebih
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri tenang.
2. Meningkatkan relaksasi
/meminimalkan stimulus

3. Lanjutkan pemberian pain program dengan Edukasi


kaltrofen supp 1. Menurut rini rahmayanti
(2019), pemerian terapi
murotal al qur’an dengan
sura tar-rahman selama 5
hari, dengan waktu latihan
sehari
2. Agar mengetahui skala
nyeri dan dialami dan jika
masih merasa nyeri bisa
menerapakn terapi non
farmakologi yang diberikan
oleh perawat.
3. Merupakan analgetic
nonsteroid anti inflamasi
bekerja menghambat
sintesis prostaglandin dan
leukotriene
2. Ketidak Setelah dilakukan Manajemen
nyamanan tindakan Nyeri
pasca partum
keperawatan 2 x 24 Observasi
b.d kondisi
jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, 1. Mengetahui sejauh
pasca
nyeri berkurang nyeri tiap 4 jam mana nyeri yang
persalinan
(post SC), dengan kriteria hasil dirasakan pasien
ditandai : 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui sejauh
dengan: mana skala nyeri yang
DS: - Klien dirasakan pasien
Saat dikaji mengatakan 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan 3. Mengetahui faktor
pasien mengeluh nyeri berkurang memperingan nyeri setiap pergantian shift yang memperberat dan
nyeri pada area - Klien terlihat memperingan nyeri
luka insisi SC tenang, 4. Monitor TTV setiap 4 jam 4. Pengukuran tanda-tanda
dengan skala ekspresi wajah vital memberikan data
3/10, nyeri tidak meringis dasar untuk rangsangan
seperti di tusuk - Skala nyeri 3 (0- nyeri dan peningkatan
tusuk, 10) ttv menjadi salah satu
bertambah saat - Klien bisa indikasi meningkatnya
bergerak dan tidur/istirahat intensitas nyeri
berkurang - TTV dalam
batas normal Terapeutik
pasien diam 1. Berikan teknik (terapi murrotal) untuk 1. Terapi murrotal dapat
(100- 140/70-90 menurunkan
mmHg; HR: 60- mengurangi rasa nyeri
DO: ketegangan urat saraf
Nadi 100; RR: 16-24; reflektif, menurunkan
102x/menit, RR S: 36,5-37,5 ℃) frekuensi denyut
20 x/menit, jantung,
pasien tampak menghilangkan nyeri
meringis dan menurunkan
kesakitan, tekanan darah (Nuhan
tampak luka et al., 2018)
operasi saesar, 2. Fasilitasi istirahat dengan membatasi 2. Tidur meningkatkan
terapi kaltrofen kunjungan dan ajarkan keluarga melakukan aktifitas sel dan
foot massage untuk mengurangi nyeri pasien menunjang
supp 3x1, sehingga pasien dapat tidur penyembuhan luka,
pethidine drip foot massage
mengaktifkan aktifitas
parasimpatik kemudian
memberikan sinyak
neurotransmitter ke
otak, menghasilkan
CRF untuk
memproduksi POMC
sehingga medulla
adrenal memproduksi
endorfin yang
3. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Perawatan Perineum Perawatan Perineum
dibuktikan tindakan keperawatan Observasi: Observasi:
dengan ketidak selama 2x24 jam 1. Inspeksi insisi luka operasi 1. Untuk mengetahui kondisi
adekuatan resiko infeksi pada jahitan pada luka post
pertahanan klien menurun dengan Terapeutik: operasi
tubuh kriteria hasil: 1. Lakukan cuci tangan saat 5 momen Terapeutik:
1. Luka jahitan 2. Berikan posisi nyaman 1. Mencegah transfer kuman
DS: sembuh dari tangan petugas ke
dengan 3. Anjurkan pasien untuk manyak makan pasien
DO: sempurna dan 2. untuk mengurangi nyeri
Tampak luka tidak ada tanda Kolaborasi: yang dirasakan
operasi saesar – tanda infeksi 1. Kolaborasi dengan dokter pemberian 3. kebutuhan nutrisi yang
POD 1, Hb 2. Leukosit ceftriaxone 1 gram/IV adekuat dapat
10,1, leukosit dalam rentang mempercepat proses
45.100 normal (4000- penyembuhan luka
10.000) Sel/Ul Kolaborasi:
3. Hemoglobin 1. seftriaxone merupakan
dalam rentang antibiotic golongan
normal ( 12.0- sefalosporin gen 3
16.0) gr/dL untuk melawan bakteri
gran negative dengan
mekanisme aksi
menghambat dinding
sel bakteri
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf


Tanggal
Senin 3 07.00 Melakukan cuci tangan saat 5 momen DX1 Ttd
17/1/2022 R : seluruh petugas Kesehatan melakukan cuci tangan saat 5 momen S: Yani
1&2 07.00 Melanjutkan pemberian pain program dengan pethidine drip 100 Saat dikaji pasien
mg dalam RL 500 untuk 12 jam mengeluh nyeri
R : tetesan infuns 15 tts/menit pada area luka insisi
1&2 07.15 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas, SC dengan skala
intersitas nyeri dan skala nyeri) 3/10, nyeri seperti
R : nyeri pada luka insisi pada abdomen, keluhan hilang timbil, saat di tusuk tusuk,
timbul nyeri diras 5-10 menit, skala nyeri 3/10 bertambah saat
1&2 07.30 Memfasilitasi istirahat dan tidur bergerak dan
R : perawat membantasi jumlah pengunjung berkurang pasien
1&2 07.30 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal diam
R : pasien meringis kesakitan
1 07.45 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri O:
R : pasien mengatakan nyerinya kadang bertambah kadang berkurang
Nadi 102x/menit,
3 08.00 Melanjutkan pemberian ceftriaxone 1 gram/IV
RR 20 x/menit,
R : terapi diberikan drip selama 3 jam
pasien tampak
1 08.00 Memonitor efek samping pemberian terapi analgetik
meringis kesakitan,
R : pasien tidak ada keluhan dari efek samping pemberian analgetik
1&2 10.00 tampak luka operasi
Memberikan terapi non farmakologi terapi murotal al quran untuk
saesar
rasa nyeri
R : pasien mendengarkan murotal selama 10 menit
A : Masalah belum
3 12.15 Menganjurkan pasien untuk banyak makan teratasi
R : porsi makan siang pasien tampak habis
P : Lanjutkan
intervensi

DX2
S:
O:
Tampak luka
operasi saesar POD
1, Hb 10,1, leukosit
45.100
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

Selasa 3 07.00 Melakukan cuci tangan saat 5 momen DX1 Ttd


18 Januari R : seluruh petugas Kesehatan melakukan cuci tangan saat 5 momen S: Yani
2022 1 07.00 Melanjutkan pemberian pain program dengan pethidine drip 100 Saat dikaji pasien
mg dalam RL 500 untuk 12 jam mengeluh nyeri
R : tetesan infuns 15 tts/menit pada area luka insisi
1 07.15 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas, SC dengan skala
intersitas nyeri dan skala nyeri) 3/10, nyeri seperti
R : nyeri pada luka insisi pada abdomen, keluhan hilang timbil, saat di tusuk tusuk,
timbul nyeri diras 5-10 menit, skala nyeri 3/10 bertambah saat
1 07.30 Memfasilitasi istirahat dan tidur bergerak dan
R : perawat membantasi jumlah pengunjung berkurang pasien
1 07.30 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal diam
R : pasien meringis kesakitan
1 07.45 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
R : pasien mengatakan nyerinya kadang bertambah kadang berkurang O:
3 08.00 Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian ceftriaxone 1 Nadi 102x/menit,
gram/IV RR 20 x/menit,
R : terapi diberikan drip selama 3 jam pasien tampak
1 08.00 Memonitor efek samping pemberian terapi analgetik meringis kesakitan,
R : pasien tidak ada keluhan dari efek samping pemberian analgetik tampak luka operasi
3 09.30 Melakukan inspeksi insisi luka operasi saesar
R : luka tampak bersih dan kering
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

DX2
S:
O:
Tampak luka
3 09.32 Membersihkan area insisi dengan octadine operasi saesar tidak
R : pasien terdengar mengaduh kesakitan tampak kemerahan,
3 09.40 Memberikan salep anti septik supratule pada luka insisi supratule tidak ada edema
R : pasien tampak meringis kesakitan disekitar luka, tidak
3 09.45 Memberikan posisi nyaman bagi pasien ada ekimosis
R : pasien tampak nyaman Ketika posisi ditarakan disekitar luka, luka
1&2 10.00 Memberikan terapi non farmakologi terapi murotal al quran untuk tampak tertutup
rasa nyeri rapih oleh jahitan
R : pasien mendengarkan murotal selama 10 menit dan tidak ada
1 10.00 Melakukan discharge planning pada pasien : hygine, nutrisi, produksi cairan dari
perawatan luka, perawatan payudara, tanda tanda perdarahan luka, POD 2, Hb
10,1
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai