Anda di halaman 1dari 7

Resensi Pagelaran Drama Kelas XII

Nama: Alma Rahma Nisa


Kelas: 12 IPA 1

1. Identitas karya

Judul Naskah Drama: ciung Wanara

Kelas: 12 IPA 1

Tempat pamentasan: di aula kelas 12 IPA 1- kelas 12 IPA 3

Waktu pamentasan: 08.00-09.00

Aktor:
 hikmah sebagai ciung Wanara
 Daffa sebagai hariyang banga
 Akram sebagai bramawijaya
 Rizky sebagai prabu Permana
 Nadya sebagai Dewi pangreyep
 Nawal sebagai uwa Batara
 Gua sebagai ajar sukaresih dan nagawiru
 Ghaida sebagai warga desa dan pengawal
 Ahnaf sebagai warga desa dan pengawal
 Dwi sebagai warga desa dan pengawal
 Ragil sebagai ayam
 Bela sebagai ayam
 Ryzsa sebagai Patih kerajaan
 Anisa sebagai Nini
 Adit sebagai aki
 Eka sebagai narator

Watak aktor :
 Ciung Wanara : gagah, pemberani dan pintar
 Hariyang banga : angkuh, pembela orang tuanya
 Bramawijaya : sombong, kurang ajar, jahat
 Prabu Permana : bijaksana, tegas
 Dewi pangreyep : angkuh dan mempunyai sifat asik
 Dewi naganingrum : baik hati dan penyabar
 Uwa Batara : jenius, baik, setia pada kerajaan Galuh
 Patih : sombong
 Aki dan Nini : baik hati, tulus
 Pengawal : setia pada raja dan ratu
Tata rias kostum: bagus dan kreatif karena tidak semua kostum nyewa lalu kostumnya
juga sudah sesuai dengan jalan cerita yang ditampilkan.

Tata panggung: tetap panggungnya sudah bagus namun masih ada pemeran-pemeran
yang masih blocking dan juga ada properti yang belum lengkap

Sinopsis: raja brahmawijaya memiliki dua orang istri 2 orang istri tersebut hamil
secara berbarengan namun Dewi pang raya ingin anaknya menjadi raja sehingga Dewi
pangreup mengganti anaknya Dewi naga Ningrum menjadi anjing ketika ia membantu
Dewi naga Ningrum melahirkan. Raja brahmawijaya pun merasa kesal lalu menyuruh
uwa Batara untuk membunuh anak Dewi naga Ningrum, uwa Batara tidak sampai hati
untuk membunuh anak Dewi naga Ningrum lalu kemudian gua Batara
menghanyutkan bayinya ke sungai dan akhirnya bayi itu ditemukan oleh aki Nini
yang akhirnya dirawat oleh mereka sampai ia menjadi seorang lelaki yang tangguh.
Lalu anak itu dinamai ciung Wanara. Lalu ciung Wanara pergi ke kerajaan untuk
mencari ibunya yang asli, dan diberi bekal oleh aki Nini sebuah telur ayam. Di
perjalanan ia bertemu dengan nagawiru lalu nagawiru merubah telur ayam tersebut
menjadi ayam jago. Lalu ciung melanjutkan perjalanannya di perjalanan ia bertemu
dengan seorang patih yang sombong dan mengajak ia untuk mengadu ayamnya,
akhirnya ayam cium pun menang namun tidak sampai di situ raja Brahma Wijaya
mengajaknya juga untuk mengadu ayamnya, namun cium memiliki satu permintaan
jika ayamnya menang maka setengah kerajaan beramawijaya menjadi miliknya dan
tetap saja ayam ciung menjadi pemenangnya. Akhirnya setengah kerajaan pun
menjadi milik ciung, cium pun memenjarakan raja Brahma Wijaya dan Dewi naga
Ningrum dan akhirnya ciung bersama Dewi pangreyep dan prabu Permana hidup
bahagia.

2. Resensi

Kekurangan karya: kekurangannya masih ada cerita yang belum jelas asal muasalnya
dan juga masih banyak aktor-aktor yang blocking

Kelebihan karya: kelebihan karya karena cerita ini tidak banyak siswa yang tahu maka
cerita ini tidak mudah ditebak dan siswa menjadi penasaran

Kesimpulan: drama ini memiliki kelebihan dan kekurangan masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki namun nilai dari keseluruhannya yaitu bagus

Saran: lebih banyak lagi berlatih blocking dan juga lebih banyak lagi mencari tahu
tentang ceritanya agar ceritanya jelas asal usul semua tokoh
Resensi Pagelaran Drama Kelas XII

Nama: Nur Azizah Naswa


Kelas: XII MIPA 1

1. Identitas karya
Judul Naskah Drama: Ciung Wanara

Kelas: XII MIPA 1

Tempat pementasan: Kelas XII MIPA 1, XII MIPA 2 dan XII MIPA 3

Waktu Pementasan: 08.00-09.00

Aktor:
a) Hikmah sebagai Ciung Wanara
b) Dava sebagai Hariang Banga
c) Akram sebagai Prabu Brama Wijaya
d) Rizki sebagai Prabu Permana
e) Nadya sebagai Dewi Pangreyep
f) Nur Azizah sebagai Dewi Naganingrum
g) Nawal sebagai Uwa Batara
h) Joshua sebagai Ajar Sukaresi
i) Ahnafyah sebagai Menteri kerajaan dan Penduduk
j) Ghaida sebagai Menteri kerajaan dan Penduduk
k) Dwi sebagai Menteri kerajaan dan Penduduk
l) Ragil sebagai Ayam Ciung Wanara
m) Bela sebagai Ayam Kerajaan
n) Ryzsa sebagai Patih Kerajaan
o) Annisa sebagai Nini
p) Adit sebagai Aki
q) Eka sebagai Narator

Watak Aktor:
a) Ciung Wanara: Tampan, Gagah, Dan Pinter
b) Hariang Banga: Bangga Terhadap Ayahnya (Prabu Brama Wijaya)
c) Prabu Brama Wijaya: Sombong, Jahat
d) Prabu Permana: Bijaksana
e) Dewi Naganingrum: Baik Hati, Sabar
f) Dewi Pangreyep: Angkuh Dan Sirik
g) Uwa Batara: Baik, Setia Menjaga Kerajaan Galuh
h) Ajar Sukaresi: Tegas
i) Menteri: Setia Menjaga Raja Dan Ratu
j) Patih: Sombong
k) Nini: Baik Hati, Sayang Kepada Ciung
l) Aki: Baik Hati, Sayang Kepada Ciung
Tata rias kostum:
a) Alma rahma nisa
b) Apriyanti saragi
c) Nabila serina aqila
d) Silfa ahnafyani
e) Zilda catur apriliyani

Tata panggung
a) Azka darajat
b) Cep bubun
c) Hasna ayesha
d) Aliya rezki
e) Rekhal fauzan

Sinopsis:
Pada zaman dahulu ditatar sunda terdapat sebuah kerajaan yang
bernama Kerajaan Galuh. Nama rajanya yaitu Prabu Permana. Prabu permana
mempunyai dua istri, yakni Dewi Pangreyep dan Dewi Naganingrum. Raja
permana pergi untuk beratapa, namun kedua istrinya tidak mengetahui. Suatu
waktu, datanglah pria bernama Bramawijaya yang menyamar menjadi raja
dikerajaan tersebut. Dewi pangreyep dan dewi naganingrum menghampiri
prabu brama wijaya dan mengadu bahwa mereka bermimpi bahwa akan
mendapatkan seorang anak. Prabu brama wijaya heran dan marah karena
merasa tidak pernah tidur bersama kedua istrinya itu. Ajar sukaresi pun
mengiyakan tentang hal itu, menurut prediksinya anak yang akan lahir dari
kedua ratu tersebut berjenis kelamin laki-laki. Prabu bramawijaya pun marah,
ia tidak terima karena itu akan mengambil alih tahtanya dikemudian hari.
Prabu bramawijaya akhirnya membunuh ajar sukaresi. Setelah anak dari dewi
pangreyep lahir, prabu brama wijaya menyuruh dewi pangreyep untuk
membuang anak dari dewi naganingrum, ia pun menyetujuinya. Anak dewi
naganingrum ditukar dengan seekor anak anjing, tetapi ada uwa batara yang
melihatnya. Uwa batara menolong dewi naganingrum untuk membuatkan
gubuk setelah diusir dari kerajaan. Uwa pun membunuh anak anjing tersebut
karena ia tahu itu bukan anak dari dewi naganingrum. Saat dewi naganingrum
duduk didepan gubuk, ia bertemu dengan seorang pria dan ternyata itu adalah
prabu permana, raja asli kerajaan galuh. Mereka pun akhirnya saling
berbincang dan dewi naganingrum lega telah bertemu prabu permana. Ciung
wanara ditemukan oleh nini dan aki, mereka dirawat dan dibesarkan oleh nini
dan aki. Suatu waktu, ciung ingin mempunyai nama dan ia melihat monyet
serta burung ketika berburu dengan aki, hingga akhirnya ia diberi nama ciung
yang artinya burung serta wanara yang artinya monyet.ciung wanara
memustuskan untuk mencari kedua orangtua kandungnya, ia pun bertemu
dengan patih dan mereka saling beradu ayam. Kemudian bertemu prabu
bramawijaya dan ayam kerajaan itu kalah. Ciung memecahkan misteri ini. Ia
akhirnya mengurung prabu bramawijaya dan dewi pangreyep. Ia juga bertemu
dengan hariang banga, awalnya mereka berkelahi karena hariang banga tidak
terima melihat ayahnya. Tiba-tiba mereka dilerai oleh prabu permana dan
dewi naganingrum, prabu permana akhirnya menceritakan bahwa mereka
adalah saudara. Lalu prabu permana mengutuk prabu bramawijaya dan dewi
pangreyep menjadi seorang monyet dan burung. Akhirlah cerita kerjaan galuh,
mereka telah menemukan lagi Raja dan Ratu yang asli.
2. Resensi
Kekurangan karya: Ada beberapa aktor yang lupa dialog tetapi mereka
berhasil untuk improve dengan dialog mereka sendiri.

Kelebihan karya: penampilan yang ditampilkan sangat baik sehingga penonton


terbawa suasana dengan cerita yang ditampilkan.

Kesimpulan: pagelaran yang ditampilkan kelas XII MIPA 1 sangat bagus.


Cerita Ciung Wanara juga bisa dikenal bagi mereka yang belum
mengetahuinya.

Saran: cerita-cerita seperti ciung wanara harus dikenalkan lagi. Kalau ada
kesempatan untuk pagelaran lagi lebih ditingkatkan kekompakannya.

Resensi Pagelaran Drama Kelas XII

Nama: Kayla Saldrina


Kelas: 12 IPA 1

1. Identitas karya

Judul Naskah Drama: ciung Wanara

Kelas: 12 IPA 1

Tempat pamentasan: di aula kelas 12 IPA 1- kelas 12 IPA 3

Waktu pamentasan: 08.00-09.00

Aktor:
 Hikmah sebagai CiungWanara
 Dava sebagai Hariyang Banga
 Akram sebagai Bramawijaya
 Abyaz sebagai Prabu Permana
 Nadya sebagai Dewi pangreyep
 Nur Azizah sebagai Dewi Naganingrum
 Nawal sebagai Uwa Batara
 Joshua sebagai Ajar Sukaresih dan Nagawiru
 Ghaida sebagai Warga desa dan Pengawal
 Ahnafyah sebagai Warga desa dan Pengawal
 Dwi sebagai Warga desa dan Pengawal
 Ragil sebagai Ayam Ciung Wanara
 Bela sebagai Ayam patih dan Bramawijaya
 Ryzsa sebagai Patih kerajaan
 Anisa sebagai Nini
 Adit sebagai Aki
 Eka sebagai narator

Watak aktor :
 Ciung Wanara : gagah, pemberani dan pintar
 Hariyang banga : angkuh, pembela orang tuanya
 Bramawijaya : sombong, kurang ajar, jahat, licik
 Prabu Permana : bijaksana, tegas
 Dewi pangreyep : angkuh dan mempunyai sifat asik
 Dewi Naganingrum: baik hati dan penyabar
 Uwa Batara : jenius, baik, setia pada kerajaan Galuh
 Patih : sombong
 Aki dan Nini : baik hati, tulus, penyayang
 Pengawal : setia pada raja dan ratu

Tata rias kostum: Tatarias kostum bagus dan rapih sesuai dengan tema kerajaan.
Selain itu tata rias kostumnya juga kreatif karena ada beberapa kostum yang dibuat
sendiri contohnya adalah kostum ayam.

Tata panggung: Tata panggung sudah cukup baik. Properti yang ada juga sesuai
dengan tema yang dibawakan. Penempatan pemain juga sudah baik karena tidak
berada di blind spot

Sinopsis: raja brahmawijaya memiliki dua orang istri 2 orang istri tersebut hamil
secara berbarengan namun Dewi pang raya ingin anaknya menjadi raja sehingga Dewi
pangreup mengganti anaknya Dewi naga Ningrum menjadi anjing ketika ia membantu
Dewi naga Ningrum melahirkan. Raja brahmawijaya pun merasa kesal lalu menyuruh
uwa Batara untuk membunuh anak Dewi naga Ningrum, uwa Batara tidak sampai hati
untuk membunuh anak Dewi naga Ningrum lalu kemudian gua Batara
menghanyutkan bayinya ke sungai dan akhirnya bayi itu ditemukan oleh aki Nini
yang akhirnya dirawat oleh mereka sampai ia menjadi seorang lelaki yang tangguh.
Lalu anak itu dinamai ciung Wanara. Lalu ciung Wanara pergi ke kerajaan untuk
mencari ibunya yang asli, dan diberi bekal oleh aki Nini sebuah telur ayam. Di
perjalanan ia bertemu dengan nagawiru lalu nagawiru merubah telur ayam tersebut
menjadi ayam jago. Lalu ciung melanjutkan perjalanannya di perjalanan ia bertemu
dengan seorang patih yang sombong dan mengajak ia untuk mengadu ayamnya,
akhirnya ayam cium pun menang namun tidak sampai di situ raja Brahma Wijaya
mengajaknya juga untuk mengadu ayamnya, namun cium memiliki satu permintaan
jika ayamnya menang maka setengah kerajaan beramawijaya menjadi miliknya dan
tetap saja ayam ciung menjadi pemenangnya. Akhirnya setengah kerajaan pun
menjadi milik ciung, cium pun memenjarakan raja Brahma Wijaya dan Dewi naga
Ningrum dan akhirnya ciung bersama Dewi pangreyep dan prabu Permana hidup
bahagia.

2. Resensi
Kekurangan karya: kekurangannya, ada beberapa pemain/aktor yang masih blocking
pada saat pementasan dimulai.

Kelebihan karya: Kelebihannya, dari segi acting para pemain/aktor sudah cukup
bagus membawakan perannya masing-masing sehingga kita yang menonton dapat
terbawa kedalam suasana cerita.

Kesimpulan: Drama ini memiliki kelebihan yang sangat menonjol. Hanya saja, masih
ada beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki agar drama ini bisa lebih baik.

Saran: Agar bisa lebih sering berlatih supaya tidak blocking saat berada di
panggung/teater. Selain itu, artikulasi dalam pengucapan dialog juga harus diperjelas
agar penonton dapat mengerti maksud dari cerita.

Anda mungkin juga menyukai