Anda di halaman 1dari 14

Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 267

NASKAH PURWANING JAGAT


(KISAH RAJA-RAJA DI TATAR SUNDA)
ANALISIS ISI DAN FUNGSI
PURWANING JAGAT MANUSCRIPT
(STORIES OF THE KINGS IN SUNDANESE REGION)
ANALYSIS OF CONTENT AND FUNCTION

Salma Widuri
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
e-mail: widurisalma@yahoo.com

Naskah Diterima: 7 Maret 2016 Naskah Direvisi:13 April 2016 Naskah Disetujui:4 Mei 2016

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fungsi naskah Purwaning Jagat bagi
masyarakat masa kini melalui kajian analisis isi. Purwaning Jagat adalah sebuah naskah yang
berbahasa Jawa dan beraksara Pegon. Di dalamnya terkandung kisah-kisah serta silsilah tentang
Raja-raja di tatar Sunda. Naskah ini merupakan naskah gulung dengan panjang 6,3 m. Dalam
rangka pengungkapan isi maka dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan kajian filologi.
Langkah yang pertama dilakukan yaitu mentransliterasikan teks dalam naskah tersebut kemudian
dianalisis kesalahan tulisnya sehingga menghasilkan suntingan teks yang bersih dari kesalahan
tulis. Langkah berikutnya yaitu dilakukan penerjemahan terhadap suntingan teks ke dalam bahasa
Indonesia. Setelah dihasilkan terjemahan barulah kajian sastra diterapkan guna mengungkap isi
atau membunyikan apa yang tersimpan di dalam naskah dengan mempertimbangkan sudut
pandang jalinan intertekstualitas. Dalam hal pengungkapan makna digunakan pendekatan
hermeneutika yang merupakan metode atau cara untuk menafsirkan simbol berupa teks untuk
dicari arti dan maknanya. Selanjutnya, kajian fungsi, kajian fungsi yang akan diungkap di sini
yaitu fungsi naskah berdasarkan benda dan fungsi naskah berdasarkan isi bagi masyarakat di
masa kini.
Kata kunci: Purwanning Jagat, filologi, naskah teks, fungsi naskah silsilah.
Abstract
This study aims to reveal the function of the script Purwaning Jagat for contemporary
society through the study of content analysis. Purwaning Jagat is a script with Java language and
Pegon alphabet. It contains stories and genealogy of the kings in Sundanese region. This script is
a script rolls with length 6,3m. In order disclosure of the contents, so the study that taken is use
philology study. The first step to do is transliterate the text in the manuscript, then analyzing the
written errors to produce a clean text edits from clerical errors. The next step is to do the
translation of the text editing area into Indonesian. Once generated translation then applied to the
study of literature in order to reveal the content or sound what is stored in the text by considering
the viewpoint of the fabric of intertextuality. In the case of disclosure of meaning, hermeneutic
approach is used which is a method or a way to interpret the symbols in the form of text to search
for meaning and significance. Furthermore, will do the study of the function. Study function that
will be revealed here is the function of a script based on the objects and functions for the script
based on the contents of today's society.
Keywords: Purwaning Jagat, philology, manuscript text, functions of genealogy manuscript.

.
268 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

A. PENDAHULUAN merupakan cermin sejarah masa lalu kita,


Warisan atau khazanah budaya dan sejarah adalah separuh dari kehidupan
bangsa merupakan karya cipta, rasa, dan setiap bangsa, Sejarah pula yang
karsa masyarakat di seluruh wilayah tanah melegitimasi kita sebagai suatu bangsa
air Indonesia yang dihasilkan secara yang besar dan patut dibanggakan.
sendiri-sendiri maupun akibat interaksi Berbicara mengenai sejarah Indonesia
dengan budaya lain sepanjang sejarah tentu saja tidak lepas dari beberapa
keberadaannya dan terus berkembang kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia.
sampai saat ini. Warisan budaya itu Dahulu, tidak ada yang namanya negara
mencakup sesuatu yang berwujud dan Indonesia, yang ada hanya kerajaan-
tidak berwujud. Warisan yang tidak kerajaan yang menguasai pulau-pulau yang
berwujud seperti filosofi, nilai, keyakinan, ada di Indonesia, salah satunya ialah
kebiasaan, adat-istiadat, etika dan lain kerajaan yang menguasai Pulau Jawa
sebagainya. Sedangkan warisan yang sebelah barat atau disebut juga kerajaan-
berwujud seperti candi, istana, bangunan, kerajaan tatar Sunda. Kisah raja-raja di
tarian, musik, bahasa, dan manuskrip tatar Sunda salah satunya tertuang di dalam
(naskah kuno). teks naskah Purwaning Jagat (selanjutnya
Naskah kuno merupakan warisan disebut PJ). Teks PJ berisi kisah raja-raja
leluhur dalam wujud tulisan tangan yang di di tatar Sunda beserta silsilahnya yang
dalamnya terkandung banyak sekali nilai- dirunut dari mulai Nabi Adam.
nilai. Ekadjati (1988: 55) mendefinisikan Sejarah yang berisi kisah dan silsilah
naskah sebagai dokumen yang keturunan raja-raja merupakan suatu hal
mengandung pikiran, perasaan, dan yang perlu untuk diketahui karena dengan
pengetahuan dari bangsa atau kelompok mengetahui silsilah leluhur kita dapat
sosial budaya. Sementara Baried (1985: mengerti peristiwa pemerintahan dan
55) mendefinisikan naskah sebagai tulisan keluarga raja yang sudah lampau sebagai
tangan yang menyimpan berbagai ungkap- gambaran dan menjadi pedoman bagi suatu
an pikiran dan perasaan sebagai hasil bangsa untuk melangkah dari kehidupan
budaya masa lampau. Dari kedua definisi masa kini ke masa yang akan datang.
tersebut pada intinya naskah penyimpan Menurut Achadiati (dalam Fathurahman,
informasi kehidupan manusia pada 2015: 12) dengan mengetahui sejarah raja-
zamannya baik tentang sejarah, sosial, raja di masa lampau dapat memperkaya
agama, budaya, dan filsafat maupun seni pengetahuan sosial budaya, yang pada
sebagai warisan budaya bangsa. gilirannya memberikan pencerahan bagi
Naskah-naskah di Nusantara pengenalan jati diri bangsa. Kajian
mengemban isi yang sangat kaya. mengenai berbagai peristiwa yang terkait
Kekayaan itu dapat ditunjukkan oleh ane- dengan asal-usul dan perkembangan serta
ka ragam aspek kehidupan yang dikemuka- peranan masyarakat dan bangsa pada masa
kan, misalnya masalah politik, sosial, lampau sangat berguna untuk menjadi
ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa, dan pelajaran dalam kehidupan bermasyarakat
sastra (Baried: 4). Berdasarkan hal itu dan berbangsa karena di dalamnya
maka dapat dikatakan bahwa isi naskah digambarkan kemegahan atau keunggulan
tidak hanya terbatas pada kesusasteraan, dan nilai-nilai untuk ditransformasikan
tetapi mencakup berbagai bidang seperti: kepada generasi muda sehingga
agama, sejarah, hukum, adat-istiadat, obat- melahirkan generasi bangsa yang unggul
obatan, teknik, filsafat dan sebagainya. dan penuh kearifan.
Naskah yang berisi sejarah menca- Namun kenyataannya masih banyak
kup sejarah suatu tempat, silsilah, ataupun orang yang belum mengetahui tentang
kisah tentang tokoh-tokoh di masa lampau. silsilah dan kisah raja-raja, khususnya raja-
Fathurahman (2015: 4) menyatakan naskah raja tatar Sunda di masa lampau. Hal ini
Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 269

dimungkinkan karena sedikitnya sumber edisi teks. Naskah yang didapat


yang menceritakan mengenai kisah raja- dideskripsikan mengenai judul, ukuran,
raja tatar Sunda atau karena kisah-kisah aksara, kertas dan tinta yang digunakan,
tersebut tertuang dalam bentuk naskah serta kepemilikannya. Adapun teori sastra
seperti kisah yang terkandung dalam teks digunakan untuk mengkaji isi teks
PJ yang berbahasa Jawa dan beraksara sehingga dapat diungkap fungsi dari teks
Pegon sehingga tidak semua orang mampu itu sendiri. Dalam upaya menjelaskan teks
membacanya, jadi hanya sebagian PJ ialah melalui pengkajian sastra dengan
kalangan saja yang dapat mengetahui isi mempertimbangkan sudut pandang jalinan
teks PJ. Selain itu, sebuah naskah sangat intertekstualitas. Dalam hal pengungkapan
rentan akan mengalami kerusakan jika makna digunakan pendekatan hermeneu-
tidak dipelihara dengan baik, boleh jadi tika yang merupakan metode atau cara
naskah tersebut sudah hancur sebelum untuk menafsirkan simbol berupa teks
isinya terselamatkan. Oleh karena itu, untuk dicari arti dan maknanya. Jadi,
perlu diupayakan penelitian filologi yang hermeneutika pada dasarnya berupaya
dapat mengungkap kandungan dan nilai- mengungkapkan sesuatu yang tadinya
nilai yang ada dalam teks PJ agar dapat masih dalam pikiran melalui kata-kata
diketahui masyarakat secara umum. sebagai medium penyampaian, menjelas-
Menurut Ekadjati (1988: 9), naskah kan secara rasional sesuatu yang sebelum-
yang berisi silsilah, sejarah leluhur, dan nya masih samar-samar sehingga
sejarah daerah pada masanya merupakan maknanya dapat dimengerti.
pegangan kaum bangsawan. Selain itu, Mengingat objek kajian dalam
naskah tersebut juga menjadi alat penelitian ini adalah naskah PJ maka
legitimasi bagi raja yang berkuasa. Pada metode kajian yang digunakan adalah
masa lalu raja-raja di tanah Jawa dikenal metode kajian filologi. Dalam metode
gemar sekali memamerkan silsilah atau kajian filologi dikenal adanya metode
asal-usul garis keturunannya sebagai alat kajian naskah tunggal dan jamak. Metode
legitimasi untuk melanggengkan kekuasa- kajian naskah jamak itu sendiri terbagi ke
annya. Namun, kini fungsi tersebut dalam 4 jenis, yaitu: (1) Metode Intuitif;
mengalami proses pelunturan, bahkan (2) Metode Objektif; (3) Metode
tidak berfungsi lagi. Gabungan; (4) Metode Landasan (Baried,
Naskah PJ berisi tentang silsilah dan 1985: 67-68). Sehubungan dengan objek
kisah raja-raja di tatar Sunda. Secara garis penelitian yang ditemukan lebih dari satu
besar isi teks PJ lebih banyak buah naskah maka metode kajian yang
menceritakan tentang keturunan raja-raja digunakan adalah metode landasan, karena
Cirebon dan Sumedang, Menarik untuk menurut tafsiran ada salah satu naskah
diungkap isi dari segi fungsi naskah yaitu yang unggul baik dari segi kualitas
fungsi antara teks dengan kondisi sosial maupun kuantitasnya dibandingkan dengan
masyarakat pada saat naskah diciptakan, naskah lain setelah diperiksa dari sudut
dan juga dari segi faktualitas penulisan bahasa, kesastraan, sejarah, dan lain
silsilah dalam naskah PJ secara tekstual. sebagainya sehingga dapat dinyatakan
sebagai naskah yang paling banyak
B. METODE PENELITIAN mengandung bacaan yang baik. Oleh
Penelitian mengenai naskah meman- karena itu, naskah tersebut dipandang
faatkan berbagai teori dan disiplin ilmu paling baik untuk dijadikan landasan atau
yang bervariasi. Untuk kepentingan induk teks untuk edisi. Metode ini disebut
penelitian ini, digunakan teori filologi dan juga metode induk atau metode legger
teori sastra. (landasan).
Teori filologi digunakan dalam Setelah diterapkan metode kajian
menginventarisir naskah dan menyusun filologi maka langkah selanjutnya yang
270 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

yang akan ditempuh dalam upaya mengisyaratkan perlu adanya kemampuan


menjelaskan teks PJ ialah melalui untuk menafsirkan masa lampau yang
pengkajian sastra dengan mempertimbang- tidak dialami, kemudian dibawa ke masa
kan sudut pandang jalinan intertekstualitas. depan. Teeuw (2003: 121) menyatakan
Teori intertekstual memandang setiap teks bahwa konsep intertekstualitas memainkan
sastra perlu dibaca dengan latar belakang peranan yang sangat penting dalam
teks-teks lain, dalam arti bahwa penciptaan semiotik sastra, tidak hanya dalam usaha
dan pembacaan sastra tidak dapat untuk sekadar memberikan interpretasi
dilakukan tanpa adanya teks-teks lain tertentu terhadap karya sastra yang konkret
sebagai acuan. Hubungan intertekstual saja.
adalah hubungan antarkarya dan juga Dalam rangka upaya penggalian
penandaan partisipasinya dalam lingkup makna teks PJ maka diterapkan
diskursif budaya. Prinsip intertekstual pendekatan hermeneutika yang merupakan
berpandangan bahwa suatu karya biasanya metode atau cara untuk menafsirkan
baru bermakna penuh dalam hubungannya simbol berupa teks untuk dicari arti dan
dengan karya lain serta dapat digunakan maknanya. Jadi, hermeneutika pada
untuk melacak hipogram dan sekaligus dasarnya berupaya mengungkapkan se-
memperbandingkan transformasinya de- suatu yang tadinya masih dalam pikiran
ngan teks-teks lainnya. melalui kata-kata sebagai medium
Kristeva (dalam Teeuw, 2003: 121) penyampaian, menjelaskan secara rasional
menjelaskan bahwa setiap teks terwujud sesuatu yang sebelumnya masih samar-
sebagai mosaik kutipan-kutipan, setiap samar sehingga maknanya dapat dime-
teks merupakan peresapan dan trans- ngerti.
formasi teks-teks lain. Sebuah karya Dalam metode hermeneutika
hanya dapat dibaca dalam kaitan ataupun terdapat lima unsur yang harus diperha-
pertentangan dengan teks-teks lain, yang tikan yaitu penafsir, teks, maksud
merupakan semacam kisi. Lewat kisi itu, pengarang, konteks historis, dan konteks
teks dibaca dan diberi struktur dengan kultural. Tugas hermeuneutika adalah
menimbulkan harapan yang memung- menafsirkan makna dan pesan seobjektif
kinkan pembaca untuk memetik ciri-ciri mungkin sesuai dengan yang diinginkan
menonjol dan memberikannya sebuah teks. Teks tidak terbatas pada fakta tertulis,
struktur. tetapi akan selalu berkaitan dengan
Suatu teks pada hakikatnya penuh konteks (Darsa, 2012: 75).
makna. Artinya, suatu teks memiliki Dengan demikian, prosedur analisis
struktur tertentu yang bukan hanya hermeuneutika yang dilakukan sebagai
kerangka yang menentukan bentuk, namun berikut: (1) penafsiran makna unsur pola
teks itu pun berhubungan dengan teks lain. pembentukan teks PJ; (2) penafsiran teks
Berdasarkan keterangan tersebut, meng- PJ berdasarkan latar belakang pengarang;
isyaratkan tidak semua hal dapat dijelaskan (3) penafsiran makna teks dalam
dari dalam teks PJ sendiri sebab makna lingkungan nuansa teks yang sejenis, dan
teks menyeluruh lahir, baik di dalam (4) penafsiran makna teks PJ berdasarkan
maupun di luar struktur teks itu. Makna kaitan dengan teks lain yang sezaman. Hal
karya sastra secara menyeluruh muncul di ini menunjukkan bahwa, penafsiran makna
antara struktur maknawinya dan inter- teks PJ tentu harus didasarkan atas dialog
teksnya. antarteks, dan tradisi yang melatar-
Jadi, bagaimana satu kata atau satu belakanginya, serta pengetahuan yang
peristiwa di masa lampau bisa dipahami dimiliki peneliti saat ini. Dialog ini
dan menjadi bermakna di masa sekarang dibentangkan dalam rentang waktu yang
sekaligus mengandung aturan-aturan meto- panjang yang tidak hanya meliputi zaman
dologis dari aktivitas pemahaman. Hal ini ketika teks PJ ini ditulis, melainkan
Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 271

merentang jauh di luar batasnya sehingga raja-raja di tatar Sunda, khususnya daerah
bias-biasnya yang sampai ke masa kini Cirebon dan Sumedang. Dalam naskah ini
bisa terungkap. diceritakan pula tentang kisah banjir di
zaman Nabi Nuh. Dalam naskah tertulis
C. HASIL DAN BAHASAN tarikh penyalinannya adalah fii yaumi ahad
1. Deskripsi Naskah fii syahri shopar Tanggal pingpitu tahun
Naskah A adalah naskah berbahan jim ahir.
daluang yang beraksara Pegon dan
berbahasa Jawa. Naskah ini merupakan 2. Kritik Teks
naskah gulung dengan panjang 6 m 33 cm; Kritik teks merupakan salah satu
dan lebar 18,3 cm, dengan ruang tulisan langkah terpenting dalam penelitian
bolak-balik (recto-verso). Naskah ini filologi. Kata kritik itu sendiri dapat
tersusun atas 421 baris di halaman muka diartikan sebagai suatu usaha atau upaya
(a); dan 294 baris di halaman belakang (b). untuk mempertimbangkan suatu masalah
Pada halaman b terdapat ruang tulisan baik dari sisi keunggulan maupun
yang kosong sepanjang 85 cm. kelemahannya. Sasaran metode kritik teks
Naskah ini didapatkan dari Makam adalah proses rekonstruksi teks guna
Prabu Geusan Ulun Legok Kolot. Naskah menghasilkan sebuah edisi teks atau
yang diteliti berupa foto kopian dan scan suntingan teks berdasarkan naskah-naskah
disebabkan naskah yang asli tidak dapat yang memuat teks PJ.
diambil karena masih digunakan sebagai Adapun tahapan-tahapan kajian
pegangan bagi kuncen makam. Oleh teks PJ ini adalah sebagai berikut:
karena memang naskah ini diwariskan 1. Transliterasi teks PJ dalam kedua
turun temurun dari generasi ke generasi naskah sumber data primer.
yang menjadi kuncen makam tersebut. 2. Komparasi atau collation „kolasi‟
Naskah ini disimpan di rumah kuncen antarteks yang disajikan dalam bentuk
dalam sebuah bilah bambu wulung. tabel.
Sebelum dimasukkan ke dalam bilahan 3. Resensi teks dengan maksud menilai
bambu tersebut, naskah dimasukkan kualitas dan kuantitas varian serta
terlebih dahulu ke dalam dua helai tas berbagai korup dan penyimpangan
serut (kanjut kundang) berwarna putih. yang tergolong ke dalam empat
Kondisi fisik naskah sebagian kategori salah tulis yang paling
besar masih cukup baik. Tetapi sayangnya mendasar yang terdiri atas: (a)
bagian atas dan bagian bawah naskah substitusi atau penggantian adalah
mengalami kerusakan yang cukup parah, kasus salah tulis ini terjadi karena
yaitu keadaan naskah yang berlubang dan adanya kemiripan bentuk huruf dalam
mengerut sehingga sulit untuk dibaca. tulisan tertentu sehingga kemungkinan
Judul umum atau judul yang penyalin salah dalam membaca teks,
disebutkan oleh pemegang naskah adalah karena adakalanya seorang penyalin
naskah Prabu Geusan Ulun. Akan tetapi, bukan membaca teks melainkan
setelah dilakukan penelitian lebih lanjut menggambar kembali bentuk huruf
judul naskah adalah Purwaning Jagat. dari suatu naskah tanpa membaca isi
Teks dalam naskah ini berbentuk prosa. teks tersebut. Hal ini terjadi karena
Secara garis besar teks menceritakan rendahnya tingkat kesadaran penyalin
tentang sejarah raja-raja di Jawa Barat akibat dari terlalu fokus terhadap
berikut silsilah keturunannya yang dirunut huruf/aksara; (b) omisi atau penghi-
mulai dari Nabi Adam. Diawali dengan langan adalah kasus salah tulis yang
kisah penciptaan dunia, kisah penciptaan terjadi akibat kelalaian penyalin,
Nabi Adam sampai diturunkan ke dunia, sehingga terdapat huruf atau kata
kemudian silsilah dari Nabi Adam hingga bahkan kalimat yang terlewati. Kasus
272 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

ini dapat dibedakan menurut skala. transposisi sebanyak 25 buah kasus.


Skala kecil disebut haplografi yaitu Keseluruhan kasus tersebut dipersentase-
hilangnya satu atau dua suku kata, kan sebagai berikut: Substitusi 29 %,
seperti misalnya satu suku kata harus Omisi 36,8 %, Adisi: 12,2 %, dan
diulang atau direduplikasi, tetapi hanya Transposisi:22 %.
ditulis satu kali. Kesalahan yang agak Berdasarkan persentase tersebut
besar adalah saut du même au même, tampak jelas bahwa kasus salah tulis yang
yaitu mata penyalin bergerak ke depan paling tinggi adalah omisi (36,8%). Selan-
dan ke belakang di antara halaman jutnya secara berurutan diikuti oleh
contoh dan halamannya, melompat substitusi (29%) transposisi (22 %), dan
dari kata satu ke kata lain dengan adisi (12,2 %). Penyimpangan ini terjadi
melihat sedikit ke bawah. Sehingga karena terlewatnya penanda bunyi,
sebagian teks ini dihilangkan; (c) adisi terlewatnya huruf, kata, atau bahkan
atau penambahan. Hal ini terjadi episode yang terjadi akibat kelalaian sang
apabila sebuah suku kata atau bahkan penyalin naskah. Namun hal ini tidak
sebuah kata yang kecil diulang secara berpengaruh terhadap substansi teks.
tidak hati-hati disebut ditografi. Selain
itu ada pula yang dinamakan gloss 3. Suntingan Teks dan Terjemahan
yaitu penambahan keterangan atau Langkah selanjutnya dalam penelitian
catatan untuk kata-kata yang sukar; (d) ini yaitu melakukan suntingan teks dan
transposisi atau perubahan, hal ini terjemahan. Hal ini penting dilakukan
terjadi jika huruf-huruf disalin terbalik sebelum kita dapat mengungkapkan isi
atau baris-baris puisi disusun dalam teks.
urutan yang salah (metatesis). Kasus- Suntingan teks merupakan puncak
kasus tersebut dianalisis yang dari kegiatan proses kritik teks dari sebuah
kemudian ditabelisasikan. naskah yang didasarkan atas hasil dari
Perbaikan keempat kategori salah tulis upaya rekonstruksi. Dengan demikian,
tersebut dapat ditelusuri melalui empat suntingan teks dapat menghasilkan bacaan
parameter berikut, yakni: (a) tataran dari suatu naskah yang telah bebas dari
gramatikal; (b) unsur leksikon; (c) prinsip kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu,
lectio difficilior „bacaan yang sulit‟; dan suatu suntingan teks harus diusahakan agar
(d) mempelajari karya-karya sebanding. susunannya dapat mempermudah pemba-
Rekonstruksi teks, yaitu garapan puncak caan, terutama bagi mereka yang sekadar
dalam upaya menyajikan sebuah suntingan ingin mengetahui isinya.
teks melalui penerapan metode kritik teks. Terjemahan yang dilakukan terhadap
Perhatian terhadap pembagian kata, sistem teks PJ yaitu terjemahan harfiah,
ejaan, dan pungtuasi dalam suntingan teks mengingat bahwa bentuk teks PJ adalah
perlu dilakukan secara seksama sesuai prosa. Namun, dalam penerjemahan
dengan kaidah-kaidah sistem tata tulis harfiah ini pun terdapat sedikit rekon-
yang berlaku dalam bahasa sumbernya. struksi makna agar tidak terlalu kaku dan
Setelah dilakukan keenam langkah dapat dimengerti oleh masyarakat di masa
tersebut maka dihasilkanlah sebuah teks kini.
yang terbebas dari kesalahan tulis. Adapun Contoh suntingan teks PJ:
kasus-kasus kesalahan tulis yang (01)
ditemukan dalam naskah PJ secara keselu- 1
Ieu kitab nu kaula wadana pansiun
ruhan berjumlah 114 buah kasus, dengan Rongga Hanapi
rincian sebagai berikut: (1) substitusi Bismillahirrahmanirrohim1
sebanyak 33 buah kasus; (2) omisi
sebanyak 42 buah kasus; (3) adisi
sebanyak 14 buah kasus; dan (4)
Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 273

Hada21purwaning jagat kang gumelar teks PJ yaitu, proses penciptaan alam


kabéh tatkala uwung-uwung awang-awang dunia, proses penciptaan ruh, proses
durung ana sawiji-sawiji3. La ta'yun arané, penciptaan Nabi Adam, kisah banjir di
goibul guyub arané, 4naqtu goyibu arané4 zaman Nabi Nuh serta kisah dan silsilah
iku. Maka5 ana karsa6, ana kang7 Raja-raja di tatar Sunda. Selain kelima
8
kinarsakaken den arané 'ayan sabitah kandungan pokok tersebut terdapat
arané9 iku. Maka10 ana warna ana11 rupa beberapa episode sisipan yaitu kisah Paras
den arané alam arwah 12roh Idopi12. Nabi, dan Sangkala Kala Padak Tirtakarta
Doparoqodi Sangara.
Contoh terjemahan teks PJ:
(01) a. Proses Penciptaan Alam Dunia dan
Ini adalah kitab milikku, Rouga Hanapi Penciptaan Ruh
pensiunan wedana. Pada awal episode, kisah dimulai
Bismillahirrohmanirrohim1.2 dengan cerita penciptaan dunia. Disebut-
Adalah kisah awal mula terjadinya kan dalam naskah bahwa dalam prosesnya
dunia yang lahir serempak ketika uwung- penciptaan dunia ini melalui beberapa fase.
uwung awang-awang23belum ada satu pun. Pada mulanya dunia ini diciptakan ketika
Namanya La ta'yun, goibul guyub, dan belum ada satu pun makhluk hidup, yang
naqtu goibu. Maka ada yang berkehendak ada hanya zat Allah, fase ini disebut laa
untuk menciptakan dan ada hasil ta’yun, goibul guyub, atau naqtu goibu.
ciptaannya yang dinamakan 'ayan Fase kedua yaitu a’yan tsabitah, pada fase
sabitah. Lalu mulai ada berbagai jenis dan ini Tuhan mempunyai kehendak untuk
rupa yang dinamakan alam arwah roh menciptakan sesuatu berupa ruh yang ada
idopi. di alam arwah. Ruh pertama yang
diciptakan oleh Allah bernama ruh Idopi,
4. Ikhtisar Umum Isi Teks kemudian dari ruh inilah pecah menjadi
Pada dasarnya PJ menguraikan empat ruh dan menjadi sumber kehidupan
tokoh-tokoh yang pernah memegang bagi yang lainnya, inilah yang disebut
peranan penting dalam sejarah diwarnai alam mitsal. Kemudian ruh idopi itu
oleh kepercayaan yang diselimuti dengan dibelah dengan pedang oleh Allah SWT
suasana islamisasi khususnya Jawa Barat. sehingga muncul cahaya dari bagian-
Di dalam naskah itu selain dapat kita bagian tubuhnya. Ruh yang pertama yang
telaah deretan silsilah penguasa-penguasa keluar dari kaki sebagai sumber ruh bagi
yang menurut kepercayaan masyarakat bumi, kayu, batu, laut, dan gunung. Ruh
pernah berkuasa di tanah air kita, juga yang kedua yang keluar dari perut sebagai
dihubungkan dengan penguasa-penguasa sumber ruh bagi a‟ras, surga, neraka,
yang pernah memegang peranan dalam bulan, bintang, matahari. Ruh yang ketiga
penyebaran agama Islam di dunia. keluar dari dada sebagai sumber ruh bagi
Teks PJ terdiri atas tiga puluh jin, malaikat, dan manusia, dan terakhir
sembilan episode. Sebagian besar ruh yang keempat keluar dari kepala
episodenya mempunyai kesinambungan sebagai sumber bagi ruhnya para Nabi.
atau saling melengkapi satu sama lain. Karena itulah roh idopi merupakan asal
Kandungan pokok yang terdapat dalam muasal dari seluruh roh yang ada. Maka
Allah Ta‟ala bersabda, “Kun Fayakun!”
1-1
B: Ikilah; 2B: Ikilah; 3B: Sawiji; 4 - 4B: Ø; maka terciptalah bumi dan seluruh isinya.
5
B: Ø; 6A: Kersa; 7B: Ø; 8A: Kinersakaken;
9
B: ré; 10A: Ø; 11B: Ø; 12 - 12B: Ø; b. Proses Penciptaan Manusia Pertama
Setelah terciptanya alam dunia lalu
1
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Allah berkehendak untuk menciptakan
Pengasih lagi Maha Penyayang. manusia. Ketika itu Allah memerintah
2
Partikel-partikel kecil dan angkasa raya.
274 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

Jibril untuk mengambil lemah putih dari untuk menyiraminya dengan beberapa
bumi maka ketika itu bumi berkata kepada jenis air yaitu, air tawar untuk dijadikan air
Jibril, demi allah aja sira ambil isun mawa ludah, air manis jadi air mata, air asin jadi
dinadékendén isun ora kawasa anandang air hidung, air pahit jadi air telinga. Maka
siksa naraka. „Demi Allah, janganlah terciptalah tapel Adam di dalam surga.
engkau mengambilku, mengambil untuk Pada awalnya, Allah menciptakan
dijadikannya karena saya tidak kuasa Tapel Adam tanpa pusar. Dikisahkan Idajil
menahan siksa neraka‟. Ketika akan melihat Tapel Adam itu ada di dalam
diambil bumi berkata tidak mau Surga. Ketika itu Idajil menjadi penguasa
dijadikannya karena tidak kuasa menahan di Bumi. Kemudian Idajil bertanya kepada
siksa neraka. Kata dijadikannya di sini Malaikat yang menungguinya dan dijawab
mengandung arti bumi menolak untuk oleh malaikat bahwa inilah yang akan
dijadikan manusia, karena jika manusia itu menjadi pemimpin di Bumi. Idajil tidak
berdosa maka akan dibakar dalam api menerima-nya, ia marah dan meludah tepat
neraka. Akhirnya Jibril kembali ke di tengah-tengah Tapel Adam. Diusaplah
hadapan Allah Ta‟ala dan memberitakan ludah itu oleh malaikat dan seketika itu
kejadian tersebut. Lalu Allah menyuruh pula bekas ludah itu berubah menjadi
kepada Mikail dan Isrofil. Namun tidak pusar.
lebih baik dari Jibril, keduanya juga gagal. Kemudian nyawa Adam dibawa,
Akhirnya Allah memerintah Izrail. Ketika diarak ke bawah arasy dan dimasukkan ke
akan diambil kembali bumi berkata seperti dalam jasad Tapel Adam. Setelah Adam
yang ia ucapkan kepada Jibril, namun sadar lalu dipakaikanlah pakaian surga
Izrail menjawab bahwa ini bukan kehen- dengan segala perhiasannya. Kemudian
dak dirinya namun perintah dari Allah Allah memberikan seekor kuda yang
SWT. Akhirnya bumi pun rela diambil terbuat dari kasturi yang berbau harum.
oleh Izrail. Bekas Izrail mengambil tanah Kuda itu diberi nama mémunah, ia
itu berubah menjadi laut Kalzum. memiliki dua sayap dan mata merjan.
Selain mengambil segenggam Maka Allah bersabda, “Wahai Adam
tanah, Izrail juga mengambil angin dari kamulah pemimpin orang-orang mukmin”.
angkasa, api dari neraka, dan air dari surga. Lalu semua rakyat diperintahkan untuk
Diceritakan pula bahwa tanah yang diam- bersujud kepada Adam. Maka bersujud
bil untuk membuat tapel Adam diambil semuanya kecuali Idajil yang tidak mau
dari beberapa penjuru dunia. Seperti, untuk bersujud kepada Adam. Akhirnya diusirlah
kepalanya diambil dari tanah Baital mereka dari dalam surga ke dunia. Idajil
Muqodis dengan maksud untuk budi; mengajukan syarat agar diizinkan meng-
bagian mukanya diambil dari tanah Surga ganggu manusia jika ia dan balatentaranya
dengan maksud agar terlihat indah; bagian diturunkan ke dunia. Maka ditempatkanlah
matanya diambil dari tanah Hul dengan Idajil itu di Gunung Sunia Lengis.
maksud untuk melihat hal baik dan hal Tentang penciptaan wanita yang
buruk; bagian hatinya diambil dari tanah pertama di dalam surga, ketika itu Nabi
Hindi dengan maksud untuk sahwat; Adam menginginkan seorang perempuan
bagian punggungnya diambil dari lemah untuk menemaninya di dalam Surga. Ia
Irak dengan maksud agar kuat; bagian berdoa kepada Allah maka Allah turunkan
tulangnya diambil dari tanah gunung Jibril. „He Adam, pakanira duwé
dengan maksud agar cekatan; bagian warhiyata kang pinarjangjiyan, iku durung
hatinya diambil dari Firdaus dengan barbadiwadhag anging usapen lambung
maksud untuk iman; dan bagian lidahnya tuwan kang kiwa‟ (Episode 04). „Hai
dari tanah Toip dengan maksud untuk Adam, apa yang kamu inginkan itu
mengucap syahadat. Setelah semua bahan bukanlah suatu keinginan yang sulit,
itu terkumpul Allah menyuruh malaikat tinggal kau usap lambung kirimu‟. Setelah
Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 275

diusap lambung kirinya lalu keluarlah karena telah menikmati buah itu. Itu semua
cahaya dari lambungnya itu menjadi Babu menjadi hukuman karena Nabi Adam
Hawa. Dalam teks PJ disebutkan bahwa melanggar larangan Allah Ta‟ala. Lama
Babu Hawa tercipta dari lambung kiri Nabi kelamaan akhirnya mereka bertemu
Adam. kembali di Gunung Mesir dan memiliki
Sebagaimana syarat yang telah empat puluh orang anak dengan cara
disepakati oleh Idajil dan Allah SWT, kembar 20 kali.
Idajil masuk ke dalam Surga hendak
menggoda Nabi Adam. Idajil menggoda- c. Kisah Raja-raja di Tatar Sunda
nya dengan menyuruh Adam dan Hawa Kisah raja-raja di tatar Sunda yang
memakan buah huldi, yaitu buah yang tertuang dalam teks PJ bermula dari
dilarang oleh Allah SWT untuk didekati.
silsilah Nabi Adam sampai Nabi
Akhirnya Nabi Adam tergoda untuk
mencicipi buah itu bersama Babu Hawa. Muhammad kemudian silsilah dari Nabi
Setelah memakannya lalu Nabi Adam Muhammad ke raja-raja di tatar Sunda.
membuang air maka surga menjadi gelap Cerita yang dikisahkan di antaranya ten-
selama tiga puluh hari akibat dari tang banjir besar di zaman Nabi Nuh juga
mabuknya Nabi Adam. Hal itu membuat tentang kekalahan Pajajaran. Silsilah dari
Allah murka kepada keduanya, lalu
putra Nabi Nuh:
keduanya disuruh bersuci dan bersujud.
Ketika membasuh pusar menjadi racun, Bagan 1. Silsilah dari Putra Nabi Nuh
memotong kuku jadi cahaya, membuang sampai kepada Putra Ratu Permana
air besar jadi harta benda, perak, dan intan, Bagenda Sadar
maka dinamai Salana. Emas, perak, dan (Putra Nabi Nuh)
intan itu adalah Sang Lembut Putih 
Amran
namanya Emas Salaka Inten ditempatkan

di Endut Putih. Maka racun itu Babar Buwana
ditempatkan di pantai, dan cahaya itu 
ditempatkan di Tegal Sikahuripan, dinamai Manaputih
Sri Putih namanya padi. Maka upas itu 
ditempatkan di Tegal Kapanasan, Sang Gandul Gantangan
Cahaya Putih namanya Upas. Kemudian 
memotong rambut Nabi Adam itu berubah Anggalarang
menjadi kapas maka dinamai Sang Rasa 
Gandularang
Putih namanya kapas.

Nabi Adam dan Babu Hawa akhirnya Ratu Sayar
diturunkan ke dunia namun di dua tempat 
yang berbeda. Nabi Adam turun di Negara Ratu Majakane
Mesir, sementara Babu Hawa di Negeri 
Syam. Ketika Nabi Adam dibuang itu Ratu Permana
adalah di hari Senin tanggal 3 Ramadhan
tahun Alif di waktu subuh. Menurut
naskah ini, itulah awal mula adanya salat
subuh dan wudu untuk mensucikan diri
Nabi Adam dari kesalahan-kesalahan yang Ratu Bangsa Atma Ratu Brahma
telah dilakukan. Ketika itu pula mulai ada Galuh Putih Suci
jinabat, dan istinja karena telah membuang
kotoran dari buah itu, dan mulainya ada Bagan di atas menggambarkan
saum Ramadhan yaitu Nabi Adam sama bahwa Ratu Galuh merupakan keturunan
sekali tidak makan selama satu bulan dari Nabi Nuh. Ratu Galuh yang dimaksud
di sini hanyalah gelar seorang raja
276 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

bukanlah nama sebuah kerajaan. Hal ini Tabel2. Silsilah Ratu Galuh dari Bangsa
seperti yang tertulis dalam naskah dén Manusia
sujudi cahya kang metu saking netra
ikukarana dén arané ratu galuh dadi Ratu Galuh
nyakrawati. „disembahnya cahaya yang
keluar dari matanya, oleh karena itulah   
namanya Ratu Galuh jadi penguasa‟. Ratu Hariyang Ciung Ratu
Banga Wanara Marajasakti
Galuh memiliki anak Hariyang Banga,
  
Ciung Wanara, dan Ratu Marajasakti. Ki Gedeng Nyai 1. Ratu Romang
Adapun Atma Suci memiliki anak bernama Mantarasa Purbasari (di Roban)
Dewi Rasa. Sementara Bangsa Putih dan  2. Ratu Gelo
Ratu Brahma tidak diceritakan mempunyai Ki Gedeng Herang
anak. Hanya saja diceritakan dalam teks Mesir (di
PJ bahwa Ratu Brahma mempunyai adik  Tunjungbang)
perempuan bernama Dewi Hasta Terus Raja Majapahit
3. Ratu Jalak
Gumilang, dan istrinya yaitu Ratu 
Rojenak
Ki Gedeng Jati
Prawatasari mempunyai adik laki-laki (di Wiraga)

bernama Ahmad. Adik-adik mereka itu Ki Gedeng 4. Ratu Buta
pun kemudian menikah. Mertadipura Kuru
Dalam naskah ini pula diceritakan  (di Gua Upas)
bahwa ketika terjadi banjir besar di zaman Ki Gedeng 5. Yang tinggal
Nabi Nuh, Raja Galuh mendirikan sebuah Sari di Romang
gunung yang tingginya mencapai langit  Lakbok
dan semua rakyatnya bisa diselamatkan Ki Gedeng 6. Sangiang
dengan cara naik ke puncak gunung Kancung Pasarean
tersebut. Setelah banjir surut, mereka  7. Ratu Romang
Ki Gedeng Geulang
semua turun dan tiba di suatu tempat yang
Mataram Herang (di
dinamakan Bojonglopang Setelah turun  Pajajaran)
mereka pun menyembah gunung itu, Ki Gedeng Surud
sehingga turunlah malaikat yang memanah 
gunung itu hingga pecah dan pecahannya Png. Sedang Karopeyak
menjadi kabuyutan-kabuyutan. Terasa 
sekali nuansa islamisasi pada peristiwa Png. Sedang Kamuning
dipanahnya gunung oleh malaikat. Dalam 
ajaran Islam, menyembah pada selain Sunan Tegalwangi
Allah itu dinamakan musyrik dan tidak 
Sunan Mangkurat
boleh dilakukan maka untuk mengantisipa-

si kemusyrikan, malaikat menghancurkan
Png. Dipati anom
gunung yang disembah rakyat Tatar Sunda,
yang dianggap telah menyelamatkan
Hariang Banga menurunkan para
nyawa mereka.
ratu Majapahit dan kemudian Mataram,
Ratu Galuh itu sendiri berputra
dan berakhir dengan menyebut „Pangeran
tiga orang yaitu Hariyang Banga, Ciung
Dipati‟, putra Pangeran Mangkunegara.
Wanara, dan Ratu Marajasakti. Perhatikan
Menurut catatan C.M. Pleyte (dalam Atja,
tabel 2 berikut:
1972: 4), Pangeran Mengkunegara naik
takhta di Mataram pada tahun 1719, dan
memerintah hingga tahun 1725, dengan
gelar Amangkurat IV, kemudian diganti-
kan oleh Pangeran Dipati dengan gelar
Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 277

Pakubuwana II, yang berkuasa antara 1725 naskah ini diceritakan bahwa penyebab
hingga tahun 1749. bubarnya anak cucu Ratu Sunda dari
Selanjutnya kisah tentang Ciung Pajajaran adalah karena putra Ratu Sunda
Wanara yang memiliki anak Nyai yang bernama Kian Santang yang baru
Purbasari yang kemudian menikah dengan pulang dari Ka‟batullah.
Lutung Kasarung, putra dari Panggung Sepulangnya ke Pakuan, Kian
Kancana dan melahirkan enam orang Santang menyebarkan agama Islam dengan
putra. Berikut silsilahnya: sangat gigih, sehingga menimbulkan
kegoncangan di kalangan masyarakat,
Tabel 3. Silsilah Keturunan Ciung Wanara terutama di antara para pembesar yang
kukuh pengkuh „teguh pada pendirian‟
Ciung Panggung memegang agama karuhun mereka.
Wanara Kancana Dengan demikian hal itu merupakan salah
  satu faktor yang mendorong timbulnya
Nyai Purbasari Lutung kericuhan di dalam negri, sehingga banyak
Kasarung
di antara para pembesar dan anak cucu
1. Prb. Linggawesi Prabu Siliwangi yang menyingkirkan
2. Prb. Linggawastu dirinya, terutama ke arah timur dari pusat
3. Prb. Susuktunggal kerajaan.
4. Prb. Mundingkawati Kian Santang diusir. Ia pergi ke
5. Prb. Anggalarang Cempa bersama adiknya, Sari Kabunan
6. Prb. Mundingwangi yang kemudian menikah dengan Haji Duta
Samud. Maka dikatakanlah Pajajaran kalah
Selain keturunan Ratu Galuh yang pada 14 Shafar tahun Jim akhir,
telah digambarkan di atas, beliau juga meninggalkan dua orang putra yaitu Pucuk
memiliki tujuh orang keturunan dari Umun dan Sekar Mandapa.
bangsa siluman. Siluman di sini bukanlah Pucuk Umun ditawan oleh Ratu
siluman sesungguhnya, melainkan mereka Wetan, sementara Sekar Mandapa
yang berkeyakinan di luar Islam. Ketujuh melarikan diri ke gunung dan bertemu Ajar
orang tersebut adalah: Sukarsa. Di sanalah ia bertapa bersama
1. Ki Jakalarang Ajar Sukarsa. Pada suatu ketika, Ajar
2. Ki Tuan Sangularang melihat wajah cantik Sekar Mandapa
3. Ki Diriwangi hingga menetes maninya ke gagang
4. Ki Koyopos kujang. Lalu kujang tersebut dibawa oleh
5. Ki Leumpang Beurang Sekar Mandapa, digunakan untuk
6. Ki Dolek membelah pinang. Maka mani Ajar itu
7. Ki Kelewing terbawa oleh Sekar Mandapa hingga ia
hamil selama dua belas bulan. Lahirlah
Kisah selanjutnya yaitu menceritakan bayi perempuan cantik bernama Tanuran
tentang runtuhnya Kerajaan Pajajaran dan Gagang. Tanuran Gagang ini juga menjadi
tersebarnya cucu-cicit Prabu Siliwangi ke cikal bakal adanya meriam Ki Amuk. Oleh
seluruh daerah sebelah timur dari bekas karena itu, ketika itu Tanuran Gagang
kekuasaan Pakuan Pajajaran, khususnya ditukar kepada Belanda dengan tiga buah
daerah Priangan. meriam, yaitu Ki Amuk di Banten, Ki
Pada dasarnya kehancuran Pajajaran Santomi di Cirebon, dan Gunturgeni di
disebabkan adanya kekacauan yang Mataram.
berlarut-larut di dalam negeri sendiri, Pada episode-episode selanjutnya
Sebab-sebab yang sebenarnya masih dalam naskah Purwaning Jagat dikisahkan
diperlukan inventarisasi dari berbagai silsilah dari raja-raja tatar Sunda yang lain
aspek dan metodologi. Namun, dalam
278 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

di antaranya silsilah Raja Sumedang memegangnya. Pusaka adalah suatu istilah


sebagai berikut: yang digunakan untuk menyebutkan suatu
benda yang dianggap sakti atau keramat.
Tabel 4. Silsilah Sumedang Biasanya benda-benda yang dianggap
keramat di sini umumnya adalah benda
Sunan Mangkubumi warisan yang secara turun-temurun diwa-
 riskan oleh nenek moyangnya. Menurut
Sunan Gulungan keterangan Bapak Tirmidi yang merupakan
 kuncen Makam Geusan Ulun Widasari
Sunan Gulingan
yang sekarang, naskah PJ ini memang

Ratu Tuaken diwariskan turun temurun dari kuncen ke
 kuncen berikutnya. Dikatakan keramat
Ratu Rawan karena menurut pemilik naskah pernah ada
 upaya seseorang untuk memiliki naskah ini
Ni
Ni Gedeng Geusan Hulun dengan membawanya pulang, ternyata
Waru Arisbaya
orang tersebut jadi sakit keras dan baru
(Rt. Gulampok) bisa sembuh lagi setelah naskah tersebut
Ki Ronggo dikembalikan kepada kuncen. Oleh karena
Gede itu, dapat dikatakan bahwa fungsi naskah
Pangeran Sumedang PJ berdasarkan bendanya adalah sebagai
 benda pusaka yang diwariskan turun-
Ni Mas Ukur temurun untuk kuncen Makam Geusan

Ni Mas
Ulun.
 Sebelum menjelaskan mengenai
Ni Mas Marmi fungsi naskah berdasarkan isinya, terlebih
 dahulu akan dijelaskan mengenai peran
Ki Mas Sariyah dan kedudukan naskah PJ. Berdasarkan
 beberapa pemaparan di muka telah
Ki Sukmah dijelaskan bahwa naskah PJ ini naskah
 beraksara Pegon yang di dalamnya
Ni Mawem terdapat kisah-kisah yang mengandung

nilai-nilai keislaman. Hal ini menjadi salah
Ki Mangen
satu ciri bahwa naskah PJ merupakan salah
satu produk budaya pesantren.
d. Fungsi Naskah PJ
Informasi mengenai sejarah yang
Dalam penelitian kali ini, fungsi
naskah yang akan diungkap, yaitu fungsi banyak dimuat dalam teks PJ terutama
adalah kisah dan silsilah raja-raja tatar
naskah berdasarkan bendanya, dan juga
Sunda. Hal ini bisa memberikan gambaran
fungsi naskah berdasarkan isinya. Seperti
kepada kita tentang silsilah dan kejadian-
yang diungkapkan oleh Ekadjati (1998: 9),
fungsi naskah itu dapat dibedakan menjadi kejadian para raja di masa lampau.
Kedudukan raja sebagai kaum mènak
dua macam, yaitu: (1) fungsi naskah
merupakan elite politik yang memegang
berdasarkan bendanya, dan (2) fungsi
birokrasi pemerintahan dan pejabat dengan
naskah berdasarkan isinya.
Naskah PJ yang menjadi objek status serta otoritas tertinggi sekaligus
memiliki hak istimewa, seorang panutan
kajian penelitian ini, sampai saat ini masih
yang harus diperlakukan seperti dewa
difungsikan sebagai benda pusaka yang
(Lubis, 1998: 2-3). Seiring dengan
dipegang oleh kuncen makam Prabu
perkembangan zaman, tulisan berupa
Geusan Ulun di daerah Widasari –
silsilah menjadi bukti tertulis seseorang
Indramayu. Benda ini dikatakan pusaka
dengan keturunannya, dan juga untuk
karena tidak sembarang orang boleh
Naskah Purwaning Jagat… (Salma Widuri) 279

menghargai para leluhur mereka. Oleh merupakan salah satu ciri bahwa naskah
karena itu, naskah PJ memiliki peran ini lahir dari budaya pesantren.
sebagai sumber informasi yang menunjuk- Seperti diceritakan sebelumnya
kan hubungan genealogi. Sementara fungsi bahwa naskah ini banyak menceritakan
dari naskah PJ itu sendiri ditinjau tentang silsilah raja-raja di tatar Sunda,
berdasarkan isi yang terkandung di maka naskah ini dapat menjadi sumber
dalamnya adalah sebagai naskah berisi informasi yang bisa menunjukkan hubung-
sejarah yang dapat memberi informasi an genealogi. Sementara fungsi dari teks
tentang peristiwa leluhur orang Sunda. PJ sendiri adalah sebagai sumber infor-
masi yang dapat memberikan gambaran
D. PENUTUP tentang peristiwa-peristiwa leluhur orang
Naskah PJ merupakan naskah Sunda Sunda.
Lama yang berbentuk prosa, beraksara
Pegon, berbahasa Jawa. Teks PJ yang DAFTAR SUMBER
digarap dalam penelitian ini berjumlah tiga Atja, Drs. Didi Suryadi. 1972.
buah naskah, di mana dua naskah yang lain Transkripsi dan Terjemahan Kitab
berbentuk satu suntingan teks. Adapun Waruga Jagat. Bandung: Lembaga
suntingan teks ini hanya digunakan sebagai Kebudayaan Universitas Padjadjaran.
media pembanding atau saksi manakala
Baried Siti Baroroh et al. 1983.
pada naskah A terjadi kesalahan atau
Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta:
penghilangan. Setelah dilakukan perban- Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas
dingan keduanya menunjukkan adanya (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra
perbedaan pada penempatan susunan Universitas Gadjah Mada.
alinea dan kekeliruan dalam kuantitas
Barthes, Roland. 2012.
redaksi masing-masing naskah.
Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta:
Proses kritik teks difokuskan pada Ircisod.
empat kasus dasar salah tulis yang
meliputi: substitusi, omisi, adisi, dan Darsa, Undang Ahmad. 2000.
transposisi. Hasilnya ditemukan sejumlah Langkah-Langkah Dasar Pendeskrip-
sian Naskah (Materi Seri Kuliah Kritik
114 kasus dengan persentase sebagai
Naskah). Jatinangor: Fakultas Sastra
berikut, substitusi 29%; omisi 36,8%; adisi Universitas Padjadjaran.
12,2%; dan transposisi 22%. Kasus omisi
menjadi kasus yang paling banyak terjadi _____. 2002/2003.
yaitu sebesar 36,8%. Metode Penelitian Filologi. Jatinangor:
Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Secara umum, hasil dari pengkajian
terhadap isi naskah dapat disimpulkan _____ .2002.
bahwa naskah PJ secara garis besar Ancangan Kerja Filologi (makalah).
memiliki 39 episode yang satu sama lain Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas
saling berkesinambungan. Dari ketigapu- Padjadjaran.
luh sembilan episode tersebut di antaranya _____ .2012.
menceritakan tentang penciptaan dunia dan Sewaka Darma Naskah Tradisi Sunda
manusia pertama, silsilah dari Nabi Adam Kuno Abad XV-XVII Masehi. Disertasi
sampai kepada raja-raja di tatar Sunda, dan tidak diterbitkan: Universitas
dikisahkan pula tentang kejadian banjir di Padjadjaran.
zaman Nabi Nuh. ______. 2013.
Melihat dari segi isi teksnya, naskah Materi Dasar Kapita Selekta Filologi.
PJ ini merupakan produk hasil budaya Jatinangor: Fakultas Ilmu Budaya
pesantren. Aksara Pegon dan isi cerita Universitas Padjadjaran.
yang mengandung unsur keagamaan
280 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 267 - 280

Djamaris, Edward. 2002. Robson, S.O. 1994.


Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia.
Manasco. Jakarta: Publikasi bersama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dan
Djajasudarma, T. Fatimah, 2006.
Universitas Leiden Belanda.
Wacana: Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Refika Aditama. Suryani, Elis NS. 2008.
Filologi (Teori, Sejarah, Metode dan
Ekadjati, Edi S. 2005.
Penerapannya). Bandung: Fakultas
Kebudayaan Sunda. Jakarta: Dunia
Sastra Universitas Padjadjaran.
Pustaka Jaya & UNPAD PRESS.
______. 2006.
Ekadjati, Edi S dan Undang A. Darsa. 2002.
Gambaran Kosmologis Masyarakat
Katalog Induk Naskah Nusantara
Sunda Sebagaimana Terungkap dalam
Koleksi Lima Lembaga. Bandung:
Sanghyang Raga Dewata (Naskah
Yayasan Obor Indonesia.
Lontar Abad XVI Masehi). Bandung:
Eriyanto. 2001. Lembaga Penelitian Universitas
Analisis Wacana: Pengantar Analisis Padjadjaran.
Teks Media. Yogyakarta: LKIS.
Syamsuddin A.R., Drs. Ms. 1992.
Ikram, Achdiati. 1997. Studi Wacana Teori Analisis Peng-
Filologia Nusantara. Jakarta: Dunia ajaran. Bandung: Mimbar Pendidikan
Pustaka Jaya. FPBS IKIP Bandung.
Fathurahman, Oman. 2015. Teeuw, A. 2003.
Filologi Indonesia Teori dan Metode. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar
Jakarta: Prenadamedia Group. Teori Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya.
Lubis, Nina Herlina. 1998.
Kehidupan Kaum Menak Priangan Wellek, Renne dan Austin Warren. 1995.
1800-1942. Bandung: Pusat Informasi Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Kebudayaan Sunda.
Yusuf, Drs. Suhendra. 1994.
______. 2009. Teori Terjemah. Bandung: Mandar
Historiografi Tradisional dan Maju.
Permasalahannya. Bandung: Satya
Zoest, Van Aart. 1991.
Historika.
Fiksi dan Non Fiksi dalam Kajian
Mu‟jizah. 2005. Semiotik. Jakarta: Intermasa.
Martabat Tujuh; Edisi Teks dan
Pemaknaan Tanda serta Simbol.
Jakarta: Djambatan.
Munip, Dr. Abdul. 2008.
Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks
Arab. Yogyakarta: Bidang Akademik
UIN Sunan Kalijaga.
Mulyana. 2005.
Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Permadi, Tedi. 2012.
Ringkasan Disertasi Naskah Gulungan
Koleksi Cagar Budaya Candi
Cangkuang Tinjauan Medium Dan
Kandungan Teks. Jatinangor:
Pascasarjana FIB UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai