PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAK
Kelas : IX (SEMBILAN)
Waktu : 1 x 15 menit
DISUSUN OLEH :
Anom Mu’arif
NPM : 20250041
ii
DAFTAR ISI
Peta Konsep...........................................................................................................1
Ringkasan..............................................................................................................19
Soal Latihan...........................................................................................................19
iii
LATAR BELAKANG
Qada dan Qadar atau takdir berasal dari bahasa Arab. Qada secara bahasa berarti
ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada secara istilah, yaitu ketetapan
Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali.
Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau
alam semesta. Adapun Qadar atau takdir secara bahasa berarti ketetapan yang telah
terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar atau takdir secara istilah adalah
ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala
ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Ciptaan Allah
adakalanya terwujud setelah melalui proses alam atau mengikuti hukum sebab-akibat,
yakni disebut al-Khalqu, seperti wujudnya anak karena adanya orang tua dan
wujudnya harta benda karena hasil usaha manusia. Adakalanya ciptaan Allah
terwujud seketika tanpa proses, yakni disebut al-amru (kun fa yakun/ jadilah, maka
jadi), seperti wujudnya Nabi Isa tanpa ada bapaknya. Wujud mukjizat Nabi Isa
menghidupkan orang yang telah meninggal dunia karena sudah menjadi perintah
Allah Swt. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. Yang, Artinya: … Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam (Q.S. al-A’raf/7: 54) Dengan kata lain, Qadar dan takdir merupakan
perwujudan atau realisasi dari Qada. Hubungan antara Qada dan Qadar sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan.
iv
PETA KONSEP
TANDA DAN
DALIL/BUKTI
PENGERTIAN BERIMAN PERISTIWA YANG
KEBENARAN AKAN
KEPADA QADHA DAN BERHUBUNGAN
ADANYA QADHA DAN
QADAR. DENGAN DENGAN
QADAR.
QADHA DAN QADAR.
CIRI-CIRI PERILAKU
PERILAKU YANG
ORANG YANG
MENCERMINKAN
BERIMAN KEPADA
KEIMANAN TERHADAP
QADHA DAN QADAR
QADHA DAN QADAR.
ALLAH.
KOMPETENSI DASAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
1
PETUNJUK PENGGUNAAN
Untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal, maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan dalam modul ini antara lain:
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada
materi yang belum jelas, siswa dapat langsung bertanya pada guru.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang di diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru.
MATERI POKOK
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering mendengar orang berkata “memang ini
sudah taqdir dari Allah”.Pada umumnya kalimat tersebut dikatakan saat seseorang
menerima musibah atau mengalami kesulitan hidup. Untuk mengetahui benar atau
salahnya ucapan tersebut, kita perlu memahami arti taqdir (qada dan qadar)
2
1. Pengertian Qada Dan Qadar
Qada menurut bahasa ada beberapa arti yaitu ketentuan, ketetapan,
hukum, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan, dan memutuskan
sesuatu perkara dengan ucapan atau perbuatan.
Pengertian qada menurut istilah adalah ketetapan atau ketentuan Allah
sejak zaman azali (sebelum adanya_alam ini) yang belum diketahui oleh
makhluk dan belum terlaksana, tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluknya sesuai dengan iradah (kehendak Allah) meliputi baik buruk,
hidup dan mati dan seterusnya.
Qadar menurut bahasa adalah berarti kepastian, peraturan, ukuran, dan
kuasa mengerjakan sesuatu. Pengertian qadar menurut istilah adalah
perwujudan ketetapan (qada) terhadap sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya yang telah ditentukan dan telah terlaksana sesuai dengan iradah
Allah. Firman Allah dalam Al Qur an surat Al Furqan ayat 2 dan surat Al
Hadid ayat 22 :
Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya tertulis dalam kitab (lauh mahfuz) sebelum Kami
mewujudkannya. QS. Al Hadid : 22)
3
Artinya : Dan tidaklah pantas bagi laki – laki yang mukmin dan
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi
mereka tentang urusan mereka … (QS. Al Ahzab : 33)
b. Qadar berarti ukuran atau peraturan yang dicipta oleh Allah swt
sebagai dasar dalam mengatur alam ini. Dalam peraturan tersebut ada
hubungan sebab akibat. Peraturan atau ukuran tersebut menjadi
undang – undang alam dan manusia terikat dengannya. Firman Allah
dalam surat Al Qamar ayat 49 :
Pada ayat yang lain firman Allah dalan surat Al A’la ayat : 3 :
4
Untuk memperjelas mengenai qada dan qadar diberikan contoh
sebagai berikut. Sejak zaman azali Allah telah menetapkan bahwa
Muhammad saw. kelak akan menjadi rasul utusan Allah. Termasuk
dalam ketetapan-Nya adalah Muhammad akan dilahirkan dalam
keadaan yatim. Ketika Muhammad lahir sebagai anak yatim, maka saat
itu qada Allah telah berwujud menjadi qadar atau taqdir. Demikian
pula ketika ia diangkat menjadi rasul, saat itu qada Allah telah menjadi
qadar.
5
Takdir adalah pengetahuan Allah tentang segala sesuatu,
termasuk segala sesuatu yang hendak Dia ciptakan atau segala sesuatu
yang akan Dia jadikan pada seluruh makhluk, seluruh alam, seluruh
kejadian dan segala sesuatu, serta ketentuan mengenai hal itu dan
penulisannya pada Lauh Mahfuzh(papan yang terpelihara) dan takdir
merupakan rahasia Allah tentang makhluk-Nya yang tidak bisa
diketahui oleh malaikat terdekat maupun nabi yang diutus.
Semua yang ada di _alam ini telah diatur oleh Allah swt. Dan
menurut ukuran atau aturan yang dikehendaki-Nya. Aturan atau
ukuran yang diciptakan oleh Allah swt untuk mengatur alam semesta
ini disebut sunnatullah atau hukum alam.Di dalam peraturan tersebut
ada hubungan sebab akibat. Setelah memahami ayat – ayat Al Qur an
di atas, dapat diambil pengertian iman kepada taqdir. Beriman kepada
taqdir berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala yang ada di
dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan kehendak-Nya yang di dalam
ada hubungan sebab akibat.
ض ِم ْثلَه َُّن يَتَنَ َّز ُل اَأْل ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُموا َأ َّن هللاَ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر َوَأ َّن هللاَ قَ ْد ْ ٰ ت َو ِمنَ ا
ِ ْالر َ ق َس ْب َع َس َم
ٍ اوا َ َهللاُ الَّ ِذي َخل
ً َأ َحاطَ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ِع ْلما
6
Artinya : “ Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya pengetahuan
Allah benar-benar meliputi segala Sesutu”.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash Berkata: “ Aku mendengar Rasulullah
saw. Bersabda :
َ ْت َواَْألر
ض بِ َخ ْم ِس ْينَ َأ ْلفَ َسنَ ٍة قَا َل َو َعرْ َشهُ َعلَى ْال َما ِء َ ُق قَ ْب َل َأ ْن يَ ْخل
ِ ق ال َّس َما َوا ِ َب هللاُ ُمقَ ِدي ِْر ْالخالَ ِئ
َ َكت
3) Meyakini bahwa alam raya tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak
dan kemauan Allah. Jadi, segala sesuatu terjadi karena kehendak
Allah. Apa yang dikendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak Dia
kehendaki pasti tidak terjadi. Baik mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan Allah (seperti : menciptakan,
7
mengelola, menghidupkan mematikan dan sebagainya) maupunhal hal
yang berhubungan dengan pekerjaan makhluk-Nya (seperti : ucapan,
tindakan dan ihwal-ihwal manusia).
Qs. Al Qashash 68
ُ ُك يَ ْخل
ق َما يَ َشا ُء َويَ ْختَا ُر َ َُّو َرب
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia pilih”.
“ Dan Allah menciptakan kamu dan juga apa yang kamu kerjakan”.
8
''Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu.''(Az-Zumar: 62).
9
Tuhan telah menganugerahkan manusia kemampuan memilah dan
memilih? Kemampuan ini pun antara lain merupakan ketetapan atau takdir
yang dianugerahkan-Nya Jika demikian, manusia tidak dapat luput dari
takdir, yang baik maupun buruk. Tidak bijaksana jika hanya yang
merugikan saja yang disebut takdir, karena yang positif pun takdir. Yang
demikian merupakan sikap 'tidak menyucikan Allah, serta bertentangan
dengan petunjuk Nabi Saw.,' "... dan kamu harus percaya kepada takdir-
Nya yang baik maupun yang buruk." Dengan demikian, menjadi jelaslah
kiranya bahwa adanya takdir tidak menghalangi manusia untuk berusaha
menentukan masa depannya sendiri, sambil memohon bantuan Ilahi.
Perhatikan pernyataan berikut !
Kalau di depan seseorang ada dua jalan. Pertama, menuju ke sebuah negeri
yang semuanya serba kacau, pembunuhan, perompakan, pembantaian
kehormatan, ketakutan, dan kelaparan. Yang kedua menuju sebuah negeri
yang semuanya serba teratur, keamanan yang terkendali, kesejahteraan yang
melimpah ruah, jiwa, kehormatan, dan harta benda dihormati. Jalan mana
yang akan ia tempuh? Ia pasti akan menempuh jalan yang kedua yang menuju
suatu negeri yang teratur serta aman. Tidak mungkin orang berakal
menempuh jalan yang menuju ke sebuah negeri yang kacau serta menakutkan
dengan alasan takdir. Mengapa dalam urusan akhirat ia menempuh jalan yang
menuju ke Neraka bukan jalan yang menuju Syurga dengan beralasan takdir?
Contoh lain adalah seorang yang sakit disuruh meminum obat lalu
meminumnya sedangkan hatinya tidak menyukainya. Dan dilarang memakan
makanan yang berbahaya lalu meninggalkannya sementara hatinya
menyukainya. Semua itu dimaksudkan mencari pengobatan serta kesehatan.
Orang yang sakit itu tidak mungkin enggan minum obat atau melanggar
memakan makanan yang berbahaya dengan alasan menyerah pada takdir.
Bagaimana seseorang meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya S.a.w atau
melakukan larangan Allah dan Rasul-Nya dengan beralasan pada takdir?
10
Oleh karena itu pengakuan iman kepada qada dan qadar Allah swt
harus dapat dibuktikan dalam perilaku hidup sehari – hari. Adapun perilaku
yang mencerminkan keimanan terhadap qada dan qadar Allah swt antara lain :
1) Melatih diri sendiri untuk pandai – pandai mensyukuri nikmat Allah.
2) Mendidik diri untuk ikhlas menerima kenyataan hidup dengan hati
sabar dan tabah.
3) Cukup tenang dalam hidup ini, tidak mudah terpengaruh lingkungan.
4) Berusaha untuk dapat mengendalikan diri (tidak bersikap sombong)
saat berhasil usahanya. Karena sadar bahwa keberhasilan usahanya
tidak terlepas dari kehendak Allah swt.
5) Melatih diri untuk sabar dan tabah apabila usahanya belum berhasil
seperti yang diharapkan.
6) Senantiasa berprasangka baik kepada Allah swt ketika menghadapi
kesulitan hidup.
7) Selalu meyakini bahwa semua yang dialami manusia (baik
menyenangkan maupun menyusahkan) adalah ujian dari Allah swt.
8) Yakin bahwa di balik suatu peristiwa yang kurang menyenangkan
pasti ada hikmahnya (bagi orang yang mampu mengambil hikmahnya)
5. Ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qada dan Qadar Allah.
1) Ikhtiar
Manusia sering tak mampu mengelak atau menghindari suatu
peristiwa, misalnya :
i. Mau atau tidak mau menusia pasti mati.
ii. Ketika kita sedang tidur nyenyak, tiba – tiba kejatuhan puing –
puing pesawat terbang sehingga tewas seketika.
iii. Kita sedang membeli makanan di warung, tiba – tiba sebuah
bus menerjang warung sehingga warung hancur dan kita mati
seketika.
11
Pada saat yang lain seorang siswa mengalami suatu peristiwa
misalnya:
i. Seorang siswa dapat mencapai prestasi yang bagus karena rajin
belajar.
ii. Seorang siswa memiliki uang yang banyak karena rajin
menabung.
iii. Seorang siswa rajin berolahraga, terjamin gizinya, dan cukup
istirahat sehingga tubuhnya sehat.
Tiga peristiwa pertama di atas menunjukkan bahwa manusia
diberi kesempatan untuk berusaha. Mereka harus menjalani peristiwa
tersebut. Sebaliknya, tiga peristiwa di bawahnya menunjukkan bahwa
manusia harus berusaha. Keberhasilannya banyak dipengaruhi kadar
usaha yang dilakukan. Dengan demikian dalam kenyataan hidup ini
ada sesuatu yang tidak dapat diusahakan manusia dan ada pula sesuatu
yang tergantung dari usaha manusia. Oleh karena itu, ulama
mengatakan bahwa taqdir ada dua macam yaitu taqdir mubram dan
mu’allaq .
a. Taqdir Mubram
Taqdir mubram adalah taqdir yang tidak dapat berubah karena
kemauan atau usaha manusia. Contohnya adalah soal kapan ajal
manusia datang, jika ajal seseorang telah tiba, maka dia tidak mungkin
manundanya. Ketika Allah menghendaki ia meninggal saat itu, maka
saat itu pula ia akan meninggal. Firman Allah dalam Al Qur an surat
Yunus ayat 39
َاِ َذاجأ َء اَ َجلُهُ ْم فَالَ يَ ْستَْأ ِخرُوْ نَ َسا َعةً َّوالَ يَ ْستَ ْق ِد ُموْ ن
Artinya : “Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan-
Nya”. (QS. Yunus : 49)
12
Contoh lainnya adalah nasib manusia,lahir, jodoh dan rezekinya,
terjadinya kiamat, dan lain-lain.
ً ك قُلْ ُك ًّل ِّم ْن ِعن ِد هللاِ فَ َما لِهَـُؤالء ْالقَوْ ِم الَ يَ َكا ُدونَ يَ ْفقَهُونَ َح ِديثا ْ ُص ْبهُ ْم َسيَِّئةٌ يَقُول
َ وا هَـ ِذ ِه ِم ْن ِعن ِد ِ َُوِإن ت
b. Taqdir Mu’allaq
Taqdir mu’allaq adalah taqdir yang dapat berubah karena
adanya usaha yang dilakukan manusia. Contohnya keadaan manusia
semula melarat menjadi kecukupan karena usaha manusia, semula
belum tahu menjadi tahu karena berusaha belajar, dan semula sakit
menjadi sehat karena berusaha berobat, air jika dipanaskan pada suhu
100 C akan mendidih, dan jika didinginkan pada suhu 0 akan
menjadi es. Firman Allah dalam surat Arra’du ayat 11 :
اِ َّن هللاَ الَ يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوْ ا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ْم
13
Manusia adalah makhluk yang lemah.Mereka harus mengakui
kebesaran dan kekuasaan Allah swt yang mencipta, mengatur, dan
menguasai alam semesta. Manusia tidak mengetahui apa–apa yang
akan terjadi atas dirinya sendiri. Baik kejadian yang menyenangkan
maupun yang menyusahkan. Manusia tidak dapat mengatakan bahwa
besok akan terjadi hujan lebat. Mereka hanya memperkirakan
berdasarkan pengalaman.Islam mensyariatkan bahwa manusia wajib
berusaha secara maksimal, sedangkan hasilnya ada pada kekuasaan
Allah swt semata. Firman Allah dalam surat An Najm ayat 39 :
14
Orang yang beriman secara benar terhadap takdir memiliki
ketenangan jiwa dan kestabilan emosi atau perasaan.Ia tidak mudah
berbangga hati apabila usaha yang dilakukan berhasil. Sebaliknya ia
juga tidak mudah susah dan putus asa apabila usahanya belum berhasil
seperti yang diharapkan. Segala sesuatu tidak hanya tergantung kepada
usaha manusia saja, tetapi atas kehendak Allah swt.Keberhasilan
maupun kegagalan diyakini sebagai ujian dari Allah swt.Semuanya
dikembalikan kepada kekuasaan Allah swt.Dia yang menguasai dan
mengatur segalanya. Allah swt berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 7 :
15
hidup merupakan hal wajar.Apabila keimanan terhadap takdir cukup
kuat, kesedihan tersebut tidak berlarut – larut sampai putus asa, tidak
memudarkan semangat, dan tidak memusnahkan gairah hidupnya.
Disebutkan dalam Al Qur an surat Al Hadid ayat 22 dan 23 yang
artinya :
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum
Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.
Agar kamu tidah bersedih hati terhadap apa yang luput Dari kamu, dan
tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS. Al Hadid : 22, 23)
Tiga Ridha terhadap Takdir :
i. Ridha terhadap ketaatan, merupakan sesuatu yang diperintahkan.
ii. Ridha terhadap musibah, merupakan sesuatu yang diperintahkan,
baik bersifat anjuran maupun kewajiban.
iii. Ridha untuk menjauhi kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
4) Banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila
mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena
keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.
Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal
tersebut merupakan ujian. Sebagaimana firman Allah yang
artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya
kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
5) Jauh dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila
memperoleh keberhasilan, iamenganggap keberhasilan itu adalah
16
semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya
hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan
berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalah ketentuan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk surga orang yang
didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR.
Muslim)
6) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya.
Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan
beruntung.Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus
diusahakan.Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan
qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan
dan keberhasilan itu.Sebagaimana firman Allah SWT.yang artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS Al-
Qashas ayat 77)
7) Berani qanaah (rela menerima kenyataan hidup yang dialami dengan
ikhlas).
8) Berani menghadapi persoalan hidup karena yakin semuanya yang
dialami ujian dari Allah swt.
17
9) Memiliki keberanian dalam berjuang menegakkan Islam karena yakin
bahwa hidup dan mati ada pada kuasa Allah swt.
10) Memiliki jiwa yang tenang, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan
yang kurang baik.
11) Mampu mengendalikan dirinya di saat suka maupun duka.Tidak
mudah bangga jika usahanya berhasil, tidak mudah lemah semangat
apabila usahanya belum berhasil.
HIKMAH
18
RINGKASAN
1. Beriman kepada qada dan qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
segala yang ada di dunia ini terjadi menurut kuasa dan kehendak Allah yang
di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat.
2. Iman kepada qada dan qadar termasuk pokok-pokok kepercayaan dalam
Islam. Setiap muslim wajib mengimaninya. Pengingkaran terhadapnya sama
dengan mengingkari semua pokok-pokok kepercayaan atau kafir.
3. Mengembangkan sikap positif terhadap qada dan qadar dapat diwujudkan
dalam bentuk ikhtiyar, tawakal, tawadu’ dan tabah dalam menghadapi
musibah
4. Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qada dan qadar antara lain :
a. Melatih diri bersikap sabar
b. Bisa mengendalikan diri di suasana apapun
c. Senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah
SOAL LATIHAN
Pentunjuk pengerjaan :
19
DAFTAR PUSTAKA
20
KUNCI JAWABAN
1. Pengertian qada menurut istilah adalah ketetapan atau ketentuan Allah sejak
zaman azali (sebelum adanya_alam ini) yang belum diketahui oleh makhluk
dan belum terlaksana, tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluknya sesuai dengan iradah (kehendak Allah) meliputi baik buruk,
hidup dan mati dan seterusnya.
Pengertian qadar menurut istilah adalah perwujudan ketetapan (qada) terhadap
sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ditentukan dan telah
terlaksana sesuai dengan iradah Allah.
2. Ada 6 yaitu
1) Ikhtiar
2) Bersikap tawadlu kepada Allah SWT
3) Tabah hati dalam menghadapi masalah
4) Banyak bersyukur dan bersabar
5) Jauh dari sifat sombong dan putus asa
6) Memupuk sifat optimis dan giat belajar
3. Taqdir mu’allaq adalah taqdir yang dapat berubah karena adanya usaha yang
dilakukan manusia.
4. - Ridha terhadap ketaatan, merupakan sesuatu yang diperintahkan.
- Ridha terhadap musibah, merupakan sesuatu yang diperintahkan, baik
bersifat anjuran maupun kewajiban.
- Ridha untuk menjauhi kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
5. Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk surga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
21