STANDAR 22 Desember 2022 Direktur PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) dr. Atika, MKKK NIP 196701312007012016 Pengertian Nyeri kronik: nyeri yang persisten / berlangsung > 6 minggu
Tujuan Memberikan tatalaksana tepat kepada pasien yang menderita
nyeri akut Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mampang Prapatan Nomor 209 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Nomor 62 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Nyeri Rumah Sakit Umum Daerah Mampang Prapatan. Prosedur a. Prinsip level 1: - Buatlah rencana perawatan tertulis secara komprehensif (buat tujuan, perbaiki tidur, tingkatkan aktivitas fisik, manajemen stress, kurangi nyeri). - Pasien harus berpartisipasi dalam program latihan untuk meningkatkan fungsi - Dokter dapat mempertimbangkan pendekatan perilaku kognitif dengan restorasi fungsi untuk membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi. - Beritahukan kepada pasien bahwa nyeri kronik adalah masalah yang rumit dan kompleks. Tatalaksana sering mencakup manajemen stress, latihan fisik, terapi relaksasi, dan sebagainya - Beritahukan pasien bahwa focus dokter adalah manajemen nyerinya - Ajaklah pasien untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri - Berikan medikasi nyeri yang teratur dan terkontrol - Jadwalkan control pasien secara rutin, jangan biarkan penjadwalan untuk control dipengaruhi oleh peningkatan TATALAKSANA NYERI KRONIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
619/YANMED/RSUD- 0/0 2/4 MP/XII/2022
level nyeri pasien.
- Bekerjasama dengan keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien - Bantulah pasien agar dapat kembali bekerja secara bertahap - Atasi keengganan pasien untuk bergerak karena takut nyeri. - Manajemen psikososial (atasi depresi, kecemasan, ketakutan pasien) b. Manajemen level 1: menggunakan pendekatan standar dalam penatalaksanaan nyeri kronik termasuk farmakologi, intervensi, non-farmakologi, dan tetapi pelengkap / tambahan. - Nyeri Neuropatik 1) Atasi penyebab yang mendasari timbulnya nyeri: Control gula darah pada pasien DM Pembedahan, kemoterapi, radioterapi untuk pasien tumor dengan kompresi saraf Control infeksi (antibiotic) 2) Terapi simptomatik: antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan: gabapentin, karbamazepin obat topical (lidocaine patch 5%, krim anestesi) OAINS, kortikosteroid, opioid anestesi regional: blok simpatik, blok epidural / intratekal, infus epidural / intratekal terapi berbasis-stimulasi: akupuntur, stimulasi spinal, pijat rehabilitasi fisik: bidai, manipulasi, alat bantu, latihan mobilisasi, metode ergonomis prosedur ablasi: kordomiotomi, ablasi saraf dengan radiofrekuensi terapi lainnya: hypnosis, terapi relaksasi (mengurangi tegangan otot dan toleransi TATALAKSANA NYERI KRONIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
619/YANMED/RSUD- 0/0 3/4 MP/XII/2022
terhadap nyeri), terapi perilaku kognitif
(mengurangi perasaan terancam atau tidak nyaman karena nyeri kronis) - Nyeri otot 1) Lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius, faktor psikososial yang dapat menghambat pemulihan 2) berikan program latihan secara bertahap, dimulai dari latihan dasar / awal dan ditingkatkan secara bertahap. 3) Rehabilitasi fisik: - Fitness: angkat beban bertahap, kardiovaskular, fleksibilitas, keseimbangan - Mekanik - pijat, terapi akuatik 4) Manajemen perilaku: - stress / depresi - teknik relaksasi - perilaku kognitif - ketergantungan obat - manajemen amarah 5) Terapi obat: - analgesik dan sedasi - antidepressant - opioid jarang dibutuhkan - Nyeri Inflamasi 1) Kontrol inflamasi dan atasi penyebabnya 2) obat anti-inflamasi utama: OAINS, kortikosteroid - Nyeri mekanis / kompresi 1) Penyebab yang sering: tumor / kista yang menimbulkan kompresi pada struktur yang sensitif dengan nyeri, dislokasi, fraktur. 2) Penanganan efektif: dekompresi dengan pembedahan atau stabilisasi, bidai, alat bantu. TATALAKSANA NYERI KRONIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
619/YANMED/RSUD- 0/0 4/4 MP/XII/2022
3) Medikamentosa kurang efektif. Opioid dapat
digunakan untuk mengatasi nyeri saat terapi lain diaplikasikan. Unit Terkait 1. IGD 2. Rawat Inap 3. Rawat Jalan 4. Rawat Inap HCU Rawat Inap Isolasi