MENERAPKAN KEAMANAN,
KEAMANAN, KESEHATAN
KESEHATAN DAN
DAN KESELAMATANKERJA
KESELAMATAN KERJA (K3)
(K3) DI
DI
LEMBAGAPELATIHAN
LEMBAGA PELATIHAN KERJA
KERJA
N.78SPS02.035.1
N.78SPS02.035.1
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….1
A. Pendahuluan…………………………………………………………………………..2
B. Penggunaan Materi…………………………………………………………………..2
C. Daftar Ikon……………………………………………………………………………..3
D. Bacaan Referensi……………………………………………………………………..4
E. Pengantar Teori……………………………………………………………………….7
F. Langkah Kerja………………………………………………………………………..23
G. Implementasi Unit Kompetensi…………………………………………………..29
1. Elemen Kompetensi 1………………………………………………………….29
1.1 Referensi………………………………………………………………..29
1.2 Aktivitas………………………………………………………………...29
2. Elemen Kompetensi 2………………………………………………………….30
2.1 Referensi………………………………………………………………..30
2.2 Aktivitas……………………………………………………......….......30
2.3 Pemeriksaan………………………………………………………......30
2.4 Pikirkan………………………………………….…………...……......30
3. Elemen Kompetensi 3………………………………………………………….31
3.1 Video Youtube………………………………….…….……………......31
3.2 Aktivitas………………………………………….…….……………….31
3.3 Diskusi……………………………………………….………………....32
4. Elemen Kompetensi 4………………………………………………………….32
3.4 Referensi.......………………………………….…….……………......32
3.5 Aktivitas………………………………………….…….……………….32
H. Lampiran……………………………………………………………………………… 36
1. Kamus Istilah…………………………………………………………………… 36
2. Referensi…………………………………………………………………………. 36
3. Unit Kompetensi……………………………………………………………….. 37
4. Daftar Nama Penyusun………………………………………………………. 4
i
KATA PENGANTAR
Buku Materi ini berisi informasi dan pengetahuan terkait unit kompetensi
yang dipelajari. Selain itu buku Materi juga berisi penjabaran dari metode dan
teknik yang dapat dilakukan saat instruktur dan peserta pelatihan berinteraksi
di ruang teori maupun di ruang praktek. Karena memiliki banyak
pilihan dalam cara pembelajarannya sehingga diharapkan kegiatan pelatihan
menjadi tidak monoton. Sedangkan buku Asesmen berisi soal, pertanyaan dan
tugas praktek sebagai alat untuk menilai dan mengukur kemampuan peserta
pelatihan dalam penguasaan unit kompetensi tersebut.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan
guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai
kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global.
1
A. PENDAHULUAN
PENGGUNAAN MATERI
2
terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta
demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian
yang dilaksanakan.
DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari
atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/
aktivitas (bermain peran, presentasi) dan
mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini
sesuai instruksi
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan
prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber
informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/
aktivitas ini.
3
Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/
menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan
yang Anda miliki.
Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda
untuk gagasan yang anda miliki.
Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan materi pelatihan.
Video/Youtube
BACAAN REFERENSI
5
tamu) di tempat kerja.
6
Pola kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang sering terjadi
Hasil pemantauan terkait paparan, penilaian kebersihan industri
(industrial hygiene), dan rekam medis pekerja
Program K3 yang ada mencakup lockout/tagout, ruang terbatas,
proses manajemen keselamatan, alat pelindung diri (APD) dll.
Saran dan masukan dari pekerja, termasuk survei atau notulen pada
pertemuan komite K3
Hasil analisis Job Hazard Analysis (JHA), juga dikenal sebagai Job
Safety Analysis (JSA).
7
Potensi bahaya (Hazard) di Lingkungan Kerja - Hazard merupakan
elemen-elemen lingkungan fisik yang menimbulkan potensi bahaya bagi
manusia. Dalam hal ini hazard adalah suatu objek dimana terdapat
energi, zat, ataupun kondisi kerja yang potensial dapat mengancam
kesehatan dan keselamatan. Sumbernya ini yaitu seperti bahan kimia,
bagian bagian mesin, bentuk energi, metode kerja, situasi kerja, dll.
Bentuk kerusakan atau kerugian yang bisa terjadi karenanya dapat
berupa, cacat fisik, cedera, kerusakan properti, kerugian produksi,
kerusakan lingkungan, atau kombinasi dari kerugian-kerugian tersebut.
8
1.Bahaya Fisik
Bahaya fisik adalah yang paling umum dan biasa terjadi di tempat kerja.
Hal ini termasuk kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan cidera,
penyakit, cacat fisik, maupun kematian.
Jenis bahaya ini merupakan salah satu yang paling mudah untuk kita
identifikasi tempatnya, namun seringkali kita abaikan saking kita terbiasa
melihatnya sehari hari seperti demikian, contohnya kabel tak terawat,
sambungan yang terkelupas, kebocoran (air yang masuk ke tempat kerja).
Biasanya untuk hal hal sepele seperti itu kadang kita sama sekali tidak care
dan selalu melakukan penundaan untuk perbaikan karena dirasa masih
berfungsi, namun suatu waktu dapat menjadi potensi bahaya yang dapat
mengakibatkan kerugian.
9
Bahaya kimia adalah zat yang memiliki karakteristik dan efek dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia.
Reaksi kimia
Proses produksi kimia
Penyimpanan bahan kimia
Zat yang mudah terbakar
Bahan mudah terbakar
Zat karsinogenik
Zat mutagenik
Zat oksidasi
Zat Korosif
3. Bahaya Biologis
Bahaya biologis adalah organisme atau zat yang dihasilkan oleh organisme
yang mungkin menimbulkan ancaman bagi kesehatan dan keselamatan
manusia.
4. Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomi adalah jenis bahaya yang terjadi ketika jenis pekerjaan,
posisi tubuh, dan kondisi kerja tidak sesuai. Bahaya ergonomi sangat
dipengaruhi oleh posisi tubuh seperti bagaimana posisi kita ketika
10
mengangkat benda berat. Makannya untuk bahaya ergonomi ini dampak
paling nyatanya adalah nyeri otot untuk jangka pendek, namun melakukan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan kaidah kerja dapat mengakibatkan
permasalahan yang lebih serius lagi untuk jangka panjang.
Redup
Tempat kerja tidak disesuaikan dengan tubuh pekerja
Sering mengangkat benda berat
Postur tubuh yang kurang memadai
Gerakan yang canggung
Mengulangi gerakan yang sama berulang ulang
5. Bahaya Psikologis
Bahaya psikologis menyebabkan seseorang dapat mengalami tekanan
mental, atau gangguan kejiwaan.
Sesuai ISO 45001 : 2018, ada beberapa hal yang harus diper-timbangkan
pengurus dan pekerja dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko di tempat kerja, di antaranya:
11
Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja
Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk
kontraktor, pemasok, pengunjung, dan tamu
Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja
Bahaya yang timbul di tempat kerja, meliputi:
Potensi bahaya
Potensi bahaya
Potensi bahaya yang yang Risiko terhadap
yang
menimbulkan risiko menimbulkan kesejahteraan
menimbulkan
jangka panjang pada risiko langsung atau kesehatan
risiko pribadi
kesehatan. pada sehari-hari.
dan psikologis.
keselamatan.
Bahaya kimia Kebakaran
(debu, uap, gas, Listrik
asap) Potensi bahaya Pelecehan,
Bahaya biologis mekanik (tidak termasuk
(penyakit dan adanya Air Minum intimidasi dan
gangguan oleh pelindung Toilet dan pelecehan
virus, bakteri, mesin) fasilitas seksual
binatang dsb.) Tata mencuci Terinfeksi
Bahaya fisik graha/ houseke Ruang makan HIV/AIDS
(kebisingan, eping (penataa atau kantin Kekerasan di
penerangan, n dan P3K di tempat tempat kerja
getaran, iklim perawatan kerja Stres
kerja, terpeleset, buruk pada Transportasi Narkoba di
tersandung, dan peralatan dan tempat kerja
jatuh) lingkungan
Bahaya ergonomi kerja)
(posisi duduk,
pekerjaan
12
berulang-ulang,
jam kerja yang
lama)
Potensi bahaya
lingkungan yang
diakibatkan oleh
polusi/limbah
yang dihasilkan
perusahaan.
13
membandingkan tingkat/kriteria risiko yang telah ditetapkan untuk
menentukan prioritas pengendalian bahaya yang sudah diidentifikasi.
Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai
keparahan suatu resiko. Untuk menentukan kagori suatu resiko apakah itu
rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks
resiko seperti pada tabel matriks resiko di bawah :
Keparahan
Sangat Sangat
Tabel Matriks Resiko Ringan Ringan Sedang Berat Berat
Sangat
Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat
Frekuensi Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Kategori
Keseringan Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Terjadi 1X dalam masa Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam
Sangat Jarang lebih dari 1 tahun kerja orang lebih
Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam
Jarang setahun kerja orang
Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 100.000 jam
Sedang sebulan kerja orang
Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja
Sering seminggu orang
Probabilitas 1 dari 100 jam kerja
Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari orang
C. HIRARKI K3
Dalam tahap perencanaan, standar OHSAS 18001 memiliki persyaratan
untuk organisasi untuk membangun hirarki kontrol. Selama proses
identifikasi bahaya k3, organisasi perlu mengidentifikasi apakah sudah ada
kontrol dalam organisasi dan apakah kontrol tersebut memadai untuk
identifikasi bahaya. Ketika mendefinisikan kontrol atau membuat perubahan
yang sudah ada, organisasi perlu memperhitungkan hierarki
kontrol/pengendalian bahaya.
15
menentukan apakah kontrol yang ada memadai atau butuh memperbaiki, atau
jika kontrol baru yang diperlukan. Jika kontrol baru atau yang ditingkatkan
diperlukan, pilihan mereka harus ditentukan oleh prinsip hirarki kontrol,
yaitu, penghapusan bahaya bila memungkinkan, diikuti pada gilirannya
dengan pengurangan risiko (baik dengan mengurangi kemungkinan terjadinya
atau potensi keparahan cedera atau merugikan), dengan penerapan alat
pelindung diri (APD) sebagai pilihan terakhir.
16
4. Rekayasa Administrasi/Kontrol administratif – tanda-tanda
keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-tanda foto-
luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene /
lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol
akses, sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll .;
5. Alat Pelindung Diri (APD) – kacamata safety, perlindungan
pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan.
17
Setelah kontrol telah ditentukan, organisasi dapat memprioritaskan
tindakan untuk melaksanakannya. Dalam prioritas tindakan, organisasi harus
memperhitungkan potensi pengurangan risiko kontrol direncanakan. Dalam
beberapa kasus, perlu untuk memodifikasi aktivitas kerja sampai
pengendalian risiko di tempat atau menerapkan pengendalian risiko sementara
sampai tindakan yang lebih efektif diselesaikan – misalnya, penggunaan
mendengar perlindungan sebagai langkah sementara sampai sumber
kebisingan dapat dihilangkan, atau aktivitas kerja dipisahkan untuk
mengurangi paparan kebisingan. kontrol sementara tidak harus dianggap
sebagai pengganti jangka panjang untuk langkah-langkah pengendalian risiko
yang lebih efektif.
18
5. Pengumpulan data
6. Analisis data
7. Penulisan kesimpulan dan rekomendasi
19
a. LANGKAH KERJA
26
LANGKAH KERJA
No
. PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1. Buku manual Menyiapkan
Menerapkan
aturan disiplin, peraturan
dalam mengelola undang-undang
pekerjaan dan K3
hubungan kerja
tentang K3 serta
https://k3indo
disiplin dalam
nesia.co.id/202
keselamatan dan
1/04/20/dasar
kesehatan kerja
-hukum-k3-
indonesia/
Menyiapkan alat Menyiapkan
alat dan bahan
mengisi form
identifikasi
potensi bahaya
serta
dokumentasi
26
IDENTIFIKASI BAHAYA/HAZARD
2. Pengisian pendataan kemungkinan kecelakaan akibat potensi bahaya , dinilai resiko Menyiapkan
tingkat keparahan dan pengendalian potensi berdasarkan prioritas data
identifikasi
potensi bahaya
https://indones
iasafetycenter.o
rg/pendekatan-
praktis-dalam-
penilaian-
resiko-k3/
26
Pengisian form Mengisi form
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO identifikasi
bahaya dan
Akibat Penilaian Resiko
kecelakaan penilaian
N Area/aktivitas/pok Potensi kerja Resi Dokument Resiko
Frekuen Keparah Katego
o ok kegiatan Bahaya (KK)/Penyakit ko asi
si an ri berdasarkan
akibat kerja
(PAK) prioritas
https://isoindo
nesiacenter.co
m/hierarki-
26
pengendalian-
bahaya-dalam-
ohsas-
180012007/
4
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN BAHAYA DT TEMPAT KERJA https://sistem
(JOB SAFETY ANALYSYS/JSA) manajemenkese
lamatankerja.bl
ogspot.com/20
Akibat bahaya kecelakaan Tindakan
No
Area/aktivitas/pokok Potensi
kerja (KK)/Penyakit akibat
Penilaian
Pengendalian/Hirarki
13/10/form-
kegiatan Bahaya
kerja (PAK)
Resiko
K3 laporan-
pemantauan-
dan.html
Melakukan
26
pengendalian
resiko
5 https://sistemm
anajemenkesela
matankerja.blogs
pot.com/2015/1
1/formulir-
partisipasi-dan-
konsultasi-
k3.html
Potens
Akibat Evaluasi monitoring
kecelakaan kerja Tindakan P K
N Area/aktivitas/pokok i Penilaia Jadw pengendalian
(KK)/Penyakit Pengendalia I Sesu Tid e
o kegiatan Bahay n resiko al
akibat kerja n C ai ak t resiko K3
a
(PAK)
https://www.trib
unnews.com/nas
ional/2021/10/2
1/indonesia-dan-
inggris-bahas-
26
sistem-
monitoring-
pengawasan-
keselamatan-
dan-kes
26
IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Aktivitas 1.1:
32
Elemen Kompetensi 2
Aktivitas 2.1:
Pemeriksaan 2.1:
Silahkan untuk memeriksa form lagi dan isian serta validasi dari
atasan langsung:
Pikirkan 2.1:
32
Elemen Kompetensi 3
https://www.youtube.com/watch?v=Y66S1fpJOG8
https://www.youtube.com/watch?v=nzAgFkSkU3w
https://www.youtube.com/watch?v=rCyoeV9gKkE
Aktivitas 3.1:
32
Diskusi 3.1:
Elemen Kompetensi 4
Aktivitas 4.1
32
Diskusi 4.1
32
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi / Belum memenuhi
capaian pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
32
LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
38
P3K Adalah singkatan dari pertolongan pertama pada
kecelakaan
REFERENSI
38
UNIT KOMPETENSI
38
6.2 Efektivitas dan kehandalan implementasi
pengendalian risiko dikonfirmasi dengan
pihak yang berkepentingan.
6.3 Pelaporan pengendalian kecelakaan dan
bahaya yang efektif serta proses
penyelidikan dikonfirmasi secara
berkelanjutan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menerapkan K3 di lembaga
pelatihan yang dapat digunakan bagi semua yang terlibat
dalam proses pelatihan.
1.2 Sumber informasi K3 mencakup tempat pelatihan, prosedur
dan aturan K3, alat dan bahan pelatihan.
1.3 Potensi bahaya mencakup kecelakaan, sakit atau efek negatif
yang timbul dari bahaya kerja.
1.4 Implementasi mencakup penerapan SOP, penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD), dan pemeliharaan APD.
PANDUAN PENILAIAN
2. Konteks penilaian
1. Unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada pekerjaan yang sebenarnya
atau secara simulasi dengan kondisi mendekati
sebenarnya.
3. Persyaratan
kompetensi (Tidak
ada.)
6. Aspek kritis
1. Disiplin dalam menerapkan aturan mengelola keselamatan
kesehatan kerja dan hubungan kerja tentang K3
2. Disiplin dalam menerapkan aturan keselamatan dan kesehatan
kerja
38