Anda di halaman 1dari 7

Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022

ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI LITERASI DIGITAL UNTUK


MENCEGAH PELECEHAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN DI DESA
KARANG REJO KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT

Nelvitia Purba1*, Yulia Arfanti2, Yeltriana3,


Al Kausar Saragih4, Eka Syafrina Monika5
1,2,3,4
Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan
*Korespondensi: nelvitiapurba@umnaw.ac.id

Abstrak
Provinsi Sumatera menempati urutan ketiga di Indonesia untuk kasus pelecehan seksual terhadap
perempuan hal ini dapat dilihat pada tahun 2019 ada 216 kasus kekerasan seksual, 2020 naik menjadi
1013 kasus dan 2021 sampai desember menjadi 953 kasus. Oleh karena itu sudah seharusnya perempuan
mendapat perlindungan dari kejahatan tersebut. Pelecehan seksual mengakibatkan masalah semakin luas
antara lain menjadi persoalan hukum pada saat korban pelecehan seksual mengajukan kasusnya pada
lembaga hukum untuk mencari keadilan. Pelecehan seksual terhadap anak perempuan akan menjadi
trauma yang berkelanjutan hingga mereka beranjak dewasa, selain itu kekerasan intim terhadap anak
perempuan dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari. Permasalahan Mitra: (1).
Masyarakat di Desa Karang Rejo kurang memahami tentang pengertian Literasi, (2). Masyarakat di Desa
Karang Rejo kurang memahami tentang Pelecehan Seksual dan (3). Masyarakat di Desa Karang Rejo
kurang memahami tentang Undang-Undang Pelecehan Seksual. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat antara lain: (1). Mengadakan Sosialisas Edukasi Pelecehan Seksual dan Undang-
Undang Pelecehan Seksual dari UMN Al Washliyah Medan yaitu “Power Point”. Di dalam kegiatan
Sosialisasi ini akan dilakukan tidak monoton bersifat Ceramah Dan Tanya Jawab, sehingga dalam
kegiatan akan mencapai hasil dan target sebagaimana yang diharapkan. Dan (2). Melakukan Evaluasi
Dengan Membuat Angket Sebelum dan Sesudah Diadakan Kegiatan Abdimas di Desa Karang Rejo,
Apakah adanya Peningkatan pemahaman terkait Pelecehan Seksual. Hasil kegiatan dari pengabdian
masyarakat dapat dikemukakan sebagai berikut: (1). Timbulnya kesadaran masyarakat bahwasannya
pelecehan seksual merupakan kejahahatan Asusila sehingga perlu pencegahannya, (2). Timbulnya
motivasi masyarakat untuk pencegahan pelecehan seksual utamanya kepada anak remaja dan anak
sekolah dan (3). Kegiatan sosialisasi tidak hanya satu arah akan tetapi dua arah dengan adanya sesi
diskusi Tanya-jawab. Diskusi berlangsung setelah penyampaian materi dengan tertib dan terarah.
Kesimpulan dari Pengabdian Kepada Masyarakat dikemukakan bahwa: (1). hanya 40% yang memahami
tentang pelecehan seksual dan undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, (2).
80% yang telah memahami tentang pelecehan seksual dan undang-undangnya serta upaya
pencegahannnya. Dan (3). Masyarakat sangat antusias terhadap kegiatan dan meningkat pemahamannya
tentang upaya pencegahan pelecehan seksual dan undang-undangnya.
Kata kunci: Pelecehan Seksual, Perempuan, Desa Karang Rejo

Abstract
In Indonesia, Sumatra Province ranks third regarding cases of sexual harassment against women, this can
be seen in 2019 there were 216 cases of sexual violence, 2020 rose to 1013 cases and 2021 until
December to 953 cases. Therefore, women should receive protection from crime the. Sexual harassment
causes wider problems, among others, becomes a legal issue when victims of sexual harassment submit
their cases to legal institutions to seek justice. Sexual harassment of girls will be a continuous trauma
until they grow up, besides that intimate violence against girls can cause health problems later in life.
Partner Problems: (1). The community in Karang Rejo Village does not understand the meaning of
Literacy, (2). People in Karang Rejo Village do not understand about Sexual Harassment and (3). People
in Karang Rejo Village do not understand the Sexual Harassment Act. Methods of implementing
Community Service activities include: (1). Conducting Educational Socialization on Sexual Harassment
and the Sexual Harassment Act from UMN Al Washliyah Medan, namely "Power Point". In this
socialization activity, it will not be monotonous in nature, Lectures and Questions and Answers, so that
the activities will achieve results and targets as expected. and (2). Conducting Evaluation By Making
Questionnaire Before and After Abdimas Activities Held in Karang Rejo Village, Is there an increase in
understanding related to Sexual Harassment. The results of community service activities can be stated as
follows: (1). The emergence of public awareness that sexual harassment is an immoral crime so it needs

250
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022
ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

to be prevented, (2). The emergence of community motivation to prevent sexual harassment, especially
for teenagers and school children and (3). Socialization activities are not only one-way but two-way with
a question-and-answer discussion session. The discussion took place after the delivery of the material in
an orderly and directed manner. Conclusions from Community Service stated that: (1). only 40%
understand about sexual harassment and law No. 23/2002 on Child Protection, (2). 80% who have
understood about sexual harassment and its laws and prevention efforts. and (3). The community is very
enthusiastic about the activity and their understanding of sexual harassment prevention efforts and the law
is increasing.
Keywords: Sexual Harassment, Women, Karang Rejo Village

bersalah (Sri Kurnianingsih, 2003).


1. PENDAHULUAN
Dampak individual secara finansial yaitu
Provinsi Sumatera Utara disebut keluarnya perempuan dari jabatan akibat
menjadi provinsi terbanyak ketiga di tiadanya tindakan dari supervisor,
Indonesia untuk kasus kekerasan laporan yang unfavorable dalam file
seksual. "2019 ada 216 kasus kekerasan personalia, pengurangan tanggung
seksual, 2020 naik menjadi 1.013 kasus, jawab, pemotongan gaji ataupun
dan 2021 sampai Desember itu tindakan pendisiplinan (Leanda, M.
jumlahnya 953 kasus (Antara News, 2016) sehingga mereka akan mengalami
2022). Dengan demikian perbuatan hambatan peningkatan penghasilan dan
tersebut perlu perhatian yang serius promosi. Dampak fisik muncul ketika
sebagai represif terhadap perempuan. pemaksaan fisik terjadi maupun ketika
Pelecehan seksual merupakan segala terkait dengan somatisasi.
macam bentuk perilaku yang berkonotasi Sebagaimana yang dikemukakan
atau mengarah kepada hal-hal seksual oleh kurniawati (2013) bahwa anak-anak
yang dilakukan secara sepihak dan tidak juga menjadi kelompok yang sangat
diharapkan oleh orang yang menjadi rentan terjadinya pelecehan seksual
sasaran sehingga menimbulkan reaksi karena naluri memiliki rasa
negatif seperti malu, marah, benci, ketergantungan yang tinggi terhadap
tersinggung, dan sebagainya pada diri orang dewasa di sekitarnya. Hal inilah
individu yang menjadi korban pelecehan yang membuat mereka tidak berdaya
tersebut (Sri Mulyatia, 2022). Pelecehan saat diancam untuk menceritakan
seksual mengakibatkan masalah semakin kejadian yang dialaminya kepada siapa
luas antara lain menjadi persoalan pun termasuk orang tuanya.
hukum pada saat korban pelecehan Ketidakberdayaan yang dimiliki oleh
seksual mengajukan kasusnya pada anak-anak dalam mencegah terjadinya
lembaga hukum untuk mencari keadilan. pelecehan seksual ini dikarenakan masih
Pelecehan seksual dikategorikan sebagai minimnya pengetahuan yang mereka
salah satu bentuk diskriminasi jenis miliki. Di Indonesia upaya yang
kelamin (Sri Kurnianingsih, 2003) dicanangkan dalam pencegahan
sehingga pelecehan seksual dianggap pelecehan seksual telah dilakukan oleh
illegal. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Dampak individual terdiri dari memaparkan telah membuat sebuah
dampak fisik, psikologis dan finansial. gerakan pamungkas yakninya
Dampak psikologis yang negatif akibat menghadirkan tim reaksi cepat mulai
pelecehan seksual meliputi perasaan dari tingkat desa dan melibatkan
terhina, putus asa, marah, dikucilkan, masyarakat dengan tujuan agar segera
dikhianati, kesepian, perasaan mengetahui kejadian pelecehan seksual
terintimasi, frustasi, risih, degradasi dan

251
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022
ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

di daerahnya dengan mudah (Wahab, A. diancam dengan pidana paling lama


1998; Sri Mulyatia, 2022). sembilan tahun. Pencabulan dalam
Sejalan dengan hal diatas, dalam bentuk kekerasan dan ancaman
mencegah terjadinya pelecehan seksual kekerasan untuk bersetubuh dengan anak
yang optimal pada anak selain di bawah umur diatur juga dalam
dikenalkan dengan konsep diri, anak- Undang-undang No 23 Tahun 2002
anak juga diajarkan tentang self defense tentang Perlindungan Anak pada pasal
atau pertahanan diri (Daryono, 2016; 82 yang menyebutkan. “Setiap orang
Kurniawati, 2013). Ulfa Fajarini (2021) yang dengan sengaja melakukan
mengungkapkan bahwasanya seseorang kekerasan atau ancaman kekerasan,
yang berpartisipasi dalam pelatihan self memaksa, melakukan tipu muslihat,
defense atau mempunyai pengetahuan serangkaian kebohongan, atau
tentang hal tersebut cenderung membujuk anak untuk melakukan atau
mengalami pelecehan atau pun membiarkan dilakukan perbuatan cabul,
kekerasan seksual lebih sedikit serta dipidana dengan pidana penjara paling
memiliki rasa percaya diri yang tinggi lama 15 (lima belas) tahun dan paling
dibanding yang tidak tahu tentang self singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
defense. banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
Tindak kejahatan yang termasuk juta rupiah) dan paling sedikit Rp
sebagai tindak kejahatan kesusilaan yang 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)
berkaitan dengan permasalahan seksual (Lamintang, 1997).
di atur kedalam buku KUHP dari pasal Setelah dilihat dari kedua pasal di
281 sampai dengan pasal 299. Pelecehan atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
seksual merupakan sebagai tindakan tindak pidana pencabulan merupakan
seksual yang terbentuk ke dalam bentuk suatu perbuatan yang sengaja, yang
verbal, non-verbal dan juga visual. Tidak dilakukan dengan menggunakan
sedikit berita di televisi atau sosial media kekerasan atau ancaman kekerasan,
yang membahasa tentang kejahatan memaksa, melakukan tipu muslihat,
seksual kepada anak yang sering hampir serangkaian kebohongan atau membujuk
sering terjadi setiap harinya, pelecehan anak untuk melakukan atau membiarkan
seksual kepada anak baik perempuan dilakukan suatu perbuatan cabul
ataupun laki-laki tentu tidak boleh di (Nelvitia, 2020). Pencabulan yang
biarkan terjadi. Karena akan berdampak dilakukan terhadap anak di bawah umur
buruk kedepannya bagi keberlangsungan tentunya akan berdampak pada
hidup anak sehari-hari, moral dan batin psikologis maupun perkembangan
anak pun terancam jika perbuatan lainnya terhadap anak tersebut. Anak –
pelecehan seksual tersebut di alaminya Anak di bawah umur yang menjadi
(Jasmine, 2011; Iwan, 2018; Novrianza, korban dalam tindak Pidana Pencabulan
2022). Pencabulan merupakan suatu di iming-imingi dengan sejumlah uang,
tindak kejahatan yang pada umumnya itu lah modus pelaku (Muhammad
diatur dalam pasal 289 KUHP, yang Amin, 2017) Dampak psikologis pada
bunyinya adalah sebagai berikut: anak-anak akan melahirkan trauma
“Barangsiapa dengan kekerasan atau berkepanjangan yang kemudian dapat
ancaman kekerasan memaksa seseorang melahirkan sikap tidak sehat, seperti
untuk melakukan atau membiarkan minder, takut yang berlebihan,
dilakukan suatu perbuatan cabul, perkembangan jiwa terganggu, dan
diancam karena melakukan perbuatan akhirnya berakibat pada keterbelakangan
yang menyerang kehormatan kesusilaan, mental. Keadaan tersebut kemungkinan

252
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022
ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

dapat menjadi suatu kenangan buruk selanjutnya tidak sampai kepada pihak
bagi anak korban pencabulan tersebut. berwajib tetapi diselesaikan secara
Peran aktif dari para aparat penegak kekeluargaan. Oleh karena itu perlu
hukum dalam menanggulangi kejahatan dilakukan sosialisasi di desa Karang
kesusilaan sangat diperlukan (Nelvitia, Rejo agar kejadian tersbut tidak terulang
2022). Berdasarkan hasil penelitian yang kembali. Adapun yang menjadi
di kemukakan di atas bentuk kejahatan permasalahan di Desa Karang Rejo
yang dilakukan kepada anak masih selama ini (1). Masyarakat di Desa
bersifat umum artinya tidak mempersoal Karang Rejo kurang memahami tentang
jenis kelamin lakia atau perempuan pengertian Literasi, (2). Masyarakat
padahal yang rentan yang mendapat Desa Karang Rejo kurang memahami
perlakuan pelecehan seksual adalah tentang Pelecehan Seksual dan (3).
perempuan. Oleh karenanya dalam Masyarakat di Desa Karang Rejo kurang
penganbdian masyarakat yang dilakukan memahami tentang Undang-Undang No.
penekanannya tentang sisialisasi terkait 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
pencegahan pelecehan seksual kepada Anak. Sedangkan tujuan dari pengebdia
anak perempuan. salah satunya di Desa masyarakat ini antara lain: (1). Untuk
Karang Rejo. memberikan pemahaman tentang
Desa Karang Rejo yang pengertian Literasi, (2). Untuk
mempunyai luas wilayah ± 349 Ha, memberikan pemahaman tentang
dengan jumlah penduduk sebanyak Pelecehan Seksual dan (3). Untuk
12.517 jiwa. Desa Karang Rejo adalah memberikan pemahaman tentang
salah satu dari 6 desa yang terletak di Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. tentang Perlindungan Anak
Desa Karang Rejo memiliki 12 dusun 2. METODE PELAKSANAAN
yakni Dusun Mandiri 1, Mandiri 2,
Ampera, Cikal Bakal, Abdi Guna, Pelita, Metode Pelaksanaan Di dalam
Serba Guna, Mekar Sari, Suka Maju, kegiatan ini Bermitra Antara Tim
Suka Mulia, Serba Jadi, dan Mulia Bakti. Kelurahan Desa Karang Rejo Dengan
Luas wilayah Desa Karang Rejo adalah Tim Pengabdian Kepada Masyarakat
± 349 Ha, dengan jumlah penduduk Dari Universitas Muslim Nusantara
sebanyak 12.517 jiwa. Umumnya tanah (UMN) Al Washliyah dengan kegiatan –
yang digunakan oleh masayarakat kegiatannya antara lain:
sebagian besar digunakan untuk 1. Tahap Pendahuluan, pada tahapan
pemukiman, fasilitas umum, persawahan ini tim pengabdian mengurus surat
dan perkebunan. Di Desa Karang Rejo izin dan surat-menyurat dari UMN Al
sampai saat ini sosialisasi tentang Washliyah Medan untuk melakukan
pelecehan seksual kepada anak survei dalam melaksanakan kegiatan
perempuan belum dilakukan secara Abdimas ini.
maksimal sedangkan kasus tersebut 2. Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini
semakin marak. dilakukan sosialisasi edukasi
Salah satu kasus pelecehan seksual pelecehan seksual dan Undang-
di Desa Desa Karang Rejo yang dialami Undang Pelecehan Seksual dari UMN
oleh anak yang dititipkan orangtuanya Al Washliyah Medan menggunakan
yang bekerja kepada tetangga. Hal yang power point. Dalam kegiatan
dialami anak tersebut adalah si pelaku sosialisasi ini dilakukan ceramah dan
meraba–raba bagian tubuh si anak. tanya jawab, sehingga dalam kegiatan
Anaknya melapor kepada ibunya

253
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022
ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

akan mencapai hasil dan target 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


sebagaimana yang diharapkan. Kegiatan Pengabdian Kepada
3. Tahap Evaluasi, di tahap ini Masyarakat dilaksanakan di Desa
dilakukan evaluasi dengan membuat Karang Rejo, dimana kegiatan ini
angket sebelum dan sesudah diadakan disambut baik oleh Kepala Desa dan
kegiatan abdimas di Desa Karang Masyarakatnya. Kegiatan pengabdian ini
Rejo, apakah adanya peningkatan dimulai dari persiapan sekaligus
pemahaman terkait pelecehan seksual. sosialisasi program, penentuan lokasi,
Tabel 1. Instrumen angket pretes dan postes waktu dan tempat kegiatan serta kegiatan
N Pertanyaan Ya Tidak inti. Dalam Pengabdian Kepada
o,
1. Apakah saudara paham tentang Masyarakat di Desa Karang Rejo
pengertian dan peran literasi meskipun masyarakatnya telah
2. Apakah saudara paham tentang memahami tentang pelecahan seksual
pelecehan seksual
3. Apakah saudara paham tentang
dan upaya pencegahannya serta Undang-
kekerasan seksual undangnya akan tetapi masih perlu
4. Apakah saudara memahami upaya pendampingan yang lebih intensif.
pencegahan pelecehan seksual
Hasil Pengabdian Kepada
5. Apakah saudara memahami upaya
pencegahan kekerasan seksual Masyarakat yang sudah dilakukan yaitu:
6. Apakah saudara memahami upaya 1. Munculnya kesadaran masyarakat
penanggulangan pelecahan bahwasannya pelecehan seksual
seksual
merupakan kejahahatan Asusila
7. Apakah saudara memahami
upaya penanggulangan kekerasan sehingga perlu pencegahannya
seksual 2. Munculnya motivasi masyarakat
untuk pencegahan pelecehan seksual
Menurut Sugiyono (2018)
utamanya kepada anak remaja dan
kuesioner (angket) merupakan teknik
anak sekolah
pengumpulan data yang dilakukan
3. Kegiatan sosialisasi tidak hanya satu
dengan cara memberi seperangkat
arah akan tetapi dua arah dengan
pertanyaan atau pertanyaan tertulis
adanya sesi diskusi Tanya-jawab.
kepada responden untuk dijawabnya.
Diskusi berlangsung setelah
Bentuk instrumen angket disajikan pada
penyampaian materi dengan tertib dan
table 1.
terarah
Tahapan metode pelaksanaan
abdimas dapat dilihat pada gambar 1. Uji Instrumen Sebelum Sosialisasi Di
Desa Karang Rejo
Tahap Pendahuluan
Hasil uji instrumen dalam uji coba
pertanyaan sebelum dilakukan kegiatan
Melaksanakan Seminar (pretes) PKM di Desa karang Rejo
menunjukkan bahwa dari 25 responden
hanya sebanyak 10 responden atau 40%
Mengadakan Tanya-jawab yang memahami tentang pengertian
literasi, pelecehan seksual dan undang-
undang tentang pelecehan seksual
Melakukan Evaluasi Menyebarkan sedangkan sisanya sebanyak 15
Angket dan Diolah Secara Kuantitatif responden atau 60% yang belum
Gambar 1. Tahapan metode pelaksanaan memahami tentang pengertian literasi,
abdimas pelecehan seksual dan undang-undang
tentang pelecehan seksual.

254
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022
ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

Tabel 2. Hasil pretes dan postes Dengan cara sosialisasi ini dapat lebih
Hasil Hasil mendekatkan UMN Al Washliyahs di
No Pertanyaan Pretes Postes
(%) (%) tengah-tengah masyarakat disamping
Y T Y T menjalankan fungsi tridharma perguruan
1. Tentang pengertian dan 40 60 80 20 tinggi salah satunya adalah pengabdian
peran literasi
2. Tentang pelecehan 60 40 90 10
kepada masyarakat. Oleh karena itu
seksual untuk dapat meningkatkan pemahaman
3. Tentang kekerasan 60 40 90 10 masyarakat tentang upaya pencegahan
seksual
pelecehan seksual dilakukan pendekatan
4. Upaya pencegahan 40 60 80 20
pelecehan seksual secara individual dan terus menerus.
5. Upaya pencegahan 40 60 80 20 Kegiatan Pengabdian Kepada
kekerasan seksual Masyarakat dilaksanakan di Desa
6. Upaya penanggulangan 40 60 90 20
pelecahan seksual Karang Rejo Kec. Stabat Kab. Langkat,
7. Upaya penanggulangan 40 60 90 10 dimana kegiatan ini disambut dengan
kekerasan seksual baik oleh Kepala Desa dan masyarakat
Keterangan: Y=Memahami; T=Tidak Memahami Kegiatan pengabdian ini dimulai dari
Uji Instrumen Sesudah Dilakukan persiapan Pengabdian sekaligus
Sosialisasi Di Desa Karang Rejo sosialisasi program, penentuan lokasi,
waktu dan tempat kegiatan dan kegiatan
Hasil uji instrumen dalam uji coba inti. Dalam Pengabdian Kepada
pertanyaan setelah dilakukan kegiatan Masyarakat, kepada masyarakat masih
(postes) PKM di Desa karang Rejo perlu di lakukan pendekatan yang lebih
menunjukkan bahwa dari 25 responden intens sehingga masyarakat memahami
sebanyak 20 responden atau 80% yang dan mengeti upya pencegahan tentang
memahami tentang pengertian literasi, pelecehan seksual kepada perempuan.
pelecehan seksual dan undang-undang
tentang pelecehan seksual sedangkan 4. KESIMPULAN
sisanya sebanyak 5 responden atau 20% 1. Hasil uji instrumen sebelum
yang kurang memahami tentang dilakukan sosialisasi menunjukkan
pengertian literasi, pelecehan seksual bahwa hanya 40% yang memahami
dan undang-undang tentang pelecehan tentang pelecehan seksual dan
seksual.Pelaksanaan PKM di Desa undang-undangnya.
Karang Rejo Kecamatan Stabat 2. Hasil uji instrumen setelah dilakukan
Kabupaten Langkat merupakan proses sosialisasi menunjukkan bahwa 80%
untuk memberi pemahaman kepada yang telah memahami tentang
masyarakat tentang literasi digital untuk pelecehan seksual dan undang-
pencegahan pelecehan seksual pada anak undangnya serta upaya
perempuan dan Undang-undanya pencegahannnya.
pelecehan seksualnya. PKM ini tidak 3. Masyarakat sangat antusias terhadap
cukup hanya dilakukan dengan kegiatan dan meningkat
menggunakan pemahaman tentang pemahamannya tentang upaya
pelecehan seksual kepada anak pencegahan pelecehan seksual dan
perempuan, akan tetapi juga perlu undang-undangnya.
melakukan pendekatan secara kontinu
untuk dapat memahami lebih jauh REFERENSI
tentang pengertian pelecehan seksual Daryono, D. Pengantar Pancasila dan
tetapi perlu dilakukan upaya-upaya Pendidikan Kewarganegaraan.
pencegahannya kepada masyarakat. 2006. PT: Rineka Cipta

255
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6, No 2, November 2022
ISSN 2580-0337 (print), ISSN 2580-0531 (online)

Iwan Setiawan. Tindak Pidana ri Kurnianingsih. Pelecehan Seksual


Perkosaan Dalam Tinjauan Hukum Terhadap Perempuan di Tempat
Pidana Indonesia. Volume 6 No. 2- Kerja. Buletin Psikologi. Tahun
September 2018 XI, No. 2. Desember 2003. ISSN:
Kurniawati, K. Pendidikan anak usia dini 0854-7108
dalam islam. 2013. Yogyakarta: Sonia Jasmine . Tindakan Hukum
Perpustakaan Siswa. Terhadap Anak Yang Melakukan
Leandha, M. (2016). "Kasus kekerasan Pencabulan. 2016. Universitas
terus meningkat, Kota Medan tidak Atma Jaya Yogyakarta, Jurnal
layak untuk anak-anak," Harian Fakultas Hukum.
Kompas. Diperoleh dari https: Sugyono. 2018. Metode Penelitian
//regional.kompas.com/read/2016/ Kuantitatif dan Kualitatif dan
01/04/10440601/Casus. R&D. Alfabeta, Bandung
Muhammad Amin Mahsuni. Faktor Ulfa Fajarini, Nurul Handayani. Human
Faktor Penyebab Terjadinya Geografi dan Pelecehan Seksual
Pencabulan Terhadap Anak Di Terhadap Perempuan di Perguruan
Kecamatan Pemangkat Di Tinggi Keagamaan Islam Negeri.
Tinjau Dari Sudut Kriminologi. . Jurnal Harkat : Media Komunikasi
Gloria Yuris Jurnal Hukum. Gender, 17 (1). 2021
Vol.6 No. 1. 2017 Wahab, A. (1998). Dasar dan konsep
Nelvitia, Purba dan Sri Sulystiawati. pendidikan moral. Kementerian
2020. Mengenal Lebih Dekat Pendidikan dan Kebudayaan.
Hukum Pidana dari Perspektif
Hukum di Indonesia. CV. AA.
Rizky, Tangerang
Nelvitia Purba. 2022. Kejahan-kejahatan
Tertentu dalam Buku Ke-2 KUHP.
CV. AA. Rizky, Tangerang
Novrianza, Iman Santoso. 2022. Dampak
Dari Pelecehan Seksual Terhadap
Anak Di Bawah Umur. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan
Undiksha Vol. 10 No. 1 . 2022
P.A.F Lamintang, Dasar-dasar Hukum
Pidana Indonesia. 1997. Citra
Aditya, Bandung,
Sri Mulyatia, Azzahra Dinda
Rahmadina, Rinda Siaga
Pangestutic. Supporting
Pencegahan Kekerasan Seksual
pada Perempuan, Anak, dan
Remaja di Kelurahan Pulogebang
dan Desa Telajung . 2022..
Community Engagement &
Emergence Journal Volume 3
Nomor 1, April 2022

256

Anda mungkin juga menyukai