Anda di halaman 1dari 7

STUDI PENATAAN RUANG LUAR

( Studi Kasus : Jalur Pedestrian (Dago) – Kota Bandung )

Tuntun Rahayu
Abstrak
Jalur Pedestrian di Jalan Ir H Juanda (Dago) Kota bandung, Merupakan salah satu kawasan yang
berada di pusat Kota Bandung yang awalnya hanyalah pedestrian biasa yang sekarang telah menjadi
landmark bagi Kota Bandung, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti plaza, tanaman, pohon,
dan serta sarana pendukung seperti tempat duduk, tempat parkir sepeda dan lain sebagainya. Seminar
ini bertujuan untuk meninjau jalur pedestrian di Jalan Ir H Juanda Kota Bandung sesuai dengan konsep
dan teori-teori yang memnuhi nilai teknis, tata letak, keindahan serta fungsional.

Kata Kunci : Sirkulasi, Pedestrian, Fasilitas

1. PENDAHULUAN Revitalisasi jalur pedestrian di Jalan Ir


H Juanda (Dago) Kota Bandung yang
Kota Bandung merupakan kota
terletak di Kecamatan Coblong ini
metropolitan terbesar di Provinsi Jawa
menjadi ikon Kota Bandung, karena dari
Barat, sekaligus menjadi ibu kota
sekian banyak pedestrian di Kota
provinsi tersebut, dan merupakan kota
Bandung Jalur Pedestrian di Jalan Ir H
terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian
Juanda ini paling ramai dikunjungi
selatan. Mengingat jumlah penduduk di
masyarakat sekitar maupun pengunjung
kota bandung meningkat hingga 300
dari luar, karena di Jalur Pedestrian ini
ribu orang dalam kurun lima tahun
telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
terakhir. Sumber ( www.kbr.id).
yang mumpuni seperti bangku untuk
Penyediaan prasarana dan sarana
istirahat dengan model atau jenis tempat
jaringan pejalan kaki/pedestrian
duduk yang berbeda, jembatan
merupakan salah satu hal yang sangat
penyebrangan orang, lampu taman,
penting bagi masyarakat mengingat
tempat parkir sepeda, dan yang terakhir
populasi jumlah penduduk di kota
di ujung pedestrian terdapat plaza
bandung sangat pesat menyebabkan
dengan fasilitas tempat duduk serta ada
beban yang besar dalam memenuhi akan
air mancur.
kebutuhan lahan, yang berakibat
kesemrawutan penataan ruang luar yang
2. TINJAUAN TEORI
tidak teratur dan alih fungsi, sehingga
berpengaruh secara tidak langsung ke Ruang mempunyai arti penting bagi
peningkatan iklim, pencemaran udara, kehidupan manusia. Ruang tidak dapat
banjir, populasi, kesemrawutan tata dipisahkan dari kehidupan manusia baik
kota, serta dampak negative lainnya. secara psikologis, emosional maupun
Melihat dari latar belakang di atas, dimensional.
salah satu untuk mengatasi masalah
Menurut (Ashihara,1974). Ruang,
tersebut adalah dengan memperhatikan
pada dasarnya terjadi oleh adanya
adalah dengan memperhatikan penataan
hubungan antara sebuah obyek dan
ruang kota dan yang sekarang dilakukan
manusia yang melihatnya. Hubungan itu
oleh pemerintah Kota Bandung, dengan
mula-mula ditentukan oleh penglihatan,
cara merevitalisasi jalur pedestrian.
tetapi bila ditinjau dari pengertian ruang

12 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019


secara arsitektur, maka hubungan 3. Ruang terbuka untuk kesehatan, ke
tersebut dapat dipengaruhi oleh sejahteraan dan kenyamanan, yaitu
penciuman, pendengaran dan perabaan. antara lain:
Sering terjadi bahwa ruang yang sama  Untuk melindungi kualitas air
mempunyai kesan atau suasana yang tanah
berbeda karena dipengaruhi oleh adanya  Pengaturan, pembuangan air,
hujan, angin, atau terik matahari. sampah dan lain-lain
 Memperbaiki dan
Ruang terbuka pada dasarnya
mempertahankan kualitas udara
merupakan suatu tempat atau area yang
 Rekreasi, taman lingkungan,
dapat menampung aktivitas tertentu
taman kota dan seterusnya
manusia, baik secara individu atau
B. Ruang Terbuka ditinjau dari
secara kelompok. Bentuk Ruang
Bentuknya
Terbuka bisa memanjang berbentuk
jalur dan atau area mengelompok. 1. Berbentuk memanjang
2. Berbentuk mencuat
Contoh Ruang Terbuka adalah : Jalan,
C. Ruang Terbuka ditinjau dari
Pedestrian, taman atau plaza, dan
Kegiatannya
lapangan. Menurut Imanuel Kant
1. Ruang terbuka aktif
(1991), berpendapat bahwa ruang
2. Ruang terbuka pasif
bukanlah sesuatu yang obyektif atau
D. Ruang Terbuka ditinjau dari
nyata, tetapi merupakan sesuatu yang
Sifatnya
subyektif sebagai hasil pikiran dan
1. Ruang terbuka lingkungan
perasaan manusia.
2. Ruang terbuka bangunan
Elemen-elemen untuk jalur pedestrian
E. Jalur Pedestrian
dapat di bagi menjadi 2 (dua) golongan
yaitu Pedestrian dapat diartikan sebagai
a. Hard material. (Element keras) pergerakan atau sirkulasi perpindahan
seperti perkerasan pada jalur pedestrian manusia/ pengguna dari satu tempat asal
dan sebagainya. (origin) menuju ke tempat yang
b. Soft material, (Elemen Lunak) ditujunya (destination) dengan berjalan
seperti Tanaman dan Air kaki.
A. Ruang Terbuka dalam Lingkungan Menurut Iswanto (2006), suatu ruas
Hidup jalan perlu dilengkapi dengan adanya
jalur pedestrian apabila disepanjang
Menurut Ian C. Laurit, ruang-ruang
jalan terdapat penggunaan lahan yang
terbuka dalam lingkungan hidup, yaitu
memiliki potensi menimbulkan pejalan
lingkungan alam dan manusia yang
kaki.
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Ruang terbuka sebagai Sumber: pr F. Faktor – faktor kenyaman di
oduksi, antara lain berupa hutan, Pedestrian
perkebunan pertanian, produksi mineral, 1. Bentuk
peternakan, perairan, perikanan dan 2. Keindahan
sebagainya. 3. Kebersihan
2. Ruang terbuka sebagai perlindunga G. Sirkulasi Manusia
n terhadap kekayaan alam dan manusia 1. Lebar Pedestrian
misalnya cagar alam berupa hutan, 2. Fasilitas penyebrangan (jembatan
kehidupan laut/air, daerah budaya dan penyebrangan atau zebra cross)
bersejarah.

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019 13


3. Tanda atau sign (rambu-rambu b. Meningkatkan mutu lingkungan
yang meberikan suatu tanda) hidup perkotaan dan sebagai sarana
pengamanan lingkungan.
3. METODE PENELITIAN
4. Faktor – Faktor yang harus
Metodologi ini dilakuan
diperhatikan Dalam Pengolahan Ruang
menggunakan metodologi kualitatif
Luar
Teknik Pengumpulan data
a. Fisik (dasar eksistensi lingkungan)
menggunakan Teknik pengumpulan
bentuk dasarnya bisa memanjang
data primer dan sekunder.
seperti pedestrian, bentuk bulat atau
1. Teknik Pengumpulan Data Primer kotak dan persegi panjang seperti taman
kota, atau bentuk-bentuk geografis lain
Penelitian ini dilakukan melalui sesuai geo-topografinya.
tahapan inventarisasi, analisis, dan b. Sosial, jalur pedestrian merupakan
penilaian berdasarkan standar mengenai suatu ruang untuk manusia dapat
tahapan yang dilakukan sebagai berikut: bersosialisasi dan berolah raga.
a. Persiapan berupa perumusan c. Budaya, ruang untuk
masalah, penentuan tujuan, pemilihan mengekspresikan seni budaya
lokasi penelitian dan pengurusan masayarakat kebutuhan akan
perizinan pada pihak-pihak penelitian terlayaninya hak-hak manusia
terkait (penduduk) untuk mendapatkan
b. Inventarisasi atau pengumpulan lingkungan yang aman dan nyaman.
data dengan metode survei dan
pengamatan 4. HASIL PENELITIAN DAN
ANALISA
2. Teknik Pengumpulan Data A. Terbentuknya Jalur Pedestrian di
Sekunder Jalan Ir H Juanda (Dago) Kota
Bandung.
Penelitian ini dilakukan dengan cara 1. Sejarah
wawancara langsung pada tapak Jalan Ir H Juanda (Dago) Kota
(Pedestrian Jalan Ir H Djuanda Dago bandung dari dulu sudah terkenal, jalan
Kota Bandung) Data yang dikumpulkan ini di bangun pada tahun 1915 dan
meliputi data aspek penilaian taman diberi nama Dagostraat yang dirubah
aspek fisik, aspek biofisik, dan aspek pada tahun 1970 menjadi Jl. Ir. H.
sosial budaya. Data didapatkan melalui Juanda
pengamatan lapangan, wawancara, dan 2. Letak
studi pustaka. Proses wawancara ini Jalur Pedestrian di Jalan Ir H Juanda
melalui metode in-depth interview ini masuk di dua kecamatan yakni
kepada 2 orang narasumber, yaitu Kecamatan Coblong dan Kecamatan
masyarakat dan pengunjung. Bandung Wetan.
B. Analisa Penataan Ruang Luar di
3. Tujuan Terbentuknya Ruang Luar
Jalur Pedestrian Jalan Ir H Juanda Dago
a. Menciptakan keserasian
lingkungan alam dan lingkungan binaan
1. Analisa Sirkulasi
yang berguna bagi kepentingan
Dalam merencanakan sebuah penataan
masyarakat setempat.
ruang luar, sirkulasi harus sangat di
perhatikan sebagai faktor kenyamanan,
kenyamanan dapat berkurang akibat

14 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019


berkurangnya sirkulasi yang kurang
baik. Misalnya tidak adanya pembagian Tinggi Pedestian
ruang, yaitu pemisah antara ruang untuk Bervariasi antara
10 – 15 cm dari
sirkulasi dan ruang untuk beristirahat.
permukaan jalan
Pada analisa di jalur pedestrian Jalan
Ir H Juanda ini, hal tersebut belum
Gambar 3. Tinggi Pedestrian
terealisasi karena lebar jalur sirkulasi
pada pedestrian ini kurang lebar
4. Analisa Hard Material
mengingat jumlah masyarakat dan
Pada Sepanjang jalur Pedestrian di
pengunjung pada hari libur sangat
Jalan Ir H Juanda Dago terdapat
banyak.
beberapa elemen keras (Hardscape)
yang dipergunakan antar lain yaitu :
Batas Jalur
Sirkulasi dan a. Beton Pracetak (Kanstin)
tempat
istirahat
Gambar 1 Batas Jalur Sirkulasi Beton Pracetak
(Kanstin)
2. Analisa Bentuk
Jalur Pedestrian di Jalan Ir H Juanda
ini memiliki bentuk penggabungan kota
dan persegi panjang, sedangkan bentuk b. Batu belah
yang stengah lingkaran tidak ada sama
sekali. Baiknya suatu jalur pedestrian
itu memiliki bentuk (tektur) yang tidak Batu belah
terkesan kaku agar pengunjung merasa
tidak bosan saat menikmati jalur
pedestrian tersebut.
c. Besi

Gambar 2. Contoh Jalur Pedestrian


3. Analisa Fisik
Untuk Lebar jalur Pedestrian di Jalan
Ir H Juanda ini memiliki lebar 3,5 meter
dan tinggi pedestrian bervariasi antara
10 cm – 15 cm sedangkan idealnya
tinggi jalur pedestrian itu 30 cm dari
permukaan jalan

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019 15


Air mancur

Gambar 5. Soft Material

6. Analisa Drainase dan Sarana


penunjang (Fasilitas)
Besi Untuk Saluran Drainase di pasang
dibawah permukaan jalan dan
Gambar 4. Hard Material pedestrian, untuk pembuangan air hujan
dari jalan maupun dari pedestrian
5. Analisa Soft material disiapkan pipa PVC 6 in dengan jarak
Disamping penggunaan Hard material, per 6 meter.
di area sepanjang jalur pedestrian di
jalan Ir H Juanda Dago terdapat juga
elemen lembut (softscape) berupa
tanaman, pohon dan air.
Secara kasar di iklim tropis, dikenal 2
(dua) macam tanaman hijau dari massa
Drainase
daunnya.
Gambar 6. Drainase
a. Tanaman yang menggugurkan fasilitas penunjang di jalur Pedestrian
daun di Jalan Ir H Juanda Dago terdiri dari :

1. Kursi dan meja untuk beristihat


Pohon angsana

b. Tanaman yang hijau sepanjang


tahun
c.
d. Tanaman Kecil (Bunga Campur)

Tanaman bunga
campur

e. Air Mancur
Gambar 7. Kursi dan Meja
Selain untuk menambah estetika di
jalur pedestrian di jalan Ir H Juanda
kursi dan meja di pasang dengan jarak

16 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019


25 meter dengan model yang berbeda-
beda seperti pada gambar diatas

2. Jembatan penyebrangan

Jembatan
Penyembrangan

Gambar 8. Jembatan Penyebrangan

Jembatan Penyebrangan di pasang di


depan rumah sakit borromeus,
fungsinya untuk melayani orang yang
lalulalang ke rumah sakit agar tidak
menyebrang sembarangan

3. Tempat Parkir Sepeda dan Lampu


Penerangan
Gambar 10. Plaza
Plaza di ujung pedestrian ini di desain
unik berbentuk lingkaran dengan kontur
yang naik turun serta dengan motif
bunga agar pengunjung yang datang dan
berolah raga di sepanjang pedestrian
tersebut tidak mearsa bosan

5. KESIMPULAN

Dari uraian yang telah disampaikan


Gambar 9. Parkir Sepeda dan Lampu
seluruhnya maka pada bab kesimpulan
Penerangan
ini, penulis mendapatkan beberapa point
Di pedestrian ini terdapat parkir
penting pada penulisan penelitian ini,
sepeda yang di pasang di area dekat
hal tersebut dantaranya adalah :
plaza, fungsinya agar masyarakat yang
1. Penataan ruang luar pada dasarnya
membawa sepeda dan ingin berolah
merupakan pemanfaatan ruang hidup
raga tanpa menggunakan sepeda.
yang ada pada site, untuk dioleh
Lampu penerangan yang di pasang di
sedemikian rupa.
sepanjang jalur pedestrian ini berbentuk
2. Dalam penataan ruang tersebut,
klasik karena menyesuaikan bangunan
harus dipertimbangkan segala faktor,
di lingkungan area sekitar pedestrian
baik fisik maupun non fisik.
yang kebanyakan bangunan-bangunan
3. Dalam pengolahannya, dibutuhkan
pada jaman belanda.
beberapa elemen-element pendukung
yang difungsikan sebagai penambah
4. Plaza di ujung Pedestrian
kesempurnaan.

Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019 17


DAFTAR PUSTAKA

Macmillan. 1996 ruang“ (space)


sangatlah luas dan beragam

Ashihara,1974). Ruang, pada dasarnya


terjadi oleh adanya hubungan antara
sebuah obyek dan manusia.

Fungsi tata ruang luar dalam lingkungan


hidup. 1999 Bandung

Jurnal Lingkungan binaan Indonesia,


erlangga, 2001

18 Jurnal ilmiah ARJOUNA, Vol. 3, No.2 April 2019

Anda mungkin juga menyukai