ABSTRAK
Seni Laga Ketangkasan Domba Garut merupakan seni tradisi kearifan lokal budaya masyarakat
Kabupaten Garut khususnya Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang Garut yang masih dipertahankan
kelestariannya sampai saat ini. Namun, di balik kelestariannya Seni Laga Ketangkasan Domba Garut tidak
luput dari pro dan kontra sebab kegiatan ini dianggap menyimpang. Dengan demikian, dari pro dan kontranya
seni tradisi ini masyarakat Garut tetap memepertahankan dan melestarikannya secara perspektif struktural dan
fungsional. Pokok masalahnya melahirkan pertanyaan penelitian tentang bagaimana struktur sosial dan fungsi
sosial yang menyebabkan Seni Laga Ketangkasan Domba Garut dapat mempertahankan keberadaannya saat
ini? Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan struktur dan fungsi masyarakat Seni Laga Ketangkasan
Domba Garut dalam mempertahankan dan melestarikannya.Untuk menjawab inti pertanyaan tersebut,
penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan penelitian menggunakan
pendekatan sinkronik. Adapun teori yang digunakan yaitu teori struktural fungsional A.R Redcliffe Brown.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Seni Laga Ketangkasan Domba Garut merupakan seni tradisi
yang menjadi warisan budaya masyarakat yang ditunjang kelestariannya oleh struktur sosial dan fungsi sosial
masyarakat peternak Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Garut.
Kata kunci: Seni Laga Ketangkasan Domba Garut, struktur sosial, fungsi sosial, perspektif struktural
fungsional.
ABSTRACT
Dexterity fight art of Garut’s Sheep is an ancient traditional art that born from garut city, especially
in cikandang village, cikajang district that still conserve this culture. But beyond its sustainability, Dexterity
fight art of Garut’s Sheep is not excluded from pros and cons. Because this activity is consodered as diverge.
So, from this pros and cons people of garut still preserve in structural perspective and functional. The main
problem giving us a question about how social structure and social function that caused Dexterity fight art of
Garut’s Sheep can maintain its exsistence right now? The purpose of this research is for explaining structure
and public function Dexterity fight art of Garut’s Sheep in maintain and conserve.For answer that main
question, this research using descriptive qualitative research metode. Approach of this research is using
syncronic approach. There is also theory that used such as A. R. Redcliffe Brown functional structure. A result
from this research can be concluded that Dexterity fight art of Garut’s Sheep can be a cultural heritage
supported its sustainability by social structure and public social function of people of cikandang village from
cikajang district.
Keywords: Dexterity fight art of Garut’s Sheep, social structure, social function, functional structure
perspective.
115
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
116
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
status kegiatan ngadu atau Ngaben Domba terjadi dalam Seni Laga Ketangkasan Domba
menjadi Seni Laga Ketangkasan Domba Garut. Garut, dan perspektif struktural fungsional
Dilihat dari aspek sosial budayanya, dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut.
masyarakat Kabupaten Garut tidak terlepas dari Berangkat dari ketertarikan tersebut penulis
tradisi ternak domba. Domba merupakan ternak akan membahas topik “Persfektif Struktural
yang biasa dipelihara oleh masyarakat, sebagai Fungsional Seni Laga Ketangkasan Domba
tabungan atau kesenangan. Akhir-akhir ini Garut di Desa Cikandang Kecamatan Cikajang
ternak domba digalakan karena domba berfung- Kabupaten Garut.” Pengkajian difokuskan pada
si sebagai penyumbang gizi dan peningkatan pendekatan sinkronik terhadap Seni Laga
kebutuhan protein yang teratur dari hewan. Ketangkasan Domba Garut di Desa Cikadang,
Jawa Barat, ternak domba ini tidak hanya Kabupaten Garut. Suatu tradisi budaya yang
sekadar bertujuan untuk menghasilkan daging. diwariskan secara turun-temurun dan mempu-
Kenyataannya sudah merupakan salah satu nyai fungsi nilai sosial budaya dan ekonomi
ternak yang mampu memberikan kesenangan yang masih dipertahankan kelestariannya.
bagi pemiliknya, terkait dengan adanya “Seni Pengkajian ini bermaksud melihat cara
Laga Ketangkasan Domba Garut” yang biasa masyarakat Kabupaten Garut, terutama masya-
dijadikan salah satu hiburan bagi masyarakat rakat di Desa Cikandang, sehubungan dengan
Jawa Barat. upayanya memelihara dan mempertahankan
Ditilik dari segi tradisi kebudayaan tradisi seni laga ketangkasan domba Garut.
setempat menurut foklor Indonesia, ngadu Meskipun seni tradisi ini dipandang negatif
domba di Kabupaten Garut merupakan bentuk oleh sebagian masyarakat di Desa Cikandang
permainan bertanding (game) rakyat Jawa maupun di Kabupaten Garut.
Barat (Alamsyah, Priatna S, dkk 1993:1). Merujuk pada latar-belakang masalah
Permainan rakyat adalah suatu permainan yang tersebut, penulis merumuskan masalahnya yang
tumbuh dan berkembang dari masa ke masa berkaitan erat dengan struktur dan fungsinya
karena tumbuh dari suatu kebiasaan yang yang menyebabkan Seni Laga Ketangkasan
dilakukan oleh masyarakat, dalam hal ini Domba Garut tetap dapat bertahan. Dengan
masyarakat yang berada di daerah. Jenis demikian, perumusan masalahnya melahirkan
permainan ini, selain berfungsi sebagai sarana pertanyaan penelitian tentang bagaimana struk-
hiburan, pengisi waktu dari kelelahan jasamani tur sosial dan fungsi sosial yang menyebabkan
dan rohani, juga berfungsi sebagai sarana Seni Laga Ketangkasan Domba Garut dapat
sosialisasi nilai-nilai budaya masyarakat mempertahankan keberadaannya saat ini?
pendukungnya. Berdasarkan permasalahan yang telah
Seiring dengan munculnya nilai-nilai di rumuskan maka tujuan penelitian ini adalah
baru yang terjadi dalam masyarakat pendu- untuk menjelaskan struktur dan fungsi masya-
kungnya, fungsi seni permainan rakyat khas rakat Seni Laga Ketangkasan Domba Garut.
“Kota Dodol” ini mulai mengalami perubahan Berdasarkan pengungkapan permasala-
mendasar. Dari yang semula sekadar hiburan han yang tercantum dalam rumusan masalah
para peternak dan penggemar domba tangkas, dan tujuan penelitian ini ada manfaat yang bisa
kemudian menjadi ajang untuk melestarikan diambil, di antaranya:
peternak domba, meningkatkan mutu, dan me- A. Manfaat Teoritis
masyarakatkan seni kendang pencak yang biasa Secara teoretis, penelitian ini diharapkan
dimainkan pada saat domba berlaga di arena. dapat memberikan sumbangsih bagi per-
Selebihnya sebagai ajang promosi untuk kembangan dunia ilmu antropologi budaya,
meningkatkan harga jual, serta menjadi salah khususnya tentang pemahaman nilai budaya
satu suguhan atraksi budaya untuk mening- mengenai seni laga ketangkasan domba
katkan arus kunjungan wisatawan ke garut. Penelitian ini juga diharapkan seba-
Kabupaten Garut. gai referensi untuk kajian-kajian Antropo-
Mencermati aspek-aspek budaya seba- logi tentang Seni Laga Ketangkasan Domba
gaimana telah di paparkan pada latar belakang Garut di kemudian hari.
maka, penulis merasa tertarik untuk mengkaji
aspek-aspek tradisi kebudayaan, gejala yang
117
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
118
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
Artikel jurnal Arief Yuliardi Kusnadi disebut permainan ngadu Domba, serta
(2014), dengan judul “Peran Acara Seni mengetahiui struktur acara pertunjukan Seni
Ketangkasan Domba Garut dalam Pengem- Ketangkasan Domba Garut pada tahun 1993.
bangan Bibit Domba dan Manfaat Sosial dan Buku yang di tulis oleh Bangbang Arum
Ekonomi Bagi Peternak (Kasus di Kota dan Warjita, (2010), Pamidangan Seni Ketang-
Bandung)”. Berupa tulisan Artikel Jurnal yang kasan Domba Garut. Buku ini sebagai, pengin-
dimuat di media elekronik. Artikel jurnal ini ventarisasian, pendokumentasian dan pengin-
menjelaskan lebih berfokus pada peran acara formasian pelestarian nilai-nilai budaya yang
Seni Ketangkasan Domba Garut yang mem- terkandung dalam Seni Ketangkasan Domba
punyai fungsi terhadap sosial dan ekonomi Garut di dalamnya berisi suatu tinjauan sejarah
perternak. Dalam artikel jurnal ini juga menje- dan tradisi permainan rakyat Kabupaten Garut,
lasakn peran acara Seni Ketangkasan Domba serta mejelaskan kehidupan masyarakat peter-
Garut sebagai pengembangan bibit unggul nak di Kabupaten Garut dalam mejalankan Seni
Domba Garut yang sangat memberi manfaat Ketangkasan Domba Garut. Buku ini sangat
sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Kontri- berkontribusi sebagai referensi penulis untuk
busi artikel jurnal ini bagi penulis sangatlah mengetahui tatacara pemeliharan para peternak
membantu untuk mengetahui fungsi sosial mengembangkan domba dan menjalankan seni
budaya dalam acara Seni Ketangkasan Domba tradisinya.
Garut dan sebagai referensi untuk mengetahi Serta buku karya Denie Heriyadi,
peran masyarakat peternak dalam mengem- (2011), dengan judul Pernak-pernik dan
bangkan seni budaya melalui acara Seni Senarai Domba Garut. Buku ini menjelaskan
Ketangkasan Domba Garut. aspek mengenai pernak-pernik dan senarai
Skripsi Maya Maemunah (2018), (daftar) Domba Garut dan istilah-istilah dalam
“Tinjauan Hukum Seni Adu Domba yang Seni Ketangkasan Domba Garut serta istilah-
Terindikasi Judi di Desa Wanaraja Kabupaten istialah Domba Garut itu sendiri. Dalam buku
Garut Berdasarkan Hukum Islam”. Berupa ini menjelaskan aspek-aspek istialh estetika
skiripsi Fakultas Hukum Universitas Pasundan dalam Seni Ketangkasan Domba Garut. Buku
yang membahas tinjauan hukum dalam Seni ini sangat berkontribusi bagi penulis untuk
Ketangkasan Adu Domba, pola pokok pemba- dijadikan referensi untuk menjelasakan aspek-
hasannya yaitu berupa dasar-dasar hukum islam aspek Seni Ketangkasan Domba Garut dan
yang terjadi dalam pertandingan laga adu menjelaskan aspek-aspek istilah Domba Garut
domba, serta dalam skripsi ini membahas Dari beberapa sumber buku yang mene-
tentang bagaimana sudut pandang agama islam liti dan mengkaji Seni Ketangkasan Domba
tentang Seni Ketangkasan Domba Garut. Skrip- Garut kebanyakan fokus mereka dalam peng-
si ini berkontribusi bagi penulis sebagai refe- kajiannya yaitu dalam bentuk aspek keseja-
rensi untuk melihat pandangan hukum agama rahan dan hukum dalam Seni Laga Ketang-
islam tentang acara Seni Ketangkasan Domba kasan Domba Garut, fokus penelitian yang akan
Garut. penulis kaji dan di teliti jelas berbeda dengan
Buku yang dikeluarkan oleh Depar- penelitian dari sumber sebelumnya.Dari perbe-
temen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai daan penelitian dan pengkajiannya penulis akan
Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional yang di lebih fokus mengkaji dalam sudut pandang
tulis Alamsyah, Priatana, dkk, (1993), dengan kajian antropologi dari perspektif sinkronik
judul Permainanan Rakyat Ngadu Domba di yaitu mengkaji perspektif struktural fungsional
Kampung Cibuluh, Kecamatan Cisurupan, masyarakat dalam upaya memahami dan me-
Kabupaten Garut. Buku ini menjelaskan kajian mandang masyarakat cara melestarikan dan
sejarah dan nilai tradisi budaya permainan upaya mempertahankan seni budaya Seni Laga
rakyat Seni Ketangkasan Adu Domba Garut. Ketangkasan Domba Garut tetap berfungsi dan
Buku ini juga menjelaskan seperti apa pertun- tetap eksis dalam kelestarian budayanya di
jukan Seni Laga Ketangkasan Domba Garut. masyarakat.
Buku ini membantu untuk mengetahui sejarah Sebagai penunjang pisau bedah untuk
Seni Ketangkasan Domba Garut yang dimana melakukan penelitian penulis menggunakan
kegiatan Seni Ketangkasan Domba Garut masih landasan teori struktural fungsional. Mengutip
119
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
dari kerangka pikir dari ringkasan disertasi yang menyebabkan budaya semakin tumbuh
Dede Suryamah (2018) “Struktur Fungsi dan dan berfungsi menurut strukturnya.”
Makna Pertunjukan Seni Kuda Renggong di Pendapat Radcliffe-Brown sejalan
Sumedang” mengungkapkan bahwa: betul, bahwa tradisi Seni Laga Ketangkasan
“Secara antropologis fenomena budaya Domba Garut ini juga merupakan sistem
tumbuh dan berkembang melalui manusia struktur sosial budaya yang dibutuhkan oleh
yang menjadi pelakunya sebagai makhluk “kebutuhan sosial” yang bertujuan untuk men-
yang mampu mencipta, menikmati dan jadi sarana hiburan rakyat serta untuk meles-
memberi makna terhadap karya ciptanya, tarikan kebudayannya. Lebih lanjut Redcliffe-
hingga terstruktur dalam lingkungan seki- Brown memiliki berpandangan:
tarnya. Lingkungan budaya yang terstruktur “Dalam kehidupan manusia terdapat hubu-
ini diperlukan manusia menurut presepsi ngan sosial yang khusus dan membentuk
yang dilatarbelakangi oleh sistem berpikir, suatu keseluruhan yang padu seperti halnya
dinamika zaman dan konsep nilai yang struktur organisme. Karena itu dalam anali-
berbeda antara manusia satu dan lainnya.” sis fungsi, menurut Radcliffe-Brown harus
(Suryamah, 2018:8) berhubungan antara institusi sosial dan ke-
butuhan masyarakat. Istilah fungsi dalam
Dalam pemikiran tersebut sejalan struktur sosial adalah fenomena sosial yang
dengan fenomena yang terjadi dalam Seni Laga dilihat dalam masyarakat manusia bukanlah
Ketangkasan Domba Garut yang ditradisikan semata-semata keadaan individu, tetapi dili-
oleh masyarakat Garut. Masyarakat Kabupaten hat hasil struktur sosial yang manyatukan
Garut yang religius, kritis, kreatif, disertai mereka.” (Redcliffe-Brown, 1979:40-41)
semangat kegotong-royongan merupakan po-
tensi dalam pelaksanaan pembangunan yang Membaca pada konsep struktural fung-
perlu dilestarikan dan ditingkatkan ke arah sional dari Seni Laga Ketangkasan Domba
partisipasi yang positif menuju sasaran yang Garut dilihat dari struktur sosial budayanya,
sudah digariskan. Seperti halnya masyarakat yang mana struktur sosial hanya bisa dilihat dan
Garut dalam mengembangkan dan menstra- dipahami dengan mengacu pada proses in-
disikan budaya leluhur Seni Laga Ketangkasan teraksi nyata tempat individu-individu terlibat
Domba Garut ini merupakan kebutuhan sosial dan membentuk hubungan sosial atau struktur
kelompok untuk memberikan kesejahteraan sosial yang relatif langgeng.
bersama dalam bermasyarakat. Kaitan struktur dan fungsi dalam kon-
Pandangan Redcliffe-Brown struktural sep struktural fungsional diantaranya:
fungsional dari permasalahan tentang Seni A. Hubungan antara individu-individu.
Ketangkasan Domba Garut ini dilihat dari B. Hukum yang mengatur dan menata hakikat
sistem struktur sosial budayanya. Dalam buda- hubungan sosial.
ya terdapat asumsi dasar bahwa budaya bukan C. Struktur sosial terdiri atas jumlah kese-
pemuas kebutuhan individu, melainkan kebutu- luruhan individu pada masa tertentu.
han sosial kelompok. D. Pola-pola konkrit hubungan sosial di antara
Dia berpendapat bahwa analisis budaya individu-individu misalkan kekerabatan
hendaknya sampai pada makna dan fungsi dalam masyarakat (pola-pola nyata dalam
dalam kaitannya dengan kebutuhan dasar hubungan individu).
semua masyarakat yang di sebut “coaptation”. E. Analisis sinkronik yaitu pengamatan struk-
“Coaptation” adalah penyesuaian mutualistik tur sosial di satu penggalan waktu tujuannya
kepentingan para anggota masyarakat. merumuskan hukum umum sistem sosial.
(Endraswara, 2003:109). Dalam konteks ini
Redcliffe-Brown (1999: 78) berpendapat Konsep fungsi menurut Redcliffe-
bahwa: Brown yaitu upaya penetapan keseuaian antara
“Sistem budaya dapat dipandang memi- lembaga sosial dengan kebutuhan organisme
liki “kebutuhan sosial”. Kebudayaan muncul sosial. Pemfungsian yaitu mengacu pada proses
karena adanya tuntutan tertentu, baik ling- kehidupan sosial yang berlangsung guna men-
kungan maupun pendukungnya. Tuntutan itu ciptakan, dan mempertahankan struktur sosial.
120
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
Konsep fungsi berkaitan dengan kontribusi menyelenggarakan kegiatan Seni Laga Ketang-
yang diberikan oleh suatu aktivitas parsial kasan Domba Garut yang tersebar di Desa-desa
kepada keseluruhan aktivitas yang menjadi di tiap Kecamatan Kabupaten Garut.
induk dari aktivitas parsial tersebut. Dengan demikian pisau bedah teori
Kontribusi itu tingkat kebutuhan akan struktural fungsional bisa mengungkap proses
suatu kondisi penting bagi keberadaan kese- tebentuknya struktural fungsional masyarakat
luruhan sosial yang harus dipenuhi oleh suatu peternak yang ada di Kabupaten Garut khusus-
aktivitas (sosial). Kondisi penting yang paling nya Desa Cikandang yang memelihara tradisi
penting ialah integrasi sosial. (Achmad Fedyani berternak dan mempertahankan tradisi Seni
S, 2005:172) Integrasi sosial di pandang dalam Laga Ketangkasan Domba Garut agar tetap
2 kondisi yaitu: berfungsi, dan eksis tumbuh serta lestari akan
A. Kebutuhan sistem sosial untuk membuk- keberadaanya di masyarakat.
tikan konsistensi struktur, dan yang dia Teknik dalam pengumpulan data di
maksudkan adalah penetapan hak dan antaranya:
kewajiban yang jelas atas segala sesuatu A. Studi Pustaka
dan orang-orang guna menghidari konflik. Studi pustaka adalah data pustaka yang data
B. Kebutuhan sistem sosial untuk mengung- diperoleh dari kepustakaan, bentuk pe-
kapkan kontinuitas, yang dia maksudkan ngumpulan data dari sumber-sumber tertu-
sebagai pemelihara hak dan kewajiban lis dari buku-buku, dokumen-dokumen,
antara orang-orang sehingga interaksi yang skripsi yang sangat menunjang dengan
ada bisa berlangsung secara mulus dan topik penelitian.
teratur. Bagaimana aktivitas sosial budaya B. Studi lapangan
dan lembaga itu memenuhi satu atau kedua Dalam mengumpulkan data diperlukan
kondisi yang penting itu struktur sosial akan tanggungjawab, untuk menganalisis data
memenuhi dua kondisi yang diajukan yang diperoleh. Maka dalam pengumpulan
tersebut. data tersebut, penelitian ini menggunakan
teknik dengan fokus pada:
Redcliffe-Brown berpendapat bahwa 1. Observasi
“sistem sosial apapun agar bisa hidup harus Penulis melakukan observasi ke Desa
menyesuaikan diri dengan kondisi universal Cikandang, Kecamatan Cikajang, Ka-
tersebut, yakni kondisi yang harus diselarasi bupaten Garut, ke padepokan Domba
oleh seluruh masyarakat, manusia bekerja.” Garut, serta ke acara-acara Kontes Seni
(Koentjaraningrat, 2007:181). Laga Ketangkasan Domba Garut.
Dari konsep-konsep Redcliffe-Brown di Dengan melakukan participant obser-
atas akan diterapkan mengamati struktural vation penulis ikut langsung melihat
sosial dan fungsi dari Seni Laga Ketangkasan adanya Seni Laga Ketangkasan Domba
Domba Garut meliputi gejala yang terjadi Garut.
dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut Informasi yang akan digali meliputi
dan mebedah pembuktian dari seni adu domba dimana sajakah acara penyenggaraan
menjadi Seni Laga Ketangkasan Domba Garut. Acara Seni Laga Ketangkasan Domba
Pandangan teori struktural fungsional Garut itu berlangsung, mencari tokoh
bermanfaat untuk penunjang penelitian secara dan peternak dari Seni Ketangkasan
melihat dari aspek perspektif sinkronik yang Domba Garut, mencari data atau sum-
memandang masyarakat memelihara struktural ber yang pernah melakukan penelitian
fungsional dari Seni Laga Ketangkasan Domba sebelumnya, dan menggali semua
Garut yang mempunyai fungsi sosial budaya, informasi dari pihak-pihak yang terlibat
dan ekonomi dalam kehidupan sehari-sehari dari Seni Laga Ketangkasan Domba
masyarakat yang mempertahankan Seni Laga Garut.
Ketangkasan Domba Garut secara turun-temu-
run memelihara dan mentradisikannya serta
121
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
122
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
123
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
124
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
125
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
menyambit rumput atau menunggu waktu Si jantan di beri nama Si Toblo dan yang
sampai sore hari. (Heriyadi, 2011: 14) betina tidak diberi nama. Sejak keberhasilan
Pada saat itu mereka terlihat bersorak- pembibitan dengan kualitas baik hasil pem-
sorai dengan riang dan merasa kegirangan bibitan yang di lakukan oleh RAA Soeria
apabila domba peliharaannya menang saat di Kartalegawa dan H. Soleh di kampung Cibuluh
adukan hingga pulang rumah sering terlambat kemudian menyebar ke berbagai daerah lainya.
yang akhirnya di ketahui oleh orang tuanya Ketertarikan masyarakat akan kegagahan dan
mereka atau pemilik domba masing-masing, kelincahan sejak adanya Si Dewa, telah memot-
maka sejak saat itulah domba-domba jantan ivasi pengemar domba untuk mengadakan
yang memiliki postur tuibuh dan tanduk besar hiburan rakyat berupa pertandingan domba
(Domba Garut), mulai di pelihara secara ter- yang disebut Ngaben. Di Cibuluh pernah
pisah dari domba-domba lokal (domba pria- diabenkan (ditandingkan/diadukan) antara Si
ngan) dan domba-domba betina. Domba Garut Dewa dengan anak keturunan Si Toblo yang
jantan dibuatkan kandang tersendiri dan di dibeli oleh peternak Cibuluh dan kekutan
pelihara secara khusus. (Heriyadi, 2011:15) mereka ternyata seimbang.
Secara periode tradisi Seni Laga Semenjak itulah selain suka memelihara
Ketangkasan Domba Garut terbagai menjadi Domba Garut mereka suka melakukan kegiatan
dua periode yaitu tradisi pada masa lalu dan ngadu Domba Garut atau Ngabenken (menan-
tradisi pada masa kini. dingkan) dombanya. Kegiatan ngadu domba
sering dilakukan oleh abdi dalem sebagai
1. Tradisi pada Masa Lalu hiburan dan penyambutan-peyambutan para
Tradisi seni ketangkasan Domba Garut tamu besar di kedemangan Kabupaten Garut.
(Ngadu Domba) dalam perkembangannya di- (Wawancara, 19 Juli 2019)
perkirakan sejak tahun 1905 an, sejak itu pula
orang tua dari anak-anak gembala mulai tertarik 3. Sejarah Kegiatan Ngadu Domba Garut
membuat Domba Garut dijadikan domba Secara sejarah perkembangan tradisi
tangkas (domba adu) dan membuat agenda khu- ngadu Domba Garut belum di ketahui secara
sus untuk menyelenggarakan kegiatan adu pasti, namun berdasarkan penelitian yang
domba antar kampung, sehingga lama kela- dilakukan oleh Tim dari Direktoriat Jendral
maan kegiatan tersebut mulai di ketahui oleh Sejarah dan Nilai Tradisonal, Balai Kajian
para abdi dalem yaitu Bupati Kabupaten Garut Sejarah dan Nilai Tradisonal Bandung / BPNB
ke- 5 yaitu RAA. Soeria Kartalegawa dan mulai (Balai Pelestarian Nilai Budaya) Jawa Barat
menyebar luas ke daerah lain seperti ke wilayah tahun 1993 menjelaskan bahwa:
Kabupaten Bandung dan Sumedang. “Sejarah kegiatan ngadu domba terjadi pada
periode kepemimpinan Bupati Kabupaten
2. Pengembangan Domba Garut menjadi Garut ke-5 RAA Soeria Kartalegawa pada
Domba Tangkas tahun 1915 sampai tahun 1929, kemudian di
Pada proses perkembangan kegiatan teruskan oleh putranya yang bernama
ngadu domba terjadi dari proses domba di Kanjeng Dalem RAA. Moesa Soria
jadikan domba tangkas. Menurut penuturan Kartalegawa pada periode menjadi Bupati
Drs. Warjita (40) bahwa yang mengembangkan Kabupaten Garut ke-6 pada tahun 1929-
pertama Domba Garut menjadi domba adu 1944” (Drs. Suwardi Alamsyah P, dkk.
(tangkas) yaitu abdi dalem Bupati Kabupaten 1993:17).
Garut ke-5 RAA Soeria Kartalegawa dan teman
seperguruannya yaitu H. Soleh yang mana me- Jadi dari penjelasan di atas bahwa yang
reka suka memelihara domba, waktu itu mereka pertama mengembangkan Domba Garut men-
mengawinkan dombanya Domba Garut jantan jadi domba tangkas yaitu pada periode kepe-
yang bernama Si Dewa milik Bupati RAA mimpinan Bupati ke-5 RAA Soeria
Soeria Kartalegawa dan yang betina yang Kartalegawa selanjutnya diturunkan kesena-
bernama Si Lenjang milik H. Soleh, sejak ngan dalam memelihara Domba Garut dan
beberapa bulan kemudian beranak pinak dan kesenangan dalam kegiatan ngadu domba
mempunyai keturunan jantan dan betina.
126
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
kepada anaknya dalam mengembangkan per- dendam, dan tak jarang menimbulkan
mainan atau kegiatan ngadu domba dilakukan perkelahian.
pada periode kepemimpinan Bupati Kabupaten b . Selama permainan berlangsung tidak di-
Garut ke-6 yaitu RAA Moesa Soeria pimpin oleh wasit.
Kartalegawa. c . Yang terjun langsung di lapangan
(bobotoh) adalah pemilik domba yang
dipertandingkan.
d . Pertandingan berlangsung dilapangan
secara bebas. Belum ada ketentuan baik
mengenai ukuran luas lapangan, mau-
pun garis pemisah antara arena pertan-
dingan dengan penonton.
menjadi ketangkasan domba, hal ini untuk can Kabupaten Kuningan, sekaligus diseleng-
mengubah citra adu domba menjadi yang garakan rapat HPDKI Jawa Barat yang dihadiri
negatif dan terkesan senantiasa terkait perju- seluruh perwakilan cabang. Salah satu butir
dian, menjadi istilah yang memiliki konotasi rapat yang disetujui adalah mengubah istilah
positif. Sehingga seiring dengan pergeseran Kontes Ketangkasan Domba menjadi Kontes
nilai dalam masyarakat pendukungnya baik Seni Laga Ketangkasan Domba, sehingga
tujuan maupun peraturan, permainanan mulai dalam penyelenggaran selanjutnya penekanan
di sempurnakan. Penyempurnaan tersebut dila- tangkas lebih diarahkan pada seni bukan pada
kukan untuk menghindari terjadinya kerugian tangkasnya. Penilaiannya lebih dititikberatkan
atau kerusakan di kedua belah pihak, serta pada adeg-adeg (bentuk badan, bentuk tanduk
untuk penertiban penonton. warna bulu, corak bulu, jenis bulu), keindahan
pengambilan ancang-ancang, pola serangan
4. Tradisi pada Masa Kini atau teknik pukulan, teknik menghindar, dan
Perkembangan tradisi Seni Ketang- hal-hal yang menyangkut estetika.
kasan Domba Garut pada periode masa kini
dimulai terbentuknya organisasi penggemar 6. Kolaborasi Budaya Dalam Seni Laga
Domba Garut. Sejak berdirinya organisasi para Ketangkasan Domba Garut (Pelestarian
penggemar Domba Garut tingkat Jawa Barat Seni dan Budaya)
yaitu HPDI pada Tahun 1970 sepuluh tahun Selain adanya peraturan pertandingan
kemudian, pada Tahun 1980 diselenggarakan dalam ketangkasan Domba Garut, di dalam
Musda HPDI Jawa Barat di Padalarang, dengan tradisi masa kini Seni Ketangkasan Domba
salah satu rumusan melakukan perubahan Garut di padupadankan dengan kesenian ken-
nama, dari HPDI menjadi HPDKI (Himpunan dang penca. Seni kendang pencak ini digunakan
Peternak Domba dan Kambing Indonesia) dan dalam seni ketangkasan domba sebagai pe-
disepakatinya perubahan istilah adu domba ngiring jalannya laga domba di pamidangan.
menjadi ketangkasan domba, hal ini untuk Kesenian kendang pencak merupakan salah
mengubah stigma atau citra negatif ngadu satu kesenian tradisonal Jawa Barat. Tentang
domba menjadi istilah yang memiliki konotasi kapan dan dari mana kendang penca berasal,
positif. samapai sekarang belum diketehui secara pasti,
Selain itu HPDKI merupakan wadah karena masyarakat pendukung kesenian ini
untuk sarana diskusi antar para peternak domba menerimanya sejak dahulu secara turun
dan kambing untuk mendiskusikan berbagai temurun.
aktivitas berternak, manajemen pemeliharaan Pada mulanya kendang pencak berfung-
domba dan pembibitan domba untuk dijadikan si sebagai pengiring pada seni bela diri Pencak
domba tangkas. Selain itu pula HPDKI bersama Silat. Pengiring pada setiap gerak jurus pencak
para peternak domba menyeleksi Domba silat sangat menitikberatkan pada kendang.
Priangan dan Domba Garut yang terarah Sehingga banyak jenis nama pukulan kendang.
dengan tujuan mencari bibit-bibit unggul untuk Berdasarkan tempo pukulannya, nama jenis
di tangkaskan. pukulan tersebut misanya; tepak dua (pukulan-
HPDKI juga sebagai wadah manajemen nya dalam tempo lambat), tepak tilu (pukulan
penjadwalan kontes dan Ketangkasan Domba dalam tempo sedang), golempang (pukulan da-
Garut, bahkan hampir setiap tahun menjelang lam tempo cepat), dan padungdung (pukulan
hari-hari bersejarah diadakan kontes ketang- dalam tempo sangat cepat).
kasan Domba Garut antar-Kabupaten se-Jawa
Barat, dan untuk menyambut kegiatan tertentu
sering digelar pertunjukan domba tangkas.
128
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
129
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
130
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
yang ada di suatu wilayah sumber bibit yang putih, jantan bertanduk dan betina keba-
secara turun temurun dibudidayakan oleh peter- nyakan tidak bertanduk. Tipe ekor sedang,
nak dan milik masyarakat. panjang telinga lebih dari 9 cm dengan
Saat ini Domba Garut merupakan salah posisi menggantung ke tanah, serta bagian
satu aset sumber daya genetik ternak asli yang belakang (paha dan kelangkang) lebih
sangat penting di Jawa Barat penting di besar. Secara istilah peternak domba peda-
Provinsi Jawa Barat sehingga perlu dilestari- ging tidak mempumyai kekasepan dari segi
kan, di budidayakan, dikembangkan untuk struktur wajah.
mendapatkan manfaat ekonomi yang optimum,
agar dapat mendongkrak dan mensejahterakan b . Ciri-ciri Domba tipe tangkas (adu)
kehidupan petani atau peternak khususnya Berdasarkan ciri-ciri Domba Garut
peternak Domba Garut. tipe tangkas ialah berdasarkan ciri tubuh
domba dan raut muka.
1. Ciri-ciri Domba Garut “Secara morfologi tubuh Domba Garut
Ternak domba sebagai mana halnya tipe tangkas berbeda dengan tipe domba
ternak lain, sudah merupakan ternak yang biasa lainnya, yaitu bergaris muka cembung,
dipelihara oleh masyarakat. Domba Garut telinga rumpung atau kecil, jantan me-
diakui terbaik, karena memiliki sifat-sifat yang miliki tanduk yang kokoh dan kuat,
jarang di miliki domba lainnya. Domba Garut bergaris punggung cekung, pundak le-
memiliki sifat kebiasaan melahirkan sampai bih tinggi dari bagian belakang dan
dua kali dalam satu tahun. Sifat prolifikasinya panggul lebih rapat dengan dada beru-
(jumlah anak dalam setiap kelahiran) bisa kuran besar, ekor bertipe sedang sampai
menycapai tiga ekor hingga produktifitasnya gemuk, sedangkan betina bertanduk ke-
tinggi. Selain itu Domba Garut jantan memiliki cil, garis punggung lurus, bagian dada
sifat khas, selalu ingin bertarung. Sifat khas itu, tidak tampak mengembang seperti hal-
menjadikan Domba Garut di gemari masya- nya pada jantan dan ekornya bertipe
rakat sebagai dan peternak sebagai Domba sedang”, (Mulliadi, 1996).
Tangkas (adu).
Domba Garut merupakan domba lokal Sedangkan ciri-ciri Domba Garut
Indonesia yang banyak tersebar di Jawa Barat, tangkas dilihat dari raut muka menurut
terutama di Kabupaten Garut dengan populasi Budinuryanto (1991) ialah memiliki mata
Domba Garut mencapai 337.036 ekor (BPS besar, bersih dan bersinar tajam, pembuluh
Kabupaten Garut, 2004). Domba Garut memi- darah yang besar pada kelopak mata, raut
liki tingkat kesuburan tinggi (prolifik), memili- muka kuat dan kencang, mulut lebar atau
ki potensi yang baik untuk dikembangkan besar dengan bibir yang tebal, punggung
sebagai sumber daging dan dapat dijadikan lurus dengan posisi bagian depan lebih
sebagai daya tarik pariwisata sektor seni dan tinggi dibandingkan bagian belakang, ben-
budaya daerah. Domba ini banyak dipelihara tuk tubuh panjang dan bulat, bagian
sebagai sebagai sumber domba pedaging (tipe dadanya besar, lebar dan kuat dan memiliki
pedaging) dan domba aduan (tipe tangkas). kaki yang besar, pendek dan kuat.
a . Ciri-ciri Domba Garut tipe Pedaging 2. Klasifikasi Domba Garut tipe tangkas
Domba tipe pedaging ini mempu- (Adu)
nyai tubuh yang kompak, telinga yang Keberhasilan seorang pemelihara (pe-
panjang, memiliki wol yang halus dengan ternak) Domba Garut tipe tangkas ialah
warna dasar dominan putih, serta memiliki menyeleksi domba bakalan (petet), keberha-
paha belakang yang cukup besar. Domba silan memilih dan menghasilkan petet yang
Garut pedaging jantan maupun betina akan jadi domba tangkas unggulan memerlukan
memiliki ciri-ciri garis muka lurus, bentuk keahlian khusus, yang di tunjang oleh informasi
mata normal, bentuk telinga ngedaun hiris mengenai silsilah tetuanya. Petet yang dihasil-
dan rubak, garis punggung lurus, bentuk kan dari domba-domba juara harganya jauh
bulu lurus dengan warna dasar dominan lebih mahal dibandingkan dengan petet-petet
131
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
yang tetuanya tidak pernah memenangi suatu pertandingan dinyatakan menang atau berakhir
kontes tertentu. bila sampai si domba ada yang mati (sapaehna).
Peternak sering melakukan penggolo- Ngaben dalam perakteknya mengarah kepada
ngan petet sejak mulai disapih sampai dengan hal-hal yang negatif yaitu perjudian, sebab
umur domba 12 bulan. Petet merupakan tidak adanya satu aturan yang berlaku.
sebutan yang biasa diberikan untuk anak Berdasarkan penuturan Teten Rustendi
Domba Garut pascasapih dengan umur berkisar (38) istilah Ngaben memiliki arti yang sama
antara 4-8 bulan, atau sejak anak domba mulai dengan ngadu namun istilah Ngaben cenderung
di sapih oleh induknya sampai mencapai memiliki arti perjudian yang bisa menimbulkan
pubertas atau telah ada penjarangan pada gigi perkelahian antar pemilik domba ataupun pe-
seri. nonton. Dalam perkembangannya Seni Laga
Selain pemilihan petet untuk mendapat- Ketangkasan Domba Garut bukan semata mata
kan domba tangkas yang terbaik yaitu pemi- untuk mengadukan domba sampai mati atau
lihan bibit unggul dengan cara memilih betina menyakiti domba akan tetapi midangkeun atau
dan pejantan yang mempunyai kriteria yang nampilkan domba di tempat pamidangan.
sudah dipahami oleh para peternak domba. Pamidangan artinya tempat arena laga domba
Kriteria bibit betina untuk domba tangkas yaitu atau penampilan laga domba. (Wawancara, 8
memiliki ciri bentuk tubuh yang lenjang, ben- Mei 2018)
tuk leher Domba Garut betina yang panjang
halus, dan proporsional. Bentuk leher Domba 1. Seni Laga Ketangkasan Domba Garut
Garut betina yang berbentuk lenjang sangat sebagai Kesenian Rakyat
disukai oleh peternak domba tangkas, karena Seiring perkembangan jaman istilah
dipercaya mampu memberikan keturunan Ngaben dirubah menjadi seni laga ketangkasan
Domba Garut dengan kualitas yang baik dan domba. Perubahan istilah Ngaben menjadi Seni
memiliki sifat keindukan (mothering ability) Ketangkasan Domba Garut, pada dasarnya me-
yang tinggi. rupakan konvensi kelompok masyarakat yang
Sedangkan untuk pejantan yaitu yang tergabung pencinta domba tangkas. Menurut
utamanya memiliki silsilah keturunan (tetua- mereka yang Ngaben atau ngadu merupakan
nya) terdahulu apalagi mempunyai jejak juara kebiasaan buruk yang tidak ada manfaat akan
kontes. Selain itu dari segi fisik bisa di cirikan kelangsungan tradisi tersebut.
jenis ideal bagi Domba Garut tipe tangkas Atas dasar kebutuhan masyarakat yang
dengan melihat bentuk tanduk kepala dan menilai tradisi atau kebiasaan Ngaben tersebut
bagian tubuh yang lainnya. buruk, timbul suatu dorongan untuk merubah
kebiasaan Ngaben atau ngadu domba menjadi
E. Selayang Pandang Seni Laga kearah nilai estetika atau menilai dari sisi pan-
Ketangkasan Domba Garut dang keindahan dari domba garut saat berlaga.
Seni Laga ketangkasan Domba Garut Dari perubahan tersebut yang berdasarkan do-
merupakan permainan ketangkasan dan seni rongan kebutuhan para peternak domba tangkas
pertunjukan rakyat yang berkembang pada akan nilai etetika, tradisi Ngaben atau ngadu
masyarakat Sunda, khususnya di Garut. Secara domba menjadi seni ketangkasan domba. Me-
global, Seni ini menampilkan kekuatan domba nurut penelitian Abraham Maslow mengatakan
saat berlaga. Awalnya, permainan Seni Laga bahwa: “kebutuhan estetika itu terlahir dari
Ketangkasan Domba Garut di kenal dengan keburukan yan menimbulkan kejemuan serta
sebutan Ngadu Domba. Kata ngadu berasal dari melemahkan semangat. Dari keburukan terse-
kata dasar adu yang memiliki arti memperlaga- but orang memerlukan akan keindahan.” (Frank
kan atau mempertarungkan domba. G. Goble, 1987: 79)
Pada prakteknya dahulu seni laga ke- Teori Maslow sejalan dengan kelompok
tangkasan domba garut merupakan kegemaran pemelihara domba tangkas bahwa perubahan
atau hobi masyarakat garut sebagai ajang hi- kebiasaan Ngaben atau ngadu domba menjadi
buran ngadu domba yang dahulu disebut seni tercipta oleh kebiasaan yang dipandang
Ngaben. Prakteknya Ngaben disini dahulu me- buruk atau suatu kejemuan dari suatu tradisi
ngadukan domba secara tidak manusiawi yaitu
132
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
yang sudah tumbuh sejak dulu. Tujuan diru- yang menjadi ikon Desa Cikandang. Mengede-
bahnya tradisi Ngaben menjadi seni ialah untuk pankan keterampilan peternak dalam pemeliha-
menciptakan suatu tradisi yang lebih menitik- raan domba dengan kriteria penilaian dari
beratkan pada aspek nilai keindahan dari ketangkasan aduan domba, seni budaya ini juga
Domba Garut itu sendiri. merupakan hiburan para petani sebagi pelepas
Perkembangan masa sekarang Ngaben lelah dari kegiatan berkebun selama 2 (dua)
atau ngadu domba ini sudah diidentikan dengan pekan.
Seni Ketangkasan Domba Garut, sebab pada
pekembangannya tradisi ngadu domba mempu- 2. Letak Seni (Estetika) dalam Seni Laga
nyai unsur nilai seni yang tinggi yaitu dilihat Ketangkasan Domba Grut
dari kekuatan domba saat bertanding dan Titik letak seni dalam Seni Laga Ke-
keindahan dari karakteristik Domba Garut itu tangkasan Domba Garut yaitu terbagi menjadi
sendiri. Dari perkembangan tradisi ngadu dom- dua bagian yang menjadi landasan seni dalam
ba tersebut terciptalah karya seni. Apalagi Seni laga ketangkasan Domba Garut di antaranya:
Ketangkasan Domba Garut sekarang sudah a . Estetika dalam pertandingan laga
dikolaborasikan dengan kesenian. Perpaduan ketangkasan
kesenian ini membuat istilah ngadu domba
berubah menjadi Seni Ketangkasan Domba
Garut.
Kesenian merupakan salah satu aktivi-
tas yang bisa dilakukan dan dinikmati oleh
manusia dalam mengolah rasa dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan
serta keselarasan jiwa baik itu sebagai penikmat
seni ataupun pelaku seni itu sendiri. Begitu juga
dengan Seni Ketangkasan domba Garut yang
perkembangannya memberikan makna seni
yang berbeda dengan jenis kesenian pada
umumnya. Gambar 4. Kelincahan Domba Garut yang mengikuti
Seni Laga Ketangkasan Domba Garut ritme musik kendang pencak saat melakukan serangan.
(Foto: Dok. Rijki Hidayatuloh,1 September 2019)
merupakan salah satu kesenian daerah Jawa
Barat (Sunda) yang masih ada hingga saat ini.
Sehingga selaras dengan pengertian kesenian Estetika dalam Seni Laga Ketang-
menurut William A. Haviland bahwa: kasan Domba Garut yang menjadi landasan
“Kesenian adalah penggunaan imajinasi seni dalam pertanding yaitu adannya seni
manusia secara kreatif untuk menerangkan, kendang pencak yang mengiringi domba
memahami, dan menikmati hidup. Hal ini saat bertanding. Penilaian seni dalam per-
berdasarkan pada kemampuan yang hanya tandingan Seni Laga Ketangkasan Domba
khusus terdapat di dalam diri manusia untuk Garut di lihat dari gaya kelincahan langkah
menggunakan lambang guna memberi domba dalam melakukan serangan yang
bentuk dan arti kepada alam fisik, yang harus seirama dengan ritme musik kendang
tidak hanya sekedar untuk keperluan yang pencak istilahnya awahan.
bermanfaat”. (Haviland. 1988: 242).
133
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
134
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
135
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
Selain pihak yang terlibat di luar atau gugurnya suatu babak atau satu
pamidangan, ada juga pihak yang terlibat di tandingan domba.
dalam pamidangan yang bertugas antara lain: e . IP (Insektur Pertandingan) yaitu orang
a. Wasit yaitu bertugas dipakalangan un- yang di tugasi untuk mengawasi, meme-
tuk mengatur jalannya pertandingan riksa dan mengorksi hasil penilaian para
saat domba di tangkaskan. Wasit yang Juri (tiga orang juri) dalam suatu kontes
bertugas di pakalangan harus mendapat Seni Ketangkasan Domba Garut. Seo-
rekomendasi dari HPDKI dan idealnya rang IP akan turut menentukan keputu-
Wasit harus memiliki sertifikat untuk san, pemenang, bila terdapat hal-hal
memimpin suatu pertandingan. yang sulit diputuskan.
b . Juri domba tangkas yaitu orang yang f . Tukang Rekap yaitu orang yang ber-
bertugas menilai saat Domba Garut di- tugas untuk mengumpulkan hasil peni-
tangkaskan, juri harus orang yang laian dari para juri, merekap, mengolah
sangat dipercaya dan memiliki kemam- dan memvalidasi data hasil pertan-
puan menilai dengan teliti, jujur dan jeli. dingan.
Juri yang bertugas harus mendapat g . Bobotoh yaitu istilah digunakan untuk
rekomendasi dari HPDKI dan idealnya pendamping (pamilon) atau bahasa se-
memiliki sertifikat juri untuk menilai karangnya Joki, yang merupakan orang
suatu pertandingan. atau sekelompok orang yang menangani
c . Juri Kontes Domba Garut yaitu orang domba yang siap untuk ditangkaskan
yang bertugas memberi penilaian pada sampai selesai dari pekalangan. Bobo-
saat Domba Garut dikonteskan. Juri toh biasanya berperan pula dalam mera-
Kontes harus orang yang dipercaya dan maikan suasana dipekalangan dengan
memiliki kemampuan menilai kualitas cara ikut memeriahkan suasana, menari-
Domba Garut secara kualitatif dan nari, sambil ikut menyemangati domba
kuantitatif. Juri Kontes biasanya ditu- yang sedang berlaga.
gasi oleh institusi, penyelenggara kon-
tes (Dinas Peternakan, Pemda, Pergu- 2. Aturan dalam Kontes Seni Laga
ruan Tinggi, dll) atas dasar kepakaran Ketangkasan Domba Garut
kapibilitasnya. Seiring perkembangan waktu dari Kon-
d . Juru Tanding yaitu orang yang memiliki tes dan Ketangkasan Domba dirubah menjadi
kemampuan dan pengetahuan dalam Kontes Seni Laga Ketangkasan Domba Garut
memasangkan domba-domba yang se- yang mana penyelenggaraannya menitikberat-
imbang untuk di tangkaskan. Juri kan pada penekanan nilai seni yang dulunya
Tanding biasanya merupakan salah seo- tidak adanya peraturan pertandingan maka,
rang yang hapal betul dengan performa HPDKI membuat sebuah peraturan pertandi-
domba-domba yang sering diikut ngan sudah ditentukan yaitu sebagai berikut:
sertakan dalam suatu kegiatan ketang- a. Pertandingan dipimpin oleh satu orang
kasan, baik terhadap sifat-sifat kuanti- wasit dan dua orang pendamping untuk
tatif, sifat-sifat kualitatif, maupun tek- masing-masing domba (Bobotoh/Joki),
nik bertandingnya, karena domba-dom- satu pendamping lapangan dan satu
ba yang dibawa kepakalangan biasanya pendamping diluar lapangan, serta di-
merupakan domba-domba yang itu-itu awasi tiga orang juri dan seorang IP
lagi, kecuali domba yang baru di bawa (Inspektur Pertandingan).
kepakalangan, namun jumlahnya tidak b . Pertandingan dibatasi oleh jumlah
terlalu banyak. Posisi Juru Tanding teunggaran (hantaman) yaitu dengan 20
sangat berperan penting dalam kelan- kali teunggaran (hantaman). Penggo-
caran jalannya Seni Laga Ketangkasan longan kelas domba garut ditentukan
Domba, karena bila salah dalam mema- oleh bobot badan domba. Kelas A
sangkan domba, kemeriahan suatu ke- dengan bobot badan 70 kg keatas, Kelas
tangkasan sering tidak terwujud, bahkan B dengan bobot badan 60 kg- 70 kg, dan
seringkali mengakibatkan kecelakaan Kelas C dengan bobot badan 50 kg – 60
136
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
kg. Jika tidak seimbang dalam bobot 6) Akumulasi paling tinggi dari jumlah
badan domba maka domba di diskua- total kelima kriteria penilaian itu
lifikasi. adalah pemenang dan berhak me-
c . Kemenangan dan kekalahan dilihat dari nyandang gelar juara kontes Seni
sikap domba. Dan dari penilaian dari Laga Ketangkasan Domba Garut.
juri pertandingan.
d . Untuk memperoleh penilaian keluar e. Pemilik domba tidak lagi terlibat lang-
sebagai pemenang, maka Tim juri akan sung dalam arena pertandingan karena
bersidang sejenak sambil istirahat. telah didelegasikan kepada pendamping
Materi penilaian terdiri atas: (bobotoh / joki).
1) Penilaian Adeg-adeg yaitu penilaian f. Ukuran lapangan pamidangan (tempat
berdasarkan kesesuaian atau kesera- menangkaskan domba) telah ditentukan
sian postur tubuh mulai dari badan yaitu minimum dengan ukuran 15 X 15
sampai performa fisik domba yang m dan maksimum 30 X 30 m. Kompo-
dinilai berdasarkan postur tubuh nen pamidangan biasanya terdiri atas:
(kekokohan badan, leher, dank pakalangan, galar, panggung nayaga,
kepala), jingjingan (bentuk, ukuran, kursi ruang untuk penonton di sekeliling
dan letak tanduk), dan ules (bentuk lapangan.
dan raut muka). Poin nilai 21 – 25 g. Antara arena pertandingan dengan pe-
(dari sekala 100). nonton dibatasi dengan galar (pembatas
2) Penilaian Kesehatan yaitu salah satu terbuat dari bambu atau kayu) sehingga
unsur penilaian pada seni ketang- ketertiban dan keamanan dapat dikon-
kasan domba, penilaian kesehatan trol dan terawasi.
didasarkan pada kebugaran, keber- h. Penonton atau pendukung (bobotoh)
sihan, dan kerapihan performa. Poin tidak boleh mengganggu jalannya per-
nilai kesehatan adalah 10 (dari skala tandingan seperti memasuki arena per-
100). tandingan atau membangkitkan emosi
3) Penilaian keberanian adalah salah pemilik domba.
satu unsur penilaian pada seni ke-
tangkasan domba, penilaian kebera- Berdasarkan wawancara bersama
nian didasarkan pada kondisi mental Sekjen HPDKI, Deni Rinjani (35) menuturkan
dan daya tahan atau stamina saat bahwa dengan adanya aturan yang telah di
ditangkaskan. Poin nilai keberanian tentukan oleh HPDKI untuk mencegah adanya
10 (dari skala 100). unsur-unsur negatif yang mejerumuskan kepa-
4) Penilaian teknik pamidangan atau da hal yang tidak baik atau terkait dengan ada-
bertanding adalah salah satu unsur nya perjudian atau tumpangan. Sebab dengan
penilaian pada seni ketangkasan adanya peraturan ini bertujuan untuk meng-
domba, penilaian didasarkan pada hilangkan stigma menyakiti hewan dengan
panjang pendekanya langkah awa- peraturan yang dibuat bertujuan untuk me-
han, keindahan langkah, serta kece- ngubah segala stigma negatif dan menekakan
patan dalam mengambil ancang-an- kepada penilaian arah seni dan budaya.
cang dan melakukan serangan. Poin (Wawancara, 6 April 2019).
nilai maksimum 30 (dari skala 100). Disamping adanya peraturan yang ter-
5) Penilaian teknik pukulan atau hanta- dapat dalam Seni Laga Ketangkasan Domba
man salah satu unsur penilaian pada Garut yang mana pembaharuan dari tradisi
seni ketangkasan domba, penilaian masa lalu ke tradisi masa kini, seni ketangkasan
berdasarkan pada teknik melakukan Domba Garut yang tempo dulu masih meng-
pukulan atau hantaman, kekerasan, gunakan peraturan yang sadis atau dengan
dan tingkat kemantapan pukulan istilah pamidangan yaitu Tilusa atau Tiga-sa
atau hantaman. Poin nilai pukulan merupakan kependekan dari saeureunna yaitu
atau hantaman 25 (dari skala 100). domba di tangkaskan sampai salah satu domba
berhenti dengan sendirinya, satalukna yaitu
137
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
domba ditangkaskan sampai salah satu menye- anggota HPDKI masing-masing cabang
rah atau lari dari pakalangan, dan sapaehna kabupaten. Selanjutnya panitia penyeleng-
yaitu domba di tangkaskan sampai salah satu gara mempersiapkan lapangan (pamida-
ada yang mati. Melihat kondisi tradisi tempo ngan) dan membuka pendaftaran dengan
dulu maka HPDKI membuat aturan yang dise- biaya menyesuaikan penyelenggaraannya,
pakati bersama umtuk menciptakan seni tradisi seperti latihan berhadiah dengan adminis-
ketangkasan domba (Ngaben domba) lebih trasi Rp 50 ribu, semi kontes dengan biaya
kearah positif yang mengarah kepada nilai Rp 100-150 ribu, dan laga kontes diatas
hiburan dan nilai seni tapi tidak menghilangkan 150-250 ribu sesuai hadiah yang akan
esensi tradisi budaya. ditentukan oleh Panitia Penyelenggara.
Aktivitas-aktivas selanjutnya para
3. Pertunjukan Seni Ketangkasan Domba peternak domba tangkas mempersiapkan
Garut pemeliharaan atau perawatan domba tang-
Seiring dengan perubahan zaman kasnya. Selain mempersiapkan setiap para
pertunjukan Seni Ketangkasan Domba Garut peternak mencari lawan tanding yang sesuai
yang dulu hanya hiburan yang diselenggarakan kelasnya atau bobot berat badannya yang
dilapangan kosong dan tidak adanya aturan seimbang.
yang berlaku, dengan masa sekarang lebih ter-
struktur dan sistematis dalam penyelenggara- c . Saat Pertunjukan
annya yaitu dengan tahapan yang berlaku. Aktivitas-aktivitas saat pertunjukan atau
Adapun struktur pertunjukan atau penyelengga- penyelenggaraan kontes setiap pamilon
raannya meliputi aktivitas-aktivitas yang terjadi (peserta) yang akan menandingkan domba-
mulai persiapan hingga selesai pertujukan nya di timbang sesuai kelas atau bobot
berlangsung. Struktur pertunjukan Seni Laga badan domba yang seimbang. Setelah itu
Ketangkasan Domba Garut aktivitasnya dimu- para pamilon mengambil nomor undian
lai dari pra petunjukan, menjelang pertunjukan (urut bertanding) yang sudah diurutkan
dan saat pertunjukan. lawan tandingnya yang di lakukan malam
hari atau pagi hari proses penimbangan dan
a . Pra Pertunjukan memilih lawan tanding.
Pra pertunjukan adalah aktivitas saat Adapun struktur pertunjukan dalam pelak-
beberapa hari sebelum pertunjukan atau sanaannya yaitu pertama, diawali pembu-
acara kontes dengan jarak waktu maksimal kaan oleh panititia penyelenggara yang
satu bulan. Sebelum pertunjukan aktivitas terdiri dari sambutan sambutan ketua
para kelompok peternak (Padepokan) atau HPDKI tokoh-tokoh budaya pejabat-peja-
Panitia penyelenggara melakukan musya- batan setempat. Kedua, pementasan hiburan
warah yang tergabung keanggotaan HPDKI berupa seni kendang penca atau sekarang
(DPC Kabupaten) dengan melakukan pro- lebih populer seni capong (penca jaipong)
sedur yaitu seperti membuat proposal ijin yang merupakan perpaduan kesenian ken-
mengadakan penyelenggaraan atau kontes dang penca dan kesenian jaipong. Ataupun
Seni Laga Ketangkasan Domba yang ditu- penampilan-penampilan kesenian setempat
jukan kepada DPC HPDKI Jawa Barat yang ditampilkan untuk memeriahkan acara
(DPD Propinsi) dan membuat ijin kera- kontes Seni Laga Ketangkasan Domba
maian ke Kepolisian. Selanjutnya jika di Garut. Ketiga, yaitu pelaksanaan pertandi-
setujui oleh DPD HPDKI Jawa Barat (DPD ngan dengan dipimpin oleh seorang wasit
Propinsi) setelah itu membuat perijinan dan tiga juri.
kepada intansi setempat.
G. Struktur Sosial Seni Ketangkasan
b . Menjelang Pertunjukan Domba Garut
Setelah perijinanan disetujui panitia Paham struktural fungsional memandang bah-
penyelenggara membuat selembaran inpor- wa masyarakat merupakan suatu sistem dari
masi (pamplet, surat, dan surat kabar di struktur sosial. Struktur menurut
grup sosial media HPDKI) kepada setiap Radcliffe Brown mengungkapkan bahwa:
138
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
139
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
140
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
sebagai kode dan sangsi bagi interaksi mereka. pemilik atau pemaro. Pola maro yang berlang-
(Achmad Fedyani S, 2005:158). sung umumnya berupa paketternak domba yang
Untuk mengupas aspek kultur peterna- terdiri dari tiga sampai empat ekor betina
kan domba tangkas akan diungkapkan pengala- ditambah satu jantan sebagai pinjaman untuk
man beberapa peternak, karena dari pengala- keperluann pamacek (pejantan).
man peternak tersebut akan terungkap kultur Karakter peternak bervariasi ada yang
peternakan yang sebenarnya. Nilai ternak orientasi kepada nilai ekonomi dominan, ada
domba tangkas bagi masyarakat Desa Cikan- yang berorientasi pada mempertahankan niliai
dang, Kecamatan Cikajang sangat berharga bibit, ada juga yang dua-duanya baik bibit atau
karena memilki nilai historis, sosial, ekonomi, nilai ekonomis. Seperti Aminadin (60) adalah
dan budaya. Nilai historis ternak domba tang- tokoh ternak domba yang mempunyai prinsip
kas dimulai dari para leluhurnya yang dulu untuk mempertahankan bibit yang baik dan
mengembangkan tekhnik memelihara domba niali ekonomis, sehingga usahanya dapat ber-
tangkas yang menghasilkan bibit unggul. Se- tahan, malahan anggota keluarganya atau anak-
hingga Desa Cikandang terkenal dengan bibit anaknya semua menjadi pengusaha ternak dom-
unggul domba tangkas. ba yang cukup dikenal dan berhasil. Demikian
Kemudian pengembangan teknik pe- pula anak-anaknya akan mengikuti jejak ayah-
meliharaan ternak domba tangkas dikembang- nya sebagai peternak yang berorientasi kepada
kan penerus oleh anak cucunya, seperti yang aspek ekonomi dan bibit unggul.
dilakukan oleh Aminadin (60) yaitu mengem- Begitu pula dalam mempertahankan
bangkan usaha ternak domba tangkas unggulan nilai tradisi seni laga ketangkasan domba garut.
dari Desa Cikandang. Aminadin juga sebagai Walaupun seni ketangkasan domba tidak ba-
Ketua Kelompok Kampung Domba Indonesia nyak dilakukan di daerah ini, seringkali berben-
(KDI) yang tujuannya untuk memiliki arah turan dengan nilai-nilai yang bersumber dari
pengembangan produksi domba tangkas, kare- agama Islam, namun masyarakatnya sangat
na komitmen awal dari anggota adalah ingin menghayati seni ketangkasan domba tersebut.
mempertahankan keeksistensian Kampung Seperti ungkapan saja Waeden, (45)“Seni ke-
Cikeris, Desa Cikandang Garut sebagai tempat tangkasan domba garut merupakan tradisi yang
awal asal mula domba garut sebagai mana sudah mendarah daging bagi daerah kabupaten
tercatat dalam sejarah Domba Garut. Kelompok Garut karena seni ini sebagai penunjang kebu-
Kampung Domba Indonesia (KDI) menjadi tuhan masyarakat peternak untuk mening-
lokasi kandang percontohan dan juga sebagai katkan tarap ekonomi dan kesejahteraan masya-
tempat pertemuan antar anggota kelompok. rakat. Jika Seni Ketangkasan Domba di larang
Sistem pemeliharaan domba di Kelompok KDI maka permaianan Tinju harus di larang, karena
ini dilakukan secara tradisional yang telah dalam seni ketangkasan tidak ada unsur keke-
diwariskan secara turun menurun, ada juga rasan sebab prakteknya seni ketangkasan meru-
yang sistem kerja sama pemeliharaannya yaitu pakan nilai dari keindahan domba saat ber-
bentuk sistem gaduh atau maro. tarung.” (Wawancara, 7 Juni 2019).
Sistem maro1 yang berjalan saat seka- Maksud dari ungkapan tersebut adalah
rang, dilakukan dengan maro bati, sistem bahwa seni tradisi yang dilakukan olah para
nengah, artinya apabila domba yang di pelihara peternak domba merupakan tradisi yang sudah
pemaro beranak, maka anaknya dibagi dua mendarah daging dan harus dilestarikan akan
antara pemaro dan pemilik, sedangkan induk- kebudayaannya.
nya tetap menjadi milik yang memarokan. Seperti dalam pola relasional masyara-
Kalau dari domba yang diparo beranak satu kat yang ada di Desa Cikandang adalah pola
atau tiga, maka domba tersebut dinegosiasi relasi yang memiliki motivasi hubungan bisnis
siapa yang akan memilikinya dengan penggan- yang bermitra melalui sistem maro (nengah).
tian harga atau dibeli oleh salah sesorang,
1
maro: sistem gaduh istilah para peternak. Istilah dikutip
dari:http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/
2014/03/Deskripsi-Sosiologis-Kinerja-Peternakan-
Domba-Garut.pdf diunduh tanggal 17-10-2019
141
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
Seperti teori Syarif Moeis yang mengutip teori akan mempunyai nilai ekonomis yang cukup
struktur sosial Radcliffe-Brown, menyatakan: besar apabila diimbangi oleh pengembangan ke
“Struktur sosial itu adalah suatu rang- arah agrowisata yang dapat menarik khalayak
kaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang dan peminat baru untuk ikut melestarikan
berwujud dalam suatu masyarakat, struktur ternak tersebut.
sosial itu mencakup seluruh hubungan antara Apabila budidaya ternak domba tang-
individu-individu pada saat tertentu, oleh kare- kas garut sudah mendapat tempat pada para
nanya struktur sosial itu merupakan aspek non- penggemarnya atau masyarakat peternak, maka
prosesual dari sistem sosial, isinya adalah kea- dengan sendirinya tingkat kesejahteraan peter-
daan statis dari sistem sosial yang ber- naknya pun akan terangkat pula. Sampai saat ini
sangkutan” (Syarif Moeis, 2008:1). pengembangan domba tangkas belum secara
spesifik diarahkan untuk peningkatan kesejah-
3. Aspek Relasional Peternakan dalam Seni teraan peternaknya secara umum, kesejahteraan
Ketangkasan Domba Garut peternak dicapai hanya oleh segelintir peternak
Relasi sosial yang dikembangkan oleh berpengalaman yang memiliki hobi memeliha-
tokoh peternak domba tangkas (H. Osih dan ranya bahkan tidak memperhitungkan secara
Aminadin) adalah dengan dibangunnya jari- ekonomis untung ruginya memelihara domba
ngan hubungan sosial yang saling mengun- tangkas.
tungkan lintas desa maupun antara masyarakat Peternak masih berspekulasi bahwa
sekitarnya dengan modal kepercayaan di antara dengan orientasi kearah domba tangkas akan
para peternak pemilik dan pemaro, sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi, yang terka-
jaringan hubungan sosial ini tetap eksis dari dang tidak diimbangi dengan biaya pemeliha-
dahulu sampai sekarang. raannya. Hal ini terjadi karena motivasi pemeli-
haraannya adalah sebagai hobi. Aspek lain yang
4. Kebutuhan Sosial Domba Garut Sebagai penting dalam pengembangan Domba Garut
Motivasi Hobi adalah kelembagaan yang berperan dalam
Domba Garut pada tahap pola pemeli- pelestarian domba tangkas Garut dan jaminan
haraannya bagi masyarakat dibagi menjadi dua dukungan aspek ekonomis yang berperan
pola pemeliharaan yaitu pemliharaan sebagai dalam menghidupi para peternaknya.
domba untuk kebutuhan akan produksi daging Pada awalnya domba Garut tipe tangkas
dan pola pemeliharaan domba sebagai domba ini dipelihara oleh peternak sebagai kesenagan
tangkas (domba aduan) atau domba untuk atau hobi. Kemudian Untuk menampilkan hasil
kebutuhan kesenangan hobi (fancy). pemeliharaannya peternak menampilkannya
Aspek budidaya domba tangkas garut dengan cara ditandingkan, diiringi gamelan dan
berkembang secara alami dikembangkan oleh di dalamnya terdapat unsur pencak silat. Se-
individu-individu peternak yang hobi memeli- dangkan seni ketangkasan domba dimulai dari
hara domba tangkas. Pengembangan budidaya lahan pangonan, yaitu pada saat domba-domba
lebih didasarkan pada pengalaman beberapa ini diangon oleh peternaknya atau oleh pe-
orang peternak secara turun menurun berdasar- ngembala sambil menunggu waktu dan beris-
kan pengetahuan lokal yang diperolehnya. tirahat, mereka sering mengadukan domba-
Dalam hal ini pemerintah khususnya Dinas domba peliharaannya, selanjutnya berkembang
Peternakan belum secara intensif membantu menjadi Seni Laga Ketangkasan Domba.
mengembangkan budidaya ternak tersebut. Kesenian ini biasanya diadakan di suatu
Akibatnya penyebaran domba tangkas banyak tanah lapang, diamana dua ekor domba jantan
dikuasai oleh tokoh tertentu yang mendapat dipertandingkan dengan cara saling beradu
pengalaman dalam pemeliharan maupun pelak- kepala dengan jumlah tertentu yang telah dise-
sanaan perlombaan. pakati sebelum bertanding, pemenang dalam
Aspek nilai ekonomis ternak domba pertandingan ini ditentukan oleh seorang wasit.
Garut tipe tangkas cukup potensial dan dapat Berdasarkan wawancara Warjita (40) mema-
menunjang kehidupan peternak apabila penge- parkan bahwa dengan berkembangnya seni
lolaannya memiliki sistem berkelanjutan, arti- ketangkasan ini maka pada tahun 1937 di Desa
nya pengembangan budidaya ternak tersebut Cibuluh didirikan pamidangan yang cukup
142
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
representatif atas prakarsa Mama Rubai dan Ki pandang memiliki kebutuhan sosial.”
Tasik dan sejak itu dikenal ngadu Domba Garut (Wahyudin G. 2017:115)
yang dikenal sekarang Seni Ketangkasan Dom-
ba Garut yang disertai adu kedigjayaan para Dalam Seni etangkasan domba garut
pesilat, jawara atau peternak yang memiliki dalam pembetukan lembaga sosial masyarakat
ilmu silat diiringi oleh seni kendang. Arena ini peternak membentuk sebuah organisasi yang
selain sebagai ajang berkesenian bagi para berperan untuk menjalankan fungsinya yaitu
peternak domba tangkas kesenian ini juga dengan membentuk sebuah himpunan atau
sebagai ajang hiburan yang bisa mendatangkan organisasi sosial yang bernama HPDKI (Him-
para wisatawan. (wawancara ,19 Juni 2019) punan Peternak Domba Kambing Indonesia),
himpunan ini merupakan wadah sekaligus
H. Fungsi dalam Seni Ketangkasan Domba transportasi yang mejalankan suatu kegiatan
Garut atau menjalankan sebuah peran fungsi.
Kegiatan seni ketangkasan domba Dari uraian konsep struktural fungsi-
Garut dilihat dari fungsinya merupakan hasil onal bahwa seni ketangkasan mempunyai fung-
dari peranan masyarakat peternak menjalankan si dalam masyarakat yang dulunya hanya
struktural fungsionalnya. Mengutif dari buku sebatas fungsi hiburan dan kesenengan, kini
Anropologi Kontemporer karangan Achmad seni ini memiliki fungsi lain, diantaranya:
Fedyani S, 2005 menyatakan bahwa: 1. Fungsi Seni Laga Ketangkasan Domba
‘’Konsep pokok terakhir dalam struktural Garut Sebagai Melestarikan Budaya
fungsional adalah adalah gagasan tentang Leluhur
fungsi itu sendiri. Dalam keterkaitan struk- Seni Ketangkasan Domba Garut
tur sosial dan intitusi yang memberikan bagi masyarakat Garut khususnya daerah
pedoman bagi kegiatan keduanya. Dalam Desa Cikandang merupakan pelestarian ni-
cara yang sama, ada keterkaitan antara lai budya leluhur dalam berternak domba
kedua konsep ini dan berbagai fungsi dan menjaga keeksistensian penghasil dom-
masyarakat. Bagi kebanyakan struktural ba unggul. Dengan adanya penyeleng-
fungsional, fungsi adalah tugas sosial suatu garaan kontes seni ketangkasan domba
kegiatan yang harus dilaksankan dengan garut membantu mebudayakan kelestarian
tingkat ketepatan tertentu apabila ada pe- tradisi leluhur masyarakat Garut.
ngelompokan sosial dan mempertahankan
keanggotaan kelompoknya.” (Achmad 2. Fungsi Seni Laga Ketangkasan Sebagai
Fedyani S, 2005:159). Lembaga Domba Tangkas
Dalam fungsi kelembagaaan ini
Konsep fungsi berkaitan dengan fungsi seni ketangkasan domba garut dilihat
kontribusi yang diberikan oleh suatu aktivitas dari proses berternak domba tangkas. Me-
parsial kepada keseluruhan aktivitas yang kanisme sosial budaya masyarakat pedesa-
menjadi induk dari aktivitas parsial tersebut. an yang mempunyai basis peternakan dom-
Kontribusi itu tingakat kebutuhan akan suatu ba tangkas menunjukkan adanya kelem-
kondisi penting bagi keberadaan keseluruhan bagaan peternakan domba tangkas yang
sosial yang harus dipenuhi oleh suatu aktivitas relatif mapan, fungsional dan sebagai peme-
(sosial). Mengutip Jurnalnya Wahyudin yang nuhi kebutuhan masyarakat. Peternakan
berjudul Aliran Struktural Fungsional yang domba tangkas sebagai institusi mempu-
mengutip konsep struktural fungsional nyai fungsi sosial, ekonomi dan budaya
Redcliffe Brown berpendapat bahwa: bagi masyarakat, karena kelembagaan seba-
“fungsi budaya dalam kaitannya dengan gai wahana saluran aspirasi, kehendak dan
kebutuhan dasar semua masyarakat yang sekaligus instrumen untuk memenuhi kebu-
disebut coaptataion, yaitu adanya penye- tuhan pokok manusia maka institusi
suaian mualistik kepentingan para anggota memiliki berbagai komposisi dan fungsi.
masyrakat. Dalam konteks ini, berpan-
dangan bahwa sistem budaya dapat di
143
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
3. Fungsi Seni Laga Ketangkasan Domba aksesoris domba yang berhubungan dengan
Garut Sebagai Penyaluran Libido Domba. seni ketangkasan domba garut, seperti
Dengan adanya seni ketangkasan pedagang laken, pangsi dan iket, penjual
domba tangkas, seni ini sebagai penyaluran aksesoris miniatur domba garut, penjual
libido domba jantan untuk proses pembi- gongseng, dan penjual obat-obatan untuk
bitan domba unggul. Secara karakteristik penambah supelemen domba serta untuk
genetika domba tipe tangkas itu harus pertumbuhan domba.
diadukan (ditangkaskan).
8. Fungsi Seni Ketangkasan Domba Garut
4. Fungsi Seni Laga Ketangkasan Sebagai Sebagai Pelestari Kesenian Kendang
Penyaluran Hobi Yang Menjajikan. Pencak
Dengan adanya seni ketangkasan Seni ketangkasan domba garut pada
domba garut sebagai penggemar atau peng- prakteknya penggabungan seni ketangkasan
hobi domba tangkas, ajang seni ketang- dengan seni kendang pencak, dalam seni
kasan dijadikan sebagai eksistensi keberha- ketangkasan tidak lepas dari adanya kese-
silan cara pemeliharaan domba tangkas dan nian kendang penca. Kesenian kendang
sebagai ajang peningkatan harga jual penca berfungsi sebagai pengiring domba
domba itu sendiri. Sebagai penghobi ternak tangkas saat berlaga. Dengan adanya seni
domba tangkas seni ketangkasan domba ketangkasan domba garut kesenian kendang
garut dijadikan ajang adu gengsi cara penca tetap lestari.
keberhasilan dalam merawat dan melatih Bagi peternak domba tangkas Seni
domba. Laga Ketangkasan merupakan seni yang
dijadikan sumber kehidupan ekonomi yang
5. Fungsi Seni Laga Ketangkasan Domba mensejahterakan para peternak domba tang-
Garut Sebagai Pariwisata kas maupun pembantu peternak.
Fungsi Seni Laga Ketangkasan Dari fungsi-fungsi diatas bahwa
Domba Garut sebagai ajang promosi pari- Seni Laga Ketangkasan Domba Garut me-
wisata daerah untuk mendatangkan parawi- nandakan tradisi seni ini mempunyai fungsi
satawan untuk berkunjung. Selain itu seni yang bermanfaat bagi masyarakat peternak
ketangkasan domba garut sebagai ikon dan pendukung. Selain itu yang paling
daerah untuk menjadikan seni ketangkasan menonjol fungsi Seni Ketangkasan Domba
domba garut sebagai identitas ciri khas seni Garut yaitu fungsi pelestarian nilai budaya
budaya. dan nilai ekonomi yang mensejahterakan
masyarakat peternak.
6. Fungsi Laga Seni Ketangkasan Domba
Garut Sebagai Ajang Silaturami. I. Perspektif Struktural Fungsional Seni
Seni ketangkasan domba garut bagi Ketangkasan Domba Garut
masyrakat garut khususnya para penggemar Sebagai ciri pokok perspektif ini adalah
domba tangkas yaitu sebagai ajang silatu- gagasan tentang kebutuhan masyarakat (socie-
rahmi para peternak untuk saling memberi tal needs). Masyarakat sangat serupa dengan
ilmu tentang pemeliharaan domba tangkas. organisme biologis, karena mempunyai kebutu-
Selain itu seni ketangkasan domba garut han-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar
sebagai hiburan bagi para peternak untuk masyarakat dapat melangsungkan keberadaan-
menghilangkan kejenuhan. nya atau setidaknya berfungsi dengan baik.
Seperti dalam buku Sosiologi untuk universitas
7. Fungsi Seni Ketangkasan Domba Garut karaya Yesmil A, dan Adang mengatakan
Sebagai Mata Pencaharian. bahwa:
Seni Ketangkasan Domba Garut “Ciri dasar kehidupan sosial struktur sosial
selain berfungsi sebagai hobi yang mening- muncul untuk memenuhi kebutuhan-kebu-
katkan ekonomi masyarakat peternak, seni tuhan masyarakat dan merespon terhadap
ini dijadikan sebagai mata pencaharian bagi permintaan masyarakat sebagai suatu sis-
masyarakatnya yaitu banyak para pedagang tem sosial. Asumsinya adalah ciri-ciri sosial
144
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
yang ada memberi kontribusi yang penting ini merupakan kegiatan yang menyimpang
dalam mempertahankan hidup dan kesejah- sebab adanya kegiatan menyimpang yaitu ada-
teraan seluruh masyarakat atau subsistem nya kekerasan terhadap hewan dan adanya
utama dari masyarakat.” (Yesmil A. dan unsur perjudian. Namun pada prakteknya kegi-
Adang, 2013:10). atan Seni Laga Ketangkasan Domba Garut
merupakan kegiatan seni budaya yang sudah
Sudut pandang dari teori struktural turun temurun yang harus dilestarikan akan
fungsional ini menekankan kepada keteraturan kebudayaanya. Seperti pandangan tokoh agama
(order) dan mengabaikan konflik dan peruba- Ketua MUI Kab. Garut K.H. Sirojul Munir
han-perubahan dalam masyarakat. Menurut berpandangan bahwa:
teori ini masyarakat merupakan suatu sistem “Seni ketangkasan Domba Garut tidak diha-
sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau ramkan sebab harus dibedakan antara adu
elemen yang saling berkaitan dan saling sama ketangkasan, sebab ngadu atau adu itu
menyatu dalam keseimbangan. Hal senada juga hukumnya haram walaupun domba adu
dijelaskan oleh Soyomukti bahwa: secara naluri harus diadu tetapi kalo unsur
“Dimana suatu masyarakat dilihat sebagai disengaja oleh orang untuk diadukan dan
suatu jaringan kelompok yang bekerjasama terluka atau cedera itu diharamkan atau
secara terorganisir dan bekerja dalam suatu tidak dibolehkan. Berbeda dengan ketang-
cara yang agak teratur menurut seperangkat kasan walaupun prakteknya ngadu diadu-
peraturan dan nilai yang dianut oleh seba- kan tetapi ketangkasan itu diatur oleh pera-
gian besar masyarakat tersebut. Masyarakat turan yang sudah di tentukan. Artinya
dipandang sebagai suatu sistem yang stabil jangan sampai cacad yang menyakitkan
dengan suatu kecenderungan untuk mem- hewan domba tersebut” (Wawancara, 19
pertahankan sistem kerja yang selaras dan Juni 2019).
seimbang” (Soyomukti, 2010:71).
Artinya bahwa Seni Laga Ketangkasan
Melihat dari sudut pandang masyarakat Domba Garut itu dibolehkan dalam pelak-
terhadap Seni Ketangkasan Domba Garut di- sanaan kegiatannya. Sebab Seni Laga Ketang-
pandang secara fungsionalnya mengacu pada kasan Domba Garut merupakan tradisi yang
pandangan Ritzer asumsi dasar struktural fung- harus di lesatarikan keberadaanya dan didu-
sional menyatakan bahwa: kung pelaksanaannya.
“Perubahan yang terjadi pada satu bagian
akan membawa perubahan pula terhadap 2. Perspektif Tradisi Budaya
bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah Seni Laga Ketangkasan Domba Garut
bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, lahir sebagai sebuah seni tradisional yang dipe-
fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya ngaruhi oleh berbagai aspek, antara lain letak
kalau tidak fungsional maka struktur itu geografis, mata pencaharian, kepercayaan, pola
tidak akan ada atau hilang dengan hidup dan pendidikan.
sendirinya” (Ritzer: 1992:25). Aspek yang menonjol dalam seni tra-
disional ini adalah mata pencaharian. Ma-
Untuk menjalankan fungsional Seni syarakat Sunda sebagian besar bermata pen-
Laga Ketangkasan Domba Garut masyarakat caharian sebagai petani dan peternak yang
melihat dari beberapa sudut pandang yang ber- didukung dengan keadaan geografis sekitarnya.
laku sebagai berikut: Kehidupannya bersifat agraris dan tradisional
1. Perspektif Agama yang masih kental dengan nilai-nilai budaya
Seni Laga Ketangkasan Domba Garut warisan leluhurnya. Keadaan tersebut telah
dalam pandangan masyarakat ada dua pan- banyak memiliki konstribusi bagi perkem-
dangan yaitu masyarakat memandang pro dan bangan seni ketangkasan domba Garut.
kontra, dalam pandangan pro masyarakat yang
mendukung terhadap Kegiatan Seni Ketang- 3. Perspektif Pertandingan
kasan Domba Garut. Dalam pandangan kontra Perkembangan bentuk kesenian tradi-
yaitu masyarakat mengangagap kegiantan seni sional ini telah mengalami pergeseran fungsi
145
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
146
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
sendiri sehingga dengan HPDKI sebagai or- ngan masyarakat terhadap Seni Laga Ketang-
ganisasi bisa mengemas seni budaya tang- kasan Domba Garut, masyarakat disini diposi-
kas Domba Garut yang merupakan seni sikan sebagai penikmat seni atau penonton
masyarakat sunda untuk menjaga kemur- dalam kegiatan Seni Laga Ketangkasan Domba
nian Domba Garut yang ada di indonesia Garut.
kalau tidak ada ini berat bagi para peter- Sehingga untuk mewujudkan Seni Laga
nak”. (Pemaparan dari wawancara Yudi Ketangkasan Domba Garut tetap eksis dan
Guantra, Kontes dan Seni Ketangkasan kelestariannya tetap ada maka, masyarakat sela-
Domba Garut 30 Fapet Unpad 2014, dalam lu melaksanakan kegitan kontes Seni Laga
situs www.youtube.com. Diakses tanggal 9 Ketangkasan Domba Garut. Bahkan untuk
Oktober 2019). pengembangan dari Seni Ketangksan Domba
Garut untuk menjaga kestabialan akan kelesta-
2. Pendukung dalam Seni Laga riannya maka Seni Ketangkasan Laga Domba
Ketangkasan Domba Garut Garut menghasilkan kesenian baru untuk me-
Sebagai unsur pendukung akan keles- wujudkan bahwa Seni Laga Ketangkasan
tariannya Seni Laga Ketangkasan Domba Garut Domba Garut itu merupakan kesenian yang
ialah adanya pendukung yang mewadahi tetap mempunyai nilai tradisi, sosial budaya dan nilai
lestarinya seni ini yaitu dengan terbentuk ekonomi. Seperti lahirnya kesenian Raja Dogar
organisasi himpunan masyarakat yang di da- yaitu perkembangan dari Seni Laga Ketang-
lamnya ada anggota masyarakat para peternak kasan Domba Garut, kesenian Dodombaan yai-
domba dan kambing yang bernama HPDKI tu kesenian pertunjukan yang menggunakan
(Himpunan Peternak Domba Kambing boneka domba, kesenian Sheep Walk yaitu
Indonesia) himpunan ini berfunsi sebagai kontes Domba Garut yang menampilkan kein-
wadah untuk para peternak untuk menuangkan dahan domba diatas panggung atau jalan, dan
segala aktivitas berternak atau memelihara Festival Patok yaitu festival hewan domba yang
domba dan kambing, khususnya Domba Garut sering dilaksanakan oleh organisasi HPDKI.
tipe tangkas, selain fungsi tersebut HPDKI
mewadahi dan berperan penting dalam kegiatan SIMPULAN
seni ketangkasan Domba Garut. Perspektif sturuktural fungsional dari
Disamping terbentuknya organisasi Seni Laga Ketangkasan Domba Garut dapat
HPDKI yang berperan penting yang mewadahi disimpulkan bahwa Seni Laga Ketangkasan
seluruh aktivitas kegiatan para peternak, pendu- Domba Garut merupakan seni tradisi orang
kung dari pemerintahan yaitu adanya Dinas Garut yang dulunya merupakan kegiatan ngadu
Peternakan yaitu sebagai kepala pembinaan domba yang mempunyai konotasi dan asumsi
dalam pemeliharaan domba dan kambing dan tidak baik atau negatif yang mengarah pada
sebagai monitoring para peternak dalam melak- kegitan perjudian atau hal-hal yang buruk,
sanakan kegiatan berternak. maka dewasa ini status penamaannya diubah
Selain itu pendukung dari pemerintah menjadi Seni Laga Ketangkasan Domba Garut
dalam pelaksanaan kegiatan seni ketangkasan yang mana lebih menitikberatkan kepada
domba garut yaitu Dinas Pariwisata dan peniliaian estetika keindahan domba saat
Kebudayaan (DISPARBUD) yang tujuannya bertanding.
yaitu sebagai pelestarian budaya serta mema- Secara struktural kegiatan pertunjukan-
sarkan atau mempromosikan seni ketangkasan nya seni laga ketangkasan domba masih menan-
domba garut untuk menyedot arus kunjungan dingkan domba secara diadu atau ditangkaskan,
wistawan dan sebagai ajang pariwisata daerah. namun secara fungsional Seni Ketangkasan
Selain itu pendukung Seni Laga Domba Garut berubah yang dulunya berfungsi
Ketangkasan Domba Garut untuk pelaksanaan sebagai permainan dan hiburan rakyat yang
didalam kegiatan Seni Ketangkasan Domba dilakukan oleh para pengembala untuk meng-
tidak terlepas adanya kesenian Kendang Penca, hilangkan kepenatan yang juga sebagai hiburan
seni ini sebagai pendukung untuk memeriahkan para Abdi Dalem Bupati Garut untuk hiburan di
acara Seni Ketangkasan Domba Garut. Hubu- kademangan.
147
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
Secara fungsional pada masa sekarang eksterior dan kebiasaan peternak dalam
seni ketangkasan mempunyai fungsi yang lebih pola pemeliharaannya, (S2). Program
bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi, Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor,
nilai sosial, nilai budaya dan nilai estetik yang Bogor
bisa mensejahterakan para peternak. Seni Laga Chitambar, (1972), Introductory Rural
Ketangkasan Domba Garut merupakan seni Sociology, Weley Eastern Private
tradisi budaya yang terlahir dari aspek historis Limeted New Delhi
domba garut yang mempunyi nilai sosial Darpan, Suhardiman, B. (2007). Seputar Garut,
budaya masyarakat Garut khususnya Desa Garut: Komunitas Srimanganti.
Cikandang Garut yang merupakan daerah Ekadjati, E.S. (1984). Masyarakat Sunda Dan
rumpun asli Domba Garut. Domba Garut yang Kebudayaanya, Jakarta: PT.
secara fungsi sebagai penghasil daging dan GIRIMUKTI PASAKA
kulit, dengan adanya kegiatan kontes Seni Laga Endraswara, S. (2003). Metodologi Penelitian
Ketangkasan Domba Garut menjadikan Domba Kebudayaan, Yogyakarta: UGM Press.
Garut sebagai ikon identitas daerah untuk Fontana, Andre dan James H. Frey 1994.
menarik pariwisata daerah Garut khususnya “Interviewing TheArt of Science”
Desa Cikandang Garut. dalam Norman K. Denzim dan Yvona S.
Perkembangan masa sekarang kegiatan Lincoln (ed.) Handbook of Qualitative
seni ketangkasan domba garut merupakan Reseach. London-New Delhi: Sage
kegiatan masyarakat peternak sebagai ajang Goble, F.G. (1987). Mahzab Ketiga Psikologi
pelestarian seni tradisi budaya yang sudah turun Abraham Maslow, Yogyakarta:
temurun, disisi lain dengan adanya kegiatan se- Kanisus
ni ketangkasan domba garut bagi masyarakat Harsojo. (2004). “Kebudayaan Sunda” dalam
peternak sebagai penyaluran hobi yang bisa Asmawi Zainul & Didin Saripudin
meningkatkan tarap ekonomi untuk promosi [eds.]. 50 Tahun Jurusan Pendidikan
meningkatkan harga jual yang bisa mensejah- Sejarah, 1954-2004:
teraan bagi para pecinta domba tangkas. Mozaik Pemikiran tentang Sejarah, Pendidikan
Aspek pariwisata dengan kegiatan seni Sejarah dan Budaya. Bandung: Historia
ketangkasan domba garut berfungsi sebagai Utama Press.
hiburan aktraksi budaya yang bisa menyedot Havilan, Wiliam A. (1988). Antropologi Edisi
arus kunjungan wisatawan untuk menyaksikan Keempat, Jakarta: Erlangga.
seni tradisi masyrakat peternak Kabupaten Heriyadi, D. (2011). Pernak Pernik dan Senarai
Garut khususnya Daerah Desa Cikandang. Domba Garut, Bandung: UNPAD
PRESS.
DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. (2010). Sejarah Teori
Buku Antropologi I, Jakarta. UI Press.
Adler, Peter dan Patrisia A. Adler. 1994. Maemunah, Maya. (2018). Tinjauan Hukum
“Observational Teckniques” dalam Seni Adu Domba yang Terindikasi Judi
Norman K. Denzin Yvona S. Lincoln di Desa Wanaraja Kabupaten Garut
(ed) Handbook of Qualitative Research. Berdasarkan Hukum Islam, (S1),
London-New Delhi: Sage Publications. Universitas Pasundan, Bandung.
Anwar, Y., & Adang. (2013). Sosiologi untuk Moeis, S. (2008). Kelompok dalam
Universitas, Bandung: PT. Refika Masyarakat, Bandung: Fakultas Ilmu
Aditama. Pendidikan Sosial Universitas
Arum, B, Warjita. (2010). Pamidangan Seni Pendidikan Indonesia
Ketangkasan Domba Garut, Bandung: Moleong, Lexy, J. (2001). Metode Penelitian
CV. Sanjaya Putra. Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Bernard, Russel, H. 1994. Research Methods in Mulliadi, D. (1996). Sifat fenotipe domba
Antrhropogy. London-New Delhi: Priangan di Kabupaten Pandeglang dan
SAGE Publications. Garut, (S3). Program Pascasarjana.
Budinuryanto, D.C. (1991). Karakteristik Institut Pertanian Bogor, Bogor.
domba Priangan adu ditinjau dari segi
148
Rijki, Wawan, Sriati – Seni Laga Ketangkasan.....
Munandar S, dkk. (1999), Studi Evaluasi Model Soyomukti, Nurani. (2010). Pengantar
Pemberdayaan Ternak Domba Melalui Sosiologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Peran Wanita Untuk Meningkatkan
Pendapatan Keluarga, Kerjasana Artikel Jurnal
Lembaga Penelitian Unpad Dengan Kusnadi, A.Y. (2014), Peran Acara Seni
Agriculture Management, Project- II Ketangkasan Domba Garut dalam
Bogor Pengembangan Bibit Domba dan
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitan / Manfaat Sosial dan Ekonomi Bagi
Mohammad Nazir. Jakarta: Ghalia Peternak (Kasus di Kota Bandung).
Indonesia. Student e-jurnal 3(3), http://jurnal.un
Priarana S.A, dkk. (1993). Permainan Rakyat pad.ac.id/ejournal/article/view/4010,
Ngadu Domba Di Kampung Cibuluh Diakses tanggal 18-2-2019.
Kecamatan Cisurupan Kabupaten Wahyuddin, (2017). Aplikasi Teori Struktural
Garut, Departemen Pendidikan Dan Fungsional (Konsepsi Radcliffe
Kebudayaan, Direktorat Jendral Sejarah Brown). Jurnal AL-Hikmah 19, (2),
Dan Nilai Tradisional, Balai Kajian 111-118
Sejarah dan Nilai Tradisonal. Bandung
Radcliffe-Brown, A. R. (1979). Structure and Sumber Internet
Funtion In Primitive Society: Essays Ciri-ciri umum Domba Garut:, https://www.
and Anresses. London dan Henley: peternakankita.com/ciri-ciri-domba-
Routledge & Kegan Paul. garut-domba periayangan/, Diakses
Ratna, NK. (2010). Metodologi Penelitian tanggal 12 oktober 2019.
Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Maro Istilah Sistem Gaduh Para Peternakan,
Humaniora Pada Umumnya, Denpasar. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/
Pustaka Pelajar. uploads/2014/03/Deskripsi-Sosiologis-
Ritzer, G. (1992), Sosiologi Ilmu Pengetahuan Kinerja-Peternakan-Domba-Garut.pdf,
Berparadigma Ganda, Penyadur: Diakases tanggal 17 Oktober 2019 dari
Alimandan, Jakarta: Rajawali Press Kutipan Teori Perspektip Struktural
Saifuddin, A.F. (2005). Antropologi Fungsional. Diktat. Syarif Moeis. 2008.
Kontemporer Suatu Pengantar Kritis Kelompok dalam Masyarakat. Fakultas
Mengenai Paradigma, Jakarta: Ilmu Pendidikan Sosial: Universitas
Kencana. Pendidikan Indonesia; BANDUNG.
Spradley, James, P. (1987). Metode Etnografi. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR
Yogyakarta: PT Tiara Wacana ._PEND._SEJARAH/19590305198901
Suryamah, Dede. (2018). Struktur, Fungsi Dan 1-SYARIF_MOEIS/BAHAN_KU
Makna Pertunjukan Seni Kuda LIAH__5.pdf, Diakses tanggal 12
Renggong Di Sumedang, (S3), Oktober 2019
Universitas Padjadjaran, Bandung.
149
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 3 No. 2 Desember 2019
150