8 - Naskah Sunda
8 - Naskah Sunda
Pendahuluan
Salah satu ragam warisan budaya bangsa Indonesia adalah
karya sastra. Bentuk kekayaan sastra yang dimiliki bangsa
Indonesia antara lain berupa naskah klasik islami. Naskah
klasik adalah benda peninggalan dalam bentuk tulisan tangan
yang berisi berbagai aspek kehidupan seperti masalah sosial,
politik, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa, dan sastra.
Menurut KBBI (1996:684), naskah yaitu karangan yang masih
ditulis dengan tangan; karangan seseorang sebagai karya asli.
~ 55 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 56 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 57 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
Ketahanan Mental
Ketahanan mental merupakan sebuah kondisi dimana
individu terbebas dari segala gejala gagguan mental. Individu
yang sehat secara mental dapat berfunfsi secara normal
dalam menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaiakan
diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan
ditemui sepanjang hidup seseorang dengan menggunakan
kemampuan pengolahan stress. Ketahanan mental akan
berimplikasi kepada kesehatan mental. Hal penting yang
harus diperhatikan selayaknya kesehatan fisik. Diketahui
bahwa kondisi kestabilan kesehatan mental dan fisik saling
mempengaruhi. Untuk itu pemberian informasi, mengedukasi
masyarakat sangatlah penting terkait ketahanan mental.
Adisty. dkk, (2015: 252).
Terkait dengan ketahanan mental di atas, topik ini
tertuang dalam naskah WNZ naskah yang berasal dari
kampung Gajrug Cipanas Lebak Banten dan Bogor. Naskah
WNZ berkuran 21,5x16 cm, ukuran teks 17x13 cm, terdiri atas
dua jilid. Jilid pertama berjumlah 47 halaman, sedangkan
jilid kedua berjumlah 45 halaman. Jumlah rata-rata baris tiap
halaman adalah antara 13 sampai 14 baris, dengan masing-
masing halaman dilengkapi nomor halaman dan kata alihan.
Beberapa kata alihan tampak ditulis terlalu rapat dan sejajar
dengan teksnya sehingga dapat membingungkan pembaca.
Keadaan fisik naskah WNZ secara keseluruhan cukup baik.
Dalam naskah WNZ identitas penulisan tanggal 5 Muharam
tanpa tahun, penulis dan penyalin tidak ada, alas naskah yang
dipakai kertas bergaris dalam negeri, tulisan dapat dibaca.
Naskah ditulis dengan aksara Arab bahasa Sunda (pegon).
Bentuk penyajian naskah bentuk pupuh (puisi) dan prosa.
~ 58 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 59 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 60 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 61 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 62 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 63 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 64 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 65 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 66 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 67 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 68 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
dan rukun Islam, hukum syara’ dan hukum akal, dan ‘aqaid
50 (20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, dan
1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat
mustahil bagi Rasul, dan 1 sifat jaiz bagi Rasul) beserta dalil-
dalilnya. Selain itu, Nyi Zaojah juga mengajarkan ilmu fikih dari
mulai masalah bersuci hingga masalah haji, serta mengajarkan
akhlak.
Di dalam WNZ diungkapkan sebagai berikut:
Tiada lain kerjaannya
Taya lian téh damelna mengajar saja
muruk baé siang wengi Biasa santri datang dan pergi
adat santri undur datang Yang dekat dan yang jauh
anu parék anu tebih Anak bangsawan anak
sahaya
putra ménak putra kuring
Istri muda istri tua
istri anom istri sepuh
Adat mengajar yang berniat
adat ngajar nu wara
Yang benar mengajar
anu apik ngajar ngaji
mengaji di mulai rukun Islam
mimitina rukun iman rukun Iman rukun Islam
Islam
~ 69 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
Penutup
Naskah WNZ yang ditokohkan ke Nyi Zaojah sebagai
perempuan sempurna. Nyi Zaojah merupakan simbol seorang
wanita yang mempunyai Ketahan Mental dalam Keluarga,
kesetiaan perempuan terhadap keluarga khususnya kepada
suami. Tipikal perempuan (al-mar’ah) ke dalam 3 kategori,
yaitu: (1) al-Mar’ah aṣ-Ṣaliḥah, perempuan salehah; (2) al-
Mar’ah as-Sayyi’ah, perempuan durhaka; (3) al-Mar’ah wa
Musyarakatuha fil-Ijtima’iyyah, perempuan mempunyai
peran sosial di masyarakat. Dalam kategori ini, Nyi Zaojah
dapat digolongkan sebagai perempuan salehah sekaligus
perempuan mental tangguh dan memiliki peranan mental.
Perempuan salehah terlihat dari akhlaknya, khususnya
akhlak terhadap Allah, diri sendiri, dan suaminya. Sedangkan
perempuan yang memiliki peran sosial terlihat dari kiprahnya
sebagai layaknya perempuan.
~ 70 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
Daftar Pustaka
Adisty, Wismani, Putri, Budy Wibhawa, Arie, Surya, Gautama,
2015. “Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia
(Pengetahuan, dan Keterbukaan Masyarakat Terhadap
Gangguan Kesehatan Mental”, dalam Jurnal UNPAD, Vol
2, No. 2 2015.
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. 1998. Shahih
al-Bukhari. Taḥqīq oleh Abu Shuhaib al-Karmi. Cet I, Saudi
Arabia: Bait al-Afkar ad-Dauliyah.
Al-Qurtubi. 2006. Qurtubi, Muhammad bin Ahmad bin Abu
Bakar, dalam al-Jami’ al-Ahkam Al-Qur’an. Cet. I, Bairut:
Mu`assasah ar-Risalah.
Baried, Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta:
Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Burhanudin, Dede. 2018. Citra Perempuan Dalam Wawacan Nyi
Zaojah: Edisi Teks dan Analisis Nilai-nilai Keislaman, dalam
~ 71 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 72 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
Lampiran
Naskah Wawacan Nyi Zaojah
Sampul Naskah
Halaman Pertama
~ 73 ~
~ KETAHANAN MENTAL KELUARGA DALAM NASKAH SUNDA ~
~ 74 ~