Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah Komponen
dan Evolusi Manajemen Strategik. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada Dr. Endang Sulistiyani, S.E., M.M. selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Manajemen Strategik.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu kami juga memohonkan maaf jika masih terdapat banyak
kesalahan dalam penyusunan Makalah Komponen dan Evolusi Manajemen
Strategik ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................5
BAB II................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Determinan Tujuan Perusahaan...................................................................6
2.2 Pengertian dan Komponen Manajemen Strategik..........................................8
2.3 Perkembangan Manajemen Strategik.........................................................10
2.4 Intensitas Manajemen Strategik................................................................14
2.5 Manfaat Manajemen Strategik..................................................................16
2.6 Contoh Penerapan Manajemen Strategik....................................................16
2.6.1 Strategi segmentasi pada produk smartphone......................................16
2.6.2 Manajemen Strategi PT Tiga Pilar Sentosa, Tbk..................................17
BAB III................................................................................................................ 18
PENUTUP........................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan............................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
3.1.1 Mengetahui bagaimana determinan tujuan perusahaan
3.1.2 Mengetahui pengertian dan komponen manajemen strategik
3.1.3 Mengetahui perkembangan manajemen strategik
3.1.4 Mengetahui intensitas manajemen strategik
3.1.5 Mengetahui manfaat manajemen strategik
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pengembangan, sistem informasi manajemen; dan budaya perusahaan
(corporate culture). Dari penguasaan faktor internal perusahaan dapat
mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang
dimiliki. Dengan kata lain, perusahaan akan mampu mencapai tujuan yang
telah ditetapkan ketika kekuatan perusahaan melebihi kelemahan yang
dimiliki. Oleh karena itu perusahaan tersebut mampu mengeksploitasi
peluang bisnis yang ada dan mengeliminir ancaman bisnis yang mengitarinya.
Dari sinilah bermula apa yang sering dikenal orang sebagai analisis TOWS
(threats, opportunities, weaknesses, strengths) yang amat populer itu. Dengan
demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa tercapai tidaknya tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan adalah fungsi dari lingkungan makro,
lingkungan industri, manajemen fungsional dan budaya (karakter)
perusahaan. Karakter ini merupakan wujud akhir dari keberhasilan
perusahaan mengimplementasikan visinya. Secara skematis tujuan perusahaan
dan determinannya dapat dilihat pada gambar berikut ini
7
2.2 Pengertian dan Komponen Manajemen Strategik
8
Berdasar keunggulannya, perusahaan menawarkan nilai produk, yang
tidak mudah ditemukan pada produk pengganti. Perusahaan terus berusaha
melakukan adaptasi dengan perubahan yang selalu terjadi dalam lingkungan
bisnis melalui prinsip adaptasi atau mati (adapt or die), dan jika mungkin
perusahaan dalam batas kemampuannya melakukan rekayasa pada
lingkungan bisnisnya. Manajemen harus membangun kinerja perusahaan dan
menetapkan strategi yang harus diimplementasikan berdasarkan visi dan misi
perusahaan - ideologi, nilai, ajaran, dan rancang bangun masa depan
perusahaan.
9
puncak lah yang sepenuhnya bertanggung jawab pada berhasil tidaknya
implementasi manajemen strategik.
10
menghadapi adanya diskontinuitas. Perhatian manajemen tidak hanya terfokus
pada manajemen keuangan, tetapi nampaknya harus lebih diarahkan pada
manajemen pemasaran, khususnya dalam perumusan dan eksekusi strategi
bersaing.
Dengan penyederhanaan yang agak berlebihan, sejarah perkembangan
manajemen strategik - dengan menggunakan tolok ukur waktu di negara maju
dapat dikelompokkan dalam empat tahapan berikut ini:
2.3.1 Anggaran dan pengawasan keuangan,
2.3.2 Perencanaan jangka panjang,
2.3.3 Perencanaan strategik perusahaan,
2.3.4 Manajemen strategik (Gluck, Kaufman, dan Walleck, 1980 dikutip
dari Rue dan Holland, 1989).
11
Jika dikaitkan dengan pendekatan yang sering digunakan dalam
mempelajari manajemen pemasaran, jenis perencanaan ini muncul ketika
perhatian manajemen lebih ditujukan pada usaha untuk memproduksi barang
dalam jumlah yang sebanyak mungkin dan dengan harga yang serendah-
rendahnya. Inilah yang disebut dengan era produksi massal. Perhatian
manajemen lebih ditujukan pada terbentuknya mekanisme produksi yang
efisien. Ketika itu kebutuhan konsumen cenderung masih sederhana dan
cenderung seragam, Posisi tawar menawar konsumen amat rendah, pesaing
belum banyak, negara memberikan perlindungan bagi perkembangan
perusahaan, intervensi politik amat terjaga. Semangat yang dianut manajemen
pada tahapan ini adalah pengendalian manajemen. Target yang hendak
dijadikan ukuran penilaian kinerja adalah memenuhi anggaran yang telah
ditetapkan. Perusahaan memiliki mentalitas produksi.
Model yang ada pada tahapan kedua yaitu perencanaan jangka panjang
(long-range planning). Di tahap ini perusahaan sudah mulai menerapkan
untuk jangka waktu panjang, biasanya mencakup lima tahunan. Secara teknis,
dimulai dengan melakukan peramalan penjualan untuk beberapa tahun ke
depan dan kemudian menerjemahkan hasil ramalan tersebut lebih jauh ke
dalam bidang produksi, sumber daya manusia, keuangan, dan pemasaran.
Anggapan linieritas juga masih berlaku dan teknik ekstrapolasi belum dikenal.
Di tahap ini penganggaran modal (capital budgeting) dengan teknik analisis
periode pengembalian investasi (payback period) dan metode aliran kas
diskonto (discounted cash flow method) mulai digunakan. Model kedua ini
mulai dikenal setelah Perang Dunia II berakhir, atau sekitar dasawarsa lima
puluhan ketika ekonomi dunia sedang tumbuh.
Model ketiga muncul berbagai konsep dan teknik analisa baru karena
lingkungan bisnis yang mengitarinya telah banyak berubah, khususnya sejak
pertengahan dasawarsa enam puluhan. Ekonomi tumbuh tidak sepesat masa
sebelumnya oleh karena itu tingkat persaingan antarperusahaan semakin
tajam. Analisis lingkungan bisnis mulai diperhatikan dan banyak dicurahkan
12
pada soal pemasaran, khususnya dalam pemenuhan kepuasan konsumen.
Posisi tawar menawar konsumen meningkat. Dalam melakukan perencanaan
perusahaan, manajemen mulai mengenal apa yang disebut dengan pendekatan
portofolio. Usaha untuk menyusun perencanaan perusahaan harus didasarkan
pada kemandirian unit usaha strategis. Analisis matriks yang dikembangkan
oleh Boston Consulting Group, McKinsey, dan Arthur D. Little digunakan
untuk mengetahui posisi pasar perusahaan dengan menggabungkan analisa
lingkungan bisnis dan profil perusahaan. Terdapat revisi untuk tidak terlalu
berlebihan memberikan perhatian pada kemandirian SBU. Kekhawatiran akan
berkurangnya sifat perencanaan yang komprehensif mulai muncul.
Kepentingan perusahaan mungkin secara menyeluruh berbeda bahkan dapat
bertentangan dengan salah satu kepentingan SBU. Untuk itu, perencanaan
perusahaan seyogianya disusun dari dua arah secara bersamaan antara prinsip
perencanaan dari bawah (bottom up planning) dan perencanaan dari atas (top
down planning).
13
perusahaan baru akan terjadi jika perencanaan diikuti oleh eksekusi dan
pengendalian yang konsisten. Fungsi manajemen tersebut yang lebih
menentukan keberhasilan perusahaan. Jadi, manajemen strategik adalah
perkembangan lebih jauh dari model-model yang sudah ada, muali dari
konsep, teknik dan alat analisa tetap digunakan tanpa ada pengurangan yang
berarti, hanya ada beberapa penambahan dengan lebih mengintegrasikan
dengan keseluruhan fungsi pokok manajemen, termasuk unsur seni
manajerial.
Berikut tabel perbedaan manajemen strategik dahulu dan sekarang:
14
cukup dana dan tenaga ahli dan belum merasa perlu membuatnya secara
lengkap dan terpadu.
15
2.5 Manfaat Manajemen Strategik
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka
kerja (framework) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam
organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak
untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik. Pemecahan masalah
dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang
dibangun dari suatu analisis yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu
hasil yang menguntungkan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh organisasi
jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
16
2.5.1 Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2.5.2 Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang
terjadi.
2.5.3 Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.
2.5.4 Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam
lingkungan yang semakin beresiko.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dari sebuah perusahaan yaitu memperoleh laba, meningkatkan
harga saham, meninggikan volume penjualan, dan mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, diperlukan
manajemen strategik yang merupakan usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang yang ada. Sejarah perkembangan manajemen strategik
yaitu meliputi Anggaran dan pengawasan keuangan, Perencanaan jangka
panjang, Perencanaan strategik perusahaan, dan Manajemen strategik.
3.2 Saran
Seorang manajer sudah seharusnya berpikir secara strategik agar dapat
mencapai tujuan yang telah menjadi visi dari perusahaan karena dapat
memberikan arah jangka panjang. Kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan mengenai manajemen strategik. Kami menyadari
18
bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Maka dari itu
kritik dan saran sangat terbuka untuk kami terima.
19
DAFTAR PUSTAKA
Cassy. (2022). “Apa Itu Manajemen Strategi dan Contohnya, Tujuan Untuk
Bisnis”. Diakses pada 17 Maret 2023 dari
https://entrepreneurcamp.id/apa-itu-manajemen-strategi/#:~:text=Salah
%20satu%20contoh%20manajemen%20strategi,akan%20lebih
%20jelas%20dan%20komprehensif.
Palupi, Dian. (2019). “Penerapan Manajemen Strategik Bagi Organisasi”.
Diakses pada 17 Maret 2023 dari https://duta.co/penerapan-
manajemen-strategik-bagi-organisasi.
Suwarsono. “Komponen, Mazhab, dan Evolusi Manajemen Strategik”. Diakses
pada 14 Maret 2023 dari http://repository.ut.ac.id/4824/1/EKMA4414-
M1.pdf.
Widanti, Annisa Linggar. Strategic Management. Diakses pada 14 Maret 2023
dari
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/oikos/article/download/6181/
pdf.
20