A. Hasil Penelitian
Konsentrasi Absorbansi
26
Kurva Standar Absorbansi
1
0.9 f(x) = 0.939833333333333 x + 0.0833055555555555
0.8 R² = 0.99908844598982
0.7
0.6
Absorbansi
absorbansi
0.5
0.4 Linear (absorbansi)
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Konsentrasi Vitamin C
Kurva standar pada tabel dan grafik diperoleh hasil absobansi dari konsentrasi
0,1 ppm sebesar 0,172, konsentrasi 0,2 ppm sebesar 0,262, konsentrasi 0,3 ppm
sebesar 0,377, konsentrasi 0,4 ppm sebesar 0,460, konsentrasi 0,5 ppm sebesar
0,561, konsentrasi 0,6 ppm sebesar 0,646, konsentrasi 0,7 ppm sebesar 0,74,
konsentrasi 0,8 ppm sebesar 0,825, dan konsentrasi 0,9 ppm sebesar 0,927. Dapat
dilihat dari hasil standar absobansi dan kurva standar absorbansi menunjukan
bahwa semakin tinggi konsentrasi pada standar maka semakin besar hasil
absorbansinya.
27
Kemudian dilakukan pengujian sampel dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Sampel Absorbansi
Pengukuran ke-
1 2 3 Rata-rata
(mg/kg) (mg/100g)
hijau
kuning
merah
28
B. Pembahasan
Visible. Analisis kadar vitamin C pada cabai paprika yang terdapat di perkebunan
Cikajang Garut di ambil 3 sampel yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Kurva
yang didapat dari absorbansi dan konsentrasi larutan standar menghasilkan garis
Hal ini menunjukan sampel pada cabai paprika positif mengandung vitamin C,
kadar vitamin C pada sampel cabai paprika hijau sebesar 11,967 mg/100 g, cabai
paprika kuning sebesar 19,155 mg/100 g, dan cabai paprika merah sebesar 29,961
mg/100 g.
Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini pembuatan larutan induk
100 ppm lalu, dibuat larutan induk vitamin C dengan konsentrasi 10 ppm dengan
cara memipet 10 mL larutan induk vitamin C 100 ppm dilarutkan dengan akuadest
Cara pembuatan kurva kalibrasi yaitu dengan memipet larutan induk vitamin
C konsentrasi 10 ppm sebanyak 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL, 6 mL, 7 mL, 8
29
mL, 9 mL masukan kedalam labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan 1 mL
100 mL dengan konsentrasi 0,1 ppm, 0,2 ppm, 0,3 ppm, 0,4 ppm, 0,5 ppm, 0,6
ppm, 0,7 ppm, 0,8 ppm, 0,9 ppm. Setelah pembuatan kurva kalibrasi dilakukan
absorbansi yang sesuai dengan nilai absorbansi standar. Hasil pengenceran diukur
vitamin C sebagai satuan ppm (mg/kg) dan dikonversikan ke satuan mg/100 g dan
masukan hasil pembacaan absorbansi sampel dalam kurva kalibrasi. Nilai kadar
terkandung dalam cabai paprika hijau sebanyak 0,38 mg/100 gram, paprika
30
kuning sebanyak 0,38 mg/100 gram, dan paprika merah 0,13 mg/100 gram. Hasil
terdapat perbedaan, ini bisa disebabkan karena sampel diambil dari daerah yang
C lebih tinggi dibandingkan dengan paprika hijau, dan paprika kuning. Paprika
hijau berarti buah yang belum matang, paprika kuning menuju matang atau
setengah matang, dan paprika merah berarti sudah matang. Semakin tinggi tingkat
kematangan maka akan semakin besar kandungan vitamin C dalam cabai paprika.
31