Resume ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqh Hukum
Keluarga
Disusun Oleh:
FAKULTAS SYARIAH
PERIODE 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Hal hal yang Mendorong Adanya Khiyar Dalam Pernikahan
Hal hal yang Mendorong adanya hak memilih dalam pernikahan ada Empat
Yaitu:
1. Cacat
2. Kesulitan Untuk memberikan mahar,nafkah atau pakaian
3. Kehilangan Suami
4. Kemerdekaan yang dimimiliki oleh budak wanita yang bersuami
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khiyar(Hak Memilih) Karena Cacat(98)
Dalam Hal ini ulama berbedapat tentang hal hal yang mendorong adanya
khiyar karena cacat,bagi masing masing suami istri,yaitu dalam dua
Hal,Yaitu:
1. Apakah Pernikahan dapat ditolak karena cacat atau tidak?
Lalu menurut ahli Dhahir lebih tepatnya Umar Bin Abdul Aziz bahwa tidak
mendorong adanya Khiyar untuk menolaj dan menahan istri.
Adapun perkataan sahabat yaitu “laki laki mana saja yang menikah dengan
seorang wanita dan pada diri wanita tersebut terdapat penyakit gila,lpera atau
1
kusta,maka dia dapat mahar sepenuhnya ,hal itu adalah suatu kerugian(denda) atas
suami terhadap walinya,
Lalu tentang qiyas jual beli,ulama berpendapat bahwa hal ini memeiliki
kesamaan dengan jual beli,yaitu karena dijual beli bisa ditolak jika ada cacatnya.
Malik dan Syafii Sepakat bahwa hal tersebut bisa ditolak karena 4
hal:Gila,Lepra,Ksuta,Dan penyakit kemaluan yang mengalami
persetubuhan.
2
Para pengikut madzhab Maliki,berbeda pendapat karena adanya 4
cacat,yaitu:
Syafii Berpendapat diberikan hak khiyar jika dia belum digauli,pendapat ini
juga dikemukakan oleh malik.
Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa istri menjadi salah satu orang
yang berutang,tidak dipisahkan antara keduanya dan suami djtuntut untuk
memberikan nafkah dan ustru boleh menghalangi dirinya hingga suaminya
memberikan mahar kepadanya.
3
Malik,Syafii,Ahmad,Abu Tsaur,Abu Ubaid dan sekelompok ulama berpendapat
boleh diceraikan antara keduanya,pendapat ini diriwayatkan dari Abu Hurairah
dan Sa’id Bin Al musayib.
Alasan Sebab perbedaan pendapat ialah kesamaan bahaya yang terjadi keran hal
itu dengan bahaya yang terjadi karena lemah syahwat,karena jumhur berpendapat
untuk menthalak karena lemah syahwat,hingga Ibnu Al Mundzir mengatakan itu
adalah Ijma’dan barangkali mereka mengatakan,nafkah itu sebagai timbal balik
kenikmatan yang dirasakan oleh suami,dengan dalil bahwa wanita yang
membangkang tidak mendapatkan nafkah menurut jumhur.jika suami tidak
mendapatkan nafkah,gugurlah kenikmatan yang dirasakanya,maka wajib untuk
melakukan Khiyar.
Para Ulama memeliki perbedaan Pendapat tentang seuami yang hilang serta tidak
diketahui hidup atau matinya di negeri Islam Yaitu :
1. Malik berpendapat bahwa istrinya diberi waktu empat tahun dimulai sejak
dia mengadukan perkaranya kepada hakim.jika penilitian tentang hidup
atau matinya seuami telah selesai,lalu dia tidak diketahui,maka hakim
memberikan waktu kepada istrinya.jika masa iddah orang yang ditinggal
mati oleh suami selesai,Yaitu Empat bulan sepuluh hari dan dia telah
halal,dai(Malik) mengatakan,harta orang tersebut tidak diwariskan hingga
datang masanya yang denganya bisa diketahui bahwa orang yang hilang
4
tersebut tidak akan hidup sampai semisal itu umumnya.Maka ada pendapat
mengatakan tujuh puluh tahun.pendapat lain mengatakan delapan puluh
tahun,bahkan sampai seratus tahun,dan pendapat ini diriwayatkan dari
Umar Bin AL Khataab dan juga diriwayatkan dari Utsman dan pendapat
ini juga dikemukakan oleh Al-Laits.
2. Sedangkan Syafii,Abu Hanifah dan Ats- Tsauri berpendapat bahwa istri
orang yang hilang tidak halal hingga kematianya terbukti,pendapat ini
diriwaytkan dari Ali dan Ibnu Mas’ud.
Adapun Qiyas tersebut yaitu: kesamaaan bahaya yang menimpa isitri karena
kehilangan suami dengan ila’ dan lemah syahwat.Maka dia berhak melakukan
khiyar seperti yang terjadi pada dua hal ini.
Orang orang yang hialng menurut para ulama dari pengkiut madhzab Maliki ada
empat Macam Yaitu:
Orang yang hilang dalam peperangan islam hukumnya adalah orang yang
terbunuh tanoa harus menunggunya,pendapat lain mengatakan ditunggu
berdasarkan jauh dekatnya tempat terjadinya peperangan dan waktu paling lama
adalah 1 tahun.
5
Orang yang hilang dalam peperangan orang kafir hukumnya menurut Maliki
ada beberapa,yaitu hukumnya seperti orang tertawan,hukum orang terbunuh
setelah satu tahun,lalu hukum orang yang hilang di negeri muslim,terakhir orang
yang hilang di negeri kaum muslim berhubungan dengan hartanya.
Beberapa pendapat diatas didasarkan atas dioblehkanya meniliti yang lebih dalam
syari’at,yang dikenal dengan qiyas mursal. Diantara ulama terjadi perbedaan
pendapat tentang qiyas Mursal(para ulama yang menyatakan adanya Qiyas)
D. Khiyar Memerdekakan
6
dari Aisyah bahwa suaminya adalah seorang yang merdeka.dan kedua penukuilan
ini memeiliki ketetapan menurut ahli hadits.
Mereka juga berbeda pendapat tentang waktu yang dibolehkan baginya untuk
melakukan Khiyar: