Anda di halaman 1dari 25

MODUL

PEMBELAJARAN

AQIDAH AKHLAK

Bab/Semester : II/ GENAP

Tema : QADHA DAN QADAR

Kelas : IX (SEMBILAN)

Waktu : 1 x 15 menit

DISUSUN OLEH :

Anom Mu’arif

NPM : 20250041

MTs Muhammadiyah Wwonosari

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada Kami dengan keadaan sehat wal afiat. dan tak lupa Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memperjuangkan agama islam dari zaman jahiliyyah sampai pada zaman Islamiyah
ini, Sehingga kami dapat menyelesaikan suatu Modul Pembelajaran yang menjadi
tugas mata kuliah Micro Teaching, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah UM Metro.
Modul Pembelajaran yang berjudul “Qadha dan Qadar” merupakan aplikasi dari kami
selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut,juga untuk memberikan
pengetahuan dan memudahkan seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.
Dalam penulisan Modul Pembelajaran ini penulis menyadari sepenuhnya tidak
terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Kuliyatun, M.Pd.I selaku Dosen pengampu dan pembimbing mata
kuliah Micro Teaching.
2. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan
Modul Pembelajaran ini.
Kami berharap modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi siswa guna
mengetahui apa itu qadha dan qadar Allah. Dalam modul pembelajara ini saya
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna
perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga modul ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Lampung, 14 juni 2022
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................ii

Daftar Isi ...............................................................................................................iii

Latar Belakang ......................................................................................................iv

Peta Konsep...........................................................................................................1

Kompetensi Dasar ................................................................................................1

Tujuan Pembelajaran ............................................................................................1

Petunjuk Penggunaan ...........................................................................................2

Materi Pokok .......................................................................................................2

Ringkasan..............................................................................................................19

Soal Latihan...........................................................................................................19

Daftar Pustaka .......................................................................................................20

Kunci Jawaban ......................................................................................................21

iii
LATAR BELAKANG

Qada dan Qadar atau takdir berasal dari bahasa Arab. Qada secara bahasa berarti
ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada secara istilah, yaitu ketetapan
Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali.
Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau
alam semesta. Adapun Qadar atau takdir secara bahasa berarti ketetapan yang telah
terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar atau takdir secara istilah adalah
ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala
ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Ciptaan Allah
adakalanya terwujud setelah melalui proses alam atau mengikuti hukum sebab-akibat,
yakni disebut al-Khalqu, seperti wujudnya anak karena adanya orang tua dan
wujudnya harta benda karena hasil usaha manusia. Adakalanya ciptaan Allah
terwujud seketika tanpa proses, yakni disebut al-amru (kun fa yakun/ jadilah, maka
jadi), seperti wujudnya Nabi Isa tanpa ada bapaknya. Wujud mukjizat Nabi Isa
menghidupkan orang yang telah meninggal dunia karena sudah menjadi perintah
Allah Swt. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. Yang, Artinya: … Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam (Q.S. al-A’raf/7: 54) Dengan kata lain, Qadar dan takdir merupakan
perwujudan atau realisasi dari Qada. Hubungan antara Qada dan Qadar sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan.

iv
PETA KONSEP

TANDA DAN
DALIL/BUKTI
PENGERTIAN BERIMAN PERISTIWA YANG
KEBENARAN AKAN
KEPADA QADHA DAN BERHUBUNGAN
ADANYA QADHA DAN
QADAR. DENGAN DENGAN
QADAR.
QADHA DAN QADAR.

CIRI-CIRI PERILAKU
PERILAKU YANG
ORANG YANG
MENCERMINKAN
BERIMAN KEPADA
KEIMANAN TERHADAP
QADHA DAN QADAR
QADHA DAN QADAR.
ALLAH.

KOMPETENSI DASAR

Qadha dan Qadar

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, asosiasi, dan


mengkomunikasikan, peserta didik mampu :

a. Mengetahui pengertian beriman kepada qadha dan qadar.


b. Mengetahui dalil dan bukti akan kebenaran qadha dan qadar.
c. Mengetahui tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan qadha dan qadar.
d. Mengetahui ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha dan qadar
Allah.
e. Mengetahui perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap qadha dan qadar
Allah.

1
PETUNJUK PENGGUNAAN

Petunjuk Bagi Peserta Didik :

Untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal, maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan dalam modul ini antara lain:

1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada
materi yang belum jelas, siswa dapat langsung bertanya pada guru.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang di diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru.

Petunjuk Bagi Guru:

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan sebagai:

1. Membantu siswa dalam merencakan proses belajar.


2. Membimbing siswa dalam memahami konsep, analisa dan menjawab
pertanyaan siswa dalam proses belajar.
3. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.

MATERI POKOK

Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering mendengar orang berkata “memang ini
sudah taqdir dari Allah”.Pada umumnya kalimat tersebut dikatakan saat seseorang
menerima musibah atau mengalami kesulitan hidup. Untuk mengetahui benar atau
salahnya ucapan tersebut, kita perlu memahami arti taqdir (qada dan qadar)

2
1. Pengertian Qada Dan Qadar
Qada menurut bahasa ada beberapa arti yaitu ketentuan, ketetapan,
hukum, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan, dan memutuskan
sesuatu perkara dengan ucapan atau perbuatan.
Pengertian qada menurut istilah adalah ketetapan atau ketentuan Allah
sejak zaman azali (sebelum adanya_alam ini) yang belum diketahui oleh
makhluk dan belum terlaksana, tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluknya sesuai dengan iradah (kehendak Allah) meliputi baik buruk,
hidup dan mati dan seterusnya.
Qadar menurut bahasa adalah berarti kepastian, peraturan, ukuran, dan
kuasa mengerjakan sesuatu. Pengertian qadar menurut istilah adalah
perwujudan ketetapan (qada) terhadap sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya yang telah ditentukan dan telah terlaksana sesuai dengan iradah
Allah. Firman Allah dalam Al Qur an surat Al Furqan ayat 2 dan surat Al
Hadid ayat 22 :

‫ق ُك َّل َش ْي ٍء فَقَ َّد َره تَ ْق ِد ْيرًا‬


َ َ‫َو َخل‬

Artinya : Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ukuran –


ukurannya dengan tepat. (QS. Al Furqan :2)

ِ ْ‫ص ْيبَ ٍة فِي ْاالَر‬


ٍ ‫ض َوالَفِي اَ ْنفُ ِس ُك ْم اِالَّ فِ ْي ِكت‬
‫ب ِّم ْن قَ ْب ِل اَ ْن نَّ ْب َراَهَا‬ ِ ‫اب ِم ْن ُّم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َماا‬

Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya tertulis dalam kitab (lauh mahfuz) sebelum Kami
mewujudkannya. QS. Al Hadid : 22)

3

2. Arti Qada dan Qadar menurut Al Qur an


a. Qada berarti ketetapan hukum Allah swt. Firman Allah dalam Al Qur
an surat Al Ahzab ayat 36 :

‫ًاان يَّ ُكوْ نَ لَهُ ُم ْالخَ ْي َرةُ ِم ْن اَ ْم ِر ِه ْم‬


ْ ‫ضى هللاُ َو َرسُوْ لُه اَ ْمر‬
َ َ‫َو َما َكانَ لِ ُمْؤ ِم ٍن َّوالَ ُمْؤ ِمنَ ٍة اِ َذا ق‬

Artinya : Dan tidaklah pantas bagi laki – laki yang mukmin dan
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi
mereka tentang urusan mereka … (QS. Al Ahzab : 33)

b. Qadar berarti ukuran atau peraturan yang dicipta oleh Allah swt
sebagai dasar dalam mengatur alam ini. Dalam peraturan tersebut ada
hubungan sebab akibat. Peraturan atau ukuran tersebut menjadi
undang – undang alam dan manusia terikat dengannya. Firman Allah
dalam surat Al Qamar ayat 49 :

ٍ ‫اِنَّا ُك َّل َش ْي ٍء خَ لَ ْقنه بِقَد‬


‫َر‬

Artinya : Sungguh Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.


(QS. Al Qamar :49)

Pada ayat yang lain firman Allah dalan surat Al A’la ayat : 3 :

‫َوالَّ ِذيْ قَ َّد َر فَهَدى‬

Artinya :Yang menentukan kadar (masing – masing) dan memberi


petunjuk … (QS. Al A’la : 3)

4
Untuk memperjelas mengenai qada dan qadar diberikan contoh
sebagai berikut. Sejak zaman azali Allah telah menetapkan bahwa
Muhammad saw. kelak akan menjadi rasul utusan Allah. Termasuk
dalam ketetapan-Nya adalah Muhammad akan dilahirkan dalam
keadaan yatim. Ketika Muhammad lahir sebagai anak yatim, maka saat
itu qada Allah telah berwujud menjadi qadar atau taqdir. Demikian
pula ketika ia diangkat menjadi rasul, saat itu qada Allah telah menjadi
qadar.

Contoh lain, Saat ini Abdurohim melanjutkan pelajarannya di


Madrasah Tsanawiyah. Sebelum Abdurohim lahir, bahkan sejak
zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama
Abdurohhim akan melanjutkan pelajarannya di Madrasah
Tsanawiyah. Ketetapan Allah sejak zaman azali itu disebut qadha.
Kenyataannya bahwa saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di
Madrasah Tsanawiyah disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain
bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.

Dengan memahami arti qada dan qadar, kita dapat mengerti


bahwa iman kepada qada dan qadar berarti meyakini dengan sepenuh
hati bahwa segala yang ada di dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan
kehendak Allah swt dan sesuai aturan yang dicipta-Nya. Jika
pemahaman terhadap rukun Iman yang keenam ini tidak hati – hati,
tidak dilandasi dengan iman, serta ilmu yang benar, hal tersebut dapat
menjerumuskan manusia kepada pola dan sikap hidup yang salah.
Mereka salah dalam memahami kata taqdir. Mereka beranggapan
bahwa segala nasib manusia, baik atau buruk, muslim atau kafir
seseorang telah ditetapkan secara pasti oleh Allah swt. Oleh karena itu,
kita perlu memahami arti qada dan qadar menurut ayat – ayat Al Qur
an.

5
Takdir adalah pengetahuan Allah tentang segala sesuatu,
termasuk segala sesuatu yang hendak Dia ciptakan atau segala sesuatu
yang akan Dia jadikan pada seluruh makhluk, seluruh alam, seluruh
kejadian dan segala sesuatu, serta ketentuan mengenai hal itu dan
penulisannya pada Lauh Mahfuzh(papan yang terpelihara) dan takdir
merupakan rahasia Allah tentang makhluk-Nya yang tidak bisa
diketahui oleh malaikat terdekat maupun nabi yang diutus.

Semua yang ada di _alam ini telah diatur oleh Allah swt. Dan
menurut ukuran atau aturan yang dikehendaki-Nya. Aturan atau
ukuran yang diciptakan oleh Allah swt untuk mengatur alam semesta
ini disebut sunnatullah atau hukum alam.Di dalam peraturan tersebut
ada hubungan sebab akibat. Setelah memahami ayat – ayat Al Qur an
di atas, dapat diambil pengertian iman kepada taqdir. Beriman kepada
taqdir berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala yang ada di
dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan kehendak-Nya yang di dalam
ada hubungan sebab akibat.

3. Iman kepada takdir mengandung 4 (empat ) hal :


1) Percaya bahwa Allah mengetahui segala sesuatu secara global maupun
rinci, baik yang berkaitan dengan perbuatan-Nya sendiri (seperti :
menciptakan, mengelola, menghidupkan mematikan dan sebagainya)
maupun yang berkaitan dengan seluruh makhluk-Nya (seperti :
ucapan, perbuatan dan ihwal-ihwal manusia, atau hal ihwal binatang,
tumbuhan, benda mati dan segala sesuatu. Qs. Ath Thalaq :12

‫ض ِم ْثلَه َُّن يَتَنَ َّز ُل اَأْل ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُموا َأ َّن هللاَ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر َوَأ َّن هللاَ قَ ْد‬ ْ ٰ ‫ت َو ِمنَ ا‬
ِ ْ‫الر‬ َ ‫ق َس ْب َع َس َم‬
ٍ ‫اوا‬ َ َ‫هللاُ الَّ ِذي َخل‬
ً ‫َأ َحاطَ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ِع ْلما‬

6
Artinya : “ Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya pengetahuan
Allah benar-benar meliputi segala Sesutu”.

2) Percaya bahwa Allah telah menulis ukuran-ukuran segala sesuatu pada


Lauh Mahfuzh meliputi seluruh makhluk, hal- ikhwal dan rizki. Dia
menulis kuantitasnya, kualitasnya, waktunya dan tempatnya. Dengan
demikian semua itu tidak bisa berubah, berganti atau bertambah, atau
berkurang kecuali dengan perintah Allah.Qs. Al Hajj :70

‫ب ِإ َّن ٰذلِكَ ع َٰلى هللاِ يَ ِسي ٌر‬ َ ِ‫ض ِإ َّن ٰذل‬


ٍ ‫ك فِي ِكتَا‬ ْ ٰ ‫َألَ ْم تَ ْعلَ ْم َأ َّن هللاَ يَ ْعلَ ُم َما فِي ال َّس َماء َوا‬
ِ ْ‫الر‬

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah


mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Sesungguhnya
yang demikian itu terdapat di dalam sebuah Kitab(Lauh Mahfuzh)
Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash Berkata: “ Aku mendengar Rasulullah
saw. Bersabda :

َ ْ‫ت َواَْألر‬
‫ض بِ َخ ْم ِس ْينَ َأ ْلفَ َسنَ ٍة قَا َل َو َعرْ َشهُ َعلَى ْال َما ِء‬ َ ُ‫ق قَ ْب َل َأ ْن يَ ْخل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ ِ ‫َب هللاُ ُمقَ ِدي ِْر ْالخالَ ِئ‬
َ ‫َكت‬

“Allah telah menulis kadar-kadar para makhluk pada 50.000 tahun


sebelum menciptakan langit dan bumi”. Beliau bersabda :”Dan
ArsyNya berada diatas air”.

3) Meyakini bahwa alam raya tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak
dan kemauan Allah. Jadi, segala sesuatu terjadi karena kehendak
Allah. Apa yang dikendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak Dia
kehendaki pasti tidak terjadi. Baik mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan Allah (seperti : menciptakan,

7
mengelola, menghidupkan mematikan dan sebagainya) maupunhal hal
yang berhubungan dengan pekerjaan makhluk-Nya (seperti : ucapan,
tindakan dan ihwal-ihwal manusia).
Qs. Al Qashash 68

ُ ُ‫ك يَ ْخل‬
‫ق َما يَ َشا ُء َويَ ْختَا ُر‬ َ ُّ‫َو َرب‬

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia pilih”.

‫ص ِّو ُر ُك ْم فِي اَألرْ َح ِام َك ْيفَ يَ َشا ُء‬


َ ُ‫هُ َو الَّ ِذي ي‬

''Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana


dikehendaki-Nya.'' (Ali Imran:6).

Adapun yang berhubungan dengan perbuatan hamba-Nya, Allah


berfirman

َ‫ك َما فَ َعلُوهُ فَ َذرْ هُ ْم َو َما يَ ْفتَرُون‬


َ ُّ‫َولَوْ َشاء َرب‬

''Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak


mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka
ada-adakan.''(Al-An'am:112).

4) Beriman bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia


menciptakan seluruh makhluk lengkap dengan fisiknya, sifatnya dan
gerakannya. Tidak ada Pencipta selain Dia dan tidak ada Rabb kecuali
Dia.Qs. AlQamar : 49

ٍ ‫ِإنَّا ُك َّل َش ْي ٍء خَ لَ ْقنَاهُ بِقَد‬


‫َر‬

“ Dan Allah menciptakan kamu dan juga apa yang kamu kerjakan”.

‫ق ُك ِّل َش ْي ٍء َوهُ َو ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكي ٌل‬


ُ ِ‫هللاُ َخال‬

8
''Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu.''(Az-Zumar: 62).

4. Tanda dan peristiwa yang berhubungan adanya Qada dan Qadar


Manusia berada di bawah hukum-hukum Allah sehingga segala yang
kita lakukan pun tidak terlepas dari hukum-hukum yang telah mempunyai
kadar dan ukuran tertentu. Hanya saja karena hukum-hukum tersebut
cukup banyak, dan kita diberi kemampuan memilih tidak sebagaimana
matahari dan bulan misalnya maka kita dapat memilih yang mana di
antara takdir yang ditetapkan Allah terhadap alam yang kita pilih. Api
ditetapkan Allah panas dan membakar, angin dapat menimbulkan kesejukan
atau dingin; itu takdir Allah. Manusia boleh memilih api yang membakar
atau angin yang sejuk. Di sinilah pentingnya pengetahuan dan perlunya
ilham atau petunjuk Ilahi. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:
"Wahai Allah, jangan engkau biarkan aku sendiri (dengan pertimbangan
nafsu akalku saja), walau sekejap."
Ketika di Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah,
Umar Ibn Al-Khaththab yang ketika itu bermaksud berkunjung ke sana
membatalkan rencana beliau, dan ketika itu tampil seorang bertanya:
"Apakah Anda lari/menghindar dari takdir Tuhan?" Umar r.a. menjawab,
"Saya lari/menghindar dan takdir Tuhan kepada takdir-Nya yang lain."
Demikian juga ketika Imam Ali r.a. sedang duduk bersandar di satu
tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah ke tempat lain. Beberapa orang
di sekelilingnya bertanya seperti pertanyaan di atas. Jawaban Ali ibn
Thalib, sama intinya dengan jawaban Khalifah Umar r.a. Rubuhnya
tembok, berjangkitnya penyakit adalah berdasarkan hukum-hukum yang
telah ditetapkan-Nya, dan bila seseorang tidak menghindar ia akan menerima
akibatnya. Akibat yang menimpanya itu juga adalah takdir, tetapi bila ia
menghindar dan luput dari marabahaya maka itu pun takdir. Bukankah

9
Tuhan telah menganugerahkan manusia kemampuan memilah dan
memilih? Kemampuan ini pun antara lain merupakan ketetapan atau takdir
yang dianugerahkan-Nya Jika demikian, manusia tidak dapat luput dari
takdir, yang baik maupun buruk. Tidak bijaksana jika hanya yang
merugikan saja yang disebut takdir, karena yang positif pun takdir. Yang
demikian merupakan sikap 'tidak menyucikan Allah, serta bertentangan
dengan petunjuk Nabi Saw.,' "... dan kamu harus percaya kepada takdir-
Nya yang baik maupun yang buruk." Dengan demikian, menjadi jelaslah
kiranya bahwa adanya takdir tidak menghalangi manusia untuk berusaha
menentukan masa depannya sendiri, sambil memohon bantuan Ilahi.
Perhatikan pernyataan berikut !
Kalau di depan seseorang ada dua jalan. Pertama, menuju ke sebuah negeri
yang semuanya serba kacau, pembunuhan, perompakan, pembantaian
kehormatan, ketakutan, dan kelaparan. Yang kedua menuju sebuah negeri
yang semuanya serba teratur, keamanan yang terkendali, kesejahteraan yang
melimpah ruah, jiwa, kehormatan, dan harta benda dihormati. Jalan mana
yang akan ia tempuh? Ia pasti akan menempuh jalan yang kedua yang menuju
suatu negeri yang teratur serta aman. Tidak mungkin orang berakal
menempuh jalan yang menuju ke sebuah negeri yang kacau serta menakutkan
dengan alasan takdir. Mengapa dalam urusan akhirat ia menempuh jalan yang
menuju ke Neraka bukan jalan yang menuju Syurga dengan beralasan takdir?
Contoh lain adalah seorang yang sakit disuruh meminum obat lalu
meminumnya sedangkan hatinya tidak menyukainya. Dan dilarang memakan
makanan yang berbahaya lalu meninggalkannya sementara hatinya
menyukainya. Semua itu dimaksudkan mencari pengobatan serta kesehatan.
Orang yang sakit itu tidak mungkin enggan minum obat atau melanggar
memakan makanan yang berbahaya dengan alasan menyerah pada takdir.
Bagaimana seseorang meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya S.a.w atau
melakukan larangan Allah dan Rasul-Nya dengan beralasan pada takdir?

10
Oleh karena itu pengakuan iman kepada qada dan qadar Allah swt
harus dapat dibuktikan dalam perilaku hidup sehari – hari. Adapun perilaku
yang mencerminkan keimanan terhadap qada dan qadar Allah swt antara lain :
1) Melatih diri sendiri untuk pandai – pandai mensyukuri nikmat Allah.
2) Mendidik diri untuk ikhlas menerima kenyataan hidup dengan hati
sabar dan tabah.
3) Cukup tenang dalam hidup ini, tidak mudah terpengaruh lingkungan.
4) Berusaha untuk dapat mengendalikan diri (tidak bersikap sombong)
saat berhasil usahanya. Karena sadar bahwa keberhasilan usahanya
tidak terlepas dari kehendak Allah swt.
5) Melatih diri untuk sabar dan tabah apabila usahanya belum berhasil
seperti yang diharapkan.
6) Senantiasa berprasangka baik kepada Allah swt ketika menghadapi
kesulitan hidup.
7) Selalu meyakini bahwa semua yang dialami manusia (baik
menyenangkan maupun menyusahkan) adalah ujian dari Allah swt.
8) Yakin bahwa di balik suatu peristiwa yang kurang menyenangkan
pasti ada hikmahnya (bagi orang yang mampu mengambil hikmahnya)
5. Ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qada dan Qadar Allah.
1) Ikhtiar
Manusia sering tak mampu mengelak atau menghindari suatu
peristiwa, misalnya :
i. Mau atau tidak mau menusia pasti mati.
ii. Ketika kita sedang tidur nyenyak, tiba – tiba kejatuhan puing –
puing pesawat terbang sehingga tewas seketika.
iii. Kita sedang membeli makanan di warung, tiba – tiba sebuah
bus menerjang warung sehingga warung hancur dan kita mati
seketika.

11
Pada saat yang lain seorang siswa mengalami suatu peristiwa
misalnya:
i. Seorang siswa dapat mencapai prestasi yang bagus karena rajin
belajar.
ii. Seorang siswa memiliki uang yang banyak karena rajin
menabung.
iii. Seorang siswa rajin berolahraga, terjamin gizinya, dan cukup
istirahat sehingga tubuhnya sehat.
Tiga peristiwa pertama di atas menunjukkan bahwa manusia
diberi kesempatan untuk berusaha. Mereka harus menjalani peristiwa
tersebut. Sebaliknya, tiga peristiwa di bawahnya menunjukkan bahwa
manusia harus berusaha. Keberhasilannya banyak dipengaruhi kadar
usaha yang dilakukan. Dengan demikian dalam kenyataan hidup ini
ada sesuatu yang tidak dapat diusahakan manusia dan ada pula sesuatu
yang tergantung dari usaha manusia. Oleh karena itu, ulama
mengatakan bahwa taqdir ada dua macam yaitu taqdir mubram dan
mu’allaq .
a. Taqdir Mubram
Taqdir mubram adalah taqdir yang tidak dapat berubah karena
kemauan atau usaha manusia. Contohnya adalah soal kapan ajal
manusia datang, jika ajal seseorang telah tiba, maka dia tidak mungkin
manundanya. Ketika Allah menghendaki ia meninggal saat itu, maka
saat itu pula ia akan meninggal. Firman Allah dalam Al Qur an surat
Yunus ayat 39

َ‫اِ َذاجأ َء اَ َجلُهُ ْم فَالَ يَ ْستَْأ ِخرُوْ نَ َسا َعةً َّوالَ يَ ْستَ ْق ِد ُموْ ن‬

Artinya : “Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan-
Nya”. (QS. Yunus : 49)

12
Contoh lainnya adalah nasib manusia,lahir, jodoh dan rezekinya,
terjadinya kiamat, dan lain-lain.

ْ ُ‫ص ْبهُ ْم َح َسنَةٌ يَقُول‬


ِ‫وا هَـ ِذ ِه ِم ْن ِعن ِد هللا‬ ُ ْ‫وا يُ ْد ِرك ُّك ُم ْال َمو‬
ٍ ‫ت َولَوْ ُكنتُ ْم فِي بُر‬
ِ ُ‫ُوج ُّم َشيَّ َد ٍة َوِإن ت‬ ْ ُ‫َأ ْينَ َما تَ ُكون‬

ً ‫ك قُلْ ُك ًّل ِّم ْن ِعن ِد هللاِ فَ َما لِهَـُؤالء ْالقَوْ ِم الَ يَ َكا ُدونَ يَ ْفقَهُونَ َح ِديثا‬ ْ ُ‫ص ْبهُ ْم َسيَِّئةٌ يَقُول‬
َ ‫وا هَـ ِذ ِه ِم ْن ِعن ِد‬ ِ ُ‫َوِإن ت‬

Artinya : “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan


kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan
jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah
dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka
mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa
orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikit pun? “(Q.S. 4 An Nisaa' 78)

b. Taqdir Mu’allaq
Taqdir mu’allaq adalah taqdir yang dapat berubah karena
adanya usaha yang dilakukan manusia. Contohnya keadaan manusia
semula melarat menjadi kecukupan karena usaha manusia, semula
belum tahu menjadi tahu karena berusaha belajar, dan semula sakit
menjadi sehat karena berusaha berobat, air jika dipanaskan pada suhu
100 C akan mendidih, dan jika didinginkan pada suhu 0 akan
menjadi es. Firman Allah dalam surat Arra’du ayat 11 :

‫اِ َّن هللاَ الَ يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوْ ا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ْم‬

Artinya:” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum


sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri”. (QS. Ar Ra;du : 11)

13
Manusia adalah makhluk yang lemah.Mereka harus mengakui
kebesaran dan kekuasaan Allah swt yang mencipta, mengatur, dan
menguasai alam semesta. Manusia tidak mengetahui apa–apa yang
akan terjadi atas dirinya sendiri. Baik kejadian yang menyenangkan
maupun yang menyusahkan. Manusia tidak dapat mengatakan bahwa
besok akan terjadi hujan lebat. Mereka hanya memperkirakan
berdasarkan pengalaman.Islam mensyariatkan bahwa manusia wajib
berusaha secara maksimal, sedangkan hasilnya ada pada kekuasaan
Allah swt semata. Firman Allah dalam surat An Najm ayat 39 :

‫ان اِالَّ َما َس َعى‬


ِ ‫ال ْن َس‬ َ ‫َواَ ْن لَّي‬
ِ ِ‫ْس ل‬

Artinya : “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah


diusahakannya”. (QS. An Najm : 39 )

Surat An Najm ayat 39 menjelaskan bahwa manusia hanya


akan memperoleh hasil sesuai apa yang diusahakan. Usaha yang
sungguh – sungguh akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Sebaliknya usaha yang hanya sekedarnya akan menghasilkan sesuatu
yang kurang baik. Surat Ar Ra’du ayat 11 menerangkan bahwa
perubahan keadaan suatu kaum berdasarkan usaha yang dilakukan
kaum itu sendiri. Oleh karena itu manusia hendaknya berusaha
semaksimal untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa depan. Masa
depan dalam kehidupan di dunia ini dan yang lebih penting adalah
masa depan kehidupan di akherat kelak. Umat Islam hendaknya
mengutamakan masa depan akherat. Apabila kita memprioritaskan
masa depan kehidupan di akhirat, secara langsung kehidupan di dunia
akan tercukupi.

2) Bersikap Tawadlu’ kepada Kebesaran Allah swt.

14
Orang yang beriman secara benar terhadap takdir memiliki
ketenangan jiwa dan kestabilan emosi atau perasaan.Ia tidak mudah
berbangga hati apabila usaha yang dilakukan berhasil. Sebaliknya ia
juga tidak mudah susah dan putus asa apabila usahanya belum berhasil
seperti yang diharapkan. Segala sesuatu tidak hanya tergantung kepada
usaha manusia saja, tetapi atas kehendak Allah swt.Keberhasilan
maupun kegagalan diyakini sebagai ujian dari Allah swt.Semuanya
dikembalikan kepada kekuasaan Allah swt.Dia yang menguasai dan
mengatur segalanya. Allah swt berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 7 :

ِ ْ‫اِنَّا َج َع ْلنَا َما َعلَى ْاالَر‬


ً‫ض ِز ْينَةً لَّهَا لِنَ ْبلُ َوهُ ْم اَيُّهُ ْم اَحْ َسنُ َع َمال‬

Artinya :Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi


sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di
antaranya yang terbaik perbuatannya. (QS. Al Kahfi : 7)

Dengan memahami ayat di atas, orang yang beriman secara


benar terhadap taqdir menyadari bahwa ujian dari Allah
swt.Bermacam-macam bentuknya. Pada suatu saat manusia diuji Allah
swt dengan kesenangan dan saat yang lain diuji dengan kesusahan.
Hanya kekuatan iman yang mampu menghadapi semua ujian secara
baik.Semakin tinggi tingkat imannya, semakin baik pula menyikapi
semua persoalan hidup.

3) Tabah Hati dalam menghadapi Musibah


Beriman kepada taqdir berarti meyakini bahwa semua yang ada
di dunia ini terjadi menurut kuasa dan kehendak Allah swt yang di
dalamnya terdapat hubungan sebab akibat. Oleh sebab itu orang yang
beriman secara benar terhadap takdir Allah niscaya tabah dalam
menghadapi cobaan hidup. Orang tersebut tidak menggerutu dan tidak
pula menyesali nasib dirinya.Kesedihan hati saat menghadapi cobaan

15
hidup merupakan hal wajar.Apabila keimanan terhadap takdir cukup
kuat, kesedihan tersebut tidak berlarut – larut sampai putus asa, tidak
memudarkan semangat, dan tidak memusnahkan gairah hidupnya.
Disebutkan dalam Al Qur an surat Al Hadid ayat 22 dan 23 yang
artinya :
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum
Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.
Agar kamu tidah bersedih hati terhadap apa yang luput Dari kamu, dan
tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS. Al Hadid : 22, 23)
Tiga Ridha terhadap Takdir :
i. Ridha terhadap ketaatan, merupakan sesuatu yang diperintahkan.
ii. Ridha terhadap musibah, merupakan sesuatu yang diperintahkan,
baik bersifat anjuran maupun kewajiban.
iii. Ridha untuk menjauhi kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
4) Banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila
mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena
keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.
Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal
tersebut merupakan ujian. Sebagaimana firman Allah yang
artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya
kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
5) Jauh dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila
memperoleh keberhasilan, iamenganggap keberhasilan itu adalah

16
semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya
hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan
berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalah ketentuan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk surga orang yang
didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR.
Muslim)
6) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya.
Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan
beruntung.Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus
diusahakan.Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan
qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan
dan keberhasilan itu.Sebagaimana firman Allah SWT.yang artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS Al-
Qashas ayat 77)
7) Berani qanaah (rela menerima kenyataan hidup yang dialami dengan
ikhlas).
8) Berani menghadapi persoalan hidup karena yakin semuanya yang
dialami ujian dari Allah swt.

17
9) Memiliki keberanian dalam berjuang menegakkan Islam karena yakin
bahwa hidup dan mati ada pada kuasa Allah swt.
10) Memiliki jiwa yang tenang, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan
yang kurang baik.
11) Mampu mengendalikan dirinya di saat suka maupun duka.Tidak
mudah bangga jika usahanya berhasil, tidak mudah lemah semangat
apabila usahanya belum berhasil.

HIKMAH

Hiduplah sebagaimana kamu diciptakan. Jangan mengubah suara dengan mengganti


intonasinya, dan jangan pula mengubah cara berjalan kamu. Tuntunlah dirimu dengan
wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi kamu dan membunuh
kemerdekaan kamu sendiri. Cara paling singkat dan paling pasti untuk hidup
terhormat di dunia adalah bersikap realitas mengenai kemampuan kita. Allah tidak
pernah mencabut sesuatu dari kita, kecuali Dia menggantikannya dengan yang lebih
baik. Tetapi itu terjadi hanya bila kita bersabar dan tetap ridha dengan segala
ketetapan-Nya.

18
RINGKASAN

1. Beriman kepada qada dan qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
segala yang ada di dunia ini terjadi menurut kuasa dan kehendak Allah yang
di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat.
2. Iman kepada qada dan qadar termasuk pokok-pokok kepercayaan dalam
Islam. Setiap muslim wajib mengimaninya. Pengingkaran terhadapnya sama
dengan mengingkari semua pokok-pokok kepercayaan atau kafir.
3. Mengembangkan sikap positif terhadap qada dan qadar dapat diwujudkan
dalam bentuk ikhtiyar, tawakal, tawadu’ dan tabah dalam menghadapi
musibah
4. Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qada dan qadar antara lain :
a. Melatih diri bersikap sabar
b. Bisa mengendalikan diri di suasana apapun
c. Senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah

SOAL LATIHAN

Pentunjuk pengerjaan :

- Membaca do’a sebelum mengerjakan soal


- Bacalah soal dengan cermat dan teliti

1. Apa pengertian dari qadha dan qadar…….?


2. Ada berapakah ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah.
Sebutkan…….?
3. Apakah takdir mu’alaq itu…….?
4. Sebutkan 3 ridha terhadap takdir Allah…….?
5. Sebutkan hadis tentang jauhkan sifat sombong dan putus asa…….?

19
DAFTAR PUSTAKA

BUKU SISWA AKIDAH AKHLAK PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM


2013 KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH.

20
KUNCI JAWABAN

1. Pengertian qada menurut istilah adalah ketetapan atau ketentuan Allah sejak
zaman azali (sebelum adanya_alam ini) yang belum diketahui oleh makhluk
dan belum terlaksana, tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluknya sesuai dengan iradah (kehendak Allah) meliputi baik buruk,
hidup dan mati dan seterusnya.
Pengertian qadar menurut istilah adalah perwujudan ketetapan (qada) terhadap
sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ditentukan dan telah
terlaksana sesuai dengan iradah Allah.
2. Ada 6 yaitu
1) Ikhtiar
2) Bersikap tawadlu kepada Allah SWT
3) Tabah hati dalam menghadapi masalah
4) Banyak bersyukur dan bersabar
5) Jauh dari sifat sombong dan putus asa
6) Memupuk sifat optimis dan giat belajar
3. Taqdir mu’allaq adalah taqdir yang dapat berubah karena adanya usaha yang
dilakukan manusia.
4. - Ridha terhadap ketaatan, merupakan sesuatu yang diperintahkan.
- Ridha terhadap musibah, merupakan sesuatu yang diperintahkan, baik
bersifat anjuran maupun kewajiban.
- Ridha untuk menjauhi kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
5. Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk surga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)

21

Anda mungkin juga menyukai