Abstrak
Mekanisme Engkol Peluncur digunakan pada sebagian peralatan mekanik untuk mencapai proses
atau gerakan tertentu. Mekanisme semacam ini terdiri dari batang-batang yang bergerak relatif satu
terhadap yang lain. Untuk mengidentifikasi perpindahan maupun kecepatan sudut mekanisme engkol
peluncur di satu posisi, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi perpindahan serta kecepatan
mekanisme engkol peluncur diseluruh posisi batang input yang berputar 3600, secara grafis akan
memakan banyak waktu. Untuk kasus semacam ini, cara analitik dengan bantuan computer merupakan
cara penyelesaian yang tepat . Analisa dilakukan menggunakan perangkat lunak Matlab (Matrix
Laboratory), dan menetapkan mekanisme engkol peluncur sebagai studi kasus penelitian. Simulasi
merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses yang terjadi dalam satu sistem
dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem
tersebut dipelajari secara ilmiah. PID Controller (Proposional Integral Derivatif) merupakan salah satu
jenis pengatur yang banyak digunakan, karakteristik dari setiap pengontrol P, pengontrol I, dan
pengontrol D serta bagaimana menggunakannya untuk mendapatkan respon yang diinginkan. Analisa
dilakukan pada variasi putaran dan panjang engkol, sedangkan dimensi batang hubung dan batang
pengikut dianggap tetap. Perbandingan kecepatan sudut untuk panjang batang yang bervariasi dapat
simpulkan bahwa jika terjadi perubahan pada panjang batang input, maka akan mempengaruhi terhadap
kecepatan sudutnya. Semakin besar panjang batang inputnya maka kecepatan sudutnya akan semakin
rendah.
Kata Kunci : Mekanisme Engkol Peluncur, Matlab, Variasi putaran, Panjang engkol, PID..
Abstract
Mechanism Slider Crank used in most mechanical equipment to achieve the process or
movement. Such mechanisms consist of rods that move relative to one another. To identify displacement
and angular velocity of mechanism slider crank in one position, the analysis conducted to identify
mechanisms of displacement and velocity throughout the Slider Crank rotating input rod position 3600,
graphically it will take a lot of time. For such cases, computer-assisted analytical way is the right way of
settlement. The analyzes were performed using the software Matlab (Matrix Laboratory), and establish a
mechanism slider crank as a case study research. Simulation is a technique to mimic the operations or
processes that occur in a single system with the aid of computer equipment and based on certain
assumptions that the system studied scientifically. Controller PID (Proportional Integral Derivative) is
one type of regulator that is widely used, the characteristics of each controller P controller I, and D
controllers as well as how to use it to get the desired response. The analysis was made on the variation of
rotation and crank length, while the dimensions of the bar and bar follower circuit is considered
permanent. Comparison of angular velocity for varying stem lengths can conclude that if there is a
change in input bar length, it will affect the angular velocity. The greater the length of the bar input the
angular velocity will be lower.
Keywords: Mechanism Slider Crank, Matlab, Variation round, crank length, PID.
2 Jurnal Teknik Mesin 2017.
tersebut adalah suatu rantai kinematis yang tak
1. Pendahuluan terbatas.
2.2 Kinematika dan Dinamika
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini mengalami kemajuan yang Dalam mempelajari gerakan-gerakan dari
sangat pesat. Kemajuan teknologi itu tidak bagian-bagian mesin, biasanya kita gambarkan
terlepas dari dukungan dunia industri bagian-bagian tersebut dalam bentuk sketsa
manufaktur dimana terdapat industri besar sehingga hanya bagian-bagian yang akan
maupun industri kecil dan menengah. Setiap memberi efek pada gerakan yang diperhatikan.
industri selalu memiliki mekanisme-mekanisme Batang penghubung (link adalah suatu nama
yang terhubung untuk menggerakkan industri yang diberikan pada setiap benda yang
tersebut, diantaranya pada sistem pengoperasian mempunyai gerakan relatif terhadap yang
pada alat industri. lainnya.
Mekanisme Slider Crank digunakan pada
sebagian peralatan mekanik untuk mencapai
proses atau gerakan tertentu. Mekanisme
semacam ini terdiri dari batang-batang yang
bergerak relatif satu terhadap yang lain. Dalam
notasi yang umum, batang tersebut juga disebut
sebagai link. Sambungan dua batang yang
memungkinkan gerakan relatif antara dua batang Gambar 2.2 Diagram Kinematis
yang disambung, disebut joint. Gambar diatas menyatakan elemen-
elemen utama dalam sebuah mesin diesel.
Dengan demikian mekanisme slider Bagian-bagian yang diam, terdiri dari bantalan-
crank yang dimaksud, terdiri dari empat batang bantalan kruk as dan dinding silinder diberi label
(link) yang dihubungkan oleh sambungan- 1. Engkol dan kruk as adalah batang penghubung
sambungan (joint) sedemikian rupa sehingga 2, batang penghubung 3, dan torak atau peluncur
memungkinkan terjadinya gerakan relatif adalah penghubung 4.
diantara batang-batang yang ada. Dalam analisis Posis kecepatan, kecepatan dan
kinematika, perpindahan serta kecepatan dari percepatan sudut dari batang tergantung hanya
sambungan (joint) mekanisme slider crank pada panjang dari batang hubung dan engkol dan
mempunyai peran sangat penting. tidak dipengaruhi oleh lebar atau ketebalan dari
batanag. Gambar skala yang menyatakan suatu
mesin sehingga hanya dimensi yang memberi
2. Landasan Teori efek pada gerakannya disebut diagram
kinematis.
2.1. Mekanisme
b. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat adalah percepatan dalam
selang waktu sangat kecil atau mendekati 0
Dengan membuat model dari suatu sistem for t=1:500 %t is the time in tenths of seconds
theta = k*(t/10);
maka diharapkan dapat lebih mudah untuk % The point P2
melakukan analisis. Hal ini merupakan prinsip P2 = a*[cos(theta) sin(theta)];
% The crank line
pemodelan, yaitu bahwa pemodelan bertujuan untuk crank = line([P1(1) P2(1)],[P1(2) P2(2)]);
mempermudah analisis dan pengembangannya. % The interval to update the plot
pause(0.001);
Melakukan pemodelan adalah suatucara untuk % Delete the previous line
mempelajari sistem dan model itu sendiri dan juga delete(crank);
end
bermacam-macam perbedaan perilakunya.
% The length of crank and the s lider in % The length of crank and the s lider in
m m
a = 2; b = 5; a = 2; b = 5;
% point p1 % point p1
P1 = [0 0]; P1 = [0 0];
% parameter of the plot % parameter of the plot
axis(gca,'equal'); % The aspect ratio axis(gca,'equal'); % The aspect ratio
axis([-2 7 -2 3]); % The limits axis([-2 7 -2 3]); % The limits
% The anguler speed of the crank in % The anguler speed of the crank in
rad/s rad/s
k = 1; k = 1;
for t=1:500 %t is the time in tenths of for t=1:500 %t is the time in tenths of seconds
seconds theta = k*(t/50);
theta = k*(t/50); % The point P2
% The point P2 P2 = a*[cos(theta) sin(theta)];
P2 = a*[cos(theta) sin(theta)]; % The angle alfa
% The crank line alfa = asin(a*sin(theta)/b);
crank = line([P1(1) P2(1)],[P1(2) % The point P3
P2(2)]); P3 = [(a*cos(theta) + b*cos(alfa))
% The point P2 trajectory 0];
P2_traj = viscircles([0 % The crank line
0],a,'LineStyle','--'); crank = line([P1(1) P2(1)],[P1(2)
% The point P1 and P2 P2(2)]);
P1_circ = viscircles(P1,0.1); % The slider line
P2_circ = viscircles(P2,0.1); slider = line([P2(1) P3(1)],[P2(2)
% The interval to update the plot P3(2)]);
pause(0.01); % The point P2 trajectory
% Delete the previous line P2_traj = viscircles([0
delete(crank); 0],a,'LineStyle','--');
delete(P1_circ); % The point P1 and P2
delete(P2_circ); P1_circ = viscircles(P1,0.1);
end P2_circ = viscircles(P2,0.1);
% The interval to update the plot
pause(0.01);
% Delete the previous line
delete(crank);
delete(P1_circ);
delete(P2_circ);
delete(slider);
end
% The anguler speed of the crank in rad/s Dari analisa dinamik model Mekanisme
k = 1; Slider Crank menggunakan perangkat lunak
% Now comes the loop Matlab, terdapat banyak kelebihan dan
kekurangan dalam m enganalisa respon dinamik
for t=1:500 %t is the time in tenths of
seconds pada mekanisme slider crank tersebut, dalam
theta = k*(t/50); analisis model simulink terdapat perbandingan
% The point P2
P2 = a*[cos(theta) sin(theta)]; panjang batang antara Crank Link dan Rocker
% The angle alfa Link.
alfa = asin(a*sin(theta)/b);
% The point P3
P3 = [(a*cos(theta) + b*cos(alfa)) 0]; Dalam menganalisa Mekanisme gerak Slider
% The crank line
crank = line([P1(1) P2(1)],[P1(2)
Crank dengan menggunakan data – data seperti
P2(2)]); terdapat dalam tabel 4.1 dimana panjang batang
% The slider line Crank 20 mm dan panjang batang Rocker 50 mm
slider = line([P2(1) P3(1)],[P2(2)
P3(2)]); dengan menginput data pada M-File maka akan
% The point P2 trajectory tampil Figure Windows, dari Figure tersebut
P2_traj = viscircles([0
0],a,'LineStyle','--'); dapat dilihat mekanisme gerak slider crank.
% The point P1, P2 and P3
P1_circ = viscircles(P1,0.1);
P2_circ = viscircles(P2,0.1);
6. Saran
P3_circ = viscircles(P3,0.1);
% The interval to update the plot Sebaiknya dalam mengunakan software
pause(0.01); Komputer diharapkan data yang diinput sesuai
% Delete the previous line
delete(crank);
dengan ukuran sebenarnya, dimana kalau tidak
delete(P1_circ); sesuai maka akan mempengaruhui hasil dari
delete(P2_circ);
delete(slider);
keluaran data tersebut yang berupa simulink dan
delete(P3_circ); grafik.
end
Diharapkan untuk membuat persamaan
pada software komputer sebaiknya
12 Jurnal Teknik Mesin 2017.
memperhatikan ketentuan dari software tersebut,
hal ini di maksudkan supaya dalam menganalisa
tidak terjadi kekeliruan dan salah analisa yang
akan mengakibatkan program yang kita buat
tidak bergerak.
Dalam menganlisa benar atau tidaknya
hasil running program yang kita buat, sebaiknya
kita buat suatu perbandingan lain yang memiliki
hasil yang sama yaitu dengan cara manual dan
dengan menggunakan bantuan software
komputer.
Daftar Pustaka