Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian didapatkan kurva standar absorbansi sebagai berikut:

Tabel 3 Kurva Standar Absorbansi

Konsentrasi Absorbansi

0,1 ppm 0,172

0,2 ppm 0,262

0,3 ppm 0,377

0,4 ppm 0,460

0,5 ppm 0,561

0,6 ppm 0,646

0,7 ppm 0,749

0,8 ppm 0,825

0,9 ppm 0,927

26
Kurva Standar Absorbansi
1
0.9 f(x) = 0.939833333333333 x + 0.0833055555555555
0.8 R² = 0.99908844598982
0.7
0.6
Absorbansi

absorbansi
0.5
0.4 Linear (absorbansi)
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Konsentrasi Vitamin C

Gambar 5 Kurva Standar Absorbansi

Kurva standar pada tabel dan grafik diperoleh hasil absobansi dari konsentrasi

0,1 ppm sebesar 0,172, konsentrasi 0,2 ppm sebesar 0,262, konsentrasi 0,3 ppm

sebesar 0,377, konsentrasi 0,4 ppm sebesar 0,460, konsentrasi 0,5 ppm sebesar

0,561, konsentrasi 0,6 ppm sebesar 0,646, konsentrasi 0,7 ppm sebesar 0,74,

konsentrasi 0,8 ppm sebesar 0,825, dan konsentrasi 0,9 ppm sebesar 0,927. Dapat

dilihat dari hasil standar absobansi dan kurva standar absorbansi menunjukan

bahwa semakin tinggi konsentrasi pada standar maka semakin besar hasil

absorbansinya.

27
Kemudian dilakukan pengujian sampel dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4 Hasil Absorbansi Sampel

Sampel Absorbansi

Pengukuran ke-

1 2 3 Rata-rata

Paprika hijau 0,264 0,288 0,271 0,274

Paprika kuning 0,450 0,454 0,438 0,447

Paprika merah 0,742 0,754 0,743 0,746

Tabel 5 Hasil kadar vitamin C pada sampel

Sampel Kadar vitamin C ppm Kadar vitamin C

(mg/kg) (mg/100g)

Cabai paprika 119,67 11,967

hijau

Cabai paprika 191,55 19,155

kuning

Cabai paprika 299,61 29,961

merah

28
B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C pada cabai

paprika secara kuantitatif dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-

Visible. Analisis kadar vitamin C pada cabai paprika yang terdapat di perkebunan

Cikajang Garut di ambil 3 sampel yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Kurva

yang didapat dari absorbansi dan konsentrasi larutan standar menghasilkan garis

lurus ketika diplotkan dengan sumbu X, yang menunjukan konsentrasi sampel.

Hal ini menunjukan sampel pada cabai paprika positif mengandung vitamin C,

dengan rumus hukum lambert-beer dilanjutkan perhitungan yang menghasilkan

kadar vitamin C pada sampel cabai paprika hijau sebesar 11,967 mg/100 g, cabai

paprika kuning sebesar 19,155 mg/100 g, dan cabai paprika merah sebesar 29,961

mg/100 g.

Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini pembuatan larutan induk

vitamin C dengan cara menimbang vitamin C (Asam Askorbat) 0,01 gram

kemudian dilarutkan dengan akuadest sampai volume 100 mL dengan konsentrasi

100 ppm lalu, dibuat larutan induk vitamin C dengan konsentrasi 10 ppm dengan

cara memipet 10 mL larutan induk vitamin C 100 ppm dilarutkan dengan akuadest

sampai volume 100 mL.

Cara pembuatan kurva kalibrasi yaitu dengan memipet larutan induk vitamin

C konsentrasi 10 ppm sebanyak 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL, 6 mL, 7 mL, 8

29
mL, 9 mL masukan kedalam labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan 1 mL

larutan Fe – penantrolin kedalam masing-masing labu ukur yang berisi larutan

induk vitamin c konsentrasi 10 ppm dan ditambahkan akuadest hingga volume

100 mL dengan konsentrasi 0,1 ppm, 0,2 ppm, 0,3 ppm, 0,4 ppm, 0,5 ppm, 0,6

ppm, 0,7 ppm, 0,8 ppm, 0,9 ppm. Setelah pembuatan kurva kalibrasi dilakukan

pengujian sampel. Sampel cabai paprika yang diambil daging buahnya di

haluskan kemudian di sentrifuge selanjutnya dilakukan penyaringan dan diperas

agar memisahkan ampas dengan sarinya. Kemudian masing-masing sampel

diambil filtratnya sebanyak 1 mL dan masing-masing sampel dilakukan

pengenceran dengan cara mengambil 100µL sampel dan 900 µL akuadest

dilakukan pengenceran ulang sebanyak 2 kali karena untuk menghasilkan nilai

absorbansi yang sesuai dengan nilai absorbansi standar. Hasil pengenceran diukur

dengan 3 kali pengulangan hingga diperoleh rata-rata dari masing-masing sampel,

untuk sampel ditambahkan larutan Fe – penantrolin sebanyak 100µL stopwacth

dinyalakan, untuk blanko standar di tambahkan akuadest sebanyak 100µL, lalu

diukur absorbansinya dengan spektrofotometri UV-Visible pada panjang

gelombang maksimum 515 nm dan absorbansi sampel dibaca setelah 2 menit.

Kemudian hasil dilakukan pengolahan data dengan perhitungan nilai kadar

vitamin C sebagai satuan ppm (mg/kg) dan dikonversikan ke satuan mg/100 g dan

masukan hasil pembacaan absorbansi sampel dalam kurva kalibrasi. Nilai kadar

vitamin C adalah hasil pembacaan konsentrasi sampel dari kurva kalibrasi.

Menurut penelitian sebelumnya ( Siregar, 2012) kadar vitamin C yang

terkandung dalam cabai paprika hijau sebanyak 0,38 mg/100 gram, paprika

30
kuning sebanyak 0,38 mg/100 gram, dan paprika merah 0,13 mg/100 gram. Hasil

menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya

terdapat perbedaan, ini bisa disebabkan karena sampel diambil dari daerah yang

berbeda, perbedaan iklim, perbedaan suhu, cara penanaman, perbedaan pH tanah,

kesuburan tanah, dan metode penelitian yang berbeda.

Pada hasil penelitian sampel paprika merah memiliki kandungan vitamin

C lebih tinggi dibandingkan dengan paprika hijau, dan paprika kuning. Paprika

hijau berarti buah yang belum matang, paprika kuning menuju matang atau

setengah matang, dan paprika merah berarti sudah matang. Semakin tinggi tingkat

kematangan maka akan semakin besar kandungan vitamin C dalam cabai paprika.

31

Anda mungkin juga menyukai