Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Print (1993), bahwa peranan psikologi
dalam kurikulum terus berkembang dan signifikan. Karena, psikologi sendiri memberikan
gambaran terkait keterangan, deskripsi, investigasi dan prediksi tingkah laku manusia. Selain
itu, menurut pernyataan Berliner (1993), psikologi telah memberikan pandangan yang
berdasar pada temuan ilmiah tentang belajar saling berkaitan dan pengetahuan bagaimana
berfikir.
Dalam proses pengembangan kurikulum, satu hal yang perlu diperhatikan adalah
perkembangan peserta didik. Hal ini dinilai penting karena memiliki tiga alasan tersendiri,
yaitu setiap peserta didik memiliki perkembangan dan tahapan tertentu, yang kedua peserta
didik yang sedang berkembang merupakan posisi yang pas untuk menentukan keberhasilan
dalam hidup mereka, dan yang ketiga pemahaman dalam perkembangan anak akan
memudahkan dalam melaksanakan tugas pendidikan.
Berikut merupakan beberapa teori belajar yang nantinya akan menginterpretasikan kondisi
pembelajaran setiap peserta didik :
a. Teori Behaviorisme
Teori ini merupakan teori yang mengfokuskan kajian pada respons dan juga stimulus
dari objek yang akan diteliti, yaitu peserta didik.
b. Teori Gestalt
Teori ini merupakan teori yang berpendapat jika keseluruhan jauh lebih bermakna
daripada bagian – bagian.
c. Teori Perkembangan Kognitif
Untuk bisa memahami pemahaman dari setiap peserta didik di lingkup kognitif, salah
satu yang digunakan merupakan teori kognitif Piaget. Karena menurutnya,
perkembangan dari setiap peserta didik berlangsung pada tahap – tahap berikut :
1. Sensomotor (0 – 2 Tahun)
2. Praoperasional (2 – 7 Tahun)
3. Operasional Konkret (7 – 11 Tahun)
4. Operasional Formal (11 – 14 Tahun)