Anda di halaman 1dari 17

PROJECT WORK

ANALISIS PERMINTAAN KOMODITAS BAHAN POKOK BERAS


DI KOTA PADANG SUMATERA BARAT PERIODE 2017 SAMPAI 2020

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Putri Rahmadani Nasution (7222620001)
2. Cristy Septhia Ivosephyn (7223520003)
3. Risyanda Aulia Putri S (7223520005)
4. Khairul Ardiansyah (7223220013)
5. Yola Frencika Sitorus (7223220023)

Dosen Pengampu : Randeska Manullang, S.E, M.Si


Mata Kuliah : Matematika Ekonomi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Matematika Ekonomi
yang merupakan Project. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Matematika Ekonomi yaitu Bapak Randeska Manullang, S.E, M.Si yang telah
membimbing kami dalam penyelesaian tugas ini sehingga Project ini dapat selesai dengan
tepat waktu.

Tujuan dari penulisan Project ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Matematika Ekonomi. Selain itu, diharapkan dengan adanya tugas ini dapat bermanfaat untuk
kita khususnya sebagai pembelajaran bagi mahasiswa dan juga pembaca di masa yang akan
datang.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penulis meminta maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas ini
dapat menjadi lebih sempurna. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga Project ini
dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 19 November 2022

Penulis

( )

i|Halaman
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................................. 3
A. Teori Permintaan ............................................................................................................... 3
B. Elastisitas Permintaan ........................................................................................................ 4
BAB III ...................................................................................................................................... 6
METODE PENELITIAN........................................................................................................... 6
A. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................................................. 6
B. Metode Pengumpulan Data ............................................................................................... 6
C. Metode Analisis Data ........................................................................................................ 6
BAB IV ...................................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................. 7
A. Gambaran Umum Data Penelitian..................................................................................... 7
B. Fungsi Permintaan Beras di Kota Padang ....................................................................... 10
C. Elastisitas Harga Permintaan Beras di Kota Padang ....................................................... 12
BAB V ..................................................................................................................................... 13
SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 13
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii | H a l a m a n
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beras merupakan komoditas bahan pangan pertanian utama di Kota Padang. Penduduk
Kota Padang mengonsumsi beras sebagai makanan pangan utama. Kota padang merupakan
kota yang sampai saat ini pertaniannya masih ada. Lahan pertanian pangan yang terdapat di
wilayah perkotaan wajib dilindungi sebagai lahan pertanian berkelanjutan. Perlindungan
lahan pertanian melalui Undang-Undang No.41 tahun 2009 dilakukan dengan
mengidentifikasi lahan pertanian yang ada, baik yang beririgrasi teknis maupun tidak
beririgrasi, serta lahan potensial untuk produksi pertanian. Tahun 2017‒2020 luas panen dan
produksi padi mengalami naik turun. Pada tahun 2017 luas panen seluas 17.044 hektar
dengan produksi 84.201 ton. Pada tahun 2018 luas panen menurun seluas 12.047 hektar
dengan produksi 56.267 ton. Pada tahun 2019 luas panen mengalami peningkatan menjadi
seluas 12.542 hektar dengan produksi 62.877 ton. Pada tahun 2020, luas panen menurun
menjadi 10.657 ribu hektar dengan produksi 48.462 ton. Penurunan jumlah produksi dapat
disebabkan oleh banyak faktor, seperti terjadinya bencana alam, gagal panen, hama dan
penyakit.
Permasalahan muncul ketika terjadi kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan
beras. Dalam sejarahnya, Indonesia pernah mengalami swasembada beras, artinya
pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia akan beras terpenuhi karena produksi dalam
negeri. Namun saat ini, Indonesia menjadi negara pengimpor beras. Hal ini terjadi karena
peningkatan jumlah penduduk yang berdampak pada peningkatan kebutuhan akan beras tidak
dibarengi dengan peningkatan produksi beras. Dengan demikian kebutuhan lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan beras yang ada.
Kota Padang sendiri dalam pemenuhan kebutuhan akan beras, beras diambil dari daerah
produksi padi lainnya sehingga kebutuhan masyarakat akan beras terpenuhi. Permasalahan
muncul ketika terjadi kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan beras. Dari uraian di
atas bahwa permintaaan/kebutuhan beras yang tinggi namun tidak didukung oleh pasokan
beras yang mumpuni. Maka dari persoalan diatas mendorong penulis untuk menganalisis
faktor yang menjadi pengaruh permintaan beras di Kota Padang.

1|Halaman
B. Identifikasi Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan beras di kota Padang?
2. Bagaimana persamaan permintaan untuk mengetahui jumlah permintaan beras di kota
Padang?
3. Berapakah elastisitas harga permintaan berdasarkan persamaan permintaan yang telah
ditentukan?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan beras di kota
Padang.
2. Menganalisis persamaan permintaan yang dapat diterapkan untuk penentuan
permintaan di masa yang akan datang.
3. Menganalisis elastisitas harga permintaan berdasarkan persamaan permintaan yang
telah ditentukan.

2|Halaman
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Permintaan
Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas, sedangkan
alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan akan terpenuhi.
Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat mengkonsumsi barang/jasa yang ia
butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan
masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsikan barang dan jasa. Yang dimaksud
dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada suatu waktu, yang
didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli adalah kemampuan konsumen untuk
membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang.
Namun demikian daya beli tersebut juga relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber
ekonomi lainnya.
Selain itu Tati Suhartati dan Joesron Fathurrozi (2002) juga memaparkan pengertian
permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta
pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan jumlah
barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat
harga terdapat sejumlah barang yang diminta. Skedul dan Kurva Permintaan. Menurut Tri
Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006) skedul permintaan adalah suatu cara untuk
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga, yang
ditunjukkan dengan tabulasi angka- angka harga maupun jumlah permintaan.
Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu barang dari
seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau dalam bentuk
persamaan matematik. Kalau sebuah permintaan diungkapkan dalam bentuk grafik tepatnya
disebut kurva permintaan atau garis permintaan, apabila permintaan tersebut bentuknya
dalam grafik merupakan garis lurus. Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam
bentuk persamaan matematik maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan. Katakanlah
permintaan terhadap suatu barang X hanya dipengaruhi oleh harganya. Dengan mengubah-
ubah harga, sementara pendapatan perorangan, selera, harga barang barang lain dianggap
tetap (cateris paribus). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan
(Demand) adalah sebagai berikut:

3|Halaman
1) Perilaku konsumen / selera konsumen. Misalnya jika Saat ini handphone blackberry
sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin
blackberry sudah dianggap kuno.
2) Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap. Misalnya Jika roti
tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarine akan
turun permintaannya.
3) Pendapatan/penghasilan konsumen. Misalnya Orang yang punya gaji dan tunjangan
besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya
rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar
jarang beli.
4) Perkiraan harga di masa depan. Artinya Barang yang harganya diperkirakan akan
naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah
misalnya seperti bbm/bensin.
5) Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen. Misalnya Ketika flu burung dan flu babi
sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa
(ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain
sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

B. Elastisitas Permintaan
Elastisitas adalah suatu konsep yang menggambarkan derajat kepekaan atau respon
terhadap jumlah barang yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat dari perubahan faktor-
faktor yang mempengaruhinya (Mankiw, 2003). Elastisitas permintaan adalah suatu
instrumen atau konsep yang ditetapkan untuk mengukur tingkat kepekaan atau tanggapan
terhadap perubahan kuantitas atau kualitas barang yang dibeli karena penggunaan faktor-
faktor yang mempengaruhinya (Mankiw, 2003).
Jenis-jenis elastisitas permintaan antara lain :
1) Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0). Permintaan inelastis sempurna terjadi bilamana
perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruh nya terhadap jumlah permintaan E = 0,
artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah
permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit. Pada kurva in elastisitas sempurna,
kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P.
2) Permintaan Inelastis (E < 1). Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang
berpengaruh pada perubahan permintaan E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti

4|Halaman
perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh:
permintaan terhadap beras.
3) Permintaan Elastis uniter (E = 1). Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan
permintaan sebanding dengan perubahan harga E = 1, artinya perubahan harga diikuti
oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh: barang-barang elektronik.
4) Permintaan Elastis (E > 1). Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih
besar dari perubahan harga E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan
dalam jumlah yang lebih besar. Contoh: barang mewah.
5) Permintaan Elastis sempurna ( E = ~ ). Permintaan elastis sempurna terjadi jika
perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga.
Kurvanya akan sejajar dengan sumbuh Q atau X. E = ~ artinya bahwa perubahan harga
tidak diakibatkan oleh naik turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.

5|Halaman
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam peneltian ini adalah metode purposive sampling.
Menurut Arikunto (2006), pengertian purposive sampling adalah teknik mengambil sampel
dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya
pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu. Sampel ataupun lokasi dalam penelitian ini
adalah kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

B. Metode Pengumpulan Data


Penelitian menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh melalui instansi atau
lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan penelitian ini, seperti: Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Padang dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini serta
mempelajari, meneliti, dan membaca buku, jurnal, yang berhubungan dengan penelitian juga
termasuk mengkaji penelitian terdahulu.

C. Metode Analisis Data


Untuk mencari fungsi permintaan beras dianalisis dengan rumus fungsi permintaan.
Secara matematis model yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan :
P = Harga (Rp) Q = Permintaan (Unit)
P1 = Harga Diketahui ke-1 (Rp) Q1 = Permintaan Diketahui ke-1
P2 = Harga Diketahui ke-2 (Rp) Q2 = Permintaan Diketahui ke-2
Selanjutnya, untuk mencari elastisitas harga permintaan menggunakan rumus elastisitas
permintaan. Secara matematis, model yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :
Ed = Elastisitas Permintaan P = Harga Awal (Rp)
∆Q = Perubahan Permintaan (Unit) Q = Jumlah Permintaan Awal (Unit)
∆P = Perubahan Harga (Rp)

6|Halaman
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Data Penelitian


Kota Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera sekaligus ibukota dari
provinsi Sumatera Barat. Kota ini adalah pintu gerbang barat Indonesia dari Samudera
Hindia. Secara geografi, Padang dikelilingi perbukitan yang mencapai ketinggian 1.853 mdpl
dengan luas wilayah 693,66 km2 , lebih dari separuhnya berupa hutan lindung. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik, tahun 2017 luas tanah Kota Padang mencapai 69.496 hektar. Luas
tanah yang digunakan untuk perusahaan , industri dan jasa hanya sekitar 0,38 persen, 1,01
persen dan 1,03 persen. Sementara itu tanah yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian seperti
sawah irigasi, sawah non irigasi, ladang/ tegalan, perkebunan rakyat dan kebun campuran
masing-masing sebesar 7,10 persen, 0,04 persen, 1,36 persen, 3,09 persen dan 19,64 persen.
Sementara pada tahun 2020, luas tanah Kota Padang mencapai 69.496 hektar. Luas tanah
yang digunakan untuk perusahaan , industri dan jasa hanya sekitar 0,38 persen, 1,01 persen
dan 1,03 persen. Sementara itu tanah yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian seperti sawah
irigasi, sawah non irigasi, ladang/ tegalan, perkebunan rakyat dan kebun campuran masing-
masing sebesar 7,10 persen, 0,02 persen, 1,36 persen, 3,09 persen dan 19,62 persen. Luas
tanah yang digunakan untuk kebun campuran adalah sebesar 10,43 persen dan untuk kebun
campuran sebesar 19,61 persen. Sedangkan luas tanah terbesar di Kota Padang digunakan
sebagai hutan lebat yaitu sebesar 51,01 persen dari luas tanah keseluruhan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan tabel berikut.

2017 2018 2019 2020


Jenis Penggunaan
Luas Tanah (Ha) Luas Tanah (Ha) Luas Tanah (Ha) Luas Tanah (Ha)
(1) (2) (4) (6) (8)
1 Tanah Perumahan 7.108,93 7.141,63 7.141,63 7.246,18
2 Tanah Perusahaan 261,06 261,06 261,06 262,80
3 Tanah Industri 702,25 702,25 702,25 702,50
4 Tanah Jasa 715,45 715,25 715,25 716,31
5 Sawah Beririgasi Teknis 4.934,00 4.934,00 4.934,00 4.868,90
6 Sawah Non Irigasi 26,24 12,00 12,00 10,70
7 Ladang / Tegalan 942,21 941,95 941,95 926,51
8 Perkebunan Rakyat 2.147,50 2.147,50 2.147,50 2.147,50
9 Kebun Campuran 13.645,60 13.634,74 13.634,74 13.625,50
10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00 1.343,00 1.343,00
11 Peternakan 26,83 27,33 27,33 27,33
12 Kolam Ikan 100,80 100,80 100,80 100,80

7|Halaman
2017 2018 2019 2020
Jenis Penggunaan
Luas Tanah (Ha) Luas Tanah (Ha) Luas Tanah (Ha) Luas Tanah (Ha)
13 Danau Buatan 2,25 2,25 2,25 2,25
14 Tanah Kosong 2,17 2,17 2,17 2,17
15 Tanah Kota 16,00 16,00 16,00 16,00
16 Semak 1.439,52 1.431,62 1.431,62 1.415,10
17 Rawa 120,00 120,00 120,00 120,00
18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 135,00 135,00 135,00 135,00
19 Hutan Lebat 35.448,00 35.448,00 35.448,00 35.448,00
20 Sungai dan Lain-Lain 379,45 379,45 379,45 379,45
Jumlah 69.496,00 69.496,00 69.496,00 69.496,00

Oleh karena, pada pembahasan penelitian ini peneliti membahas permintaan beras
maka yang akan dibahas lebih dalam yaitu mengenai sektor pertanian. Berdasarkan data dari
BPS kota Padang, pada tahun 2016 memproduksi 90.645 Ton Padi dengan luas panen 16.594
Hektar. Sementara di tahun 2021 memproduksi 60.730,33 Ton dengan luas panen 13.055,40
Hektar. Pada tahun 2018, produksi beras di kota Padang mencapai 32.412,03 Ton dan pada
tahun 2020 mencapai 27.916,17 Ton. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh beberapa
faktor seperti berkurangnya lahan untuk sektor pertanian dan sebagainya yang menyebabkan
gagal produksi atau gagal panen.
Adapun konsumsi beras (kg) per kapita pada tahun 2017 di Sumatera Barat atau kota
Padang mencapai 104,92 Kg dan terus menurun hingga tahun 2020 mencapai 100,15 per
kapita. Dilansir dari website Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat, “Turunnya angka
konsumsi beras Sumbar dikarenakan masyarakat sudah mulai beralih dan membiasakan untuk
mengkonsumsi bahan pangan selain beras, seperti buah, sayur, ubi-ubian, dan kacang yang
ketersediaannya lebih banyak”. Untuk lebih jelasnya, penurunan konsumsi tersebut dapat
dilihat melalui tabel berikut yang didapat dari buletin konsumsi pangan kementerian
pertanian.

(kg/kap/tahun) Pertumbuhan
No. PROVINSI Rata-rata
(%)
2017 2018 2019 2020
1 ACEH 104.69 103.04 100.83 100.98 102.39 -1.19
2 SUMATERA UTARA 103.38 103.37 100.19 98.28 101.30 -1.67
3 SUMATERA BARAT 104.92 102.45 100.15 97.86 101.35 -2.30
4 RIAU 92.72 89.31 88.96 87.75 89.69 -1.81
5 JAMBI 93.45 92.11 89.47 90.02 91.26 -1.23
6 SUMATERA SELATAN 94.78 93.24 92.77 91.99 93.19 -0.99
7 BENGKULU 101.26 103.26 101.19 99.50 101.30 -0.57
8 LAMPUNG 91.06 89.56 88.67 88.42 89.43 -0.97
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 90.45 89.16 87.89 85.42 88.23 -1.89
10 KEPULAUAN RIAU 91.72 89.13 86.87 81.35 87.27 -3.90

8|Halaman
(kg/kap/tahun) Pertumbuhan
No. PROVINSI Rata-rata
(%)
2017 2018 2019 2020
11 DKI JAKARTA 94.92 94.84 94.19 93.16 94.28 -0.62
12 JAWA BARAT 100.34 100.00 96.73 97.26 98.58 -1.02
13 JAWA TENGAH 93.36 92.07 88.73 88.48 90.66 -1.76
14 DI YOGYAKARTA 93.36 88.34 83.36 82.22 86.82 -4.13
15 JAWA TIMUR 90.50 89.63 87.85 86.69 88.67 -1.42
16 BANTEN 103.25 101.19 99.20 100.71 101.09 -0.81
17 BALI 122.25 120.44 119.04 116.94 119.67 -1.47
18 NUSA TENGGARA BARAT 118.37 120.02 121.36 119.11 119.72 0.22
19 NUSA TENGGARA TIMUR 114.69 113.31 110.41 113.12 112.88 -0.44
20 KALIMANTAN BARAT 95.70 93.49 93.58 92.20 93.74 -1.23
21 KALIMANTAN TENGAH 90.55 90.81 88.29 88.86 89.63 -0.61
22 KALIMANTAN SELATAN 99.71 97.17 96.08 95.31 97.07 -1.49
23 KALIMANTAN TIMUR 80.41 81.01 82.05 82.10 81.40 0.70
24 KALIMANTAN UTARA 85.80 86.44 86.56 84.10 85.73 -0.65
25 SULAWESI UTARA 107.89 108.71 105.87 106.17 107.16 -0.52
26 SULAWESI TENGAH 116.56 111.32 106.80 107.89 110.64 -2.51
27 SULAWESI SELATAN 106.88 106.80 104.04 102.96 105.17 -1.23
28 SULAWESI TENGGARA 107.35 105.72 103.39 102.29 104.69 -1.60
29 GORONTALO 108.15 107.91 107.96 108.01 108.01 -0.04
30 SULAWESI BARAT 117.33 115.09 115.21 111.89 114.88 -1.56
31 MALUKU 81.93 80.62 83.24 82.03 81.95 0.07
32 MALUKU UTARA 78.87 82.47 80.94 81.69 80.99 1.21
33 PAPUA BARAT 84.85 86.57 86.22 87.05 86.17 0.86
34 PAPUA 64.25 61.04 59.26 61.12 61.42 -1.59

INDONESIA 97.64 96.56 94.47 94.02 95.67 -1.25

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kota ini memiliki jumlah penduduk
sebagai berikut dijelaskan pada tabel.
Total
Kecamatan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
2017 2018 2019 2020
Bungus Teluk Kabung 24.926 25.174 25.415 27.408
Lubuk Kilangan 55.381 56.214 57.032 57.489
Lubuk Begalung 121.265 123.167 125.032 122.593
Padang Selatan 59.748 59.962 60.172 60.996
Padang Timur 79.469 79.610 79.754 77.755
Padang Barat 46.010 46.055 46.101 42.957
Padang Utara 70.794 70.951 71.112 55.171
Nanggalo 61.110 61.559 62.001 58.535
Kuranji 146.709 149.307 151.860 146.111
Pauh 71.965 73.686 75.387 62.228
Koto Tangah 189.791 193.427 197.005 197.797
Padang 927.168 939.112 950.871 909.040

9|Halaman
Jika dikonversikan konsumsi beras (kg) per kapita menjadi jumlah konsumsi beras
dengan mengkalikan konsumsi beras per kapita dengan jumlah penduduk kota Padang
menjadi sebagai berikut.
Konsumsi Beras Jumlah Penduduk Konsumsi Beras
Tahun
(Kg/Kap/Tahun) (Jiwa) (Kg/Tahun)
2017 104,92 463.427 48.622.760,84
2018 102,45 469.737 48.124.555,65
2019 100,15 475.657 47.637.048,55
2020 97,86 456.329 44.656.355,94

Dalam menentukan fungsi permintaan, diperlukan daftar harga dari suatu periode jika
jumlah dari tiap barang berbeda-beda. Akan tetapi, permintaan tidak hanya dipengaruhi oleh
harga barang itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh harga barang sibstitusi, pendapatan
masyarakat, jumlah penduduk. Menurut Mankiw (2003), ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi permintaan konsumen atas suatu barang antara lain harga barang itu sendiri,
harga barang lain, pendapatan konsumen, selera konsumen dan perkiraan di masa yang akan
datang. Akan tetapi, untuk selera dan perkiraan tidak berupa data kuantitatif jadi tidak bisa
ditentukan. Berikut ini adalah harga beras yang merupakan barang yang akan dianalisis
permintaannya.
Harga Konsumsi Beras Beras (Rp/Kg)
Bulan rata-rata
2017 2018 2019 2020
Januari 13000 12964 14153 13569
Februari 13000 12709 14127 13581
Maret 13000 12664 13925 13589
April 12983 12680 13755 13589
Mei 12967 12644 13695 13599
Juni 12967 12644 13669 13605
Juli 12967 12840 13628 13654
Agustus 12967 13090 13701 13654
September 12967 13236 13617 13654
Oktober 12967 13567 13736 13654
November 12951 13855 13739 13654
Desember 12979 14151 13870 13654
Rata-rata 12976 13087 13801 13621

B. Fungsi Permintaan Beras di Kota Padang


Berdasarkan kumpulan data yang telah dipaparkan di awal mengenai gambaran data
penelitian, maka data untuk menganalisis fungsi permintaan adalah sebagai berikut.

10 | H a l a m a n
Konsumsi Beras Harga Eceran Beras
Tahun
(Kg/Tahun) (Rp/Kg)
2017 48.622.760,84 Rp 12.976,00
2018 48.124.555,65 Rp 13.087,00
2019 47.637.048,55 Rp 13.801,00
2020 44.656.355,94 Rp 13.621,00

Untuk mencari fungsi permintaan tahun 2017-2018 menggunakan rumus fungsi


permintaan sebagai berikut :

Selanjutnya, untuk mencari fungsi permintaan tahun 2018-2019 menggunakan rumus


fungsi permintaan sebagai berikut :

11 | H a l a m a n
Selanjutnya, untuk mencari fungsi permintaan tahun 2019-2020 menggunakan rumus
fungsi permintaan sebagai berikut :

C. Elastisitas Harga Permintaan Beras di Kota Padang


Untuk menganalisis elastisitas harga permintaan beras di kota Padang tahun 2017-2020
dengan menggunakan rumus elastisitas permintaan sebagai berikut :
1. Elastisitas Pemintaan Tahun 2017- 3. Elastisitas Permintaan Tahun 2019-
2018 2020

2. Elastisitas Permintaan Tahun 2018-


Elastisitas harga permintaan terhadap
2019
beras kota Padang tahun 2017-2018
adalah -1,198 dan tahun 2018-2019
adalah -0,18 yang berarti termasuk ke
dalam inelastis, seperti halnya
elastisitas permintaan beras atau
pangan pada umumnya. Akan tetapi,
pada tahun 2019-2020 berubah
menjadi elastis.
12 | H a l a m a n
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Konsumsi beras di kota Padang terus menurun setiap tahunnya, hal ini dikarenakan
ketersediaan bahan pangan beras di kota Padang yang semakin menurun. Oleh karena itu,
masyarakat mulai mebiasakan diri untuk memakan makanan lain, seperti ubi-ubian, sayuran,
buah-buahan dan lainnya yang merupakan barang sibstitusi. Berdasarkan fungsi permintaan,
elastisitas harga permintaan beras di kota Padang tahun 2017-2019 menunjukkan inelastis
dan menunjukkan tingkat elastisitas yang sesuai untuk bahan pangan. Akan tetapi, tahun
2019-2020 mengalami elastis, dimana besar kecilnya jumlah barang sangat dipengaruhi oleh
harga. Hal ini dikarenakan semakin sedikitnya ketersediaan bahan pangan di kota Padang
sehingga mengambil produksi beras dari kota ataupun daerah lain.

B. Saran
Pemerintah atau instansi terkait dengan ketahanan pangan harus lebih memperhatikan
ketersediaan bahan pangan di daerah kota Padang sehingga masyarakat akan tetap memilih
beras sebagai bahan pangan terutama bahan kebutuhan pokok.

13 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA

Leovita, A., & Fauzi, D. (2018). Analisis Permintaan Beras di Kota Padang Sumatera Barat:
Pendekatan Ordinary Least Squares.

Badan Pusat Statistik Kota Padang. (2017). Statistik Daerah Kota Padang 2018-2021.
Padang : BPS Kota Padang. Diakses pada 21 November 2022, dari
https://padangkota.bps.go.id/publication.html

Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. Harga Eceran Rata-Rata Bahan Pokok, Semen, dan
Emas di Padang (Rupiah), 2017-2020. Diakses pada 21 November 2022, dari
https://sumbar.bps.go.id/indicator/102/322/1/harga-eceran-rata-rata-bahan-pokok-
semen-dan-emas-di-padang.html

Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2021. Buletin Konsumsi Pangan. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian.

Nur, S. W. (2021). Analisis Permintaan Beras di Sulawesi Selatan. Makassar : Universitas


Muhammadiyah Makassar.

Dinas Pangan Sumatera Barat. (2015). Konsumsi Beras Sumbar Turun 10 Kg Pertahun.
Diakses pada 21 November 2022, dari
https://dinaspangan.sumbarprov.go.id/details/news/336konsumsi-beras-sumbar-turun-
10-kg-pertahun

Ide.Wikipedia. Kota Padang. Diakses pada 21 November 2022, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang

Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. Luas Panen dan Produksi Padi Provinsi Sumatera
Barat, 2017-2019. Sumatera Barat : BPS Sumatera Barat. Diakses pada 21 November
2022, dari https://sumbar.bps.go.id/publikasi.html

Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. Ringkasan Eksekutif Luas Panen dan Produksi Padi di
Provinsi Sumatera Barat 2021. Sumatera Barat : BPS Sumatera Barat. Diakses pada 21
November 2022, dari https://sumbar.bps.go.id/publikasi.html

14 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai