Alokasi materialitas besar dikarenakan tingkat kesualitan melakukan audit, semakin sulit maka
semakin besar alokasi boleh salah karena kita membutuhkan waktu yang banyak sehingga alokasi
salahnya besar
1. Banyak kuantitasnya
2. Jenisnya yang banyak
3. Banyak gudang yang tersebar di seluruh Indonesia
4. Hasil pemeriksaannya dalam unit (kalau di gudang), kalau bagian akuntansi dicatat dalam
nominal rupiah dengan cara dikalikan harga beli per unit
5. Pembelian dalam setahun banyak tidak hanya sekali dan berbeda harganya
- Metode pencatatan inventory ada 2, yaitu prepetual dan periodic (paling bagus
pengendaliannya prepetual karena kalao periodic pencatatannya per periode. Kalau
prepetual pencatatannya inventory update terus sehingga akhir periode hanya mencocokan
barang)
- Metode untuk menghitung barang terjual ada 2, yaitu FIFO dan average
Menggunakan harga yang akhir apabila menggunakan metode FIFO karena kalau kita ingin mencari
nilai barang yang terjual menggunakan harga awal, tapi kalau ingin menghitung persediaan akhir itu
adalah menggunakan harga yang paling akhir
1. Perolehannya dan pencatatan dari raw material, labor, overhead. Dokumen yang terkait
untuk pencocokan adalah purchase invoice, lap. Penerimaan barang, catatan absen dari HR
(labor), BBTL, TKTL (overhead)
2. Internally transfer assets and costs
3. Siklus penjualan,
4. Melakukan observasi terhadap barang persediaan dengan menggunakan prosedur
pemeriksaan fisik. Yang menghitung karyawan klien, auditor hanya mengamati
5. Harga yang mana yang tercantum disini (price and compile)
Pemeriksaan fisik bisa dilakukan pada saat tanggal neraca (idealnya), sebelum tanggal neraca (hasil
perhitungan + pembelian – penjualan)
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan data yang ada di neraca
atau tidak.