Anda di halaman 1dari 49

MEMIMPIN TIM KERJA KECIL

C.24LAS01.021.1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................i


Kata Pengantar .......................................................................................1
A. Pendahuluan …………………………………………………………………… ..2
B. Panduan Penggunaan Modul ............................................................2
C. Daftar Ikon .......................................................................................4
D. Bacaan Referensi ..............................................................................5
E. Pengantar Teori.................................................................................6
F. Langkah Kerja ..................................................................................31
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................36
1. Elemen Kompetensi 1 ..................................................................37
1.1 Membaca ..………………………………………………………… 37
1.2 Mencari ..……………………………………………………..…… 37
1.3 Video ……………...…………………………………………..…… 37
1.4 Diskusi …………...…………………………………………..…… 37
1.5 Berfikir ………………………………………………………..…… 37
1.6 Aktifitas ……………………..………………………………..…… 37
2. Elemen Kompetensi 2 ..................................................................38
2.1 Manual ………………………………………………………..…… 38
2.2 Aktivitas ……………….……………………………………..…… 38
H. Lampiran ..........................................................................................39
1. Kamus Istilah ..............................................................................40
2. Referensi .............................41
3. Unit Kompetensi ..........................................................................42
4. Daftar Nama Penyusun ...............................................................45
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT buku Materi


Pelatihan Berbasis Kompetensi dengan judul ”Memimpin Tim Kerja Kecil
(C.24LAS01.021.1)” dapat tersusun dengan baik dan menjadi media
pembelajaran untuk mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja kepada peserta pelatihan.

Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan hasil


identifikasi silabus, capaian unit kompetensi, kriteria capaian yang lalu
dituangkan ke dalam pokok pembahasan sebagaimana ditentukan dalam
pedoman penyusunan materi pelatihan berbasis kompetensi.

Materi pelatihan berbasis kompetensi diformulasikan menjadi 2 (dua)


buku, yakni buku Materi dan buku Asesmen (penilaian) yang tidak
terpisahkan dalam penggunaannya. Materi pelatihan ini menjadi salah satu
bahan pengajaran kepada peserta pelatihan agar pelaksanaan pelatihan
dapat dilakukan secara efektif dan efesien.

Kami berharap materi ini dapat meningkatkan kemampuan aplikatif


bagi peserta pelatihan dan instruktur serta dapat dikembangkan lebih
lanjut.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita


semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses
pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga
kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, September 2020

1
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan
yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan
sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang
diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka
materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran
sehingga dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Materi dan buku Asesmen. Serta
dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi
presentasi dan video.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI

Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus


diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan


penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan
sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:

a. Bacaan Referensi

b. Pengantar Teori

c. Langkah Kerja

d. Implementasi Unit kompetensi

e. Lampiran :

1) Kamus istilah

2) Daftar referensi

3) Unit kompetensi

4) Daftar penyusun

2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat

2
dijadikan referensi bagi para instruktur.

3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:

a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video


dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan
dengan BLK masing-masing

b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan


berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik
melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek,
melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas
kelompok, presentasi, serta menonton video.

c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku


ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.

4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket


buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal
tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.

5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam


penyusunan buku panduan pelatihan ini.

6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta


bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.

3
C. DAFTAR IKON

Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:

Ikon Keterangan

Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari


atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi.
Pemeriksaan

Icon ini memiliki arti anda diminta untuk


menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan
dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai
Aktivitas instruksi

Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada


aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Referensi
material/manual

Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda


dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat
gagasan-gagasan yang anda miliki.

Berpikir

Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah


dengan rekan anda untuk gagasan yang anda
miliki.
Komunikasi/
Diskusi

Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang


dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.

Membaca

Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang


dibutuhkan dalam materi pelatihan.

Video/Youtube

4
D. BACAAN REFERENSI

Membaca secara lengkap :

 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Modul Pelatihan Kode : LOG.OO02.003.01
Tentang Kerja Sama Tim

5
E. PENGANTAR TEORI

Memimpin Tim Kerja Kecil

Memimpin tim kerja kecil didalam pekerjaan pengelasan adalah


suatu pekerjaan ditahapan tingkat pengawasan terkait yang terlibat
dalam fabrikasi, perbaikan, pembangunan kembali dan penggantian
bagian yang rusak dari berbagai struktur atau peralatan logam ringan
dan berat serta komponen terkaitnya.

Di dunia industri seorang karyawan di kelas ini bertugas sebagai


tim leader dibawah supervisor yang bertugas untuk merencanakan,
menugaskan, meninjau pekerjaan pengelasan dan untuk memastikan
teknik kerja yang benar dan aman dalam penggunaan berbagai peralatan
pengelasan sesuai dengan prosedur K3 Pengelasan yang berlaku.

1. Kerjasama Tim

Alam diciptakan oleh Allah (Tuhan) untuk manusia agar saling


melakukan komunikasi dan berhubungan satu sama lainnya dengan
baik, dan diketahui bahwa semua makhluk yang ada di Bumi ini satu
sama lainnya saling ketergantungan yang sering di dalam ilmu sosial
dikatakan (INTERDEPENDENCE PRINCFIPLE).

Dengan demikian maka dapat diartikan bahwa kerjasama dapat


dilihat sebagai alat untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.
Kenapa harus ada kerja sama tim ? Kerja sama tim diperlukan untuk
memperlancar suatu aktivitas agar hasil yang ingi dicapat dapat optimal
serta effisien yang lebih penting adalah tepat waktu.

Untuk membangun kerja sama tim dibutuhkan pemahaman


menyeluruh terhadap karakteristik tim, tahapan perkembangan tim,
cara mengembangkan tim dan faktor penentu efektivitas kerja.

Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci


kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan

6
dukungan ini. Meskipun sering terjadi perbedaan pemahaman serta
perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas
akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar
belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula
perselisihan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjunjung
tinggi kesadaran akan kebersamaan sebagai anggota tim di atas
segalanya.

1.1 Strategi Mengatasi Konflik

Munculnya konflik tidak selalu bermakna negatif, artinya jika


konflik dapat dikelola dengan baik, maka konflik dapat memberi
kontribusi positif terhadap kemajuan sebuah teamwork. Beberapa
strategi mengatasi konflik antara lain adalah:

 Contending (bertanding) yaitu mencoba menerapkan solusi yang


lebih disukai salah satu pihak atau pihak lain;
 Yielding (mengalah) yaitu menurunkan aspirasi sendiri dan
bersedia menerima kurang dari apa yang sebetulnya diinginkan;
 Problem Solving (pemecahan masalah) yaitu mencari alternatif
yang memuaskan aspirasi kedua belah pihak;
 With Drawing (menarik diri) yaitu memilih meninggalkan situasi
konflik baik secara fisik maupun psikologis. With drawing
melibatkan pengabaian terhadap kontroversi.
 Inaction (diam) tidak melakukan apapun, dimana masing-masing
pihak saling menunggu langkah berikut dari pihak lain, entah
sampai kapan.

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan mengetahui beberapa


penyebabnya yaitu

 Perbedaan Individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan


perasaan;
 Perbedaan latar belakang Kebudayaan sehingga membentuk

7
pribadi-pribadi yang berbeda pula. seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya;
 Perbedaan Kepentingan antara individu atau kelompok,
diantaranya menyangkut bidang ekonomi, politik, dan sosial; dan
 Perubahan-Perubahan Nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.

2. K3 Pengelasan

Seorang welder harus memperhatikan keselamatan kesehatan


kerja dengan baik dan benar agar saat melakukan proses pengelasan las
listrik dapat berjalan dengan aman dan benar, apabila dalam
melakukan proses pengelasan las listrik seorang welder tidak
memperhatikan keselamatan kesehatan kerja baik bagi dirinya sendiri,
alat-alat serta mesin-mesin yang digunakan maupun bagi orang-orang
disekelilingnya akan berdampak buruk bagi pekerjaan dalam proses
produksinya, itulah yang menyebabkan begitu pentingnya keselamatan
Kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik.

Tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak


maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering
dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya (Undang-Undang No 1
Tahun 1970). Berikut ini adalah persiapan K3 di tempat kerja :

 Melakukan persiapan pekerjaan : Gambar kerja, alat kerja,


SOP pekerjaan, peralatan tambahan, Alat Pelindung Diri
dan Prosedur K3 tempat kerja
 Memastikan peralatan yang digunakan aman
 Melakukan penyusunan peralatan kerja

2.1 Bahaya Yang Dapat Terjadi Ketika Proses Pengelasan

Mengenal bahaya-bahaya yang terjadi didalam setiap proses

8
pengelasan adalah sebagai dasar pemilihan APD ( Alat Pelindung
Diri) yang tepat. Jadi disetiap proses pengelasan tidak selalu sama
jenis APD yang digunakan. Berikut ini bahaya yang timbul pada
proses pengelasan secara umum :

a. Bahaya Kecelakaan Karena Cahaya dan Sinar


b. Bahaya Kecelakaan Karena Listrik
c. Debu dan gas dalam asap las
d. Kebakaran
e. Ledakan
f. Percikan dan Terak Las
g. Jatuh Dari Ketinggian

2.2 APD Pengelasan

Penggunaan APD diatur Di dalam Undang-undang No. 1 tahun


1970.

 Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan Alat-alat Perlindungan


Diri pada para pekerja.
 Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan
dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang APD bagi TK yang bersangkutan .
 Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD
yang diwajibkan.

Kriteria APD harus memenuhi beberapa syarat berikut :

 Memberikan perlindungan secara efektif.


 Seringan mungkin.
 Memenuhi standard.
 Memiliki struktur dan bahan yang baik.
 Tidak menimbulkan gangguan bagi si pemakai.

9
Berikut ini adalah APD pengelasan secara umum yang wajib
dipakai saat proses pengelasan :

Gambar 1 : APD Pengelasan

3. Proses Pengelasan

Proses pengelasan adalah menggabungkan 2 buah logam dengan


cara memanaskan material hingga mencapai titik lebur lalu
menggabungkannya dengan menggunakan bahan tambah atau tidak
menggunakan bahan tambah dan menggunakan arus listrik AC atau
arus DC.

Metode penggabungan 2 buah material logam yang sering


digunakan di dunia industri adalah Las busur listrik atau yang lebih
dikenal dengan arc welding. Jenis arc welding lebih banyak digunakan
karena metodenya yang simpel dan ekonomis selain itu juga arc welding
bisa dilakukan di luar ruangan atau di dalam ruangan bahkan
digunakan juga untuk pengelasan di bawah air.

10
2.1 Macam-macam Proses Pengelasan

Salah satu faktor yang mempengaruhi arc welding adalah


consumable electrode dan non-consumable electrode. Maksut dari
consumable electrode adalah menggunakan elektroda yang habis
menjadi bahan tambah saat proses pengelasan. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah SMAW, GMAW dan FCAW. Sedangkan non-
consumable electrode adalah menggunakan elektroda yang tidak habis
saat proses pengelasan yaitu pada proses pengelasan GTAW.
(expertlas.com)

Pada proses pengelasan busur manual (arc welding), kemampuan


mesin las juga sangat berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Semua tipe mesin las diklasifikasikan/ diukur berdasarkan
besarnya arus yang dihasilkannya (current output) pada suatu besaran
tegangan (voltage). Ukuran ini ditetapkan oleh fabrik pembuatnya sesuai
dengan standar yang berlaku pada negara pembuat tersebut atau
standar internasional, di mana standar tersebut menetapkan
kemampuan maksimum mesin las untuk beroperasi secara aman dalam
batas waktu tertentu. Salah satu ukuran dari mesin las adalah
persentase dari “duty cycle”.

Duty cycle adalah persentase penggunaan mesin las dalam periode


10 menit, di mana suatu mesin las dapat beroperasi dalam besaran arus
tertentu secara efisien dan aman tanpa mengalami beban lebih (
overload ).

11
Gambar 2 : Spesifikasi Mesin Las

Sebagai contoh, jika suatu mesin las berkemampuan 300 Ampere


dengan duty cycle 60%, maka artinya mesin las tersebut dapat
dioperasikan secara aman pada arus 300 Ampere pengelasan selama
60% per 10 menit penggunaan ( 6/10 ).

Jika penggunaan mesin las tersebut dibawah 60% ( duty cycle


diturunkan ), maka arus maksimum yang diizinkan akan naik. Dengan
demikian, jika misalnya ‘duty cycle’ nya hanya 35% dan besar arusnya
tetap 300 Amper, maka mesin las akan dapat dioperasikan pada 375
Amper. Hal tersebut berdasarkan perhitungan :

 Selisih : 60% - 35 % = 25 %
 Peningkatan : 25/60 x 300 = 125, sehingga 60% x 125 = 75 Ampere.
 Arus maksimum yang diizinkan = 75 + 300 = 375 Ampere.

2.1.1 SMAW

SMAW (Shielded Metal Arc Welding) merupakan jenis proses


pengelasan busur manual dengan tipe constant current, dimana kita
hanya mengatur besarnya arus/ampere. Teknik dasar las menggunakan

12
elektroda berbentuk stik yang bersalut flux. Ketika elektroda
bersentuhan dengan base metal maka akan terbentuk busur listrik
sehingga mencairkan elektroda dan logam dasar. Menggunakan
pelindung terak untuk mencegah cairan logam lasan terkontaminasi
dengan udara.

Consumable

Fluks pada elektroda dikenal dengan salutan. Salutan elektroda


peka terhadap lembab, oleh karena itu elektroda yang telah dibuka dari
bungkusnya disimpan dalam kabinet pemanas ( oven ) yang bersuhu
kira-kira 15 °C lebih tinggi dari suhu udara ruangan. Stabilitas busur,
kedalaman penetrasi, laju deposisi logam sangat dipengaruhi oleh
komposisi kimia lapisan fluks pada elektroda. Elektroda dapat dibagi
menjadi tiga kelompok utama:

 Cellulosic

Karakteristik didalam elektroda bersalutan selulosa adalah


memiliki penetrasi yang dalam untuk semua posisi sehingga
menghasilkan hasil yang bagus dari segi kekuatan.

 Rutile

Elektroda bersalut titanium oxide yang berfungsi mudah untuk


dinyalakan dan kstabilan nyala busur. Tetapi memiliki
karakteristik kekuatan yang rendah.

 Basic

Elektroda bersalut calcium carbonat (batu kapur) dan calcium


fluoride dimana lapisan terak mudah mencair dan cepat untuk
membeku. Sehingga memudahkan welder melakukan
pengelasan diposisi overhead dan vertical. Memiliki karakteristik
kekuatan material yang tinggi.

13
Fungsi dari salutan elektroda adalah sebagai berikut:

 Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas,


melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam
keadaan cair.
 Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari
oksidasi udara selama proses pendinginan.
 Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
 Memudahkan penyalaan.
 Mengontrol stabilitas busur.

Berikut ini cara membaca kode elektroda SMAW

Misal Elektroda Jenis E 6013

 E adalah elektroda
 60 adalah tensile strength
 1 adalah posisi pengelasan
 adalah jenis flux

Parameters

Parameter sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil pengelasan,


berikut ini adalah parameter utaa didalam pengelasan SMAW :

 Polaritas
 Ampere
 Travel speed

Tipe Welding Defect

Didalam pengelasan SMAW cacat pengelasan bisa terjadi karena


kurangnya skill welder, salah dalam penggunaan parmeter dan
penggunaan/perlakuan elektroda yang salah. Kemungkinan cacat las
yang terjadi adalah sebagai berikut :

14
 Slag Inclusions
 Arc Strikess
 Porosity
 Undercut
 Excess

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
1. Mudah dilakukan dimana 1. Membutuhkan skill welder
saja yang tinggi
2. Peralatan portable 2. Produksi asap yang banyak
3. Bisa dilakukan untuk semua 3. Elektroda tidak boleh lembab
posisi pengelasan 4. Sering terjadi permasalahan
4. Mudah dilakukan perbaikan penyalaan awal elektroda
jika alat rusak 5. Waktu pengelasan relative
lama

Tabel 1 : Kelebihan dan Kekurangan SMAW

2.1.2 GMAW dan FCAW

GMAW (Gas Metal Arc Welding) dan FCAW (Flux Core Arc Welding)
memiliki kesamaan mesin dan parameter. Perbedaannya hanya
terletak pada penggunaan elektrodanya saja. Untuk FCAW
menggunakan elektroda fluxcore sedangakan GMAW menggunakan
elektroda jenis solid.

Consumable

 Shielding Gases
 Core wire (FCAW)
 Solid wire (GMAW)

Parameter

15
 Wire Feed Speed
 Voltage
 Travel Speed
 Gas Flow
 Stickout
 Type of Metal Transfer

Tipe Welding Defect

 Excess weld
 Porosity
 Silica/slag inclusion
 Crack

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
1 Semi otomatis 1 Sangat sulit mengukur
2 Elektroda yang Panjang penggunaan kawat elektroda
karena berbentuk gulungan 2 Memiliki banyak parameter
kawat 3 Sangat riskan terjadi
3 Bisa dipakai di semua posisi kelebihan deposit las
pengelasan. 4 Peralatan pengelasan yang
relative mahal

Tabel 2 : Kelebihan dan Kekurangan GMAW dan FCAW

2.1.3 GTAW

GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) sering disebut juga dengan TIG
(Tungsten Iner Gas). Pengelasan GTAW merupakan pengelasan dimana
elektroda dipanaskan pada suhu tertentu hingga mampu meleburkan
material dasar dan elektroda tidak ikut untuk melebur atau disebut juga
dengan non-consumable tungsten electrode.

16
Consumable

 Filler wires
 Shielding gases

Non-consumable

 Tungsten electrode

Parameter

 Welding current (Ampere)


 Polaritas
 Travel Speed
 Sudut ketajaman tungsten electrode
 Gas Flow

Tipe Welding Defect

 Crater pipe
 Tungsten Inclusion
 Burn trough

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
1. Menghasilkan hasil 1. Deposit sedikit sehingga
pengelasan yang kuat. waktu produksi lama
2. Tidak ada slag dan spatter 2. Tungsten sering patah pada
3. Semua jenis material logam kawah lasan sehingga
bisa dilakukan pengelasan. terbentuk tungsten inclusion
4. Sangat bagus untuk mengelas
plat yang sangat tipis

Tabel 3 : Kelebihan dan Kekurangan GTAW

17
2.1 Posisi Pengelasan

Posisi pengelasan dibuat sebagai acuan juga untuk menentukan


tingkat level sertifikasi welder. Berikut ini adalah 5 posisi pengelasan
dasar :

1. Pengelasan Posisi di bawah tangan / Down hand

Gambar 3 : Posisi Downhand

 Posisi 1F/PA
 Posisi 1G Plat/PA
 Posisi 1G Pipa/PA
 Posisi 1FR/PA

2. Posisi Pengelasan Mendatar/Horizontal

18
Gambar 4 : Posisi Horizontal

 Posisi 2F/PB
 Posisi 2F Pipa/PB
 Posisi 2FR Pipa/PB
 Posisi 2G Plat/PC
 Posisi 2G Pipa/PC

3. Posisi Pengelasan Vertikal

Gambar 5 : Posisi Vertical

 Posisi 3F Uphill/PF
 Posisi 3F Downhill/PG
 Posisi 3G Uphill/PF
 Posisi 3G Downhill/PG

4. Posisi Pengelasan di atas kepala / Overhead

Gambar 6 : Posisi Overhead

19
 Posisi 4F/PD
 Posisi 4F Pipa/PD
 Posisi 4G Plate/PE

5. Pengelasan Pipa

Gambar 7 : Posisi Pengelasan Pipa

 Posisi 5G Downhill/PJ
 Posisi 5G Uphill/PH
 Posisi 6G Uphill/H-LO45
 Posisi 6G Downhill/J-LO45

3. General Assembly (GA) dan Process Design Sheet (PDS).

GA (General Assembly) merupakan gambar perakitan umum dari


suatu produk atau struktur mencakup seluruh daftar bagian dan
komponen yang membentuk satu produk mencakup dimensi
keseluruhan komponen. Berikut ini adalah contoh gambar GA

20
Gambar 8 : Gambar General Assembly

PDS (Process Design Sheet) merupakan bentuk dari flow chart


pembuatan produk di bidang las fabrikasi. Mulai dari pemotongan
material hingga proses finising. Berikut ini adalah contoh dari PDS.

Gambar 9 : Gambar PDS

21
3.1 Simbol Las

Didalam simbol pengelasan menurut standar AWS memiliki 3


elemen pada simbol dasar, yaitu

Gambar 10 : Simbol Las

1. Arrow Line. Penulisan simbol arrow line berbentuk tanda panah


diujung dengan kemiringan 45 derajat ke bawah, selalu digambar
pada perpotongan permukaan las antara material 1 dan material 2
yang akan dilakukan sambungan las.
2. Reference Line. Di dalam penulisan area reference line / garis
referensi digambar garis datar lurus tanpa kemiringan dan berisi
tentang keterangan bentuk sambungan yang dilakukan apakah
pada arrow side atau pada other side sesuai letak arrow line nya.
Arrow side artinya sambungan dilakukan pada area letak tanda
panah. Sedangkan other side artinya sambungan dilakukan pada
area kebalikan tanda panah.
3. Supplementary Information. Di dalam supplementary symbols
berisi keterangan tentang jenis proses pengelasan, bisa tentang
pengerjaan NDT, dan pengerjaan dilakukan sesuai dokumen WPS
yang diinginkan.

Bentuk
Pengelasan Gambar Simbol

Sambungan
Sudut ( Fillet )

22
Jalur Las

Penebalan
Permukaan

Sambungan
( Penetrasi penuh pada
Tumpul (umum)
sambungan tumpul )
Sambungan
Tumpul
( Kampuh I )

Sambungan
Tumpul
( Kampuh V )

Sambungan T
( di bevel )

Sambungan
Tumpul
( Kampuh U )

Sambungan T
( Kampuh J )

Rata

Cembung

Cekung

23
Fillet

Kampuh I
tertutup

Kampuh I
2
terbuka
2

Kampuh V 60 8 2

8 60

60
60 8
Kampuh X 8
8 2
8
60
2

Bentuk T dilas
kontinyu pada
satu sisi 8

Bentuk T dilas
8
kontinyu pada
dua sisi 8

8
8

24
Bentuk T dilas
tidak kontinyu
pada satu sisi 8 50 - 100
50

100
8

Sumbat

Gambar 11 : Sambungan dan Simbol Las

4. WPS

WPS (Welding Procedure Specification) adalah Sebuah dokumen


tertulis formal yang menjelaskan prosedur pengelasan sesuai dengan
standar internasional yang digunakan.

WPS sangat penting untuk dimiliki oleh setiap perusahaan


pengelasan karena menjaga standar kualitas di setiap pekerjaan
pengelasan. Industri yang bergerak di bidang pengelasan tidak boleh
mengandalkan welder untuk sekedar menebak cara terbaik untuk
menyelesaikan pekerjaan pengelasan tertentu. Tetapi memerlukan
acuan standar yang secara konsisten memberikan kualitas pengelasan
dengan standar tertinggi yang diakui.

Di dalam WPS mencakup segala informasi seperti bahan yang


dibutuhkan, alat yang diperlukan, proses yang harus diikuti, teknik
yang digunakan, dan akhirnya konfirmasi hasil yang diinginkan. Selain
itu juga Didalam WPS juga dapat membantu anda membuat keputusan
perekrutan welder yang sesuai dengan pekerjaan pengelasan.

Yang Bertujuan agar setiap industri yang bergerak di Bidang


Pengelasan dapat mempekerjakan welder dan operator pengelasan
sesuai dengan keahliannya sehingga dapat membantu menyelesaikan

25
pekerjaan pemeriksaan dan pengelasan secara cepat dan berstandar.

4.1 Bagian-bagian WPS

 Essential Variables merupakan variable yang dianggap penting


dari suatu standar acuan, jika dirubah maka akan mempengaruhi
sifat mekanis dan WPS perlu dilakukan uji ulang.
 Supplementary essential variables adalah variable tambahan
untuk menambah sifat mekanis hasil lasan dan bisa menjadi
essential variables di kondisi tertentu.
 Nonessential Variables adalah variabel di mana jika tidak
digunakan atau dilakukan perubahan tidak berpengaruh pada sifat
mekanis dan WPS tidak perlu dilakukan rekualifikasi.

4.2 Cara Membaca WPS

Berikut ini adalah bagian bagian yang terdapat didalam form WPS
dimana sebagian besar bahasa penulisannya menggunakan Bahasa
inggris sesuai dengan standar internasioanl yang diakui.

Gambar 12 : WPS

Informasi yang kita dapatkan dari gambar diatas adalah :


1. Company name : Nama pemiliki dari WPS adalah Balai Besar
Pengembangan Latihan Kerja Serang
2. Specification : Standart Internasional yang digunakan adalah
AWS D1.1 tahun 2015
3. Revisi : angka 0 menunjukkan bahwa WPS belum pernah
direvisi.

26
Gambar 13 : Joints Detail WPS
Informasi yang kita dapatkan dari gambar 13 adalah :
1. Joint Design : Jenis atau bentuk sambungan pengelasan
berbentuk single vee atau kampuh V sejenisnya.
2. Backing Material : kata “N/A” menunjukkan bahwa sambungan
tidak memerlukan backing material/ material penyangga.
3. Edge Preparation : Ketika menyiapkan material, diharuskan
dengan menggunakan alat flame cutting, gouging dan grinding.
4. Back Weld : Material boleh dilakukan back weld jika diperlukan
atau sebaliknya.
5. Joint Tolerance : Ketika menyiapkan material, toleransi sudut
kemiringan bevel adalah +10° dan -5°. Pada saat fitup sebelum
pengelasan toleransi jaraknya adalah +2 mm dan -3 mm.
6. Joint Detail : contoh bentuk-bentuk sambungan las.

Gambar 14 : Base Metals WPS


Informasi yang kita dapatkan dari gambar 14 adalah :
1. Base metal group : Material induk yang digunakan terbatas
pada material grup 1 saja.

27
2. Thickness Range : Ketebalan material yang digunakan mulai
dari 3 mm sampai 20 mm.
3. Filler Metal : Bahan tambah yang digunakan jenis F4 nomor 1
yaitu jenis E7016 atau E7018 dan ukuran yang digunakan
adalah 2,6 mm atau 3,2 mm.
4. Brand Name : Elektroda harus memakai kobe steel, tetapi jika
tidak ada maka boleh memakai merk lain tapi harus klasifikasi
E7016 atau E7018.

Gambar 15 : Position WPS


Informasi yang kita dapatkan dari gambar 15 adalah :
1. Position of groove : Posisi pengelasan pada WPS ini adalah untuk
posisi 3G
2. Welding Progression : Cara pengelasan dimulai dari bawah
bergerak ke atas.
3. Preheat Temp. Min : Sebelum pengelasan maka material
dipanaskan hingga suhu 30 – 35 °C.
4. Interpass temp. max : Pada pengelasan interpass, suhu agar
dijaga tidak boleh lebih dari 170 °C.
5. Method : Cara mengukur suhu adalah dengan menggunakan
digital thermometer atau menggunakan tempil stick.

Gambar 16 : PWHT WPS


Informasi yang kita dapatkan dari gambar 16 adalah bahwa PWHT dan
shielding gas tidak dibutuhkan. Karena disitu keterangan “N/A”.

28
Gambar 17 : Electrical Characteristics WPS
Informasi yang kita dapatkan dari gambar 17 adalah
1. Current AC or DC : Arus yang digunakan adalah arus Searah
(DC)
2. Polarity : Jenis polaritas bisa menggunakan DCEN atau DCEP.

Gambar 18 : Technique WPS


Informasi yang kita dapatkan dari gambar 18 adalah :
1. String or weave : Cara melakukan pengelasan bisa
menggunakan Teknik tarikan atau ayunan. Ketika mengayun
lebar ayunan maximal adalah 3 kali diameter elektroda.
2. Interpass Cleaning : Alat untuk membersihkan jalur lasan
adalah menggunakan wire brush dan gerinda.

Gambar 19 : Parameters WPS


Informasi yang kita dapatkan dari gambar diatas adalah seluruh
parameter pengelasan yang digunakan. Keterangannya adalah sebagai
berikut :
1. Root : Pada pengelasan akar menggunakan elektroda E7016
diameter 2,6 mm, tipe polaritas DCEN, besar arus 55 – 90

29
Ampere, voltase antara 10 – 13, kecepatan pengelasan 50 - 65
mm/min.
2. Fill : Pada pengelasan pengisian menggunakan elektroda E7016
atau E7018 diameter 2,6 mm atau 3,2 mm, tipe polaritas DCEP,
besar arus 90 – 150 Ampere, voltase antara 18 – 22, kecepatan
pengelasan 75 - 110 mm/min.
3. Cap : Pada pengelasan penutup menggunakan elektroda E7016
atau E7018 diameter 2,6 mm atau 3,2 mm, tipe polaritas DCEP,
besar arus 90 – 150 Ampere, voltase antara 18 – 22, kecepatan
pengelasan 75 - 130 mm/min.

30
F. LANGKAH KERJA

MEMIMPIN TIM KERJA KECIL

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


1. Welding Procedure Specification (WPS) 1. Pelaksanaan Menyiapkan Dokumen yang dibutuhkan:
pekerjaan tim  WPS,
kecil berjalan https://bit.ly/2QPxCBz
efektif sesuai  GA,
SOP  Sertifikat welder,
 Laporan Runsheet,
https://bit.ly/3jLEwEv

General Assembly (GA)

31
Runsheet

Sertifikat Welder

32
2. Memastikan ketersediaaan alat K3 pengelasan dan
menjelaskan instruksi pengunaan K3 :
 Menganalisa kemungkinan bahaya yang timbul
 Menyiapkan APD Pengelasan
 Menjelaskan Standart K3 di tempat kerja

3. Memeriksa Kebutuhan dan ketersediaan peralatan dan


mesin las berdasarkan WPS.
Peralatan :
 Palu terak
 Gerinda
Mesin las :
 Spek mesin
 Merk
 Duty cycle

33
4. Memastikan ketersediaan material induk sesuai
prosedure
 Jenis spek dari base material
 Grade/Grup
 PreHeat treatment
 PWHT

5. Memastikan bahan tambah sesuai WPS


 Spek sesuai WPS
 Klasifikasi
 Jenis tipe salutan
 Karakteristik elektroda

34
6. Menjelaskan Parameter dan instruksi kerja pengelasan
 Ampere
 Interpast temperature
 Kecepatan
 Voltase
 Gas flow

Sesuaikan dengan jenis proses pengelasan

7. Memastikan jenis pekerjaaan pengelasan sesuai dengan


kualifikasi welder berdasarkan pada Prosedur.

 Membuat Runsheet laporan pengujian

35
Perilaku Kerja : Indikator Alat yang digunakan :
Pelaksanaan kegiatan Memimpin Tim perilaku : 1. Daftar alat yang digunakan sesuai dengan
Kerja Kecil membutuhkan kompetensi 1. Mengikuti kebutuhan
perilaku : tahapan 2. Form dan dokumen pemeriksaan
1. Melakukan dengan sistematis sesuai SOP, 3. Form dokumen laporan
sesuai SOP WPS dan
2. Dilakukan dengan teliti untuk detail Standart
proses yang berlaku
3. Pencatatan hasil pemeriksaan
dengan detail dan teliti

36
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

Elemen Kompetensi 1

Menyiapkan pengaturan tim kecil

Membaca 1.1 :
Silahkan untuk membaca materi atau buku yang relevan
tentang :
1. WPS (Welding Procedure Specification),
2. GA (General Assembly),
3. Sertifikat welder,

Pemeriksaan 1.1 :
Mencari informasi dari internet tentang :
1. Laporan Runsheet
https://bit.ly/3jLEwEv
2. WPS
https://bit.ly/2QPxCBz

Video 1.1 :

1. Lihat Video Cara membaca WPS


https://www.youtube.com/watch?v=V4sBxXcbgPk
2. Melihat video K3 Pengelasan
https://www.youtube.com/watch?v=Uk4gVQl6kCo

Diskusi 1.1 :

1. Parameter yang tertera di dalam WPS


2. Kemungkinan bahaya-bahaya pengelasan
3. Kebutuhan K3 sesuai proses pengelasan

Berpikir dan Menganalisa 1.1 :


1. Catat Semua parameter didalam WPS yang telah
didskusikan
2. Catat Semua Kebutuhan K3 Pengelasan, berupa
APD dan alat keselamatan tempat kerja.

Aktifitas 1.2 :
Bermain peran dengan mempresentasikan instruksi
kerja sesuai parameter yang telah di Analisa.
Menjelaskan prosedur K3 pengelasan yang berlaku.

37
Area Tempat Kerja

Tulis kemungkinan bahaya-bahaya pengelasan

Catatan:

Tulis informasi yang didapat dari sertifikat juru las

Catatan:

Tulis informasi yang didapat dari WPS

Catatan:

38
Elemen Kompetensi 2

Mengatur pelaksanaan kerja dalam tim kecil

Manual 2.1 :

Menyiapkan Dokumen Laporan Runsheet

Video 2.1 :
Lihat video gambaran cara mengatur pelaksanaan kerja
https://youtu.be/znJiApyzeak

Aktivitas 2.1:
Memastikan kesiapan mesin, material induk dan bahan
tambah.

Aktivitas 2.2 :
Memastikan area kerja diisi oleh welder yang sesuai
kualifikasinya

 Mengisi Laporan Runsheet

39
1 2

40
H. LAMPIRAN

KAMUS ISTILAH

WPS Sebuah acuan Standar Prosedur Pengelasan.

GA Berisi tentang gambar part per part hingga


membentuk sebuah produk.

PDS Flow Chart Pekerjaan Pengelasan Fabrikasi.

Base Material Logam Material yang akan dilakukan proses


penyambungan pengelasan.

Consumable Proses pengelasan dimana elektroda menjadi


material sekali pakai habis atau bersifat un-
repairable.

Non-consumable Proses pengelasan dimana elektroda tidak ikut


terbakar.

Ampere Sebuah satuan standart internasional yang


menjelaskan besar arus pada mesin las.

Fillet Jenis sambungan pengelasan pelat dengan pelat


tanpa kampuh.

Groove Jenis sambungan pengelasan pelat dengan pelat


atau pipa dengan pipa menggunakan bevel.

Holder Sebuah part dari mesin las SMAW yang berfungsi


untu penjepit elektroda.

Arc Welding Nama lain dari las busur listrik.

APD Alat Pelindung Diri

Welding defect Merupakan jenis-jenis cacat pengelasan.

Duty Cycle Kemampuan mesin las untuk bekerja dalam


hitungan 10 menit.

HAZ Daerah yang terkena pengaruh panas pada


material yang memungkinkan terjadi perubahan
sifat material.

Ampere adalah satuan untuk satuan SI untuk arus


listrik, atau jumlah muatan listrik yang mengalir

41
melalui konduktor dalam waktu yang ditentukan

Welder Juru las / Tukang Las.

Thickness Menunjukkan ketebalan material yang ingin


dilakukan pengelasan.

Downhand Pengelasan yang dilakukan dibawah tangan.

Vertical Pengelasan yang dilakukan secara vertikal.

Overhead Pengelasan yang dilakukan diatas kepala.

Horizontal Pengelasan yang dilakukan secara horizontal.

Weaving Bentuk ayunan pengelasan.

42
REFERENSI

 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3).
 Nugroho, Bambang. 2020. 4 Posisi Pengelasan Sesuai Dengan
Standart. Serang: https://www.expertlas.com/posisi-pengelasan/
 Nugroho, Bambang. 2020. Simbol Las Menurut AWS : Cara Membaca
dan Membuatnya. Serang: https://www.expertlas.com/simbol-las/
 TWI Global. 2020. What Is Arc Welding? - Definition and Process Types.
https://www.twi-global.com/technical-knowledge/faqs/what-is-arc-
welding
 Suprawoto, Totok. 2020. Welding Procedure Specification for
Structural. Serang: Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Serang.
 Jeffus, Larry. 2021. Welding Principles and Applications ninth edition.
UK : AWS

43
KODE UNIT : C.24LAS01.021.1
JUDUL UNIT : Memimpin Tim Kerja Kecil
DESKRIPSI UNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja dalam memimpin tim kerja kecil.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan 1.1 General Assembly (GA) drawing


pengaturan tim kecil diidentifikasi.
1.2 Process Design Sheet (PDS) diidentifikasi.
1.3 Welding Procedure Specification (WPS)
diidentifikasi.
1.4 Kualifikasi welder diidentifikasi.
1.5 Area kerja diidentifikasi.
1.6 Ketersediaan mesin dan peralatan
diidentifikasi.
1.7 Prosedur K3 dijelaskan.
1.8 Tugas, instruksi kerja, schedule, kondisi
dan hasil kerja dikomunikasikan.
2. Mengatur 2.1 Mesin dan peralatan dalam schedule
pelaksanaan dipastikan kesiapannya.
kerja dalam tim 2.2 Material induk dan bahan tambah
kecil dipastikan ketersediaannya.
2.3 Setiap area kerja dalam schedule
dipastikan diisi oleh welder yang sesuai
dengan kualifikasinya.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini mencakup menyiapkan pengaturan tim kecil
dan mengatur pelaksanaan kerja dalam tim kecil dalam memimpin
tim kerja kecil.
1.2 Tugas untuk mengelola individu dalam melakukan pekerjaan
secara tim mencakup dan tidak terbatas pada mengembangkan
potensi individu anggota tim, mengembangkan unjuk kerja tim,
melakukan koordinasi antar anggota tim dan mendelegasikan
tanggung jawab.

44
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Dokumen sistem penilaian untuk pekerja
2.1.2 Matriks keterampilan pekerja
2.1.3 Materi yang relevan dengan usulan kegiatan atau tugas
2.1.4 Komputer, alat bantu hitung, alat bantu cetak
2.1.5 Media pembelajaran: papan tulis dan perlengkapannya, alat
pemutar video, pengeras suara
2.2 Perlengkapan
2.2.1 ATK

3. Peraturan yang diperlukan


(Tidak ada.)

4. Norma dan standar


4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
(Tidak ada.)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan untuk :
1.1.1 Menunjukkan kemampuan untuk membangun semangat
tim yang positif dan secara efektif mengelola keseluruhan
tim
1.1.2 Menunjukkan kemampuan untuk mengkoordinasikan tim
kerja dalam berbagai konteks atau situasi; dan
1.1.3 Menunjukkan pengetahuan tentang prinsip kepemimpinan,
motivasi dan kerja tim.
1.2 Penilaian dilakukan dengan tes lisan atau tertulis dan/atau
praktik atau observasi.
1.3 Penilaian dapat dilakukan di tempat kerja, dan/atau di Tempat Uji
Kompetensi (TUK).

45
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan Pengetahuan penting
3.1.1 Teknik penyelesaian konflik ringan
3.1.2 Gaya manajemen praktis
3.1.3 Metode monitoring kinerja
3.1.4 Pengaturan kinerja (mengacu pada standar perusahaan)
3.1.5 Strategi untuk menangani secara efektif keluhan anggota
3.1.6 tim di tempat kerja
3.1.7 Dinamika tim
3.1.8 Kebijakan dan prosedur tempat kerja
3.2 Keterampilan
3.2.1 Pelatihan
3.2.2 Komunikasi yang dibutuhkan untuk memimpin tim
(listening, asertiveness)
3.2.3 Konseling informal
3.2.4 Negosiasi
3.2.5 Membangun tim
3.2.6 Perencanaan
3.2.7 Kemampuan untuk menangani keluhan anggota secara
efektif di tempat kerja

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Disiplin
4.2 Teliti
4.3 Cermat

5. Aspek kritis
5.1 Kedisiplinan, ketelitian, dan kecermatan dalam memastikan mesin
dan peralatan dalam schedule serta ketersediaan material induk
dan bahan tambah

Kedisiplinan, ketelitian, dan kecermatan dalam memastikan setiap


area kerja dalam schedule diisi oleh welder yang sesuai dengan
kualifikasinya
46
DAFTAR NAMA PENYUSUN

Jabatan Dalam
NO. NAMA PROFESI
Tim

1. Bambang Hari  Instruktur Teknik Penyusun


Nugroho, S.T. Pengelasan BBPLK
Serang
 Asesor BBPLK Serang
 Penulis expertlas.com
 Praktisi Pelatihan
Pengelasan Industri

2. Arif Hafidiyanto - Verifikator

3. Bayu - Validator

47

Anda mungkin juga menyukai