JAWABAN:
1. A. Teori empiris
Teori empiris atau yang biasa dikenal dengan teori belajar menunjukkan bahwa
ketika bayi dilahirkan, mereka dikelilingi oleh bahasa. Kita berbicara dengannya
setiap waktu walaupun kita tahu kalau mereka tidak dapat mengerti dan merespon
apa yang kita sedang bicarakan. Pada tahap awal, bayi akan mengikuti suara yang
sering mereka dengar, kemudian mereka belajar untuk menangkap makna kata dan
meniru peraturan tata bahasa berdasarkan apa yang mereka dengar.
B. Teori Nativisme
Manusia terlahir dengan perangkat akuisisi bahasa atau Language Acquisition
Device (LAD)
Teori Nativisme mengatakan bahwa manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk
memahami bahasa. Kemampuan ini dipercaya ada dalam gen manusia yang tidak
dapat diajarkan atau diperoleh dengan belajar saja.
Menurut Chomsky, manusia memiliki kemampuan bawaan untuk memahami tata
bahasa (grammar) dan membuat kalimat yang kompleks.
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-teori-nativisme-beserta-
kelebihan-dan-kekurangannya-205QCdqe4JZ
C. Teori Interaksi
Teori ini menjelaskan interaksi antara perkembangan bahasa, perkembangan
kognitif, dan kemampuan berfikir secara umum. Menurut Piaget, perkembangan
kognitif adalah sebuah proses genetic yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan system syaraf. Dengan semakin bertambahnya umur seseorang,
semakin kompleks susunan sel syarafnya dan semakin meningkat pula
kemampuannya.
2. Elis (Maharani dan Astuti, 2018) berpendapat bahwa pembelajaran bahasa kedua akan
lebih mudah jika seseorang telah menguasai bahasa pertamanya dengan baik karena
kemampuan bahasa pertama dapat berguna dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
4. Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika seseorang berada dalam interakasi
yang penting baginya dengan ditandai oleh perilaku yang mencerminkan
(mengekspresikan) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang sedang berada
dalam suatu kondisi atau interaksi.
Faktor – factor yang mempengaruhi perkembangan emosi adalah
a. Faktor Kematangan
Perilaku emosional yang matang dapat terjadi jika perkembangan kelenjar endokrin
sudah matang (sebagai penunjang reaksi fisiologis terhadap stress)
b. Faktor belajar dari lingkungan sekitar melalui:
- Trial and error (coba-coba)
- Meniru (menirukan lingkungan sekitar yang diamati)
- Mengidentifikasi (menirukan perilaku lingkungan sekitar yang lebih
mempunyai ikatan)
- Mengkondisikan (mengkondisikan diri untuk mengekspresikan emosi), dan
- Berlatih (berlatih mengelola emosi dengan bimbingan orang dewasa)