Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA PRA-PROPOSAL

Nama : MEGA AMELIA NURVIANTI


NIM : 02040320030
Nomor WA : 085854642121

PENGEMBANGAN UNIT USAHA EKONOMI UMAT


“MINI MARKET MINA” DAN KEMANDIRIAN PANTI
ASUHAN KHOIRIYAH HASYIM SURABAYA

A. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Perumusan Kebijakan Pengembangan Unit Usaha Ekonomi Umat
Minimarket Mina?
b. Bagaimana Implementasi Pengembangan Unit Usaha Ekonomi Umat Minimarket Mina
Dalam Kemandirian Panti Asuhan Khoiriyah Hasyim?
c. Bagaimana Implikasi Pengembangan Pengembangan Unit Usaha Ekonomi Umat
Minimarket Mina untuk Kemandirian Panti Asuhan Khoiriyah Hasyim?

B. LATAR BELAKANG MASALAH (SINGKAT)


- Gejala-gejala adanya kesenjangan yang terdapat di lapangan
- Fakta dan data atau pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek
negatifnya jika tetap dibiarkan
- Alasan rasional tentang penting dan menariknya masalah tersebut diteliti
- Alternatif penyelesaian masalah yang bisa ditawarkan

C. LANDASAN TEORI (SINGKAT)


1. Pengembangan Usaha Ekonomi Umat

Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha


atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas.
Pada umunya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu
melihat suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap
peluang dan memulai usaha (bisnis), dan menjalankan bisnis dengan berhasil.
Usaha adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan
produksi, dan distribusi dengan menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk
mencapai suatu tujuan. Pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses
memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan dating dengan
meningkatkan perluasan usaha serta kualitas dan kuantitas produksi dari pada
kegiatan ekonomi dengan menggerakkan pikiran, tenaga dan badan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Budiarta (2009), seorang pengusaha untuk melakukan
pengembangan usaha umumnya melalui tahap-tahap pengembangan usaha
sebagai berikut1:
a. Memiliki ide usaha
b. Penyaringan ide/konsep usaha
c. Pengembangan rencana usaha (business plan)
d. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha

Pengembangan ekonomi umat merupakan persoalan besar yang dihadapi


umat dewasa ini, dan sesungguhnya pemecahannya hanya dapat dilakukan oleh
umat Islam itu sendiri dengan cara kembali kepada aturan-aturan Allah, di
antaranya dengan: menanamkan sifat wirausaha bagi setiap individu umat,
membangun kemitraan/jejaring yang kuat dengan berbagai pihak terutama dengan
sesame muslim, membuat kebijakan-kebijakan yang lebih memihak kepada
pertumbuhan ekonomi umat, dengan cara mensuport secara moril maupun materil
yang bersumber dari dana zakat, menjalankan transaksi dan perilaku ekonomi
sesuai dengan aturan-aturan dalam ajaran Islam.
2. Minimarket

Toko swalayan atau minimarket memiliki definisi sebagai sarana atau


tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari
secara eceran langsung kepada konsumen dengan cara pelayanan sendiri. Dalam
dunia perdaganagan saat ini, toko barang kebutuhan sehari-hari dengan ruangan
yang tidak terlalu luas (kurang dari 400 m 2) bukan lagi merupakan istilah asing
bagi masyarakat umum, terutama yang tinggal di kota-kota besar.
Toko swalayan merupakan perantara pemasar antara produsen dan
konsumen akhir dimana aktivitasnya adalah melaksanakan penjualan eceran.
Menurut Hendri Ma’ruf, pengertian toko swalayan atau minimarket adalah: “Toko
yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat modern yang
1
M.J Hafsah, ‘Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)’, Jurnal Infokop, Vol 2 (2015),
23.
2
dekat dengan permukiman penduduk sehingga dapat mengungguli toko atau
warung.”2 Sebagai minimarket yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari
suasana dan keseluruhan minimarket sangat memerlukan suatu penanganan yang
professional dan khusus agar dapat menciptakan daya Tarik pada minimarket.
Tata letak minimarket dapat mempengaruhi sirkulasi kembali untuk berbelanja.
Kadang-kadang suasana yang nyaman bersih dan segar lebih diutamakan
dari pada hanya sekedar harga rendah yang belum tentu dapat menjamin
kelangsungan hidup dari minimarket tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan
oleh pengusaha minimarket ini untuk menarik konsumen agar melakukan
pembelian yaitu melalui promosi.
3. Kemandirian

Secara sederhana, amndiri berarti tidak bergantung kepada orang lain


berbagai aspek kehidupan. Sedangkan dari arti katanya, mandiri berarti berdiri
sendiri. Sementara itu, (Natasha, 2016) mengatakan bahwa kemandirian adalah
perilaku yang menunjukkan kedewasaan yang mampu mengembangkan diri,
bertanggung jawab, tampil sebagai totalitas pribadi yang mantap, menyadari apa
yang dilakukan dan alas an melakukannya serta mampu menunjukan control diri
terhadap perilakunya.
Hal lain terkait kemandirian juga disampaikan oleh (Utari Ridhayanti,
2018) yaitu keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dimana dapat
dinaytakaan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai.
Selanjutnya, emnruut (Lukman, 2000) dalam sikap kemandirian terkandung
beberapa hal: 1) kemandirian merupakan bagian dari kepribadian, 2) dapat
menentukan diri serta arah tindakannya,3) adanya kecenderungan untuk
ememnuhi kebutuhannya sendiri, dan 4) dalam kerangka dukungan sosial.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpuljan bahwa kemandirian
merupakan suatu keadaan yang memungkinkan individu dapat melakukan
berbagai aktifitas tanpa bergantung pada orang lain, serta dapat
mempertanggungjawabkan apa yang telah ia kerjakan.3
4. Panti Asuhan
2
Hendri Ma’ruf, Pemasaran Ritel (Jakarta: PT gramedia Pustaka Utama, 2005),85.
3
Ervina Rianti dan Ifdil, ‘Kemandirian Anak Panti Asuhan’, SCHOULID: Indonesian Journal of School
Counseling, Vol 3 (2019), 31.
3
Panti adalah rumah, tempat (kediaman), sedangkan asuhan adalah rumah
tempat memelihara dan merawat anak yatim/yatim piatu dan sebagainya. Panti
asuhan adalah tempat untuk mengasuh anak-anak yatim, piatu atau yatim piatu,
bahkan anak-anak terlantar untuk dibina menjadi anak yang mandiri, bertanggung
jawab, serta patuh dan berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa. Secara umum
dalam Kepmensos No. 50/HUK 2004 dijelaskan bahwa Panti Asuhan Anak
adalah “Panti Sosial yang mempunyai tugas memgang fungsi yang harus
dijalankan dalam penyelenggaraannya, fungsi-fungsi tersebut terwujud dalam
pelayanan bagi anak yatim, piatu, yatim piatu, anak yang kurang mampu, dan
terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat
berkembang seacara wajar”.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa panti
asuhan adalah salah satu jenis Lembaga sosial yang berupaya menampung anak
yatim, piatu, yatim piatu, ataupun anak yang ditinggalkan atau diterlantarkan oleh
orangtuanya, dengan tujuan agar mereka memperoleh kehidupan yang layak.4
D. PENELITIAN TERDAHULU
No Judul/Penyusun/Tahun Substansi Perbedaan Dengan
Penulis

1. “Analisis Implementasi BAZNAS Kota Tasikmalaya Perbedaan dengan


Distribusi Hasil dana Zakat telah mengimplementasikan penelitian penulis
Produktif Pada Minimarket dana zakat produktif dalam yakni pada penyaluran
Madina Di Tasikmalaya” bentuk tanah dan bangunan
dana hasil pendapatan
Elsa dan Ulfah Fauziyah yang kemudian dipakai
pada minimarketnya
2019 Universitas Siliwangi. untuk minimarket.
yang disalurkan
Minimarket Madina sebagai
kepada mustahik
usaha dari Implementasi
dana zakat produktif telah
langsung perorangan

mampu mengembangkan dalam bentuk voucher.


usahanya dnegan
memberikan hasil dana zakat
produktif dalam bentuk

4
Ifdil.
4
voucher belanja.

2. Pengembangan Wakaf  Pengelolaan dan Perbedaan penelitian


Produktif Prespektif pengembangan wakaf tersebut dnegan
Maqashid Syariah Al-Syatibi: produktif minimarket Al- penulis yaitu ada pada
Studi di Minimarket Al- Khaibar merupakan hasil
pendirian
Khaibar Universitas Islam dari pengelolaan dan
minimarketnya,
Malang. Farha Kamelia pengembangan wakaf
dimana
2018. Universitas Islam produktif RSI UNISMA.
permodalannya
Negeri Maulana Malik target pengembangan wakaf
Ibrahim. produktif minimarket Al-
berasal dari

Khaibar ialah mendirikan pengembangan wakaf


minimarket di masjid-masjid produktif. Lalu,
besar dan sekolahan baik di implikasi dari adanya
Pulau Jawa maupun luar minimarket tersebut
Pulau Jawa. Pengembangan diperuntukkan sebagai
wakaf produktif minimarket target pengembangan-
Al-Khaibar dalam perspektif
pengembangan wakaf
maqashid syariah al-Syatibi
selanjutnya yakni
ini termasuk dalam tingkatan
adanya sekolah
hajiyat yang mana wakaf
ataupun masjid-masjid
produktif tersebut ditujukan
untuk berkembang dan besar dan

penting untuk dilaksanakan. produktivitas lainnya.

3. Analisis Strategi Bisnis Cv Identifikasi faktor internal Perbedaan mendasar


Pustaka Citra Dalam yang menjadi kekuatan dan dengan penulis
Memacu Pengembangan kelemahan serta faktor bahwasannya penulis
Minimarket Di Kota Padang. eksternal yang menjadi tidak menganalisis
Djamal Wildison 2017. peluang dan ancaman bagi terkait matriks dalam
Masters thesis, CV Pustaka Citra, lalu melihat strategis
Universitas Andalas. menganalisis alternatif alternative bisnis.
strategi apa yang sesuai dan Penulis hanya
merekomendasikan prioritas menganalisis terkait
strategi yang sesuai dengan faktor eksternal dan
kondisi CV Pustaka Citra. internal dalam

5
kesuksesan pada
minimarket.

4. Strategi Pengembangan Hasil penelitian menunjukan Dalam penelitian


Usaha Minimarket Di bahwa dari segi pemasaran tersebut memiliki garis

Koperasi Mahasiswa menerapkan promosi, harga besar yang sama bagi


khusus dan poin, papan penulis bahwasannya
(Studi Pada Koperasi
kebutuhan, lokasi yang nantinya akan dibahas
Mahasiswa Universitas
strategis. Strategi mengenai strategi
Sebelas Maret), Mei
manajemen barang pengembangan usaha
Saroch 2017. Economic
dagangan yaitu dengan minimarket dalam point
Education Analysis pengadaan barang dagangan implementasi kebijakan.
Journal, EEAJ 6 (2). yang otonom pada
karyawan, selektif terhadap
konsinyor, standarisasi
produk, mengurangi stock
gudang, display berdasarkan
jenis barang.

5. Amalia Beladinna Arifa & Menentukan lokasi Penelitian tersebut


Herdiesel Santoso, “Sistem pendirian minimarket akan memberikan gambaran

Pendukung Keputusan sulit dilakukan jika perhitungan dalam


dikerjakan secara manual, penentuan lokasi yang
Kelompok untuk
mengingat setiap pengambil strategis bagi pendirian
Penentuan Usulan Lokasi
keputusan memiliki minimarket, hal ini
Pendirian Minimarket”,
preferensi sendiri yang dapat berkaitan dnegan
Jurnal Teknik
menyebabkan tingginya minimarket mina yang
Komputer AMIK BSI faktor subjektifitas. Sistem tempatnya saling
Volume VI, No.2, Juli Pendukung Keputusan berdekatan mina satu
2020 P-ISSN 2442-2436, Kelompok (SPKK) dapat dengan yang lainnya.
E-ISSN: 2550-0120 menjadi alternatif untuk Pembedanya yakni
Akreditasi Ristekdikti, No: membantu mengambil dalam penelitian tersbut

36/E/KPT/2019 (Sinta 4) keputusan sekaligus sebagai menggunakan analisis

DOI: 10.31294/jtk.v4i2 alat dalam menganalisis SPKK.


informasi yang dibutuhkan

6
6. Upaya Panti Asuhan Putri Panti Asuhan Putri Perbedaan mendasar
Aisyiyah Babat Lamongan Aisyiyah Babat mencapai Kemandirian Panti

Sebagai Strategi kemandirian finansial, hal Asuhan Aissyiyah Babat


dengan Panti Asuhan
Mencapai Kemandirian ini ditunjukkan dengan
Khoiriyah Hasyim
Finansial, Rembrant Shella peningkatan prosentase
terletak pada sumber
Gustami & Muhammad sumber dana yang berasal
financialnya.
Nafik H.R, Gustami, et dari hasil usaha setiap
al/Jurnal Ekonomi Syariah tahunnya.
Teori dan Terapan Vol. 6
No. 7 Juli 2019: 1509-
1520;

7. Risgiyanti & Ana Shohibu, Program pengabdian ini Perbedaan yang


Program Peningkatan bertujuan untuk mendasar yakni

Kemandirian Ekonomi meningkatkan penerapan program


kemandirian dalam hal
Panti Asuhan Syifa’ul kemandirian ekonomi
ini skill bagi anak bukan
Qolbi, Jurnal Pengabdian panti asuhan Syifa’ul
dalam bentuk
Masyarakat Volume 2, No Qolbi. Program-program
kemandiiran dalam hal
2,Agustus 2019 tersebut yang berkaitan
financial Panti Asuhan.
dengan kewirausahaan
yang mengasah
ketrampilan anak.

8. Nony Mutia Fasha, 2013, Usaha kolam ikan Dalam hal implikasi
Kontribusi Usaha Kolam merupakan kegiatan yang untuk kemandirian
Ikan Panti Asuhan Dalam bersifat produktif, adanya sebuah Panti Asuhan
Meningkatkan Kesejahteraan usaha ini dalam memiliki kesamaan
Anak Yatim Menurut meningkatkan 74 bahwasannya usahanya
Ekonomi Islam (Studi kesejahteraan anak-anak harus berdampak
Kasus Panti Asuhan Al- panti asuhan mengalami terhadap sumber
Ghasyiyah Duri), peningkatan. Peningkatan penghidupan bagi panti
kesejahteraan tersebut dapat asuhan, namun yang
dilihat dari beberapa hal, menjadi pembeda dala

7
seperti persoalan pangan penelitian ini sumber
yang telah terpenuhi, dari usahanya yaitu dari
menyediakan tempat tinggal, usaha kolam ikan.
dan memberikan biaya
pendidikan anak-anak Panti
Asuhan, karena seseorang
dapat dikatakan sejahtera
apabila segala kebutuhan
sudah terpenuhi yakni
pangan, papan, sandang,
pendidikan dan kesahatan.

E. METODE PENELITIAN (SINGKAT)


Dalam menganalisis data peneliti menggunakan penelitian kualitatif
dengan metode pendekatan penelitian kebijakan. Penelitian kebijakan juga dapat
menggunakan metode kualitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakan Metode
Deskriptif Analisis untuk menggambarkan tentang Minimarket Mina dan Panti
Asuhan Khoiriyah Hasyim. Lalu, dipaparkan lebih detail dengan menggunakan
metode pendekatan kebijakan. Yang mana menggunakan 3 tahapan kebijakan
yaitu perumusan, implementasi dan implikasi.
Perumusan kebijakan dalam penelitian ini untuk mencari tahu perumusan
awal adanya kebijakan pendirian Minimarket Mina, mengetahui sistematika
dalam pengimplementasian Minimarket Mina dalam segi manajemen maupun
proses penjualan dan pelayanannya serta mengevaluasi implikasi dari dampak
keterlibatan Minimarket Mina sebagai sumber penghidupan bagi Kemandirian
Panti Asuhan khoiriyah Hasyim.

Anda mungkin juga menyukai