Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER 1

KAJIAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Nama : Agung Galih Widodo


NIM. : 2022085169
Kelas : 1D. Pengasih
Prodi : S2 Pendidikan Dasar
Soal:
1. Kurikulum merupakan panduan tertulis yang digunakan guru untuk melaksanakan
pembelajaran di sekolah. Dalam implementasinya, kurikulum nasional di SD dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan dan tujuan satuan pendidikan masing-masing.
Analisislah pelaksanaan kurikulum di lingkungan Saudara, aspek apa yang perlu
dikembangkan untuk mendukung ketercapaian proses pembelajaran? Jelaskan ! (Skor:
20)
2. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada soal nomor 1, buatlah rancangan
pengembangan kurikulum SD sesuai kebutuhan di lingkungan Saudara. Paparkan
rancangan pengembangan kurikulum tersebut dalam bentuk draf atau manuskrip artikel
(Skor: 80).

Jawaban
1. Analisis pelaksanaan kurikulum di sekolah saya, SD Negeri 1 Jonggrangan.
Kurikulum Sekolah Dasar (SD) memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan,
di antaranya adalah:
a. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan mencakup materi pelajaran yang diajarkan di SD, seperti
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial), Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, serta Seni Budaya
dan Prakarya.
b. Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan mencakup keterampilan yang harus dikuasai siswa selama di SD,
seperti keterampilan membaca, menulis, berhitung, menggambar, dan sebagainya.
Keterampilan ini sangat penting untuk membantu siswa menghadapi kehidupan
sehari-hari dan dunia kerja di masa depan.
c. Aspek Sikap
Aspek sikap mencakup sikap yang harus dikembangkan oleh siswa, seperti sikap jujur,
disiplin, bertanggung jawab, peduli, menghargai perbedaan, dan sebagainya. Sikap-
sikap ini sangat penting untuk membentuk kepribadian siswa yang baik dan menjadi
warga negara yang berbudaya.
d. Aspek Nilai
Aspek nilai mencakup nilai-nilai yang harus dihayati oleh siswa, seperti kejujuran,
keadilan, kesetaraan, kerjasama, dan sebagainya. Nilai-nilai ini sangat penting untuk
membentuk karakter siswa yang baik dan membantu mereka menjadi warga negara
yang bermartabat.
Dalam penerapannya, aspek-aspek tersebut harus diintegrasikan secara seimbang dan
holistik. Kurikulum Sekolah Dasar harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan
siswa dan perkembangan zaman. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan
potensi diri secara optimal dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Pada kesempatan ini saya akan mengambil beberapa hal dari berbagai aspek kurikulum
untuk dianalisis.
a. Pertama dalam hal penyusunan visi sekolah dan berbagai landasan yang dipakai
dalam menyusun kurikulum SD Negeri 1 Jonggrangan, belum nampak irisannya
dengan pemerintah Kalurahan Jatimulyo. Jadi sekolah yang terletak di wilayah
Jatimulyo masih berdiri sendiri dengan visi-misinya. Belum bersinergi dengan
mendalam
b. Kedua. Dalam aspek pengetahuan. Khususnya muatan pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya, berbagai materi pembelajaran masih terlalu sesuai dengan buku pegangan
dari pemerintah. Belum mengupayakan eksplorasi budaya Kalurahan Jatimulyo.
Padahal, Kalurahan Jatimulyo merupakan salah satu Desa Budaya di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
c. Ketiga, dilihat dari sisi ketrampilan. Dalam pelaksanaanya bisa dilihat dari
ekstrakurikuler yang sudah dilaksanakan seperti Seni Tari dan Karawitan yang diampu
oleh tenaga profesional di sekitar SD Negeri 1 Jonggrangan. Koordinasi yang berjalan
baru sebatas anata sekolah dengan perorangan/paguyuban. Belum ada koordinasi
mendalam dan sinergi pelaksanaan kegiatan dengan pemerintah Kalurahan Jatimulyo

2. Rancangan pengembangan kurikulum SD sesuai kebutuhan di lingkungan SD


Negeri 1 Jonggrangan
KAJIAN KURIKULUM SD NEGERI 1 JONGGRANGAN KAPANEWON GIRIMUYLO
KABUPATEN KULON PROGO D.I. YOGYAKARTA

A. Pendahuluan
Kurikulum merupakan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran di
sebuah sekolah. Dalam penyusunannya, biasanya dipengaruhi oleh berbagai aspek,
termasuk visi dan misi sekolah, kondisi lingkungan, serta kebutuhan masyarakat sekitar.
Salah satu sekolah dasar yang akan kami telaah dalam artikel ini adalah SD Negeri 1
Jonggrangan, yang berlokasi di Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo.

Pertama, dalam hal penyusunan visi sekolah dan landasan yang dipakai dalam
menyusun kurikulum, terlihat bahwa SD Negeri 1 Jonggrangan belum sepenuhnya
berkoordinasi dengan pemerintah Kalurahan Jatimulyo. Hal ini menyebabkan visi dan misi
sekolah belum sepenuhnya terintegrasi dengan kebijakan pemerintah setempat. Tentu
saja, ini akan mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.

Kedua, pada aspek pengetahuan, terutama muatan pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya, materi pembelajaran yang diajarkan di SD Negeri 1 Jonggrangan masih terlalu
mengikuti buku pegangan dari pemerintah, tanpa melakukan eksplorasi budaya setempat.
Hal ini tentu saja membatasi kesempatan siswa untuk mengenal dan mengapresiasi
budaya Kalurahan Jatimulyo, yang merupakan salah satu Desa Budaya di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ketiga, jika dilihat dari sisi keterampilan, terlihat bahwa SD Negeri 1 Jonggrangan
telah melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Seni Tari dan Karawitan,
yang diampu oleh tenaga profesional di sekitar sekolah. Namun, koordinasi yang berjalan
masih terbatas pada antara sekolah dan perorangan/paguyuban. Hal ini menunjukkan
bahwa sinergi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dengan pemerintah Kalurahan
Jatimulyo masih belum terjalin dengan baik.

Dalam hal ini, kajian kurikulum pada SD Negeri 1 Jonggrangan menjadi sangat
penting untuk dilakukan, guna memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada dan mengejar
pemerataan mutu pendidikan di Indonesia. Artikel ini akan membahas lebih lanjut
mengenai aspek-aspek kurikulum yang perlu ditingkatkan di SD Negeri 1 Jonggrangan,
dengan harapan dapat memberikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya di Indonesia.
B. Pembahasan
1. Penyusunan Visi Sekolah dan Kurikulum
Menurut buku "Kurikulum dan Pembelajaran" (2018) karya Suherman dkk, visi
dan misi sekolah merupakan dasar dalam menyusun kurikulum yang baik. Selain itu,
Visi sekolah yang jelas dapat memudahkan dalam penetapan tujuan pembelajaran
dan penilaian. Namun, dalam hal penyusunan visi sekolah dan kurikulum, perlu
adanya keterkaitan dan koordinasi yang baik dengan pemerintah setempat agar visi
dan misi sekolah dapat terintegrasi dengan kebijakan pemerintah yang ada.

Visi dan misi sekolah menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum yang baik,
dan penting untuk memastikan bahwa visi dan misi tersebut terintegrasi dengan
kebijakan dan program pemerintah setempat. Menurut Buku Kurikulum dan
Pembelajaran (2018) karya Suherman dkk, kurikulum dapat disusun berdasarkan visi
sekolah dan melibatkan seluruh komponen dalam kegiatan pendidikan. Dalam hal ini,
penting bagi SD Negeri 1 Jonggrangan untuk memastikan bahwa visi sekolah dan
kurikulum mereka sesuai dengan kebijakan dan program pemerintah setempat, seperti
program Sekolah Budaya yang saat ini dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Selain itu, Kurikulum 2013 juga menekankan pentingnya pemetaan kompetensi


dasar dan pengembangan silabus yang disusun berdasarkan tujuan pendidikan
nasional, sehingga siswa dapat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan di masa depan. Oleh karena itu, SD Negeri 1 Jonggrangan perlu
memastikan bahwa kurikulum mereka sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan,
dan dapat diimplementasikan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.

2. Muatan Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya


Muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD Negeri 1 Jonggrangan
memiliki potensi besar untuk mengembangkan kreativitas dan minat siswa dalam
bidang seni dan budaya. Namun, perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut tentang
kebudayaan setempat, sehingga siswa dapat mengenal dan mengapresiasi
kebudayaan yang ada di sekitar mereka. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Anisa, N., Husin, H., & Ruwaida, H.. (2020), Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) berbasis kearifan lokal di Madrasah Ibtidaiyah sangatlah penting diterapkan
oleh guru dalam pembelajaran yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman peserta didik serta sebagai sarana untuk penanaman rasa cinta terhadap
kearifan lokal yang terdapat di daerahnya. Tentu saja, kegiatan pengintegrasian
kearifan lokal ke dalam pembelajaran mempunyai beberapa kendala seperti
penyusunan ulang kurikulum, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan biaya.
Hal ini akhirnya menyebabkan masih kurangnya pengintegrasian kearifanlokal yang
ke dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).Muatan Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya

Dalam buku "Kurikulum 2013: Teori dan Praktik" (2016) karya Djoko Saryono,
muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD sangat penting untuk
memperkenalkan kebudayaan kepada siswa. Pelajaran ini tidak hanya bertujuan agar
siswa memiliki pengetahuan tentang seni budaya, tetapi juga keterampilan dalam
berkarya. Oleh karena itu, penting bagi SD Negeri 1 Jonggrangan untuk melakukan
eksplorasi dan mengupayakan pengenalan budaya setempat, sehingga siswa dapat
mengenal dan mengapresiasi kebudayaan yang ada di sekitar mereka.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut buku "Pendidikan Karakter di Era Digital" (2018) karya Sudrajat,
kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu cara untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan karakter siswa di luar ruang kelas. Namun, perlu adanya
koordinasi yang baik antara sekolah dan pemerintah setempat dalam melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang berkaitan dengan bidang seni dan budaya,
seperti Seni Tari dan Karawitan di SD Negeri 1 Jonggrangan. Dengan demikian, sinergi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dengan pemerintah setempat dapat terjalin
dengan baik dan siswa dapat mengembangkan keterampilan mereka secara
maksimal.

Menurut Azhar (2016), kurikulum yang baik harus dapat memenuhi kebutuhan
peserta didik, memperhatikan perkembangan zaman, mengikuti kebijakan
pemerintah, dan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum di SD Negeri 1 Jonggrangan perlu memperhatikan aspek-
aspek tersebut agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan
dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat sekitar.

Selain itu, menurut Tilaar (2018), kurikulum yang baik harus mampu
mengembangkan potensi peserta didik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
aspek kreativitas dan seni budaya. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum di SD
Negeri 1 Jonggrangan perlu memperhatikan pengembangan potensi seni budaya dan
prakarya peserta didik agar dapat menjadi individu yang kreatif dan mampu
mengaplikasikan ketrampilan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi, sekolah dapat melakukan


berbagai upaya pengembangan kurikulum, seperti bekerja sama dengan pemerintah
Kalurahan Jatimulyo dalam menyusun visi sekolah yang berkesinambungan dengan
visi pembangunan daerah. Selain itu, sekolah juga dapat melakukan pelatihan dan
pengembangan kompetensi bagi tenaga pengajar di bidang seni budaya dan prakarya,
baik melalui kegiatan in-house maupun kolaborasi dengan lembaga atau tenaga
profesional di luar sekolah.

Pengembangan kurikulum di SD Negeri 1 Jonggrangan juga dapat dilakukan


dengan memperkuat ekstrakurikuler yang ada, terutama di bidang seni budaya dan
prakarya. Sekolah dapat melakukan koordinasi yang lebih intens dengan perorangan
atau paguyuban yang memiliki kompetensi di bidang tersebut untuk membantu
pengembangan potensi peserta didik.

Dalam rangka memperkuat pengembangan kurikulum, sekolah dapat pula


melakukan kajian dan evaluasi secara berkala terhadap kurikulum yang ada. Evaluasi
tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, seperti tenaga pengajar,
peserta didik, dan masyarakat sekitar untuk mendapatkan masukan dan saran yang
berharga dalam pengembangan kurikulum yang lebih baik.

C. Kesimpulan
Dari beberapa literatur tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyusunan visi sekolah,
pengenalan budaya setempat dalam muatan pelajaran, dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler yang baik dan sinergis dengan pemerintah setempat adalah kunci dalam
meningkatkan kualitas kurikulum di SD Negeri 1 Jonggrangan. Terdapat juga beberapa
kendala yang dihadapi oleh kurikulum di SD Negeri 1 Jonggrangan. Kendala tersebut
antara lain kurangnya koordinasi dan sinergi antara sekolah dan pemerintah Kalurahan
Jatimulyo, khususnya dalam hal penyusunan visi sekolah dan pengembangan materi
pembelajaran. Selain itu, kurangnya tenaga pengajar yang berkompeten di bidang seni
budaya dan prakarya juga menjadi kendala dalam pengembangan kurikulum di SD Negeri
1 Jonggrangan.
Kesimpulannya, kajian kurikulum di SD Negeri 1 Jonggrangan menunjukkan bahwa
masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan meliputi
penyusunan visi sekolah yang lebih terintegrasi dengan pemerintah Kalurahan Jatimulyo,
pengembangan pembelajaran seni budaya dan prakarya yang lebih menggali potensi
budaya Kalurahan Jatimulyo yang lebih holistik dan komprehensif. Dengan upaya-upaya
tersebut, diharapkan kualitas pendidikan di SD Negeri 1 Jonggrangan dapat terus
meningkat dan dapat mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan masa depan
yang semakin kompleks dan digital. Dengan demikian, diharapkan mutu pendidikan di
Indonesia dapat semakin merata dan berkualitas.

D. Daftar Pustaka
Anisa, N., Husin, H., & Ruwaida, H.. (2020). Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBDP) di Madrasah Berbasis Kearifan Lokal. Prosiding Seminar Nasional PGSD
Universitas Kahuripan, 4(4), 87-90. Diakses pada 12 April 2023, dari
https://conference.kahuripan.ac.id/index.php/SNapan/article/download/28/27
Azhar, A. (2016). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudrajat, A. (2018). Pendidikan Karakter di Era Digital. Bandung: PT Refika Aditama.
Saryono, D. (2016). Kurikulum 2013: Teori dan Praktik. Yogyakarta: DIVA Press.
Tilaar, H. A. R. (2018). Kembali ke Dasar Kurikulum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai