Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE


AGENCY THEORY DAN CORPORATE GOVERNANCE SYARIAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islamic Corporate Governance


Dosen Pengampu: Alifatur Rohmah, M.M.

Disusun Oleh:

1. Richard Adam Mangku Luhur (63040200006)


2. Zahid Sahal Qiyamullail (63040200007)
3. Erlina Tatiana (63040200008)
4. Nur Mahmudi Ismail (63040200114)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SALATIGA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
"Physical Evidence". Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Agency Theory............................................................................................................3
2.2 Corporate Governance.................................................................................................4
2.3 Prinsip Corporate Governance....................................................................................6
2.4 Tata Kelola Corporate Governance.............................................................................7
2.5 Mekanisme Corporate Governance.............................................................................7
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu perusahaan dalam pelaksanaannya tentu tidak lepas dari kegiatan pemasaran. Baik itu
perusahaan jasa maupun perusahaan barang, keduanya sama-sama memiliki tujuan untuk mencapai
keuntungan. Untung mendapat keuntungan yang maksimal, perusahaan harus memiliki strategi
pemasaran yang tepat sehingga produknya bisa sampai pada sasaran yang dituju. Untuk
mendapatkan strategi pemasaran yang tepat, seorang manajer pemasaran harus memahami
bagaimana strategi pemasarannya dengan mempelajari tentang marketing mix. Di dalam marketing
mix terdapat komponen berupa Physical Evidence atau biasa disebut bukti fisik. Setiap badan usaha
berusaha untuk menciptakan tampilan fisik yang baik di mata konsumen karena kesan konsumen
terhadap suatu perusahaan akan mempunyai pengaruh baik maka yang penting bagi perusahaan
tersebut. Dengan adanya penampillan fisik perusahaan tersebut akan mampu menarik lebih banyak
konsumen. Hal tersebut sesuai yang dengan pengertian Physical Evidence yang akan dijabarkan lebih
lanjut. Physical Evidence atau yang bisa disebut dengan bukti fisik, merupakan salah satu elemen
penting dalam pemasaran jasa yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli,
menggunakan, barang atau jasa yang ditawarkan. Bukti fisik adalah lingkungan fisik perusahaan
tempat jasa diciptakan dan tempat penyediaan jasa serta konsumen berinteraksi, ditambah elemen
tangible yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa itu. Semua
perusahaan pasti ingin memiliki lingkungan fisik yang baik, bagus, dan menarik sehingga mampu
menarik para konsumen. Karena lingkungan fisik yang baik tersebut merupakan nilai plus dimata
konsumen sehingga mereka mau menjatuhkan pilihannya pada perusahaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan agency theory?
2. Apa yang dimaksud dengan corporate governance syariah?
3. Bagaimana keterkaitan antara agency theory dan corporate governance?
4. Bagaimana tata kelola corporate governance syariah?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian agency theory.

1
2. Untuk mengetahui pengertian corporate governance syariah.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara agency theory dan corporate governance
4. Untuk mengetahui bagaimana tata kelola corporate governance syariah.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PYHSICAL EVIDENCE


Physical Evidence atau yang bisa disebut dengan bukti fisik, merupakan salah satu elemen penting
dalam pemasaran jasa yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli, menggunakan,
barang atau jása yang đitawarkan. Berikut adalah pengertian bukti fisik menurut para ahli:

Menurut Zeithaml dan Bitner (2013:278) mendefinisikan bukti fisik sebagai berikut, "Physical
evidence as the environment in which the service is delivered and in which the firm and the
customer interact, and any tangible commodities that facilitate performance or communication of
the service". Artinya bukti fisik adalah lingkungan dimana jasa disampaikan dan dimana perusahan
dan konsumennya berinteraksi, serta setiap komponen berwujud yang menfasilitasi kinerja atau
komunikasi dari jasa.

Menurut Rambat Lupiyoadi (2013:92) mendefinisikan bukti fisik sebagai berikut, "Bukti atau
lingkungan fisik perusahaan (physical evidence) adalah tempat jasa diciptakan, tempat penyedia jasa
dan konsumen berinteraksi, ditambah unsur berwujud apapun yang digunakan untuk
mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa tersebut" .

Menurut Kotler (2011) adalah bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada
konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen.

Menurut pendapat ahli lain, Ratih Nurhayati (2005:64) mengemukakan bahwa bukti fisik (physical
evidence) adalah sarana fisik yang merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi
keputusan untuk membeli dan menggunakan barang maupun jasa.

Jadi, berdasarkan beberapa teori tersebut, peneliti sampai pada pemahaman bahwa bukti fisik atau
physical evidence adalah adalah struktur fisik dari sebuah perusahaan yang merupakan komponen
utama dalam membentuk kesan sebuah perusahaan yang memiliki peranan penting untuk menarik
minat konsumen agar datang ke suatu perusahaan dan melakukan pembelian.

2.2 TIPE PYHSICAL EVIDENCE


Bukti fisik dalam bisnis jada dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Menurut Rambat Lupiyoadi
(2013:120) dalam bisnis jasa dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu bukti penting dan bukti tambahan
sebagai berikut:

3
1.) Essential evidence (bukti penting) Memprestasikan keputusan kunci yang dibuat penyediaan jasa
tentang desain dan tata letak (layout) suatu bangunan. Seperti tipe pesawat yang digunakan sebuah
maskapai penerbangan, suasana rumah makan, dan sebagainya. Hal ini akan menambah lingkup
produksi secara signifikan.

2.) Peripheral evidence (bukti tambahan) Memiliki nilai independen yang kecil tapi menambah
keberwujudan pada nilai yang disediakan produk jasa pembelian. Bukti tambahan hanya berfungsi
sebagai pelengkap saja sehingga apabila hanya berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa, sekalipun
demikian peranannya sangat penting dalam proses produksi jasa. Misalnya seperti tiker pesawat
yang menjadi tanda hak untuk meman faatkan jasa disuatu waktu, perusahaan penerbangan
mamajang lambang perusahaan pada setiap benda dari tiket hingga badan pesawat.

Bukti fisik (phisical evidence) merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung
berinteraksi dengan konsumen (Lupiyoadi, 2006:71) ada tiga jenis bukti fisik sebagai berikut:

1.) Bukti penting (essential evidence), merupakan keputusan – keputusan yang dibuat oleh pemberi
jasa mengenai desain dan tata letak (Layout) dari gedung, ruang dan lain – lain.

2.) Bukti pendukung (peripheral evidence), merupakan nilai tambahan yang bila berdiri sendiri tidak
akan berarti apa – apa. Jadi, hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun perannya sangat
penting dalam proses produksi jasa.

3.) Keputusan produk jasa. Perusahaan jasa dapat membuat pilihan pertumbuhan strategis dalam
keputusan strategi produk jasa yang dikenal dengan Ansoff Matrix. Matriks memperlihatkan
beberapa kemungkinan strategi jasa dilihat dari aspek jasa itu sendiri (apakah ada perubahan atau
tidak) dan aspek pasar yang dilayani (apakah pasar / segmen lama atau baru).

2.3 Cara Mengelola PHYSICAL EVIDENCE


Ada tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis (Nugroho dan Japarianto, 2013), yaitu :

1. An attention-creating medium, perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan


membuat saran fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari pasarnya.

2. As a message-creating medium, menggunakan simbol atau isarat (slogan) untuk


mengkomunikasikan secara intensif kepada pelanggan mengenai keunggulan kualitas dari jasanya.

3. An effect-creating medium, baju seragam yang bercorak, berwarna dan desain untuk menciptakan
sesuatu yang lain dari jasa yang ditawarkan.

4
Dapat dirasakan sebagaimana halnya barang, maka konsumen cenderung memperhatikan fakta –
fakta tangible yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas jasa tersebut.

2.4 Indikator Physical Evidence


Menurut Assauri (2010:98) Indikator bukti fisik yang baik yaitu sebagai berikut:

1.) Lingkungan, yaitu lingkungan dengan kondisi yang nyaman serta menarik pada internal maupun
eksternal lokasi usaha.

2.) Tata letak, yaitu berkaitan dengan penataan lokasi yang baik dan enak dilihat.

3.) Fasilitas tambahan, yaitu dengan memberikan fasilitas – fasilitas pendukung untuk memberikan
kenyamanan bagi konsumen.

2.5 Elemen Physical Evidence


Bukti fisik memiliki elemen-elemen yang dapat mempengaruhi penilaian seorang konsumen
terhadap suatu perusahaan jasa. Menurut Zeithaml dan Bitner (2013:278) bukti fisik terbagi menjadi
dua elemen yaitu servicescape (lingkungan layanan) dan other tangibles (unsur komunikasi fisik
lainnya), sebagai berikut:

1.) Servicescape

Merupakan semua aspek fasilitas suatu organisasi jasa yang meliputi atribut - atribut eksterior
(papan informasi, tempat parkir, pemandangan alam) atribut – atribut interior (desain, tata letak,
peralatan, dekorasi).

Dimensi lingkungan fisik yang melatarbelakangi suatu jasa dapat dikategorikan kedalam tiga dimensi
komposif sebagai berikut:

a. Ambien condition

Meliputi latar belakang karakteristik dari lingkungan seperti : temperatur, penerangan, kebisingan,
musik, bau, warna. Semua faktor ini sangat mempengaruhi bagaimana orang merasakan, berpikir
dan merespon terhadap keberadaan suatu jasa.

b. Spatial Layout and functionality

Spatial Layout menunjukkan bagaimana cara mesin, peralatan, dan furniture diatur atau disusun,
ukuran dan bentuk dari item tersebut, dan hubungan spesial diantara semuanya. Functionality
menunjuk pada kemampuan dari item yang sama untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pelanggan
dan pegawai.

5
c. Sign, symbol, and Artifacts

Item - item ini bertindak sebagai sinyal eksplisit atau implisit yang mengkomunikasikan tempat pada
penggunanya. Tanda petunjuk atau keterangan sebagai sinyal eksplisit, dapat digunakan sebagai
label (contoh: nama perusahaan, nama departemen). Sebagai keterangan arah atau tujuan (contoh :
masuk, keluar), dan untuk mengkomunikasikan atau berperilaku (contoh : dilarang merokok). Tanda
petunjuk dan keterangan yang cukup akan mengurangi persepsi kesimpang siuran dan stress.
Symbol dan artifacts memberikan sinyal komunikasi implicit dan menciptakan daya tarik estetis
secara keseluruhan. Sign, symbol, dan artifacts sangat penting sebagai bentuk first impression dari
pelanggan dan untuk mengkomunikasikan konsep baru dalam suatu jasa.

Tabel

2. Other Tangibles

Merupakan aspek selain fasilitas servicescape yang termasuk dalam penyampaian suatu jasa (seperti
material komunikasi yang dicetak, pakaian atau seragam dan sebagainya).

Tabel

Adapun Fandy Tjiptono (2012:185) berpendapat bahwa secara garis besar, phsysical evidence
meliputi bukti fisik organisasi (servicecape) dan bentuk – bentuk komunikasi lainnya, hal ini
dijelaskan dalam tabel 2.2 berikut ini :

Tabel

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa phsysical evidence merupakan bukti fisik
dari suatu perusahaan jasa yang mendukung untuk berinteraksi dengan para konsumen dan juga
untuk mempermudah dan melancarkan peranan jasa dalam mengembangkan suatu perusahan jasa.

2.6 Peran Pyhsical Evidence


Physical evidence dapat memainkan berbagai peran pada saat bersamaan. Perhatian terhadap
berbagai macam peran dan bagaimana mereka berinteraksi akan menjadi semakin jelas bahwa
penting dan strategis sifatnya untuk mampu menyediakan physical evidence bagi suatu jasa yang

6
memadai. Beberapa peran physical evidence menurut Zeithaml dan Bitner (2006:322) memiliki
peran sebagai berikut:

1.) Package (Kemasan)

Bukti fisik jasa berperan sebagai package (kemasan) dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara yang
berbeda dengan cara menawarkan barang. Paket produk di desain untuk menggambarkan image
tertentu sehingga mampu menyentuh sensor tertentu atau reaksi emosional konsumen. Sementara
paket jasa menanamkan image melalui interaksi berbagai stimuli yang kompleks. Bukti jasa
membungkus jasa dan menyampaikan image eksternal tentang apa yang ada di dalam bungkus
kapada konsumen. Dengan demikian physical evidence itu merupakan penampilan tangible
organisasi dan karenanya menjadi sangat penting dalam membentuk kesan awal atau dalam
membentuk harapan konsumen. Peran pengepakan ini khususnya penting dalam menciptakan
harapan dari konsumen baru dan untuk perusahaan jasa yang baru berdiri yang sedang mencoba
membangun suatu image.

2.) Facilitator (Penyedia)

Unjuk kerja atau tindakan – tindakan individual maupun interdependen dari orang- orang yang
berada dalam suatu lingkungan, yaitu konsumen dan karyawan. Fasilitas fungsional yang di desain
dengan baik akan mampu menyajikan pengalaman yang menyenangkan kepada konsumen
disamping itu akan membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Sebaliknya, desain yang jelek
dan tidak efisien bisa saja membuat karyawan atau konsumen prustasi.

3.) Socializer (Sosialisasi)

Desain physical evidence membantu sosialisasi baik konsumen maupun karyawan sehingga dapat
membangkitkan dan menuntun konsumen dan karyawan untuk melakukan peran-peran tertentu
yang diharapkan, untuk berperilaku sosial tetentu, dan dalam membangun hubungan antara dan
diantara mereka. Contoh, karyawan baru dari perusahaan jasa profesional akan memahami
posisinya dalam hierarki sebagian melalui pengamatannya terhadap tugas - tugas kantor yang
diberikan kepadanya.

4.) Differentiator (Pembeda)

Dengan fasilitas fisik dapat membedakan perusahaan dari jasa pesaing serta menjadi tanda dari
segmen pasar mana yang dituju. Karena kekuatannya sebagai differentiator (pembeda), perubahan-
perubahan dalam lingkungan fisik dapat digunakan untuk memposisikan kembali suatu perusahaan
dan atau untuk menarik segmen pasar baru. Contoh, ketika berada di suatu mal besar, seseorang
akan dengan cepat melihat perbedaan lingkungan antara toko pakaian yang mengkhususkan diri
menyediakan pakaian untuk orang tua.

2.7 Strategi - Strategis Physical Evidence

Karena sifat dari kebanyakan jasa relatif intangible, strategi untuk pengelolaan bukti jasa
adalah sangat penting. Konsumen bereaksi terhadap bukti perusahaan apakah strategi bukti
tersebut ada atau tidak ada. Bahwa bukti tangible jasa akan mengkomunikasikan kepada
konsumen, apakah perusahaan mampu mengetahui dan merencanakan untuk menjalankan
strategi tersebut atau tidak. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan perusahaan
sehingga mengantarkan perusahaan kepada inti perencanaan strategi bukti yaitu:

7
1.) Memahami Dampak Strategi Physical Evidence
Physical evidence dapat memainkan peranan yang sangat jelas dalam menentukan kualitas
persepsi yang diciptakan di dalam benak konsumen. Oleh karena itu pemahaman akan
Physical evidence saja tidaklah cukup. Sebelum strategi bukti dapat berjalan dengan efektif,
strategi ini harus secara jelas dikaitkan dengan tujuan dan visi perusahaan secara menyeluruh.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui apa tujuan perusahaan dan menentukan
bagaimana strategi bukti dapat mendukung tujuan – tujuan perusahaan.
2.) Memetakan Bukti Jasa
Langkah selanjutnya adalah membuat peta jasa. Setiap orang harus mengetahui proses jasa
dan elemen-elemen bukti yang ada. Salah satu cara yang efektif dalam menggambarkan bukti
jasa adalah melalui peta. Sementara peta jasa dengan sangat jelas mempunyai sejumlah
maksud, peta – peta tersebut akan berguna khususnya di dalam menangkap secara visual
kesempatan – kesempatan bukti. Orang, proses, dan bukti fisik dapat dilihat dalam peta jasa.
Dari peta itulah, seseorang dapat mengetahui tindakan – tindakan yang tercakup dalam
penyajian jasa, kompleksitas proses, titik – titik interaksi manusia yang memberi kesempatan
– kesempatan bukti, dan representasi tangible yang ada pada setiap langkah. Para karyawan,
konsumen,dan para manajer semuanya dapat terlibat dalam pembuatan peta jasa, yang
selanjutnya akan menjadi dasar dalam mengidentifikasi. Agar peta tersebut lebih jelas lagi,
foto atau video tentang proses penyajian jasa dapat ditambahkan untuk mengembangkan
cetak – biru fotografis.
3.) Memperjelas Peran Servicescape
Dari segi pandang konsumen, servicescape tidak mempunyai peran dalam penyajian jasa. Ini
merupakan masalah pokok dalam pada jasa komunikasi dan titipan kilat, dimana konsumen
jarang melihat fasilitas aktual yang digunakan untuk melayani mereka. Meskipun demikian
dalam banyak kasus, seperti hotel dan perawatan kesehatan, servicescape memainkan peran
ganda baik yang menyangkut tindakan – tindakan maupun sikap – sikap dari karyawan dan
konsumen.

4.) Menilai dan Mengidentifikasi Kesempatan – Kesempatan Bukti


Begitu bentuk - bentuk bukti dan peran servicescape yang ada dipahami, pada langkah
berikutnya kemungkinan perubahan dan perbaikannya dapat diidentifikasi. Contoh, peta jasa
asuransi atau jasa utilitas mungkin hanya memperlihatkan sedikit bukti jasa sehingga
konsumen mengetahui secara pasti apa yang mereka bayar.
5.) Bersedia untuk Memperbarui dan Memodernisir Bukti
Sejumlah aspek bukti, khususnya servicescape, memerlukan dilakukannya updating atau
modernisasi yang sering atau tidak secara periodik. Meskipun visi, tujuan, dan obyektif
perusahaan tidak berubah, waktu itu sendiri yang akan merusak bukti fisik, sehingga
perubahan modernisasi perlu dilakukan.
6.) Fungsionalitas Silang Pekerjaan

8
Dalam memperkenalkan dirinya kepada konsumen, sebuah perusahaan jasa berkepentingan
dengan pengkomunikasian image yang diinginkan, dengan cara mengirimkan pesan-pesan
yang konsisten dan kompatibel melalui semua bentuk bukti. Juga dengan cara memberikan
bukti jasa yang diinginkan dan dapat dipahami oleh beberapa target. Namun demikian, sering
terjadi bahwa keputusan tentang bukti dibuat dalam waktu yang lama dan dilakukan oleh
berbagai bagian dalam organisasi. Contoh, keputusan-keputusan tentang seragam karyawan
dibuat oleh bagian personalia, design servicescape dibuat oleh kelompok yang memfasilitasi
manajemen, desain proses sering dibuat oleh manajer operasi, dan keputusan tentang harga
dan periklanan dibuat oleh bagian pemasaran. Karena itu tidak mengherankan bukti fisik
pada suatu jasa bisa sąaja sangat tidak konsisten. Pemetaan jasa, atau proses pembuatan
cetak- biru akan sangat berguna dalam proses komunikasi dalam organisasi, mengidentifikasi
bukti jasa yang sekarang ada, dan penggambaran fleksibilitas perubahan atau pemberian
bentuk-bentuk baru bukti fisik.

2.8 Pengaruh Pyhsical Evidence Dalam Kualitas Jasa

1. Reliability (reliabilitas), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang


akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya
sesuai dengan waktu yang disepakati.
2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, meliputi: kesigapan karyawan
dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan
keluhan pelanggan.
3. Assurance (Jaminan), yakni perilaku karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para
pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani pelanggan
dengan baik Dimensi kepastian / jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi:
1. Kompetensi (Competence), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para
karyawan untuk melakukan pelayanan .
2. Kesopanan (Courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan
3. Kredibilitas (Credibily), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada
perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
4. Empati (Empathy), yaitu perhatian individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan
seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk
berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya.
Dimensi ini merupakan penggabungan dari dimensi:

9
1. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.
2. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan
informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
3. Pemahaman pada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
4. Tangibles (bukti fisik yang nyata), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan
ruangan, serta kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Physical Evidence (Bukti Fisik) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pelanggan. Dengan penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
yang disediakan oleh perusahaan maka diharapkan akan dapat meningkatkan kepuasan dari para
pelanggan yang menggunakan jasa dari perusahaan tersebut. Bukti fisik juga turut membuat service
menjadi menarik konsumen dalam melakukan kegiatan transaksinya. Sebagai contohnya dapat
dilihat dari tempat dimana jasa tersebut ditawarkan atau dengan kata lain kondisi fisik dimana jasa
dipasarkan yaitu gedung serta lokasi.

Physical Evidence sangat penting untuk posisi dan memperkuat penampilan karena terhadap bukti
fisik ini nasabah siap untuk mengidentifikasi dan membandingkannya dengan jasa lainnya, dan
dengan penampilan yang bagus maka akan memberi nilai tambah bagi perusahaan dan juga
membuat para nasabah senang dan betah bila kondisi tempat perusahaan itu benar memberikan
suasana yang nyaman.

Physical Evidence juga turut membuat services menjadi menarik nasabah dalam melakukan kegiatan
transaksinya, sebagai contoh dapat di lihat dari tempat dimana jasa di pasarkan yaitu gedung serta
lokasi. Bila lokasi tempat jasa itu berada tidak menarik atau rusak, kotor, maka akan mengurangi nilai
tambah dari jasa yang di tawarkan tadi. Kemampuan lingkungan fisik dalam mempengaruhi perilaku
dan dalam menciptakan penampilan jelas terlihat pada bisnis jasa seperti hotel, restaurant, rumah
sakit, toko retail, kantor – kantor professional, dan bank.

3.2 Saran
Berdasarkan beberapa sumber yang kami dapat, dan setelah kami mengambil
kesimpulan dari materi ini, ada beberapa saran dari penulis kepada pembaca. Besar
harapan penulis kepada para pembaca untuk dapat memahami dan lebih mendalami
materi, tidak hanya pada materi yang kami sampaikan.

Dan kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna
maka kami sebagai penulis membuka pintu kritik dan saran bagi pembaca, untuk
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. semoga bermafaat untuk kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ariandhini. 2019. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Bank


Umum Syariah Indonesia.
http://repository.stei.ac.id/5445/3/BAB%20II.pdf Diakses pada hari senin 18
April 2022 pukul 12.13 WIB.
Hidayati, Isnayni Dwi. BAB II. Jurnal UMP
http://repository.ump.ac.id/9754/3/Isnayni%20Dwi%20Hidayati_BAB%20II.pdf
Diakses pada hari Rabu 20 April 2022 pukul 20.15 WIB.
Muqorobin Masyudi. 2011. Fikih Tata Kelola Organisasi Laba: Sebuah Pengantar,
(Purwokerto: Universitas Muhammadiyah.
Amiur Naruddin, Veithzal Rivai. 2012. Islamic Business and Economic Syariah: Fiqh
Muamalah, (Jakarta: Bumi Aksara.
Mardani, 2012. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana.

12

Anda mungkin juga menyukai