Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tutorial Online ilmu Administrasi Negara 3

Jawab pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan konsep dan teori yang tepat!

1. Cobalah Anda bandingkan Teori Administrasi Publik dari pendapat Stephen P. Robbins dan
Stephen Bailey!.
2. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi kebijakan publik? Kemukakan contoh kasus
evaluasi kebijakan publik yang pernah Anda temukan atau Anda dapatkan dari internet!
3. Apakah yang dimaksud ekologi dalam administrasi negara, dan apakah ekologi tersebut
mempengaruhi sistem administrasi negara yang ada di suatu negara? Jelaskan! .

Jawaban:
1.Perbandingan Teori administrasi publik Maka dari hal diatas perbandingan teori administrasi
publik menurut Robbins dan Baley adalah menurut Robbins teori administrasi lebih terfokus
kepada hubungan kerja yang ada di lapangan sedangkan menurut Baley berupa keputusan di
organisasi harus diambil oleh penyelenggara administrasi publik.

Teori Administrasi Publik menurut Stephen Bailey dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Teori deskriptif-eksplanatif:
Teori ini memberikan penjelasan secara abstrak tentang realitas administrasi negara dalam
bentuk konsep, proposisi, atau hukum.
Contohnya adalah konsep hirarki dalam organisasi formal yang menjelaskan ciri umum adanya
penjenjangan dalam struktur organisasi.

- Teori normatif:
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan situasi administrasi masa mendatang secara prospektif.
Termasuk dalam teori ini adalah pernyataan atau penjelasan yang bersifat utopia, yaitu cita-cita
yang sangat idealistis.

-Teori asumtif:
Teori ini menekankan pada prakondisi atau anggapan adanya suatu realitas sosial di balik teori
atau proposisi yang hendak dibangun. Teori administrasi dianggap lemah jika tidak menyatakan
asumsi-asumsi dasar tentang sifat manusia dan institusi dengan jelas, sehingga dapat menjadi
utopis atau ahistoris.

-Teori Instrumental:
Teori ini berkaitan dengan pertanyaan "bagaimana" dan "kapan". Teori instrumental merupakan
tindak lanjut dari proposisi "jika-karena".

Contohnya, jika sistem administrasi berlangsung secara tertentu, maka strategi, teknik, dan alat
apa yang dapat dikembangkan untuk mendukungnya.

Teori Administrasi Publik menurut Stephen P. Robbins mencakup:

-Teori Hubungan Manusia:


Teori ini mengemukakan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam perilaku
kerja individual.
Rangsangan kenaikan upah tidak selalu memacu produktivitas, melainkan hubungan sosial yang
dijalin dalam lingkungan kerja.

-Teori Pengambilan Keputusan:


Teori ini menyarankan penggunaan statistik, model optimasi, model informasi, dan simulasi
dalam pengambilan keputusan.
Pengetahuan dari linear programming, critical path scheduling, inventory models, dan resource
allocation models juga dapat dimanfaatkan.

- Teori Perilaku
Teori ini berfokus pada integrasi pengetahuan mengenai anggota organisasi, struktur, dan
prosesnya.
Faktor perilaku manusia dianggap penting sebagai alat utama untuk mencapai tujuan organisasi.
- Teori Sistem:
Teori ini melihat organisasi sebagai suatu sistem yang menerima masukan, mengolahnya, dan
menghasilkan keluaran.
Organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang saling terkait dalam mencapai tujuan.

- Teori Kontigensi:
Teori ini digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum yang melekat pada situasi
khusus.
Organisasi yang dirancang secara optimal harus mampu beradaptasi dengan teknologi dan
lingkungan yang spesifik.
Dalam teori administrasi publik, baik menurut Stephen Bailey maupun Stephen P. Robbins,
terdapat pendekatan dan konsep yang berbeda untuk memahami dan menjelaskan administrasi
publik, mulai dari yang bersifat deskriptif-eksplanatif, normatif, asumtif, instrumental, hingga
teori-teori yang lebih spesifik seperti teori hubungan manusia, pengambilan keputusan, perilaku,
sistem, dan kontigensi.

2. Evaluasi kebijakan publik adalah proses sistematis untuk mengevaluasi keberhasilan, dampak,
efektivitas, efisiensi, dan relevansi kebijakan publik yang telah diimplementasikan.
Evaluasi kebijakan publik bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kebijakan
yang ada, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengambilan keputusan yang
lebih baik di masa depan.
Contoh kasus evaluasi kebijakan publik yang saya temukan dari internet adalah evaluasi
kebijakan pemberian subsidi energi di Indonesia.
Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat dalam rangka mengurangi
beban biaya energi, terutama pada sektor transportasi dan listrik.
Namun, evaluasi kebijakan ini menunjukkan beberapa temuan yang menarik. Temuan evaluasi
tersebut antara lain:
1. Target Penerima Manfaat:
Evaluasi menunjukkan bahwa kebijakan subsidi energi belum efektif dalam mencapai sasaran
yang ditetapkan.
Subsidi cenderung diterima oleh golongan masyarakat yang tidak tepat sasaran, sehingga tidak
memberikan manfaat yang maksimal bagi kelompok yang membutuhkan.
2. Efisiensi Penggunaan Anggaran:
Evaluasi menemukan adanya potensi penyalahgunaan dan penyimpangan dalam penggunaan
anggaran subsidi energi.
Ditemukan adanya kebocoran anggaran dan praktik korupsi yang merugikan keuangan negara.
3. Dampak Lingkungan:
Evaluasi juga mengungkapkan bahwa kebijakan subsidi energi berpotensi memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan.
Subsidi pada sektor energi fosil seperti bahan bakar minyak dapat mendorong penggunaan energi
yang tidak ramah lingkungan dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Berdasarkan temuan evaluasi ini, rekomendasi yang diajukan antara lain adalah peningkatan
akurasi data penerima manfaat, peningkatan pengawasan dan transparansi dalam penggunaan
anggaran subsidi, serta diversifikasi kebijakan energi untuk mendorong penggunaan energi
terbarukan.

3. Dalam konteks administrasi negara, ekologi mengacu pada pemahaman dan penerapan


prinsip-prinsip ekologi dalam perancangan dan pelaksanaan kebijakan publik. Konsep ekologi di
sini berhubungan dengan interaksi kompleks antara sistem administrasi negara, masyarakat, dan
lingkungan alam.
Ekologi dalam administrasi negara mengakui bahwa sistem administrasi negara tidak beroperasi
secara terisolasi, tetapi terikat dengan lingkungan eksternalnya.
Prinsip-prinsip ekologi dapat mempengaruhi sistem administrasi negara dengan cara berikut:
1. Keberlanjutan (Sustainability):
Prinsip keberlanjutan ekologi mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan
manusia dan keberlanjutan lingkungan. Dalam administrasi negara, prinsip ini mendorong adopsi
kebijakan yang berkelanjutan, seperti pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan
perlindungan lingkungan hidup.
2. Ketergantungan Saling:

Konsep ekologi mengakui adanya ketergantungan saling antara semua elemen sistem, baik
manusia maupun lingkungan.

Dalam administrasi negara, pemahaman ini mengarah pada pemikiran bahwa tindakan dan
kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat dan lingkungan,
serta memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat. 3. Interaksi Kompleks:
Ekologi mengajarkan bahwa sistem-sistem yang ada dalam lingkungan hidup saling berinteraksi
secara kompleks.
Dalam administrasi negara, ini berarti bahwa kebijakan dan tindakan yang diambil harus
mempertimbangkan hubungan dan interaksi antara berbagai sektor, institusi, dan kelompok
masyarakat yang terlibat.
Pemahaman akan prinsip-prinsip ekologi dalam administrasi negara memberikan landasan untuk
membangun kebijakan yang lebih berkelanjutan, responsif terhadap perubahan lingkungan, dan
mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan yang terlibat.
Dengan demikian, ekologi mempengaruhi sistem administrasi negara dengan mendorong transisi
menuju praktek administrasi yang lebih berkelanjutan dan berorientasi pada keseimbangan antara
kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan alam.

Anda mungkin juga menyukai