Ikhtisar:
Dalam Bab IV ini dijelaskan tentang proses pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU), dan proses pembahasan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat terhadap
Rancangan Undang-Undang yang berasal dari suatu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(PERPU) tersebut.
A. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) adalah peraturan yang dibentuk oleh Presiden
dalam “hal ihwal kegentingan yang memaksa”, oleh karena itu proses pembentukannya agak berbeda
dengan pembentukan suatu Undang-Undang.
Apabila melihat ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya, dapat diketahui
bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) mempunyai hierarki, fungsi, dan
materi muatan yang sama dengan Undang-Undang, hanya di dalam pembentukannya berbeda dengan
Undang-Undang.
Selama ini Undang-Undang selalu dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
dan dalam keadaan normal, atau menurut Perubahan UUD 1945 dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dan disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden, serta disahkan oleh Presiden,
sedangkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) dibentuk oleh Presiden tanpa
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat karena adanya suatu “hal ihwal kegentingan yang memaksa”.
Proses pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang, Undang (PERPU) berjalan lebih singkat,
mengingat pembentukanny, dilakukan dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, schinggy dalam
pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) itu beberapa mata rantai
prosesnya dipersingkat.
Dalam Pasal 52 Undang-Undang No. 12 Th. 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
mengatur tentang Penyusunan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dirumuskan sebagai
berikut:
Pasal 52 .
(1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang
berikut.
Dalam Pasal 57 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014, dirumuska bahwa, dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa, Presideo menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Kemudian Pasal
58 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014 menyatakan bahwa, Presiden menugaskan penyusunan Rancangsd
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang kepada Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya
meliputi materi yang akan diatur dale Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersobut sebagai
Pemrakarsa. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut
berkoordinasi dengan Menteri dan menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian dan/atau
pimpinan lembaga terkait.
Kemudian dalam Pasal 59 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014, dirumuskan bahwa, Rancangan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang telah selesai disusun disampaikan oleh menteri Pemrakarsa
kepada Presiden.
Selanjutnya dalam Pasal 60 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014 dirumuskan bahwa: Pemrakarsa
menyusun Rancangan UndangUndang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
UndangUndang Menjadi Undang-Undang setelah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
ditetapkan oleh Presiden.
Dalam Pasal 61 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014 dirumuskan sebagai berikut:
Pasal 61
(1) Selain menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
UndangUndang menjadi Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Pemrakarsa juga
menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang.
(3) Dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengyanti
Undang-Undang Menjadi Undang-Undang dan Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1), Pemrakarsa
membentuk panitia antarkementerian dan/atau antarnonkementerian.
(4) Hasil penyusunan Rancangan Undang-Undang sebagaimang dimaksud pada ayat (3) disampaikan
kepada Menteri untuk dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi.
(5) Menteri menyampaikan kepada Pemrakarsa hasil pengharmo. nisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi untuk disampaikan kepada Presiden.
Selanjutnya tentang tata cara penetapan Rancangan Peraturay Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
dalam Pasal 114 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014 dirumuskan sebagai berikut:
Pasal 114
(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau
Sekretaris Kabinet membubuhkan nomor dan tahun pada naskah Peraturan Perundang-undangan yang
telah ditetapkan oleh Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara atau
Sekretaris Kabinet menyampaikan naskah yang telah dibubuhi nomor dan tahun sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) Kepads Menteri uny diundangkan.
Berdasarkan Pasal 148 Peraturan Presiden No. 87 Th. 2014 Menteri akan mengundangkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia disertai nomor dan tahunnya, dan - menempatkan Penjelasannya dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia dengan memberikan nomor.
Selanjutnya, Menteri akan menandatangani pengundangan dengan membubuhkan tanda tangan pada
naskah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan kemudian menyampaikannya kepada
Menteri Sekretaris Negara untuk disimpan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Dalam sidang pertama Dewan Perwakilan Rakyat setelah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU) tersebut ~ diundangkan, Presiden akan mengirimkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang tersebut sebagai suatu Rancangan Undang- Undang kepada Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat dengan suatu Surat Presiden. (Proses pemberian persetujuan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang di DPR diatur dalam Pasal 71 UndangUndang No. 12 Th. 2011 seperti
pembahasan di atas)
Ketentuan mengenai mekanisme khusus tersebut dilaksanakay dengan tata cara sebagai berikut:
b. Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan dalam huruf a diajukan pada saat Rapat Paripurna
DPR tidak memberikan persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang yang diajukan
oleh Presiden; dan
(1) Pembahasan rancangan undang-undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang menjadi undang-undang dilaksanakan melalui mekanisme yang sama dengan pembahasan
rancangan undang-undang.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat hanya menerima atau menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang.
(3) Dalam hal rancangan undang-undang mengenai penetapan peraturan permerintah pengganti undang-
undang menjadi undang-undang ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat maka Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang tersebut dinyatakan tidak berlaku.
(4) Dalam hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Unde, ditolak Dewan Perwakilan Rakyat maka
Presiden mengajy. kan rancangan undang-undang tentang pencabutan peraturad pemerintah pengganti
undang-undang tersebut yang dapat mengatur pula segala akibat dari penolakan tersebut.
a. Tingkat Pembicaraan I dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat Badan
Anggaran, atau rapat panitia khusus bersama dengan menteri yang mewakili Presiden; dan
b. Tingkat Pembicaraan II dalam rapat paripurna DPR. Pembahasan Rancangan Undang-Undang oleh
Badan Anggaran yang dilaksanakan pada Tingkat Pembicaraan I tersebut adalah dalam pengajuan
Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Berdasarkan Pasal 136 Peraturan DPR No. 1 Th. 2014 tentang Tata Tertib, Pembahasan Rancangan
Undang-Undang kepada komisi, atau gabungan komisi oleh Badan Musyawarah ditugaskan paling
banyak 2 (dua) Rancangan Undang-Undang pada waktu yang bersamaan, kecuali menyangkut
pembahasan Rancangan Undang-. Undang mengenai: ‘