1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Model Keperawatan Gerontik dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Keperawatan Gerontik Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang model-model keperawatan gerontik
bagi para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Keperawatan Keluarga karena dengan
diberikan tugas ini kami jadi bertambah wawasannya mengenai Konsep Keperawatan
Gerontik . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Model konseptual dan teori merupakan aktivitas berfikir yang tinggi, mengacu pada ide-
ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori
keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari keperawatan Gerontik
2. Untuk mengetahui model konseptual Keperawatan Gerontik menurut para ahli
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala
permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para ahli, istilah yang
paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah gerontological nursing karena lebih
menekankan kepeada kesehatan ketimbang penyakit. Menurut Kozier (1987), keperawatan
gerontik adalah praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua.
Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang
perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi.
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-masalah
yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi.
Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek
dalam proses penuaan (Tamher&Noorkasiani, 2009). Menurut Miller (2004), gerontologi
merupakan cabang ilmu yg mempelajari proses manuan dan masalah yg mungkin terjadi pada
lansia. Geriatrik adalah salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari
khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit
cacat (Tamher& Noorkasiani, 2009).
Model Konseptual adaptasi Roy merupakan salah satu teori keperawatan yang berfokus
pada kemampuan adaptasi klien terhadap stressor yang dihadapinya. Dalam penerapannya
Roy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh
yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy
mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling kita dan berpengaruh pada
perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas
diri, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya suatu
6
kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap kebutuhan tersebut melalui upaya
atau perilaku tertentu Menurutnya peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi
terhadap perubahan yang ada.
System adaptasi memiliki 4 model adaptasi yang akan berdampak terhadap respon adaptasi
diantaanya sebagai berikut:
7
2.3 Model Konseptual Keperawatan Gerontik Budaya Menurut Leininger
Model konseptual Leininger sering disebut sebagai Trancultural Nursing Theory atau
teori perawatan transkultural. Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya
klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya
culture shock atau culture imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat)
mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu
(klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena
perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah
kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan,
memaksakan nilai-nilai budaya. keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada
individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.
Transcultural nursing bertujuan memberikan asuhan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya,
keyakinan dan praktik. Pengetahuan budaya memainkan peran penting bagi perawat untuk
menangani pasien. Teori ini membantu perawat untuk memahami dan menghormati
keragaman yang sering kali ada dalam perawatan pasien.
Salah satu model konseptual yang diterapkan oleh perawat adalah teori Self Care Deficit
oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang
untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Teori ini memberikan landasan bagi
perawat pentingnya memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan
menempatkan klien dalam posisi dependen. Orem menyatakan bahwa self care itu bukan
proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
8
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan "self care" yang dipublikasikan
Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk teori kemandirian yang disampaikan
Orem dalam capable of self care (mampu merawat diri sendiri) yakni:
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-
keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
Ketika klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya sendiri maka deficit
perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien untuk melakukan tugas
perawatan dirinya
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress
9
sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson,
1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan
perilaku berikut :
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup
secara individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai
dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam
melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau
mencapai kematian yang damai. Bantuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya
pengetahuan kekuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan
dasar. Klien pada kategori partial care mengalami keterbatasan dalam melakukan ADL
sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain agar dapat memenuhi kebutuhannya. Perawat
dapat membantu atau mengambil alih beberapa aktivitas yang tidak mampu dilakukan oleh
klien. Beberapa kategori klien dengan yang termasuk partial care yaitu:
10
Makan dan minum disuapin
Mandi butuh bantuan
Berpakaian dan berdandan dengan butuh bantuan
BAK dan BAB butuh bantuan di tempat tidur dan di kamar mandi
b. klien dengan post operasi minor (24 jam) melewati fase akut dari post operasi mayor fase
awal dari penyembuhan, observasi tanda-tanda vital stiap 24 jam dank lien dengan gangguan
emosional ringan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Karena pada masa lansia manusia mulai mengalami penurunan fungsi organ tubuh maka
disarankan para lansia lebih bisa menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan
bergizi serta olahraga ringan secara rutin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta: EGC.
Hlm130,137 Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare .2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah,Brunner & suddarth. Jakarta : ECG
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawatti, S.Kep,Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep, 2018.
Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta : ECG. Hlm
Sumber :
https://id.scribd.com/document/397311803/Teori-Model-Konsep-Keperawatan-Betty-
Neuman
http://fik.old.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-keperawatan-komunitas-
betty-neumanartikel-4-2015-03-16.doc
http://noviasindi.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-content/uploads/sites/256/2016/01/Konsep-
Dasar-Keperawatan-Gerontik_Dinny-
Anggraini_D3Keperawatan_G0A015080.docx#:~:text=Model%20Konseptual
%20Keperawatan%20Neuman,mempengaruhi%20respon%20klien%20terhadap%20stressor
http://noviasindi.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-content/uploads/sites/256/2016/01/Konsep-
Dasar-Keperawatan-Gerontik_Dinny-
Anggraini_D3Keperawatan_G0A015080.docx#:~:text=Model%20Konseptual
%20Keperawatan%20Neuman,mempengaruhi%20respon%20klien%20terhadap%20stressor
13