PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah Pesta merupakan suatu acara sosial yang dimaksudkan sebagai perayaan, dengan
perjamuan makan dan minum dengan suasana yang sangat meriah. Baik yang bertujuan untuk
merayakan atau memperingati suatu hal ataupun hanya sebagai bentuk hiburan semata. Suatu pesta
tidak selalu berupa acara perayaan dengan sajian makanan dan minuman, namun bisa saja dengan
acara perayaan yang melibatkan banyak orang. Pesta dapat bersifat keagamaan atau berkaitan
dengan musim, pada tingkat yang lebih terbatas, berkaitan dengan acara pribadi atau juga
memperingati atau merayakan suatu peristiwa khusus. Masyarakat Indonesia identik dengan
upacara maupun pesta tradisional, salah satunya adalah pesta perayaan yang bersangkutan dengan
tumbuhan khususnya padi, dimana hampir setiap wilayah memiliki tradisi pesta tanam dan panen
padi yang berbeda-beda. Seperti pesta panen padi Mappadendang pada suku bugis, Seren Taun
pada suku Sunda, Aruh Baharian pada suku Dayak, Ngerires pada suku Karo dan sebagainya. Begitu
juga dengan pesta tanam padi di Dayak Busang, Kalimantan Timur dinamakan Lomplai, tradisi Ngarot
di Indramayu, Jawa Barat, Barapan Kebo di Sumbawa dan Merdang Merdem pada suku Karo di
Sumatera Utara.Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi, Sumatera Utara, Indonesia.
Nama suku ini dijadikan menjadi nama kabupaten, yakni kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa
sendiri yang disebut bahasa Karo atau cakap Karo namun memiliki dialek yang berbeda disetiap
tempat. Sebagai masyarakat agraris, Suku Karo memiliki banyak perayaan salah satunya pesta
tahunan, pesta tahunan ini perayaan khusus untuk padi mulai dari saat padi belum di tanam hingga
panen selesai. Pesta tahunan sendiri terdiri dari 4 (empat) jenis sesuai dengan tempat dan waktu
pelaksaannya yaitu, pesta tahunan 2 merdangn merdem, pesta tahunan nimpa bunga benih, pesta
tahunan mahpah, pesta tahunan ngerires. Merdang merdem berasal dari bahasa Karo yang berarti
menanam, jadi pesta tahunan merdang merdem adalah pesta yang dilakukan setelah penanaman
padi selesai, pesta ini bermaksud agar padi bisa tumbuh dengan baik bebas dari gangguan hama
sehingga menghasilkan panen yang melimpah. Pesta yang dilakukan oleh warga sekampung ini juga
bertujuan sebagai media silaturahmi dan mempererat tali kekeluargaan. Karena pada saat pesta
tahunan keluarga yang berada di luar kampung juga turut hadir. Dan secara tidak langsung acara
tersebut berperan untuk mempertemukan golongan muda-mudi untuk saling berkenalan bahkan
pada akhirnya dapat terjadi pernikahan. Pesta tahunan merdang-merdem tersebut dilakukan pada
bulan Juli dan untuk tanggal ditentukan berdasarkan oleh kalender suku Karo yaitu pada hari beras
pati medem. Beras pati medem adalah salah satu nama hari di antara tigapuluh nama hari di setiap
bulan. Pesta tahunan ini berlangsung selama 6 (enam) hari dengan agenda yang berbeda, dimana
hari pertama hingga hingga hari ketiga beragenda mencari bahan makanan. Hari keempat adalah
puncak acara, pada puncak acara tersebut para tamu akan saling berkunjung dari satu rumah
kerumah yang lain, dan bila bertamu ke suatu rumah diwajibkan untuk makan. Di hari keempat siang
hingga malam hari para muda-mudi juga melakukan pagelaran tari yang disebut gendang guro-guro
aron, diiringi dengan alat musik khas suku Karo yang disebut gendang lima sendalanen yang terdiri
dari kulcapi, keteng-keteng, baluat, baluat gendek, surdam. Para muda-mudi yang mengikuti acara
tersebut harus menggunakan pakaian adat untuk laki-laki yaitu Sarung pelekat (ersampan kampoh),
Erbulang ( untuk penutup kepala), Cengkok-cengkok ( kain ulos untuk laki-laki), Emas-emas (hiasan di
kepala,gelang tangan,dan kalung). Sementara untuk wanita seperti Ertudung kelam-kelam, Rabit
(dasar sarung pelekat), Erjujungen, Bunga empalas sebagai simbol kepemimpinan, Emas-emas
(kalung,gelang,anting berupa emas imitasi). 3 Pada hari kelima para tamu akan pulang ke tempat
masing-masing. Dan pada hari keenam adalah hari istirahat, dimana tidak seorangpun yang
diperbolehkan untuk melakukan kegiatan. Berbeda dengan zaman sekarang tradisi pesta
tahunansudah mengalami perubahan yang cukup banyak, perubahan tersebut dikarenakan
berkembangnya ilmu pengetahuan, pendidikan, kepercayaan dan cara fikir yang modern. Perubahan
dari pesta tahunan ini terlihat jelas dari pelaksanaan yang dilakukan yang durasinya hanya dua hari
saja, pagelaran tari yang diikuti oleh muda-mudi saat ini tidak lagi menggunakan pakaian adat separti
zaman dulu, begitupun dengan alat musik yang digunakan sudah menggunakan alat musik modern.
Dengan adanya perubahan tersebut maka tradisi pesta tahunan merdang merdem yang sebenarnya
tidak diketahui oleh anak-anak suku karo pada saat ini. Anakanak suku karo hanya mengetahui
pelaksanaan pesta tahunan merdang merdem yang ada pada saat ini yang hanya dilakukan selama
dua hari saja, begitupun dengan pakaian adat dan juga alat musik yang digunakan. Padahal
sebenarnya pesta tahunan tersebut dilakukan selama enam hari dengan agenda yang berbedabeda,
begitupun dengan penggunaan pakaian adat dan alat musik zaman dulu yang khas taradisional suku
karo. Tradisi pesta tahunan merdang merdem pada zaman dulu haruslah dikenalkan kepada anak-
anak suku karo agar anak-anak suku karo mengetahui pelaksanaan pesta tahunan merdang merdem
yang sebenarnya. Dengan banyaknya teknologi dan media informasi yang ada pada saat ini, bisa
dimanfaatkan sebagai medium untuk menyampaikan informasi terkait pesta tahunan merdang
merdem tersebut terutama kepada anak-anak, media yang digunakan haruslah tepat dan sesuai
dengan porsi anak-anak agar informasi yang disampaikan dapat difahami.
2. Identifikasi Masalah
sebagai berikut :
Adanya perubahan prosesi pelaksanaan pesta tahunan merdang merdem pada suku Karo.
Adanya perubahan pakaian adat dan alat musik yang digunakan suku Karo pada pesta tahunan
merdang merdem.
Kurangnya pengetahuan anak-anak suku karo akan pelaksanaan pesta tahunan merdang merdem
yang sebenarnya
Kurangnya pengetahuan anak-anak suku karo terhadap penggunaan pakaian adat dan alat musik
yang digunakan pada zaman dulu.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalahnya yaitu,
bagaimana memberikan informasi mengenai tradisi pesta tahunan merdang merdem suku Karo
zaman dahulu kepada masyarakat pada umumnya dan kepada anak-anak karo pada khususnya
4. Batasan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka masalah yang dibahas dibatasi pada agenda dan durasi pesta
tahunan zaman dahulu beserta pakaian adat dan alat musik yang digunakan pada pesta tahunan
zaman dahulu.
5 Tujuan dan Manfaat Perancangan Tujuan
Memberikan informasi prosesi pelaksanaan pesta tahunan merdang merdem zaman dahulu
kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak suku karo sehingga dapat menjadi acuan dimasa
sekarang.
Memberikan informasi tentang pakaian adat yang digunakan pada zaman dahulu saat pesta
tahunan.
Memberikan informasi alat musik tradisional suku Karo zaman dahulu yang digunakan saat pesta
tahunan.
BAB II
PEMBAHASAAN
Suatu Penghibur
pesta memerlukan suatu penghibur. Dalam suatu pesta penghibur bertujuan agar para tamu yang
datang bisa terhibur dan senang dengan pesta tersebut. Begitu pula dengan suatu perubahan,
penghibur ini bertujuan untuk memberikan kesan yang kuat terhadap perubahan yang terjadi.
Suasana
Untuk menjamin agar semua orang meras terundang dalam pesta tersebut, kita harus mampu
menciptakan suasana yang menyenangkan. Atmosfer ini bisa bersifat fisik ( apa yang dirasakan,
didengar, diucapkan, dilihat), tetapi juga kultural (bahasa tubuh, slogan, cerita, dan sebagainya).
Tata Tertib
Untuk menjadikan perubahan sebagai sebuah pesta dibutuhkan tata tertib yang dimengerti disepakati
semua pihak.
Artistik
Sebuah pesta harus menarik dan arstistik. Tidak boleh sekedar asal jadi atau menjalankan target.
Maka buatlah tema-tema yang mengugah dan artistik.pesta itu sendiri merupakan suatu alat. Yaitu,
alat untuk membuat perubahan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Untuk membuat perubahn
itu berhasil, tentu saja pemimpin perubahn tidak semata-mata mengedepankan pesta itu sendiri. Ada
tujuh hal pokok yang perlu diperhatikan sebagai “core” dalam pesta perubahn yang akan dibahas
berikut ini.
THE SEVEN ESSENTIALS OF ENCOURAGING
Kouzes & Posner (2003) memperkenalkan tujuh kunci utama untuk merangsang perubahan. Ketujuh
kunci utama itu disebut sebagi The Seven Essentials of Encouraging, terdiri atas
Standar yang jelas
Standar yang sempurna
Perhatian
Personalisasi penghargaan
Rayakan keberhasilan bersama-sama
Berikan cerita
Berikan contoh
Mari kita bahas satu persatu berikut ini:
Tetapkan Standar yang Jelas
Supaya berhasil dalam menggerakan perasaan, sangat mutlak dibutuhkan kesamaan visi tentang
standar yang harus dicapai. Standar itu bisa berupa sasaran, nilai-nilai, atau pun prinsip-prinsip.
Dengan mengumumkan standar yang jelas dan dimengerti semua orang, dan dengan mengaitkan
prestasi dengan standar itu, para pemimpin menciptaka sebuah patokan untuk berprestrasi.
Syaratnya, standar itui harus merangsang, menimbulkan aspirasi, dorongan-dorongan untuk
pencapaian, dan merupakan sebuah standar yang menuju kepada sebuah kesempurnaan.
Harapan Kesempurnaan
Sebuah pesta perubahn akan berjalan menyenangkan apabila pemimpin memiliki keyakinan kuat
bahwa para pengikutnya mau dan mampu mengerakan seluruh kekuatan. Dengan kata lain, harus
ada asumsi bahwa apa pun peranan yang disandang oleh setiap orang, ada kepercayaan bahwa
manusia dapat mencapai standar tinggi yang telah ditetapkan.
Berikan Perhatian
Pemimpin yang perhatian akan dikenal sebagai atasan yang bersahabat dan mengenal masalah-
masalah para stafnya dengan jelas. Pemimpin memberikan perhatian seperti melakukan kunjungan
rutin pada stafnya maka tidak ada lagi rasa takut dan curiga.
Personalisasi Pengakuan
Pengakuan atau penghargaan perlu diberikan untuk “mengingatkan kembali” atau sebuah upaya
untuk meneguhkan seseorang. Pimpinan harus mengenali betul personal orang yang akan diberikan
penghargaan. Dengan begitu pemimpin dapat memberikan penghargaan secara lebih special dan
penuh makna (memorable).
Rayakan Keberhasilan Bersama
Setiap keberhasilan harus dirayakan. Perayaan tidak harus berupa pesta mewah. Di sinilah kita
berbagi dengan sekelompok orang-orang yang berjasa dan layak diberi penghargaan.
Berikan Cerita
Perubahan akan semakin indah bila dilengkapi dengan cerita-cerita yang akan menggerakkan
tindakan, menyentuh manusia, mengajarkan sesuatu, dan menimbulkan daya ingat yang kuat. Cerita
dapt diberikan lewat seminar, pidato pimpinan, media massa, dsb.
Memberikan Contoh
Ketika pimpinan memberikan contoh maka bawahan dan para pengikutnya akan melakukan sesuatu
tanpa beban. Karena mereka tahu pemimpinnya dapat ditiru, dan sebuah perlakuan yang adil sedang
terjadi.
MENCIPTAKAN ATMOSFER UNTUK PERUBAHAN
Dalam menciptakan perubahan Anda perlu menciptakan atmosfer kondusif yang membuat semua
orang bergerak beriringan dan melakukan perubahan dengan senang hati. Sebab, pada dasarnya
bukan keengganan terhadap perubahan yang ada di manusia, melainkan ketidaknyamanan “diubah”.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menciptakan perubahan :
1. Gunakan Bahasa Tubuh yang Bersahabat
Bahasa tubuh yang bersahabat akan sangat membantu orang-orang merasa nyaman berada di
sekitar Anda. Wibawa Anda akan sangat ditentukan oleh bagaimana Anda menata bahasa tubuh
Anda dengan baik.
2. Gunakan Simbol-simbol Perubahan
Manusia berkomunikasi dengan symbol-simbol. Manusia dapat memahami simbo-simbol itu dengan
baik, dan semakin tinggi tingkat yang dicapai seseorang, akan semakin simbolik komunikasinya.
Contohnya seperti Ir. Soekarno menggunakan peci hitam dan seragam putih, tapi dilengkapi dengan
bintang-bintang jasa dan tongkat komando untuk menyampaikan bahwa ialah panglima revolusi.
Pendekatan budaya ini, kalau dilakukan dengan baik, dapat menciptakan atmosfer perubahan yang
efektif.
3. Gunakan pihak ketiga yang mereka sukai dan hormati
Orang-orang ketiga yang kredibel, punya keahlian khusus, jujur, dikenal luas, dan enak dilihat, dapat
digunakan atau dimintakan bantuannya untuk mencairkan suasana. Orang-orang yang selama ini
mereka kenal lewat media massa akan menimbulkan kekaguman, asalkan betul-betul ahli dan tidak
berbicara bias. Ucapan-ucapan mereka biasanya jauh lebih didengar daripada diucapkan oleh orang
dalam. Orang luar yang independen dan kredibel dianggap tak punya conflicting of interest. Suasana
yang tercipta harus relaks dan menyenangkan agar semua pihak dapat menerimanya dengan pikiran
yang bersih dan bersahabat.
4. Berikan pelatihan lintas sektoral
Kemampuan untuk berubah akan sangat ditentukan oleh input yang mereka miliki. Pelatihan adalah
alat yang bagus untuk mengisi kepala para pengikut, apalagi bila diberikan secara lintas sektoral
sehingga mereka paham apa yang terjadi di divisi/unit bisnis lainnya.
5. Kirim mereka keluar
Pada dasarnya, manusia memang senang diajak jalan-jalan. Dengan melihat hal-hal baru yang terjadi
di luar, sikap seseotang bisa menjadi lebih positif. “perkawinan pemikiran” dengan dunia luar diyakini
akan membuat cara seseorang melihat persoalan lebih baik. Dengan melihat hal-hal yang terjadi di
luar lingkungan mereka sehari-hari, mereka akan berefleksi yaitu bercermin betapa tertinggalnya
mereka kalau tidak berubah.
6. Temukan kehebatan bawahan
Kita membuka kuping lebar-lebar untuk mencari kehebatan-kehebatan atau karya-karya luar biasa
yang dilakukan kolega, anak buah atau bawahan-bawahan kita. Tapi cobalah memberikan
penghargaan terhadap hal-hal yang kita anggap biasa saja. Pasti mereka akan lebih bersemangat
memberikan yang lebih baik lagi.
7. Ganti bagian-bagian tertentu
Mulailah perubahan dengan mengganti bagian-bagian fisik tertentu dalam perusahaan. Atmosfer baru
ini harus diikuti langkah-langkah yang jelas serta visi yang dimengerti oleh semua pihak. Ruangan
baru menuntut cara-cara baru dalam bekerja. Jangan malas untuk melakukan inspeksi yang
bersahabat sambil menyalami, mendengarkan, berdialog, makan bersama dan mendampingi mereka.
Tapi yang lebih penting lagi adalah perubahan harus segera digelindingkan.
8. Tumbuhkan kepercayaan
Perubahan pasti menimbulkan kecurigaan-kecurigaan. Maka sedari awal bekerjalah dengan
kepercayaan. Jangan bangun sikap “angker” dan berjarak. Semakin besar kepercayaan akan
semakin besar pula kemungkinan untuk tercipta perubahan.
Kepercayaan harus ditumbuhkan, ia bukan sesuatu yang dapat diperoleh secara cuma-cuma.
Semakin sering anda mengunjungi mereka, akan semakin besar rasa percaya di antara mereka.
Kepercayaan adalah fungsi dari waktu, yaitu berapa banyak waktu yang anda berikan. Semakin
banyak waktu yang anda berikan, anda akan dinilai semakin peduli. Semakin peduli artinya semakin
dipercaya.
BAB III
PENUTUP
Seorang pemimpin harus dapat membuat agar perubahan benar-benar menjadi sebuah pesta
ketimbang sesuatu yang menakutkan. Oleh karena itu, tentu saja pemimpin harus mengerti betul
mengapa manusia pada dasarnya enggan berubah. Pemimpin perlu menetapkan sasaran dan
standar yang jelas, mengharapkan standar yang sempurna dan inspiratif, memberikan perhatian,
mempersonalisasi pengakuan secara customized , memberikan contoh-contoh dan cerita, serta
merayakan keberhasilan bersama-sama. Lebih dari itu semua, diperlukan upaya-upaya untuk
menciptakan suasana yang sejuk dan bersemangat untuk menciptakan perubahan.